Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit Julius Setyawan
Abstrak :
ABSTRAK
Relative Humidity adalah salah satu aspek penting yang harus dikontrol pada system pengkondisian udara.Namun, Penggunaan energy reheat untuk mengontrol Humidity pada system pengkondisian udara secara konvensional memerlukan energy tambahan yang tidak sedikit . Untuk meningkatkan efisiensi, dilakukan penelitian heat pipe pada aplikasi pengkondisian udara yang dilakukan di Laboratorium Pendingin, Departmen Teknik Mesin FTUI. Pada studi ini beberapa aspek yang dikaji adalah besar performance heat pipe dalam meningkatkan Penurunan Humidity, Besar energy untuk Reheat dari Heat pipe, Penurunan Humidity ratio, dan total penghematan energy pengkondisian udara dengan memvariasikan mass flow rate udara dan orientasi heat pipe. Dari studi yang telah dilakukan, Heat pipe dapat berperan meningkatkan pernurunan kelembaban system pengkondisian udara secara konvensional dan Mengurangi energy untuk reheating. Penggunaan Heat pipe dapat meningkatkan penurunan humidity hingga maksimal 6.405% dan minimal 3.12% pada keseluruhan variable pengujian. Penggunaan Heat pipe dapat menghemat energy untuk reheating hingga maksimum 18.2% dan minimum 8.77% pada keseluruhan variable uji. Mass flow rate udara mempengaruhi performance heat pipe dalam precooling dan reheating. Peningkatan mass flow rate meningkatkan preheating dan precooling heat pipe namun disisi lain daya untuk kipas juga meningkat.Performance heat pipe dengan orientasi heat pipe vertical dan evaporator dibawah lebih baik bila dibandingkan dengan orientasi heat pipe horizontal hal ini disebabkan karena laju aliran working fluida dari condenser heat pipe ke evaporator meningkat karena pengaruh gravitasi.
ABSTRACT
Relative Humidity is important aspect that must be controlled in Air Conditioning.however. air conditioning system, must have additional energy reheat to control Humidity in the air conditioning.To improve efficiency, conducted research on the application of heat pipe in air conditioning is performed at the Laboratory, Department of Mechanical Engineering University of Indonesia.In the present study examined several aspect of the performance heat pipe to increasing humidification, energy to reheat form heat pipe and total air conditioning saving energy by varying the air mass flow rate and heat pipe orientations. The studies have been done, heat pipe can be enchanment humdification in convetional air conditioning and reduce energy for reheating.Using heat pipe in conventional air conditioning system can improve humidification minimum at 3.12 % and maximum at 6.405% in the overall test variable. the use of heat pipe can save energy for reheating up to maximum 18.2% and minimum 8.77% on the overall test variable. Air mass flow rate affect the performance of heat pipe in the precooling and reheating. Increase in air mass flow rate increase precooling and reheating heat pipe but on the other hand power of fan also increase. Performance of heat pipe with vertical orientation where evaporator of heat pipe in bottom is more better when compared to the horizontal orientation. this is because the flow rate of working fluid from the condenser of heat pipe to evaporator of heat pipe is increasing by gravity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43882
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Syaloom B.
Abstrak :

ABSTRAK
Dalam industri pengkondisian udara, dapat ditemui beberapa sistem-sistem pengkondisian udara termasuk didalamnya sisitem perngkondisian udara untuk kategori nyaman, sistem pengkondisisan udara di industri atau sistem pengkondisian udara berdasarkan musim sepanjang tahun, tiap sistem tidaklah selalu sama keadaan dan kebutuhannya. Demikian juga halnya kandungan kelembaban (moisture) dalam udara yang dikondisikan akan berbeda berdasarkan sisitem pengkondisian yang digunakan, jumlah kandungan uap air diudara haruslah dikendalikan agar diperoleh kondisi yang diinginkan untuk tiap-tiap sistem. Untuk rnengurangi jumlah kandungan uap air digunakan dehumidifier. Dalarn tulisan ini dibahas suatu simulasi model dehumidifier yang mengunakan metode caoiing coil dehumidgficafion dan menggunakan R-22 sebagai media pendingin (refrigerant). Simulasi dilakukan dengan mernvariasikan beberapa kondisi yaitu variasi alat dehumidifiernya sendiri ( variasi kondisi operasional) serta variasi kondisi udara luar yang memasuki koil pcndingin (Temperatur udara masuk , RH udara masuk dan laju massa udara masuk ). Data udara basah dan fluida prefrigeran diperoleh dengan bantuan pemrograman CATH. Analisa dilakukan dengan menghitung kondisi keluaran koil pendingin, dalam perhitungan dibuat beberapa asumsai dan batasan, hasil perhitungan ditampilkan dalam tabel dan grafik. Dari simulasi yang dilakukan diperoleh hasil yang menunjukkan karakteristik model dehumidifier terhadap variasi kondisi yang disimulasikan, kamkteristik yang menjadi pembahasan adalah kapasitas dehumidifikasi dan ternperatur udara keluar koil pendingin karena kedua parameter tersebut menjadi indikasi unjuk kerja dehumidifier tersebut.
1997
S36194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novindra Eff Zaly
Abstrak :
Perusahaan X merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam produksi semikonduktor atau komponen-komponen elektronik dengan waktu operasi 24 jam sehari. Untuk operasi tersebut dibutuhkan fasilitas-fasilitas pendukung atau biasa disebut "utilily" yang salah satunya adalah instalasi pengkondisian udara ruangan, dimana seluruh ruangan baik ruangan produksi, ruang kantor dan lainnya menggunakan udara yang terkondisikan sesuai spesifikasi yang disyaratkan. Oleh karena kondisi udara ruangan mempengaruhi hasil produksi, mesin- mesin produksi serta pekerjanya, maka diperlukan perencanaan dan penjadwalan pemeliharaan yang baik agar instalasi pengkondisian udara selalu berada dalam kondisi yang baik, sehingga penggunaannya dapat menjadi optimal. Untuk mencapai fungsi tersebut diperlukan suatu jadwal pemeliharaan terencana dan pelaksanaan pemeliharaan itu sendiri yang menjamin fungsi alat tetap terjaga dengan baik. Diharapkan hasil dari perencanaan dan penjadwalan pemeliharaan peralatan instalasi pengkondisian udara ini dapat digunakan sebagai acuan dalam memelihara/merawat setiap peralatan-peralatan yang mendukung instalasi pengkondisian udara ruangan di PT. X, sehingga instalasi tersebut selalu dapat bekerja dengan optimal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyo
Abstrak :
Pengkondisian udara pada gedung perkantoran merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan untuk memberikan kenyamanan pada para pekerja sehingga kualitas pekerjaan yang dihasilkan juga optimal. Untuk itu perlu kiranya direncanakan suatu sistem pengkondisian udara yang memenuhi syarat standar kenyamanan ruang kerja. Dalam perencanaan ini, pengkondisian udara yang akan digunakan adalah AC tipe split dengan menggunakan ducting. Hal yang akan dibahas adalah tentang pemilihan dari ukuran ducting yang berbentuk persegi atau persegi panjang dengan metode Equal Friction dan selain itu dipilih juga Air Handling Unit (AHU) sesuai dengan kebutuhan banyaknya udara.
Air conditioning unit for the office building play an important role as a media to pleasant the people who work beneath, to create a nice working condition for them. If this condition is achieved, it can increase the quality of their job definitely. That's why it is need to design an air conditioning system based on the standard or criteria of pleasant working condition. In this research, Split Air Conditioner with ducting is used. The parameters that also used to determine the ducting are: the size and the form (square or rectangular) based on Equal Friction method. The Air Handling Unit (AHU) is also selected in this research.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50992
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yugo Sumbodo
1998
S36966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Gorga Hasintongan
Abstrak :
Perkembangan industri diikuti oleh perkembangan kebutuhan faktor pendukungnya. Salah satu faktor pendukungnya adalah pengkondisian lingkungan yang diperlukan untuk kenyamanan manusia dan mendukung proses produksi. Kelembaban merupakan kondisi lingkungan yang dapat menimbulkan masalah dalam berbagai industri, diantaranya : kebocoran arus pada perangkat elektronik, korosi logam dan baja, dan pertumbuhan jamur pada produk makanan dan obat. Alat pengkondisian udara kemudian menjadi suatu kebutuhan. Metode dehumidifikasi merupakan proses yang menggunakan media penyerap air (desiccant) untuk mengendalikan faktor kelembaban udara. Penelitian ini berkaitan dengan analisis rotary desiccant dehumidifier yang dapat dilihat dari perbandingan kondisi aktual dehumidifier terhadap kondisi ideal. Pengamatan akan dilakukan dengan beberapa faktor yang mempengaruhi performa roda desiccant, yaitu kecepatan fluida yang mengalir pada daerah proses dan regenerasi roda desiccant, besar kecepatan putar roda desiccant, besarnya kalor yang diberikan heater dan material penyerap yang digunakan. Pengukuran dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Lab View 2013. Pada percobaan didapatkan hasil performa optimal rotary desiccant dehumidifier terjadi pada kecepatan udara proses inlet sebesar 3 m/s, kecepatan rotational 15 rpm dan pada temperatur udara regenerasi inlet yang tinggi. ......Industrial development followed by the development of needs supporting factors itself. Environment condition is one of the important factor that require for the convenience of humans and to support the production process. Humidity is the environmental condition that can cause problems in variety of industries, such as : current leakage on electronic devices, metal and steel corrosion, and mold growth on food and drug products. The device for controlling air condition then became a necessity. Dehumidification method is the process use water absorbent media (desiccant) for control the humidity factor in air. This research aims at analyze rotary desiccant dehumidifier that use method of comparing actual condition of dehumidifier to ideal condition. The study will focus on observing several factors that affect desiccant performance, i. e. the velocity of fluid that flows in process and regeneration area of desiccant wheel, the speed of desiccant wheel rotation, the size of heat that given by heater, and absorbent material that used. The measurement then helped by software Lab View 2013. The results show that the optimal performance of the rotary desiccant dehumidifier occur at the velocity of the air inlet process is 3 m/s, the rotational wheel speed is 15 rpm and at the highest inlet regeneration air temperature.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verry Surya Hendrawan
Abstrak :

ABSTRAK
Sistem chilled water thermal srorage bekerja dengan menyimpan chilled water dari chiller pada periode ojlpeak, dan menggunakannya lagi pada periode on-peak, untuk rnengatasi beban pendinginan yang ada. Sistem ini menjadi Salah sam sistem altematif yang banyak digunakan di Amerika Sezikat, karena telah terbukd dapat menekan besarnya initial cos: hingga 40 % da.n operating cost hingga 5 %, dari nilai cost yang diperlukan oleh sistem konvensional dengan besamya beban pendinginan yang sama.

Langkah awal yang dilakukan dalam pembuatan sistem ini adalah menentukan besarnya beban pendinginan yang terdapat di Hotel Kemang selama 24 jam penuh, dengan rnenggunakan metode Carrier dan beberapa asumsi. Hasil perhitungan beban pendinginan ini kemudian disusun rnembentuk profil beban pendinginan selama 24 jam. Setelah profil bebn diperoleh, maka dilakukan perhitungan unmk menefntukan kapasitas chiller dan storage tank.

Berdasarkan dari hasil perhitungan yang diperoleh dan dari sistem konvensional yang terpasang, maka diperoleh bahwa dengan menggumakan sistern ini, maka besarnya initial cost dapat ditekan hingga 53,1095 %, dan operafing cos! dalam 24 jam dapat ditekan 3,9492 % dari sistem konvensional yang sudah terpasang. Selain ilu, sistem ini juga sangat sesuai untuk gedung Hotel Kemang yang akan dikembangkan. Karena dengan digunakannya sistem ini, tidak diperlukan tambahan unit chiller yang bam, karcna dengan 2 unit yang lama kapasitasnya sudah lebih dari cukup untuk mengatasi beban pendinginan yang ada.
1997
S36780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Hidayatullah
Abstrak :
Fungsiutama dari pengkondlsian udara adalah untuk menjaga kondlsi ruangan agar tetap nyaman bagi manusia. Untuk menjalaokan fungsi tersebut maka peralatan harus dipasang untuK menjaga kondisi ruangan. Kapasnas peralatan ditentukan oleh kebutuhan beban puncak aktual. Sebelum beban pendinginan dihttung dilakukan terlebih dahulu dllakukan survel secara menyeluruh untuk menjamin keakuratan perhitungan dari komponen-komponen beban. Dalam sutvel gedung membutuhkan gambar mekanlkal, arsitek untuk mengetahui kondisi fisik bangunan, material bangunan, ukuran fisik bangunan, material bangunan, ceiling space, kondisi seke!111ngnya dan lain-lain. Karenanya koordinasi antara perencana mekanikal merupakan suatu keharusan. Perhitungan beban pendinginan menggunakan form yang didesain secara sistematis untuk mengidentifikasi tipe beban yang terjadi. Tipe beban terrliri dari beban dari luar dan dalam, keduanya bisa beroentuk sensible dan latent. Beban e1Primary function of air cnditioning is to maintain condrtions of room to human comfort. To perform thfs function, equipment must be installed to maintain conditions of room. The equipment capacfty is determined by actual peak load requirement. Before the load can be estimated it is imperative that a comprehensive survey be made to assure accurete evaluation of the load components. Building survey mus1 be do to get accuracy of load components. In building survey we need mechanicaland architectural drawing to determine physical conditions of building like orientation of building, oeiling space, sorrounding conditions, therefore coordination beetwen mechanical, architect and eiecttical engineer is a must. Cooling load calculation use fonn which designed systematically to identify type of load. Type of load consists of external and internal load, both can be sensible and or latent heat External load for examples solar radiation, temperature difference beetwen unconditioned and condiTioned room, internal heat consists of heat from human, lights, equipment etc. Heat transfer according to formula a u X A X t\T can be calculated base on data from drawing. Total cooling load that accumulative of intemal and external heat plus safety factor is named Grand Total Heat (GTH). After cooling load calculation, we calculate
2000
S37212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pritoni
Abstrak :
Fungsi utama dari sistem pengkondisian udara adalah untuk menjaga kenyamanan kondisi udara ruangan bagi manusia. Kenyamanan ini dicapai dengan mempertahankan temperatur, kelembaban, kebersihan, distribusi udara dan kebisingan pada kondisi yang diinginkan. Untuk itu diperlukan faktor-faktor pendukung dalam merencanakan suatu sistem pengkondisian udara yang baik, yang meliputi segi ekonomi, operasional dan arsitektur. Perencanaan sistem pengkondisian udara meliputi perhitungan beban pendinginan, pemilihan sistem pengkondisian udara yang sesuai, perencanaan sistem ducting, dan perencanaan sistem perpipaan air pendingin (chilled water). Lingkup sistem perpipaan instalasi pengkondisian udara meliputi perpipaan air pendingin yang menghubungkan evaporator mesin pendingin (chiller) dengan koil pendingin pada AHU. Tahapan dalam merencanakan sistem perpipaan alr pendingin adalah membuat sketsa jalur pipa, menentukan diameter pipa, memperhitungkan peralatan perpipaan yang digunakan (valve dan fitting), menentukan jalur kriris untuk menghitung head pompa, memilih pompa yang sesuai, dan akhimya menyajlkannya dalam bentuk gambar teknis. Perhitungan diameter pipa pada sistem ini menggunakan metode pressure drop, dimana pressure drop per satuan panjang pipa ditetapkan berkisar antara 100- 400 Palm, dengan kriteria perencanaan, 200 Palm. Diameter yang dipilih harus efisien dengan mempertimbangkan kecepatan yang dihasilkan tidak ter1alu tinggi untuk menghindari erosi pada permukaan dalam pipa. ......Primary function of air conditioning system is to keep room air condition comfort for human. This comfort reached by maintain temperature, humidity, cleanness, air distribution, and noise. Therefore, some supporting factors are needed in designing air conditioning system, such as economic, operational, and architectural considerations. Air conditionong system design include cooling load calculation, property air conditioning system selection, dueling system design, and chilled water piping design. Piping system of air conditioning instalation consist of chilled water piping that connects chiller evaporator to cooling coil on Air Handling Unit. The stages of chilled water piping design of air conditioning system are design pipeline sketch, detemine pipe diameter, calculate piping equipment that used (valve and fitting), determine critis path for calculate pump head, select properly size pump, and finally presents in technical drawing. Calculation of pipe diameter in this system uses pressure drop methode, which pressure drop per length of pipe detemined about 100 - 400 Palm wijh design consideration is 250 Palm. Selection pipe diameter must efficienly, consider velocity that result to avoid erotion in inside pipe surface. Result of chilled water piping calculation if we compare with existlng system have some difference. This difference happened because of the difference in estimating total cooling load, that cause of difference in selection of air conditioning system capacity that used (chiller and air handling unit); the difference in determine critis path; the difference in calculation of method that used; and the difference in selection piping equipment, such as valve, fitting and pump.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library