Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rowi Darmawiredja
Abstrak :
Air merupakan elemen penting yang dibutuhkan oleh manusia. Penggunaan air bersih yang berlebihan menyebabkan jumlah air bersih semakin berkurang. Jumlah air bersih yang semakin berkurang memicu manusia untuk menjaga ketersediannya. Salah satu upaya ini dapat dilakukan pada bangunan yang merupakan tempat yang sering digunakan manusia untuk beraktivitas. Tujuan penulisan ini adalah untuk meninjau upaya penghematan air pada bangunan bersertifikasi hijau melalui penerapan teknologi yang dapat mengefisiensikan penggunaan air. Peninjauan ini dilakukan pada bangunan fasilitas pendidikan di Universitas Indonesia yakni Gedung baru PUSGIWA UI. Teknologi pengefisiensian air yang digunakan pada bangunan ini dinilai melalui perbandingan dengan standar Bangunan Gedung Hijau, Greenship, dan EDGE. Data diperoleh dari gambar as built drawing bangunan, wawancara, serta survei lapangan untuk menyesuaikan antara gambar dengan kondisi lapangan. Teknologi fitur air yang digunakan pada bangunan hampir seluruhnya sudah memenuhi kriteria bangunan hijau. Disamping itu air yang telah digunakan pada bangunan ini dialirkan menuju danau sehingga tidak ada air yang digunakan kembali. ......Water is an element needed by humans. Excessive use of clean water causes the amount of clean water to decrease. The decreasing amount of clean water triggers people to maintain its availability. These efforts can be done in buildings which are places that used by humans for activities. The purpose of this paper is to review efforts to save water in green-certified buildings through the application of technology that can streamline water use. This review was carried out on the educational facility building at the Universitas Indonesia, namely gedung baru PUSGIWA UI. The water efficiency technology used in this building is assessed by doing comparison with Bangunan Gedung Hijau, Greenship, and EDGE standards. Data were obtained from as-built drawings of buildings, interviews, and field surveys to match the drawings and field conditions. The water feature technology used in buildings almost entirely meets the green building criteria. Besides that, the water that has been used in this building is channeled into the lake so that no water is reused.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tegar Habib
Abstrak :
Cooling Tower merupakan salah satu komponen penting bersama dengan mesin lainnya di suatu industri yang berfungsi untuk menurunkan temperature air. Cooling Tower sistem terbuka menggunakan air sebagai media pertukaran panas. Air yang terus bersirkulasi dapat menyebabkan kerak, korosi, dan lumut karena kualitas air menurun sehingga proses pertukaran panas di cooling tower tidak optimal. Umumnya perawatan cooling tower pada industri menggunakan bahan kimia, namun hal tersebut dianggap belum efektif. Langkah alternatif dalam menjaga kualitas air di cooling tower adalah dengan menggunakan ozon. Flowrate, temperature inlet, dan jumlah ozon terlarut yang diinjeksikan tentu berpengaruh pada cooling tower, terutama kualitas air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperature inlet yang divariasikan terhadap kualitas air, efektivitas cooling tower dan penghematan air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuantitatif. Penilitian ini menggunakan miniatur cooling tower dengan sistem terbuka berukuran (70 x 42,5 x 53) cm. Kualitas air dari cooling tower sistem terbuka ditentukan dengan melakukan pengukuran menggunakan alat uji dan melakukan pemeriksaan laboratorium. Data yang dicatat dari penelitian ini adalah Electric Conductivity, Total Dissolved Solid (TDS), pH, alkalinitas, Ca dan Mg Hardness, Na, dan Cl, serta Range dan Approach. Data tersebut akan digunakan untuk mencari nilai Losses, Practical Ozone Scaling Index (POSI), memprediksi nilai Maximum Cycle dan Maximum Cycle of Concentration, menghitung nilai Blowdown Rate dan Make up Water yang dibutuhkan dan menghitung persentase Efektivitas Cooling Tower. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa temperature inlet 30? merupakan temperature inlet yang paling optimal. Ketika temperature inlet 30?, jumlah volume air blowdown dapat menurun 60,94% dan jumlah kebutuhan make up water dapat menurun 36,76%. ......Cooling Tower is an important component along with other machines in an industry that functions to reduce water temperature. Open system cooling towers use water as a heat exchange medium. Water that continues to circulate can cause scale, corrosion, and moss because the quality of the water decreases so that the heat exchange process in the cooling tower is not optimal. Generally, cooling tower maintenance in industry uses chemicals, but this is considered ineffective. An alternative step in maintaining water quality in cooling towers is to use ozone. Flowrate, inlet temperature, and the amount of dissolved ozone injected certainly affect the cooling tower, especially water quality. The purpose of this study was to determine the effect of varied inlet temperature on water quality, cooling tower effectiveness and water savings. The method used in this study is a quantitative experiment. This research uses a miniature cooling tower with an open system measuring (70 x 42.5 x 53) cm. Water quality from an open system cooling tower is determined by measuring using a test kit and conducting laboratory tests. Data recorded from this study are Electric Conductivity, Total Dissolved Solid (TDS), pH, alkalinity, Ca and Mg Hardness, Na and Cl, as well as Range and Approach. The data will be used to find Losses values, Practical Ozone Scaling Index (POSI), predict Maximum Cycle and Maximum Cycle of Concentration values, calculate the required Blowdown Rate and Make up Water values and calculate the percentage of Cooling Tower Effectiveness. The results obtained from this study indicate that the inlet temperature of 30? is the most optimal inlet temperature. When the inlet temperature is 30?, the amount of blowdown water volume can decrease by 60.94% and the amount of make-up water needed can decrease by 36.76%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Handayani
Abstrak :
Permintaan air di daerah perkotaan meningkat sebagai dampak peningkatan konsumsi air manusia dan industri. Di sektor industri, pasokan air merupakan kebutuhan penting untuk menjamin kelangsungan aktivitas industri. Air daur ulang telah menjadi solusi alternatif yang telah diterapkan di beberapa negara. Dalam perencanaan implementasi air daur ulang, perlu adanya kajian sosial ekonomi dan lingkungan. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk mengukur tingkat penerimaan air daur ulang, mengestimasi Willingness to Pay WTP beserta faktor yang memengaruhinya, dan mengestimasi penghematan air di sektor industri di Kawasan Industri Jababeka, Bekasi. Penelitian ini akan menggunakan Metode Choice Modelling CM untuk mengelisitasi WTP sektor industri yang bersedia membayar air daur ulang sebagai sumber alternatif dan skala likert 1-5 poin akan digunakan untuk mengukur tingkat penerimaan. Berdasarkan hasil analisis model logit, diperoleh model WTP industri untuk pemanfaatan air daur ulang adalah Udu-Ueks=3,322087-1,171408?X1 - 0.60417?X2. dimana ?X1 adalah selisih atribut kualitas, dan ?X2 adalah selisih atribut tarif yang ditawarkan. WTP dari sembilan sektor industri terhadap air daur ulang adalah maksimal sebesar Rp. 5.500,-. Variabel kualitas bernilai negatif disebabkan variabel yang digunakan adalah konsentrasi BOD pada air daur ulang, yang artinya jika konsentrasi BOD menurun maka kualitas air daur ulang meningkat dan akan meningkatkan pula WTP air daur ulang. Delapan perusahaan menerima air daur ulang untuk bilas toilet sedangkan satu perusahaan dari plastik tidak menerima air daur ulang. Perusahaan dari sektor kimia memiliki penghematan air tertinggi mencapai 93%. ......Water demand is increasing due to excalated water consumption both by domestic and industries. In several countries, water recycling has become an alternative solution in industrial sector to ensure the sustainability of its activity. Prior to water reuse implementation, it is needed to conduct socioeconomic and environmental studies. Therefore, this study aims to measure recycled water acceptability, estimate the Willingness to Pay WTP and its factors, and assess water savings by industries in Jababeka Industrial Estate, Indonesia. Choice Modeling CM method is applied to elicite industry rsquo s willing to pay for recycled water as an alternative source and Likert scale 1 5 points is used to measure acceptance levels. Based on logit analysis, utility model of industrial WTP is Urec Upiped 3,322087 1,171408 X1 0,60417 X2. where X1 is the difference of the quality, and X2 is the difference of the tariff. WTP of nine industry types of recycled water is when the maximum diffrence of price between recycled water and actual clean water price is Rp. 5.500. The negative sign in quality variable is caused due to the utilization of BOD concentration in the recycled water, which means if the BOD concentration decreases then the recycled water quality increases and the WTP will also increase. Eight companies accept recycled water for toilet flushing while one company from plastic manufacturing sector does not accept recycled water. Company in chemical sector has the highest water saving which reach up to 93%.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2018
T49212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library