Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Wayan Trisnawaty
"Produk investasi yang berkembang pesat saat ini adalah reksa dana, karena semakin meningkatnya fasilitas dan kemudahan dalam berinvestasi. PT Penanaman Nasional Madani Investment Management (PNMIM) merupakan perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang manajer investasi. PNMIM melakukan inovasi dalam bidang jasa keuangan dengan sentuhan teknologi modern pada era transformasi digital yang dikenal dengan fintech (financial technology). Pengerjaan proyek aplikasi reksa dana online yang disebut dengan PNM Sijago dipercayakan kepada vendor TI. Kenyataannya implementasi PNM Sijago ke publik tidak terlaksana dari jadwal yang telah disepakati. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor penghambat proyek PNM Sijago. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada tim proyek dari PNMIM dan vendor TI, observasi dokumen proyek, FSD (Functional Specification Document), TSD (Technical Specification Document), laporan tiket sistem JIRA, serta studi literatur. Penelitian menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR), yang menghasilkan enam kriteria, enam kategori faktor, dan 33 faktor penghambat proyek TI. Pengisian kuesioner Analytic Hierarchy Process (AHP) dilakukan dengan menggunakan AHP online system (AHP-OS), diikuti oleh 13 responden dari PNMIM dan vendor TI yang terlibat dalam proyek PNM Sijago. Pengolahan data dengan menggunakan AHP-OS dan perangkat lunak Expert Choice 11, yang menghasilkan pemeringkatan kriteria, kategori faktor, dan faktor penghambat proyek TI. Kriteria kualitas merupakan penghambat utama, hal ini sejalan dengan PNM Sijago yang merupakan fintech sehingga harus mengutamakan kualitas dan tidak menoleransi kesalahan. Manajemen proyek merupakan kategori faktor penghambat paling utama. 10 faktor penghambat teratas adalah kontrol dan pemantauan yang tidak baik, komunikasi proyek yang tidak baik, kebutuhan dan tujuan pengguna tidak jelas, keterampilan kepemimpinan yang tidak baik, perubahan spesifikasi teknis yang tidak jelas, koordinasi dan komunikasi yang tidak baik, komunikasi di dalam organisasi yang tidak baik, perencanaan yang tidak baik, manajemen risiko yang tidak baik, spesifikasi kebutuhan yang tidak jelas. Penelitian ini memberikan rekomendasi perbaikan untuk 10 faktor penghambat teratas dengan menggunakan kerangka metodologi PMBOK® sebagai panduan untuk penyelenggaraan proyek TI.

Investment products that are overgrowing today are mutual funds due to the increasing facilities and ease of investing. PT Penanaman Nasional Madani Investment Management (PNMIM) is a company in Indonesia engaged in investment management. PNMIM innovates in financial services with a touch of modern technology in the era of digital transformation known as fintech (financial technology). PNMIM is entrusting IT vendors to work on an online mutual fund application project called PNM Sijago. The launch of PNM Sijago to the public was not according to the schedule agreed between PNMIM and IT vendors. This research analyzes the inhibiting factors of the PNM Sijago project. Data was collected by interviewing the project team from PNMIM and IT vendors, observing project documents, FSD (Functional Specification Document), TSD (Technical Specification Document), JIRA system ticket reports, and literature studies. The study used the Systematic Literature Review (SLR) method, which resulted in six criteria, six categories of factors, and 33 factors that hindered IT projects—filling out the Analytic Hierarchy Process (AHP) questionnaire using the AHP online system (AHP-OS), followed by 13 respondents from PNMIM and IT vendors involved in the PNM Sijago project. Using AHP-OS and Expert Choice 11 software, data processing resulted in ranking inhibiting criteria, factor categories, and factors for IT projects. Quality criteria are the main obstacle, and this is in line with PNM Sijago, which is a fintech, so it must prioritize quality and not tolerate mistakes. Project management is the most crucial category of inhibiting factors. The top 10 inhibiting factors are poor control and monitoring, poor project communication, unclear user needs and goals, poor leadership skills, unclear technical specification changes, poor coordination and communication, lack communication in organization, poor planning, inadequate contingency plans, uncertain terms & objectives. This study provides recommendations for improving the top 10 inhibiting factors using the PMBOK® methodological framework to guide IT project implementation."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Zakiah
"ABSTRAK
Sediaan krim merupakan salah satu produk kosmetik yang banyak diminati. Bahan aktif kosmetik harus dapat menembus kulit untuk menjadi efektif. Oleh karena itu penelitian dan pengembangan untuk kosmetika tidak hanya mencakup sumber, struktur dan mekanisme interaktif bahan kulit, tetapi juga efektivitasnya pada komponen kulit yang ditargetkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan aktivitas anti-kolagenase dan anti-elastase dari ekstrak kering Thalassia hemprichii, dan mengaplikasikan ekstrak kering tersebut ke dalam formula krim yang stabil dan memiliki aktivitas penghambat elastase dan kolagenase, serta dapat terpenetrasi secara in vitro. Ekstrak kering Thalassia hemprichii diperoleh dari hasil maserasi 50 etanol selama 24 jam dan dievaporasi. Aktivitas penghambatan kolagenase diukur dengan menggunakan enzim kolagenase dari Clostridium hystolyticum ChC tipe IA dan N- 3-[2-Furil]-asriloil -Leu-Gly-Pro-Ala FALGPA sebagai substrat, sedangkan aktivitas penghambatan elastase diukur melalui hasil reaksi enzimatis Human leucocyte elastase HLE tipe I dengan menggunakan N-succinyl- Ala 3-p-nitroanilide SANA sebagai substrat. Ekstrak etanol Thalassia hemprichii memiliki IC50 penghambatan kolagenase 21,877 g/mL dan IC50 penghambatan elastase 469,919 g/mL. Sediaan krim yang mengandung 1,5 ekstrak kering Thalassia hemprichii memiliki IC50 penghambatan kolagenase 20,799 g/mL dan IC50 penghambatan elastase 466,844 g/mL. Krim tersebut menunjukkan stabilitas fisik yang baik selama 12 minggu dan uji mekanik yang baik, dan dapat terpenetrasi secara in vitro. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa krim yang mengandung ekstrak kering Thalassia hemprichii stabil secara fisik dan memiliki aktivitas anti-kolagenase, serta mampu berpenetrasi secara in vitro.

ABSTRACT
Creams are one of the most popular cosmetic products. Cosmetic active ingredients must be able to penetrate the skin to be effective. Therefore research and development for cosmetics includes not only the skin 39 s interactive source, structure and mechanism, but also its effectiveness on targeted skin components. The aim of this research is to get anti collagenase and anti elastase activity from dry extract of Thalassia hemprichii, and apply the dried extract into stable cream, has anti collagenase and anti elastase activity, and can be penetrated. Thalassia hemprichii dry extract was obtained from 50 ethanol maceration for 24 hours and evaporated. Collagenase inhibitory activity was measured by enzymatic reaction results using collagenase from Clostridium hystolyticum ChC type IA dan N 3 2 Furil asriloil Leu Gly Pro Ala FALGPA as the substrate, while the elastase inhibitory activity was measured by enzymatic reaction results using Human leucocyte elastase HLE type I and N succinyl Ala 3 p nitroanilide SANA as the substrate. The IC50 of collagenase inhibition from the dry extract was 21,877 g mL and IC50 of elastase inhibition was 469,919 g mL. The IC50 of collagenase inhibition and The IC50 of elastase inhibition of 1.5 Thalassia hemprichii dry extract cream was 20.799 g mL and 466,844 g mL respectively. The cream showed good physical stability for 12 weeks, good mechanical tests and can be penetrated. Thus, it can be reported that Thalassia hemprichii extract has anti collagenase activity and the cream is a stable cream and also has anti collagenase activity and can be penetrated. "
2018
T50172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maransdyka Purnamasidi
"Latar Belakang: Aktivasi komplemen dapat menyebabkan respon imun berlebihan dan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap morbiditas serta mortalitas pasien COVID-19. Beberapa penghambat aktivasi komplemen saat ini sedang dipelajari untuk menghambat aktivasi sistem komplemen yang berlebihan pada pasien COVID-19. Resiko, keuntungan, waktu pemberian dan bagian dari sistem yang akan ditargetkan perlu dipertimbangkan pada saat akan menggunakan penghambat komplemen, oleh karena itu telaah sistematis ini dibuat untuk mengambil kesimpulan apakah pemberian terapi penghambat sistem komplemen dapat menurunkan mortalitas pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit berdasarkan penelitian-penelitian yang tersedia.
Tujuan: Mengetahui efek pemberian terapi penghambat sistem komplemen terhadap mortalitas pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit.
Metode: Dengan menggunakan kata kunci spesifik, dilakukan pencarian artikel potensial secara komprehensif pada PubMed, Embase, Cochrane, dan Scopus database dengan pembatasan waktu 2019 sampai dengan sampai 31 Desember 2022. Protokol studi ini telah diregistrasi di PROSPERO (CRD42022306632). Semua penelitian pemberian terapi penghambat komplemen pada pasien COVID-19 dimasukkan. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Review Manager 5.4.
Hasil: 5 penelitian memenuhi kriteria dan dimasukkan dalam telaah sistematis serta meta-analisis dengan total 739 pasien COVID-19. Hasil analisis Forest plot menunjukan bahwa pemberian terapi penghambat sistem komplemen menurunkan mortalitas sebesar 28% pada pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit (RR 0,72; 95% CI: 0,46 – 1,14, I2 = 61%, P-value = 0.16).
Kesimpulan: Pemberian terapi penghambat sistem komplemen secara statistik tidak signifikan menurunkan mortalitas pada pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit

Background: Complement activation can cause an exaggerated immune response and is one of the factors that influence the morbidity and mortality of COVID-19 patients. Several complement activation inhibitors are currently being studied to inhibit excessive complement activation in COVID-19 patients. The risks, benefits, time of administration and the part of the system to be targeted need to be considered when using complement inhibition, therefore this systematic review was made to conclude whether the administration of complement system inhibition therapy can reduce the mortality of COVID-19 patients who are hospitalized based on available studies.
Objective: To determine the effect of complement system inhibitory therapy on the mortality of hospitalized COVID-19 patients
Methods: Using specific keywords, we comprehensively searched the PubMed, Embase, Cochrane, and Scopus databases for potential articles from 2019 to December 31, 2022. The research protocol was registered with PROSPERO (CRD42022306632). All studies administering complement inhibitory therapy to COVID-19 patients were processed. Statistical analysis was performed using Review Manager 5.4 software.
Result: 5 studies met the criteria and were included in a systematic review and meta-analysis of a total of 739 COVID-19 patients. The results of the Forest plot analysis showed that administration of complement system inhibitor therapy reduced mortality by 28% in hospitalized COVID-19 patients (RR 0.72; 95% CI: 0.46 – 1.14, I2 = 61%, P -value = 0.16).
Conclusion: Providing complement system inhibitor therapy did not statistically significantly reduce mortality in hospitalized COVID-19 patients
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hutahaean, Irma
"Penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACEi) merupakan salah satu obat pilihan dalam terapi hipertensi. Fraksi etil asetat ekstrak etanol tanaman Suruhan (Peperomia pellucida L.) secara in-vitro memiliki aktivitas penghambat ACE.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengklipan arteri ginjal dalam meningkatkan tekanan darah dengan menggunakan klip yang telah dimodifikasi dan mengetahui aktivitas penghambat ACE fraksi etil asetat ekstrak etanol tanaman tersebut secara in vivo.
Metode penelitian yang dilakukan adalah induksi tikus hipertensi dengan penjepitan salah satu arteri ginjal (2K1C) yang menggunakan klip modifikasi. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan metode tail-cuff, sedangkan pengukuran kadar angiotensin II dan renin menggunakan Elisa microplate reader.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode 2K1C selama 6 minggu dengan menggunakan klip modifikasi dapat meningkatkan tekanan darah > 150/100 mmHg, kadari angiotensin II dan renin dalam plasma. Pemberian fraksi etil asetat ekstrak etanol tanaman tersebut dengan dosis 25, 50 dan 100 mg/kg/hari secara per oral selama 2 minggu pada tikus 2K1C dapat menurunkan tekanan darah, konsentrasi angiotensin II dan renin dalam plasma. Fraksi etil asetat tanaman suruhan dosis 50 mg/kg BB merupakan kelompok dosis yang paling efektif dalam penghambatan ACE karena aktivitasnya mendekati aktivitas penghambatan ACE kaptopril sebagai kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa fraksi etil asetat tanaman Suruhan (P. pellucida L.) dosis 50 mg/kg bb efektif sebagai penghambat ACE."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
T43383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun, Anastasia
"Diabetes melitus (tipe 1 dan 2) merupakan penyakit hiperglikemia yang jumlah penderitanya di dunia terus meningkat setiap tahun. Diabetes tipe 2 lebih umum terjadi pada populasi penderita diabetes. Pada diabetes melitus tipe 2, penghambatan enzim α-glukosidase merupakan terapi yang bermanfaat untuk menunda absorpsi glukosa setelah makan. Namun obat sintetik yang beredar di pasaran menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan sehingga perlu pilihan alternatif yang lebih baik. Salah satu sumber penghambat enzim α-glukosidase berasal dari tanaman. Pada penelitian ini dilakukan skrining berdasarkan pendekatan kemotaksonomi untuk mengetahui aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dan mengetahui golongan kandungan kimia pada beberapa tanaman famili Euphorbiaceae. Serbuk simplisia diekstraksi menggunakan pelarut etanol 80% dengan cara refluks. Pengukuran aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Hasil uji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase menunjukkan 14 ekstrak memiliki daya hambat terhadap enzim α-glukosidase yang lebih rendah dari akarbose (IC50 117,20 μg/mL) dengan nilai IC50 antara 2,34 μg/mL hingga 64,78 μg/mL. Eksrak daun Antidesma celebicum memiliki aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase terbaik dengan nilai IC50 sebesar 2,34 μg/mL. Hasil uji penapisan fitokimia diketahui golongan senyawa kimia pada 15 ekstrak umumnya mengandung golongan senyawa glikosida, terpenoid/sterol, tanin, saponin dan alkaloid.

Diabetes mellitus (types 1 and 2) is recognized as a serious global health problem that characterized by hyperglycemia. Type 2 diabetes is more common in diabetic populations. In type 2 diabetes mellitus, inhibition of α-glucosidase is a useful treatment to delay the absorption of glucose after meals. Avoiding the adverse effects of current agents, it is still necessary to search alternative for better options. Plants have been a rich source of α-glucosidase inhibitors. In this research, screenings based on chemotaxonomic approach to determine the class of chemical constituents and to know α-glucosidase inhibiting activity of some plants from Euphorbiaceae. The simplisia powder was extracted using ethanol 80% by reflux. Measurement of inhibitory activity of α-glucosidase performed using a spectrophotometer UV-VIS. In vitro assays of α-glucosidase activity showed 14 extracts had IC50 values of between 2.34 μg/mL and 64.78 μg/mL, which were lower than that of acarbose (117.20 μg/mL). Leaves extract from Antidesma celebicum had the highest α-glucosidase inhibiting activity with an IC50 of 2.34 μg/mL. The results of phytochemical screening in 15 extracts generally contain glycosides, terpenoids/sterols, tannins, saponins and alkaloids."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1088
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kharis Mukhifullah
"ABSTRACT
Biochemical reactors is an essential operation units in various biotechnological processes. Biochemical reactor used to produce a large number of both intermediate products and final products, including medical products, food, beverage, and industrial solvents. The key issue is the use of modeling and control to improve the quality of bioprocess technology because it is nonlinear. Usage based adaptive control of the PI controller proportional integral aims to be able to adapt to nonlinear of the bioreactor thus obtain optimum control. The results show that the adaptive control methods, we can get a control that can work well on a special set point up or down special with an average value of performance improvements for Monod models of 7122.2 and the average value of the performance improvement for the model substrate inhibition amounted to 37.3

ABSTRACT
Reaktor biokimia adalah unit operasi penting dalam berbagai proses bioteknologi. Reaktor biokimia digunakan untuk menghasilkan sejumlah besar baik produk antara maupun produk akhir, termasuk produk medis, makanan, minuman, dan pelarut industri. Isu kuncinya adalah penggunaan pemodelan dan pengendalian untuk meningkatkan kualitas teknologi bioproses karena sifatnya yang nonlinear. Penggunaan pengendalian adaptif berbasis pengendali PI proportional-integral bertujuan agar mampu beradaptasi terhadap kenonlinearan bioreaktor tersebut sehingga mendapatkan pengendalian yang optimum. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan metode pengendalian adaptif, kita dapat mendapatkan pengendalian yang dapat bekerja dengan baik pada set point khusus naik maupun khusus turun dengan rata-rata nilai perbaikan kinerja untuk model Monod sebesar -7122.2 dan rata-rata nilai perbaikan kinerja untuk model penghambat substrat sebesar -37.3"
2017
S66463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Widya Herlinda
"ABSTRAK
Analisis Pelaksanaan Program Pemberian Obat Pencegahan Massal Filariasis di Beberapa Puskesmas Kecamatan Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2015 Kabupaten Bogor daerah endemis filariasis, microfilaria-rate 1,92. Diadakan POPM Filariasis setahun sekali, minimal 5 tahun untuk eliminasi filariasis 2020. Tujuan penelitian mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program di 3 kecamatan. Jenis penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil penelitian, jumlah obat berlebih, kerja sama lintas sektor baik, ada dana 4 miliar. Hambatannya beredar rumor efek samping obat, dan kurangnya sosialisasi program, jumlah tenaga kesehatan, kader, obat pendamping, serta pendanaan. Sebaiknya dilakukan peningkatan cakupan minum obat dengan sosialisasi audiovisual, testimoni, role model, meredam rumor, sweeping di hari libur, dan mengadakan duta filariasis. Kata Kunci: POPM Filariasis, faktor pendukung, faktor penghambat.

ABSTRACT
Analysis of Implementation of Mass Drugs Administration Filariasis Program in Community Health Center in Bogor District in 2015 Bogor District is filariasis endemic area, microfilaria rate 1.92. MDA Filariasis is held once a year, at least 5 years for elimination of filariasis in 2020. The purpose of research to know the supporting factors and inhibiting the implementation of the program in 3 districts. Type of qualitative research with case study design. The results of the study, the number of drugs is over, good cross sectoral cooperation, there are 4 billion funds. Constraints circulated rumors of drug side effects, and lack of socialization programs, the number of health workers, cadres, and funding. Should be increased drug coverage with audiovisual socialization, testimonials, role models, muffled rumors, sweeping on holidays, and filariasis ambassadors. Keywords POPM Filariasis, supporting factors, inhibiting factors."
2017
T48082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Gelar Pamungkas
"Penelitian ini membahas mengenai Evaluasi Kebijakan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan di Kabupaten Tulungagungyang berangkat dari rendahnya realisasi penerimaan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penghambat optimalisasi penerimaan retribusi dari Tempat Pelelangan Ikan.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan termasuk dalam penelitian cross sectional dengan teknik pengumpulan data berupa studi literatur dan studi lapangan.Data tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis data kuantitatif.Penelitian ini menganalisis evaluasi dari tujuan kebijakan dan hambatan yang terkait.Hasil penelitian ini menujukan bahwa pada tujuan dari terapkannya kebijakan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan di Kabupaten Tulungagung tidak tercapai, sedangkan hambatan yang dihadapi dalam penerapan kebijakan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan di Kabupaten Tulungagung adalah kurangnya SDM dan menurunnya jumlah masyarakat nelayan di pesisir Kabupaten Tulungang.

This study discusses about Fisheries Auction Place Charges Policy in Tulungagung based on the fact that the income realization of the charges is very low. The goal of this study is to knowing the obstacles that faces in the form of Fisheries Auction Place Charges income optimalization. This study done by using quantitative approach and included in the cross-sectional study with data collection in the form of literature studies and field studies . Data were analyzed by using qualitative data analysis techniques . This study analyzes the evaluation of policy objectives and constraints related . Results of this study addressed that the purpose of the fisheries charges policy in Tulungagung is not reached , while obstacles encountered in the implementation of the fisheries policy charges in Tulungagung is the lack of human resources and the declining number of fishing communities in the coastal district Tulungagung."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Erik Baskara
"Esomeprazol merupakan salah satu obat penghambat pompa proton yang efektif untuk mempertahankan pH lambung. Esomeprazol dibuat dalam bentuk tablet salut selaput sehingga termasuk obat wajib Uji Bioekivalensi menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia tentang Obat Wajib Uji Ekivalensi. Uji Bioekivalensi obat harus menggunakan metode bioanalisis yang tervalidasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis esomeprazol dalam plasma mulai dari kondisi kromatografi optimum, metode preparasi plasma optimum, hingga validasi metode analisis. Kondisi kromatografi optimum adalah kolom C-18 (Waters, SunfireTM 5 µm; 250 x 4,6 mm), suhu kolom 40°C; fase gerak asetonitril - dapar fosfat pH 7,6 (40 : 60 %v/v); laju alir 1,00 mL/menit; detektor photodiode array pada panjang gelombang 300 nm; dan lansoprazol sebagai baku dalam. Preparasi sampel menggunakan metode ekstraksi cair-cair dengan pelarut diklorometan lalu dikeringkan dengan gas nitrogen pada suhu 40°C selama 30 menit; dan direkonstitusi dengan fase gerak sebanyak 100 µL. Hasil validasi terhadap metode analisis esomeprazol yang dilakukan memenuhi persyaratan validasi berdasarkan EMEA Bioanalytical Guideline tahun 2011. Metode yang diperoleh linear pada rentang konsentrasi 5,0 - 450,0 ng/mL dengan r > 0,9997.

Esomeprazole is a proton pump inhibitor drug that is effective to maintain the pH of the stomach. Esomeprazole was formulated as film coated tablet that includes mandatory drug testing bioequivalence according to Regulation Head of National Agency of Drug and Food of the Republic of Indonesia about Mandatory Drug Testing equivalences. Drug bioequivalence trials should use validated bioanalytical method. This research aimed to develop analytical methods esomeprazole in human plasma from optimum chromatographic conditions, the optimum plasma preparation method, until the validation of analytical methods. The optimum chromatographic condition was obtain using C-18 column (Waters, Sunfire? 5 μm; 250 x 4.6 mm), column temperature 40°C; mobile phase acetonitrile - phosphate buffer pH 7.6 (40: 60% v/v); a flow rate of 1.00 mL/min; photodiode array detector at a wavelength of 300 nm; and lansoprazole as internal standard. Sample preparation using liquid-liquid extraction with dichloromethane as solvent and then dried with nitrogen gas at a temperature of 40°C for 30 minutes; and reconstituted with mobile phase of 100 mL. The results of validation fulfilled the acceptance criteria of validation method based on EMEA Bioanalytical Guideline 2011. The method was linear at concentration range of 5.0 to 450.0 ng / mL with r > 0.9997.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>