Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edy Purwanto
Abstrak :
Penelitian ini berangkat dari masalah yang dihadapi oleh Badan Keluarga Berencana Nasional yaitu cukup banyak wanita kawin (Pasangan Usia Subur) usia 15-45 tahun yang belum bersedia dan tidak menggunakan alat kontrasepsi untuk pengaturan kelahiran. Keikutsertaan wanita kawin untuk mengikuti KB (menggunakan alat kontrasepsi) dikarenakan mereka mengetahui ada program KB (yang sebelumnya tidak ada) dan adanya tindakan (menerima/meniru atau menolak). Faktor-faktor tersebut berhubungan erat dengan aspek komunikasi, baik komunikasi melalui media massa, maupun komunikasi non media massa seperti komunikasi intra pribadi, antar pribadi dan komunikasi kelompok, serta faktor diluar unsur komunikasi (demografi) seperti umur, jumlah anak hidup dan pendidikan. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh faktor pengetahuan, persepsi, sikap dan faktor demografi serta untuk mengetahui perbedaan pengaruh (faktor penentu) antara komunikasi media massa dengan faktor komunikasi non media massa terhadap keikutsertaan wanita kawin dalam Keluarga Berencana. Menurut Rogers dan Svenning (1969) bahwa komunikasi merupakan suatu aspek penting dalam perubahan sosial, dan bahkan komunikasi merupakan kunci dari perubahan itu sendiri. Peran media massa sangat dominan pada tahap awal untuk menumbuhkan `awarness' terhadap suatu inovasi ham. Untuk mencapai tahap pengenalan yang lebih dalam terhadap KB dan bahkan sampai pada tindakan mengadopsi KB, maka peran komunikasi intra, antar pribadi maupun kelompok sangat penting. Komunikasi intra personal, seseorang melakukan adaptasi biologik yaitu belajar mengenai aspek fisik dan biologik dalam lingkungan (Miler,1966). Komunikasi antar pribadi lebih merupakan proses `kebersamaan' karena keberhasilan tergantung pada ada tidaknya pengertian bersama (Rogers dan Kincaid, 1995). Sedangkan untuk mcncapai maksud dan tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan atau pemecahan masalah, dan untuk menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya secara akurat maka komunikasi kelompok sangat berperan (Michael Burgoon dan Michael Ruffner, 1990). Faktor non komunikasi (pendidikan dan pengetahuan inovasi) mempunyai pengaruh terhadap keikutsertaan dalam KB dan menentukan kemampuan seseorang untuk dapat memperhitungkan untung ruginva mengadopsi suatu inovasi (Rogers, 1976). Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil penelitian SDKI tahun 1994 yang dilakukan di 27 propinsi di Indonesia. Responden penelitian ini adalah wanita kawin usia 15-49 tahun dengan jumiah sampel penelitian sebesar 28,168 responden. Pengolahan data menggunakan SPSS Window, dan teknik analisis data menggunakan Analisis Diskriminan, yaitu untuk mengetahui secara sekaligus variabel independen atau diskriminator yang paling berperan menentukan variabel dependen atau kreterionnya. Terdapat 10 variabel independen. Hasil analisis diskriminan terhadap 10 variabel indpenden tersebut diatas menunjukan: 1. Lima variabel dari 10 variabel independen mempunyai tingkat signifikasi (< 0,05) dengan keikutsertaan keluarga berencana. Variabel tersebut adalah jumlah anak lahir hidup, pengalaman KB (PENGKB), pengetahuan KB (PENGETKB), komunikasi kelompok (KOMKEL), dan variabel wilayah/geografis (Jawa Bali dan Luar Jawa Bali). 2. Dilihat dari derajat hubungan dengan fungsi diskriminan, hanya variabel `Pengalaman KB (KOMKEL) yang mempunyai hubungan/korelasi 'sangat kuat' atau `sangat tinggi' (r = 0.98). Variabel jumlah anak hidup (CEB), komunikasi kelompok (KOMKEL) dan pengetahuan KB (PENGETKB) mempunyai korelasi yang `cukup' (r = 0.41 -- 0.70), Sedangkan variabel 'wilayah' korelasinya hampir tidak ada yaitu r = < 0.20. 3. Tampak jelas perbedaan pengaruh antara wilayah Jawa Bali dan Luar Jawa Bali (variabel wilayah sebagai variabel kontrol), dimana variabel pengalaman KB (PENGKB) lebih dominan-perannya di Jawa Bali, sedangkan variabel CEB, pengetahuan KB (PENGETKB) dan komunikasi kelompok (KOMKEL) lebih dominan pengarunya di wilayah Luar Jawa Bali.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk (1) mengkaji adanya perubahan perilaku komunikasi dalam arti tingkat penggunaan media massa oleh para peternak dalam memanfaatkan pesan penyuluhan sapi potong, (2) menganalisis tingkat partisipasi peternak dapat dilihat dari peran-peran komunikasi yang mereka lakukan dalam jaringan komunikasi sapi potong, (3) merumuskan strategi/model komunikasi penyuluhan. Hasil penelitian diantaranya: (1) ada perbedaan sangat nyata pada perilaku komunikasi di kalangan peternak sapi potong kelompok maju dengan kelompok kurang maju, yang mengindikasikan telah terjadi pergeseran pola komunikasi peternak dalam jaringan komunikasi sapi potong terdiri atas star, mutual pairs dan neglectee, tidak ditemukan peran komunikasi sebagai isolate; (3) Strategi komunikasi penyuluhan sapi potong hendaklah dibangun dengan mempertimbangkan: Ciri individual peternak; distorsi pesan dan hendaklah dibangun dengan mempertimbangkan: ciri individual peternak: distorsi pesan dan ketiadaan informasi (yang berkaitan dengan masalah pemasaran, informasi harga, teknologi tepat guna yang sesuai kebutuhan, kapasitas peternak dan akses permodalan): keterlibatan birokrasi (kelembagaan sosial maupun penyuluhan, penyyedia teknologi dan modal; serta pelibatan pemuka pendapat dan sumber informasi relevan lainnya dalam menyampaikan informasi teknologi sapi potong melalui saluran interpersonal, dan teknik komunikasi.
Bogor: Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor, {s.a}
384 SOD
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk (1) mengkaji adanya perubahan perilaku komunikasi, dalam arti tingkat penggunaan media massa oleh para peternak dalam memanfaatkan pesansapi potong(2) menganalisis tingkat partisipasi peternak dilihat dari peran-peran komunikasi yang mereka lakukan dalam jaringan komunikasi sapi potong, (3) merumuskan strategi/model komunikasi penyuluhan. Hasil penelitian diantaranya: (1) ada perbedaan sangat nyata pada perilaku komunikasi di kalangan peternak sapi potong kelompok maju dengan kelompok kurang maju, yang mengindikasikan telah terjadi pergeseran pola komunikasi peternak anggota jaringan ko9munikasi sapi potong; (2) tingkat peran komunikasi peternak dalam jaringan komunikasi sapi potong terdiri atas star, mutual pairs dan neglectee, tidak ditemukan peran komunikasi sebagai isolate; (3) strategi komunikasi penyuluhan sapi potong hendaklah dibangun dengan mempertimbangkan: ciri individual peternak; distorsi pesan dan ketiadaan informasi (yang berkaitan dengan masalah pemasaran, informasi harga, teknologi tepat guna yang sesuai kebutuhan, kapasitas peternak dan akses permodalan); keterlibatan birokrasi (kelembagaan sosial maupun penyuluhan, penyedia teknologi dan modal; serta pelibatan pemuka pendapat dan sumber informasi relevan lainnya dalam menyampaikan informasi teknologi sapi potong melalui saluran interpersonal, dan teknik komunikasi.
SJTSKEM
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library