Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Nuryanto
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu produk pakaian jadi yang cukup populer hingga kini adalah celana jins yang beredar luas di pasar Indonesia. Market size celana panjang jins di wilayah Jabotabek diperkirakan mencapai 304,8 juta lusin, sedangkan di Jakarta jumlahnya mendekati 156,8 juta lusin (Corinthian Infopharma Corpora, 1999) dan saat ini disi oleh berbagai merek baik dari dalam negeri maupun merek luar negeri yang masuk melalui kontrak lisensi.

Lois jins sebagai salah satu pemain dengan merek lisensi dari luar negeri termasuk perusahaan yang berusaha untuk menghadapi tingkat persaingan cukup ketat karena semakin gencarnya strategi masing-masing produsen dalam memasarkan produk jins. Masalah yang dihadapi adalah belum teridentifìkasinya pandangan konsumen, terutama sehubungan dengan keinginan mengembangkan target pasar yang dibidik Lois. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi mengenai persepsi konsumen terhadap Lois jins dan mengetahul nilai yang terbentuk dalam benak konsumen mengenai atribut-atribut Lois jins. Dengan demikian diharapkan hasil analisis persepsi konsumen dapat memberikan masukan untuk kebijakan perusahaan, khususnya dalam penetapan strategi pemasaran perusahaan.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain riset eksploratori dan deskriptif. Riset eksploratori terdiri atas kegiatan focus group discussion dan penelusuran kepada pihak manajemen perusahaan, sedangkan survey berdasarkan riset deskriptif cross-sectional siudy dengan metode pengumpulan data self- administered survey. Data dikumpul kan dari survey kuesioner kepada 100 orang responden yang merupakan konsumen jins dan tiriggal di Jakarta. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, asosiatif dan tingkat kepentingan atribut.

Kegiatan focus group discussion (FGD) memberikan masukan mengenai atribut-atribut yang berpengaruh dalarn pengambilan keputusan oleh konsumen ketika akan membeli celana jins. Selanjutnya materi FOD dijadikan masukan untuk menyusun format pertanyaan pada kuesioner yang akan disebarkan. Dari 132 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, terdapat 89 orang yang mampu memberikan penilaian terbadap atribut Lois karena memiliki atau pernah memakai celana jins dengan merek tersebut. Merujuk kepada jawaban pada kuesioner ternyata merek pakaian jins Lois berada pada peringkat yang lebib rendah top of mind awareness setelah merek Levi?s dan Lea. Bagi mereka yang memilikinya, merek Lois dipandang scbagai merek yang terkenal, namun perusahaan sebaiknya tetap melakukan strategi pemasaran yang lebih balk karena berdasarkan temuan penelitian masih ada konsumen yang memiliki produk Lois tetapi menyatakan bahwa mereknya ?agak terkenal?. Hasil penelitian perlu dicermati karena walaupun posisi Lois dibawah Levis dan Lea, persentasenya awarenessnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan kedua merek tersebut.

Hasil analisis terhadap data kuesioner yang telah diolah menunjukkan temuan bahwa atribut-atribut utama Lois jins dipersepsikan positif oleh konsumen. Kualitas produk Lois dikategorikan ?baik?, nyaman dipakai dan jenis bahan yang digunakan ?bagus?. Atribut-atribut Lois secara Iengkap menurut penilaian konsumen (top of two boxes) setelah konsumsi adalah sebagai berikut : kualitas balk, nyaman dipakai, jenis bahan bagus, warna menarik, desain/model trendi, ukuran pas, merek terkenal, iklan di majalah menarik, penataan counter menarik dan harga mahal.

Mengingat Lois memiliki produk yang telah dinilai positif oleh konsumennya, maka sebaiknya perusahaan berusaha untuk senantiasa melakukan komunikasi dan pengembangan produk secara berkelanjutan.. Hal ini diperkuat oleh temuan bahwa bagi mereka yang memilikinya, merek Lois dipandang sebagai merek yang terkenal sehingga merupakan potensi yang cukup baik untuk mendapatkan loyalitas konsumen.

Segmentasi yang dituju Lois jins tidak jauh berbeda dengan komposisi mayoritas konsumen pembeli produk Lois dalam penelitian, yaitu kelompok strata ekonomi sosial menengah. Fakta ini dapat dijadikan acuan bagi perusahaan dalam penentuan kebijakan produknya. Lois jins dapat melakukan event marketing dan Iebih menekankan pada program positioning secara konsisten dan aktif sehingga dapat membangun image merck yang kuat di mata konsumennya.
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaela
Abstrak :
Perkembangan sektor asuransi yang sangat pesat serta banyaknya perusahaan yang bersaing menawarkan produknya, membawa implikasi pada kemampuan untuk mengembangkan strategi pemasaran asuransi yang tepat. Konsep pemasaran yang selama ini telah dijalankan oleh PT Takaful adalah kegiatan yang tercakup dalam konsep strategi pemasaran (marketing) alternatif yang mengandalkan kekuatan public relations yang dikenal dengan Marketing Public relations (MPR). Meningkatkan pengetahuan konsumen tentang suatu produk yang ditawarkan oleh perusahaan merupakan salah satu tugas dari penerapan strategi MPR itu sendiri. Penelitian ini ingin melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan konsumen tentang produk, dengan mengambil studi kasus konsumen asuransi syariah Takaful. Metode analisis yang digunakan adalah uji korelasi dan multiple regression, untuk melihat bagaimana faktor personal dan aktifitas komunikasi sebagai variabel independen yang mempengaruhi tingkat pengetahuan konsumen tentang roduk jasa asuransi syariah sebagai variabel dependen. Hasil dari pengolahan data menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh pada pengetahuan konsumen tentang produk asuransi syariah adalah aktifitas komunikasi dan pendidikan. Adapun hasil dari penelitian ini dapat membantu perusahaan yang bergerak dibidang jasa asuransi non konvensional atau syariah dalam menerapkan konsep strategi Marketing Pubic Relations khususnya dalam tingkat pengetahuan konsumen tentang produk yang ditawarkan perusahaan agar kelebihan-kelebihan produk dapat memiliki daya jual yang cukup berarti.
2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilma Savira Putri
Abstrak :
Pertumbuhan penduduk muslim terus meningkat dan diperkirakan akan terus tumbuh hingga 2.2 miliar pada 2030. Hal ini menjadikan permintaan produk halal semakin meningkat. Namun, pertumbuhan permintaan tidak diikuti oleh penawaran dari produsen yang terpercaya akan kehalalannya. Dalam Islam, seluruh hubungan baik antar manusia dan Allah SWT, manusia dengan manusia, manusia dan alam telah diatur dalam Qur rsquo;an. Halal dalam Islam sangatlah penting tidak hanya pada apa yang dikonsumsi kedalam tubuh secara internal saja seperti makanan namun juga apa yang dikonsumsi secara eksternal dan menempel di tubuh seseorang seperti kosmetik dan personal care. Banyak masyarakat Indonesia yang hanya mementingkan kehalalan makanan namun belum sadar pentingnya kehalalan kosmetik dan personal care yang dapat mempengaruhi diterimanya ibadah sehari-hari. Penelitian ini juga ingin mengetahui bagaimana persepsi mengenai halal dalam Islam dapat mempengaruhi intensi pembelian seseorang yang dinilai dari tingkat religiusitas, pengetahuan, sikap dan dampaknya dalam menentukan intensi pembelian kembali terhadap produk produk kosmetik, produk personal care dan produk makanan halal di Indonesia. Penelitian ini juga menyelidiki adanya perbedaan antara sikap konsumen terhadap kosmetik halal, personal care halal, dan produk makanan halal. Pada akhir periode pengumpulan data, total data yang terkumpul dari hasil penyebaran kuesioner online adalah sebanyak 844 responden berumur 18 tahun keatas dan yang melakukan pembelian produk kosmetik atau personal care atau makanan dalam 6 bulan terakhir untuk analisis lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan kuesioner self-administrated dengan close-ended question. Analisis data juga dilakukan menggunakan analisis konklusif deskriptif cross-sectional dan Structural Equation Modeling SEM dengan menggunakan software LISREL 8.51. Hasil dalam penelitian menunjukkan bahwa terdapat dampak yang signifikan antara variabel pada hubungan tidak langsung, sedangkan pada hubungan langsung menunjukkan hubungan tidak signifikan antara pengetahuan dan niat pembelian kembali. Sementara hubungan antara religiusitas dan niat pembelian kembali menunjukkan hubungan yang signifikan dalam produk personal care halal dan produk makanan halal. ......The growth of the muslim population continues to increase and is expected to continue to grow to 2.2 billion by 2030. This makes the demand for halal products is increasing. However, the demand growth is not followed by supply from a trusted manufacturer for halal product. In Islam, all relationships between human beings and Allah SWT, man and man, man and nature have been regulated in the Qur 39 an. Halal in Islam is very important, not only for what one rsquo s consumes internally but also what is consumed externally and attaches to one 39 s body such as cosmetics and personal care. Many Indonesian people are only concerned with halal food but have not realized the importance of the lsquo halalness rsquo of cosmetics and personal care that can affect the acceptance of daily worship. This study also wanted to know how the perception of halal in Islam can affect one rsquo s intention of repurchase judged from the level of religiosity, knowledge, attitude and its impact in determining the intention of repurchasing cosmetic product, personal care product and halal food product in Indonesia. This study also investigates the existence of differences between consumers rsquo attitudes towards halal cosmetics, halal personal care, and halal food products. At the end of data collection period, a total of 844 usable questionnaires from respondents over the age of 18 years old and who purchased cosmetic or personal care or halal food on the last 6 months were used for further analysis. This study used a self administrated questionnaire with closed ended questions. Also data analysis was performed using conclusive descriptive cross sectional analysis and Structural Equation Modeling SEM method using LISREL 8.51 software. The results in the study showed that there is a significant impact between variables on indirect relationship, while direct relationships shows an insignificant relationship between knowledge and the intention of repurchase. While the relationship between religiosity and the intention of repurchasing shows a significant relationship in halal personal care product and halal food products.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library