Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Linda Ernawati
Abstrak :
Malaria masih menjadi masalah yang mengancam nyawa. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasikan tingkat pengetahuan tentang malaria pada keluarga di wilayah kerja Puskesmas Siantan Timur Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau. Penelitian ini menggunakan disain deskriptif dengan 100 sampel acak pada keluarga yang pernah menderita malaria baik rawat inap maupun maupun rawat jalan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang malaria pada keluarga secara umum cukup, namun tingkat pengetahuan pada keluarga tergolong masih rendah secara pendidikan formal yaitu mayoritas berpendidikan dasar (SD).Upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat pengetahuan ini dapat dilakukan dengan memperbanyak pelaksananaan pendidikan kesehatan melalui promosi kesehatan. ...... Malaria is a life-threatening health problem. This research aims to identify families’level of knowledge about malaria in Siantan Timur Public Health Center. It applied descriptive design with 100 random sample of families who have suffered malaria both in patient and out patient care. The results indicated that the family level of knowledge generally is good, but the family knowledge level are still relative low when viewed informal education that the majority of basic education (elementary). Efforts to increase the knowledge of families and communities can be done with emphasis on the implementation of health education through health promotion.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Srihastuti
Abstrak :
Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih di bawah target DepKes RI sebesar 80%. Keberhasilan pemberian ASI eksklusif oleh ibu setelah melahirkan tidak terlepas dari peran serta keluarga, dimana keluarga merupakan dukungan sosial bagi ibu post partum. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan keluarga tentang ASI eksklusif. Desain penelitian deskriptif sederhana dengan besar sampel 106 responden menggunakan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian didapatkan gambaran tingkat pengetahuan keluarga tentang ASI eksklusif di RSUD Budhi Asih adalah baik untuk pengertian (72,6%), kandungan (65,1%), dan cara pemberian (71,7%), tetapi untuk manfaat dan waktu/lamanya pemberian ASI eksklusif rata-rata respondennya belum mengetahui dengan baik (48,1%). Oleh karena itu peneliti menyarankan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang ASI eksklusif dapat lebih ditekankan pada manfaat dan waktu/lamanya pemberian ASI eksklusif, sehingga tingkat pengetahuan keluarga tentang ASI eksklusif menjadi lebih baik. ......The coverage number of exclusive breastfeeding in Indonesia was still under the target of Health Department Indonesia (80%). Participation of the family as a social support influenced the success of exclusive breastfeeding by post partum mother. The purpose of this research was to identify the level of family knowledge about exclusive breastfeeding. This research used simple descriptive design and the number of sample was 106 respondents. Sample was collected with consecutive sampling technique. Research result showed that the family had a good level of knowledge in breastfeeding definition (72,6%), breastfeeding composition (65,1%), and breastfeeding technique (71,7%). However, the respondents have less knowledge in breastfeeding benefit and breastfeeding duration time (48,1%). It is recommended that breastfeeding education should emphasize on breastfeeding benefit and how long it should be given.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zebua, Gifta Hati Gemar
Abstrak :
Latar Belakang: Skabies merupakan penyakit menular yang berkaitan erat dengan perilaku kebersihan individu dan kondisi lingkungan populasi yang padat. Oleh karena itu, pesantren seringkali menjadi tempat populasi dengan kejadian skabies yang tinggi. Salah satu intervensi yang bisa dilakukan yaitu penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai skabies. Penyuluhan bukan saja ditujukan kepada santri pada pesantren, melainkan juga kepada keluarga santri sebagai komunitas terdekat dari santri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga santri mengenai skabies dengan kejadian skabies pada santri di pesantren Al Hidayah Bogor. Metode: Penelitian potong lintang dilakukan pada 72 responden, yaitu keluarga santri yang hadir pada saat penyuluhan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden mengenai skabies. Data dianalisa dengan menggunakan uji chi square. Hasil: Dari total 72 responden, sebanyak 15 (45,5%) santri yang ditemukan menderita skabies memiliki keluarga dengan tingkat pengetahuan skabies yang baik. Sementara itu, sebanyak 20 (51,3%) santri yang ditemukan menderita skabies memiliki keluarga dengan tingkat pengetahuan skabies yang kurang baik. (p=0,798; OR 0,792; CI 95% 0,313-2,005). Kesimpulan: Dari hasil analisis, tidak ditemukan adanya perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan keluarga santri mengenai skabies dengan kejadian skabies pada santri.
Background: Scabies infestation is a contagious disease that associated with individual health behaviors and enviromental condition, such as in over populated places. For these reasons, pesantren often become a place with high number of scabies occurrence. An effort to reduce the occurrence of scabies can be done through educational intervention in order to increase the level of knowledge about scabies. Educational intervention need to be delivered not only for the students but also for student's family, as one of the closest community within the student's life that can affect their health condition. Objective: The objective of this research is to find out the relationship between familys knowledge level on scabies and the occurrence of scabies in students at pesantren Al Hidayah Bogor. Method: Cross sectional study was conducted to 72 respondents of student's family that were presented during the educational intervention using a questionnaire to assess the level of knowledge of respondents regarding scabies. The collected data is then analyzed using the chi square test. Results: From the total of 72 respondents, about 15 (45,5%) students within the family with good level of knowledge were diagnosed with scabies. Whereas, about 20 (51,3%) students within the family with low level of knowledge were diagnosed with scabies. (p=0,798; OR 0,792; CI 95% 0,313-2,005). Conclusion: There is no significant relation between familys level of knowledge on scabies and the occurrence of scabies in students at pesantren Al Hidayah Bogor.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitri Lidia
Abstrak :
Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau yang biasa disebut dengan ISPA merupakan penyakit yang menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia maupun di Indonesia. ISPA paling banyak terjadi pada usia anak-anak dan balita merupakan kelompok usia yang paling rentan terhadap penyakit ini. Pengetahuan dan perilaku pencegahan yang kurang baik dari keluarga akan menimbulkan risiko terhadap balita untuk terkena penyakit ISPA. Tujuan penelitian kuantitatif ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga mengenai penyakit ISPA terhadap tindakan pencegahan ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciawi Bogor. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan 93 sampel yang diambil menggunakan teknik Accidental sampling. Sampel penelitian adalah Ibu yang membawa balitanya berobat ke Poli MTBS Puskesmas Kecamatan Ciawi. Hasil penelitian dianalisa dengan Chi-square yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan ISPA yang dilakukan oleh keluarga p value = 0,000, p < ? = 0,05 dimana keluarga dengan pengetahuan baik memiliki kecenderungan 8,3 kali lebih besar untuk melakukan pencegahan yang baik terhadap penyakit ISPA. Penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk melakukan studi mengenai pengaruh pemberian pendidikan kesehatan di Puskesmas dengan pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap penyakit ISPA.
Relationship between Family Knowledge with Prevention Behavior of Acute Resiratory Infections ARI for Toddler in Working Area of Puskesmas Kecamatan Ciawi Bogor. Acute Respiratory Infection or commonly referred as ARI is a disease that is a major cause of infectious morbidity and mortality in the world as well as in Indonesia. Acute respiratory infections occur most at the age of children, and toddlers are the age group most susceptible to this disease. Poor knowledge and prevention behavior of the family will cause the risk of toddlers to get ARI disease. The purpose of this quantitative study is to determine the relationship between knowledge owned by the family about ARI disease against prevention behavior of ARI in infants in the work area of Puskesmas Kecamatan Ciawi Bogor. This study used cross sectional design with 93 samples taken using Accidental sampling technique. The sample of this research is mother who bring her toddler to visit Poli MTBS Puskesmas Kecamatan Ciawi. The results were analyzed by Chi square which showed a significant correlation between knowledge with prevention behavior of ARI in family p value 0,000, p = value 0,000, p < ? = 0,05 where families with good knowledge have a 8.3 times greater tendency to make good prevention against ARI. Future research is recommended to conduct a study of the effect of providing health education in Puskesmas with community knowledge and behavior on ARI.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Dwi Amalia
Abstrak :
ABSTRAK Tuberkulosis Paru hingga saat ini masih menjadi penyakit menular yang paling sering merenggut nyawa masyarakat. Beberapa penelitian menyatakan bahwa pengetahuan masyarakat khususnya keluarga mengenai penyakit tuberkulosis masih dibawah rata-rata. Selain itu, dukungan informasional yang diberikan keluarga juga masih kurang. Pemberian dukungan informasional oleh keluarga menunjukkan berfungsinya keluarga dalam hal fungsi perawatan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan keluarga dengan dukungan informasional pada klien Tuberkulosis Paru di Kota Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan cross sectional dan teknik cluster random sampling. Instrumen kuesioner pengetahuan keluarga dan dukungan informasional pada klien Tuberkulosis Paru digunakan dalam penelitian ini. Jumlah subjek penelitian yang diikutsertakan sebanyak 102 keluarga yang merawat klien Tuberkulosis Paru di Kota Depok. Analisis univariat dan bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi square. Hasil uji chi squaremenunjukkan p value sebesar 0,026 (p<0,05) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan keluarga dengan dukungan informasional pada klien Tuberkulosis Paru. Pengembangan program promosi kesehatan terkait Tuberkulosis Paru perlu dirancang oleh pihak puskesmas agar dapat meningkatkan pengetahuan keluarga sehingga mampu memberikan dukungan informasional yang baik pada klien Tuberkulosis Paru.
ABSTRACT Pulmonary Tuberculosis is an infectious disease that most often takes the lives of people. Some studies demonstrate that the knowledge of the community, especially families regarding Pulmonary Tuberculosis disease is still below the average. On the other hand, the informational support provided for Pulmonary Tuberculosis clients is also lacking. Informational support given by family showed that they are implementing family health care function. This study aims to determine the correlation of family knowledge and informational support for Pulmonary Tuberculosis clients in Depok City. The research method used is cross sectional approach and cluster random sampling technique. Family knowledge and informational support questionnaire instrument is used in this study. The number of research subjects conducted as many as 102 families caring for Pulmonary Tuberculosis clients in Depok City. Univariate and bivariate analysis were done using chi square test. The chi square test results showed p value of 0.026 (p<0.05) meaning that there was a significant difference between family knowledge and informational support for Pulmonary Tuberculosis clients. Health promotion program related to Pulmonary Tuberculosis need to be developed by the puskesmas in order to increase family knowledge. Thus, family can provide a better informational support for the clients.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Juliandi
Abstrak :
ABSTRAK
Stroke iskemik berdampak negatif berupa cacat tetap. Cacat ini dapat dihindari dengan trombolisis cepat dengan aktivator plasminogen tipe rekombinan (rtPA). Pasien yang datang dengan onset > 6 jam dinyatakan mengalami pre-hospital delay. Keluarga sebagai orang terdekat dengan pasien berperan penting dalam membantu pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan keluarga dengan keterlambatan pra-rumah sakit pada pasien stroke iskemik. Penelitian dengan desain cross sectional ini melibatkan 154 keluarga pasien stroke iskemik yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan keluarga dengan keterlambatan pra-rumah sakit pada pasien stroke iskemik (p = 0,000; <0,05). Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa keluarga pasien yang memiliki tingkat pengetahuan baik memiliki peluang 14,6 kali untuk tidak mengalami keterlambatan pra-rumah sakit dibandingkan dengan keluarga yang memiliki pengetahuan kurang baik. Penelitian ini membuktikan bahwa pengetahuan keluarga merupakan faktor penting dalam membantu pengambilan keputusan pasien stroke iskemik untuk dibawa ke IGD.
ABSTRACT
Ischemic stroke has a negative impact in the form of permanent disability. This defect can be avoided by rapid thrombolysis with recombinant type plasminogen activator (rtPA). Patients who came with onset > 6 hours were stated to have pre-hospital delay. The family as the closest person to the patient plays an important role in helping decision making. This study aims to determine the relationship between family knowledge and prehospital delay in ischemic stroke patients. This study with a cross sectional design involved 154 families of ischemic stroke patients obtained through purposive sampling technique. The results of this study found that there was a significant relationship between family knowledge and prehospital delay in ischemic stroke patients (p = 0.000; <0.05). Further analysis showed that the patient's family who had a good level of knowledge had a 14.6 times chance of not experiencing pre-hospital delays compared to families who had poor knowledge. This study proves that family knowledge is an important factor in helping ischemic stroke patients make decisions to be brought to the ER.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Putri
Abstrak :
Tuberkulosis masih menjadi penyakit yang memakan korban jiwa pada masyarakat. Pengetahuan penyakit tuberkulosis penting bagi keluarga untuk melakukan pencegahan. Penelitian terdahulu menunjukan bahwa pengetahuan tuberkulosis masih rendah. Rendahnya pengetahuan tuberkulosis menjadikan keluarga rentan terserang. Keluarga sebagai kelompok terkecil dalam masyarakat memiliki peran dalam menjaga kesehatan yang disebut tugas kesehatan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tuberkulosis dengan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam melakukan pencegahan. Penelitian menggunakan desain deskriptif cross sectional dengan teknik purposive sampling dengan responden sejumlah 111 keluarga pada enam provinsi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tuberkulosis dan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam pencegahan TB (p = 0,002; α = 0,05). Pengembangan program edukasi  tuberkulosi berbasis keluarga di Indonesia perlu untuk meningkatkan pengetahuan meningkat sehingga keluarga dapat melakukan pencegahan tuberkulosis dengan melaksanakan tugas kesehatan.
Tuberculosis is still a disease that takes lives in the community. Knowledge of tuberculosis is important for families to take precautions. Previous research shows that tuberculosis knowledge is still low. Low tuberculosis knowledge makes families vulnerable to the disease. The family as the smallest group in society has a role in maintaining health, called the family health task. This study aims to determine the relationship between tuberculosis knowledge and the implementation of family health tasks in tuberculosis prevention. The study used a cross sectional descriptive design with a purposive sampling technique with 111 family respondents in six provinces in Indonesia. The results showed there was a significant relationship between the level of tuberculosis knowledge and the implementation of family health tasks in tuberculosis prevention (p = 0,002; α = 0.05). The development of a family-based tuberculosis education program in Indonesia needed to increase the knowledge so that families can carry out tuberculosis prevention by out health tasks.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Yusnipah
Abstrak :
ABSTRAK Penderita gangguan jiwa dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Halusinasi merupakan bentuk perilaku yang sering ditemukan pada pasien dengan gangguan jiwa. Pengetahuan keluarga sangat diperlukan dalam merawat pasien dengan halusinasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana tingkat pengetahuan keluarga dalam merawat pasien halusinasi di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Penelitian ini bersifat deskriptif, menggunakan teknik purposive sampling terhadap 104 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 57,7% responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi dalam merawat pasien halusinasi, 25 % responden memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan 17,3% memiliki tingkat pengetahuan rendah. Penelitian ini mengindikasikan pentingnya pengetahuan bagi keluarga dalam merawat pasien halusinasi.
abstract People with mental disorders tend to increase. Hallucination is a form of behavior that often found in patient with psychiatric disorders. Knowledge of the family is important to cure patient with hallucination. The purpose of this study was to determine the extent of the knowledge level of the family in caring for patient hallucination in Psychiatric Clinic of the Hospital Marzoeki Mahdi Bogor. This study is descriptive, using a purposive sampling technique on 104 respondents. The results showed that 57.7% of respondents have particularly high levels of knowledge in caring patient hallutination, 25% of respondents have a mid level of knowledge , and 17.3% have a low knowledge level. This study indicates the importance of knowledge in caring patient hallucination for the family.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43301
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Komarudin
Abstrak :
Gangguan jiwa, khususnya psikosis (skizofrenia) biasanya didapatkan pada kondisi kronis yang menimbulkan konsekuensi kemunduran kemampuan dari aktivitas harian dan hubungan sosial (isolasi sosial). Isolasi sosial merupakan percobaan untuk menghindari interaksi atau hubungan dengan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan keluarga dalam merawat klien isolasi sosial dengan kemampuan klien bersosialisasi. Desain yang digunakan adalah descriptive correlational dengan rancangan cross sectional. Cara pengambilan sampel adalah Total sampling dengan sampel sebanyak 78 keluarga, dengan kriteria inklusi warga desa di wilayah kerja Puskesmas Nangkaan Bondowoso dan bersedia menjadi responden, mempunyai anggota keluarga gangguan jiwa dengan isolasi sosial, dan umur antara 18-60 tahun, dan pendidikan minimal SD. Hasil uji statistik didapatkan rata-rata umur responden usia produktif, laki-laki, pendidikan SD, bekerja, keluarga inti, dan status hubungan keluarga responden dengan klien adalah ipar/keponakan. Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan klien bersosialisasi dengan pengetahuan keluarga, umur, pendidikan, dan hubungan keluarga dengan nilai p < 0,05, kecuali jenis kelamin, pekerjaan, dan jenis keluarga tidak ada hubungan dengan kemampuan klien bersosialisasi yang dipersepsikan oleh keluarga (p > 0,05). Pendidikan dan hubungan keluarga merupakan variabel yang paling berhubungan dengan kemampuan klien bersosialisasi. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan peningkatan pengetahuan perawat tentang gangguan jiwa dan psikoedukasi pada keluarga klien melalui pelatihan atau diskusi kasus mengenai penanganan klien isolasi sosial di tempat kerjanya.
Mental disorder, especially a psychotic (schizophrenia) is chronic condition that the clients have deterioration on their daily activity and social relationship (social isolation). The clients try to keep away from other interaction. This research aim was to identify the relationship between family knowledge and the client socialization ability. The design was a descriptive correlation with cross sectional. The samples were 78 families determined by total sampling. The nclusion criteria were the citizen of Nangkaan sub distric, and accord as a respondent, having mental health disorders family member with social isolation, age between 18 ? 60 years, and educational background at least Elementary School. The result shown that mean old age productive age respondent, men, elementary school, worker, nuclear family, and family relationship as ipar/keponakan. There was a significant relationship between family knowledge, age, education, and family relationship with the client socialization ability (value p < 0,05). On the hand, family gender, family type, and job were no correlation with the client socialization ability(value p > 0,05). Education and family relationship represent most variable related to with the client socialization ability. Based on the result, it is recommended that the community nurse knowledge about social isolation client and family psychoeducation should be improved.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Egi Rizky Septiana
Abstrak :
Pemilihan jajanan masih menjadi masalah bagi anak usia sekolah yang berpengaruh terhadap kesehatan anak. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan uji chi square diterapkan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan tentang keamanan makanan pada keluarga dengan pemilihan jajanan anak usia sekolah terhadap 110 siswa pada kelas 4 sampai dengan kelas 6 beserta ibu dari siswa tersebut, yang terpilih melalui proportionate stratified random sampling di MI Al- Inayah Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan kuesioner food safety untuk tingkat pengetahuan keluarga terutama ibu siswa dan kuesioner food frequency questionnaire (FFQ) untuk mengukur pemilihan jajanan anak usia sekolah. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan jajanan anak usia sekolah (p value = 0,690). Dari hasil nilai OR didapatkan 0,605 yang menunjukkan bahwa ibu dengan pengetahuan cukup memiliki peluang 0,605 kali untuk memiliki anak dengan pemilihan jajanan tidak sehat dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan baik. Hasil penelitian ini menyarankan kepada anak usia sekolah dan keluarga terutama ibu dari siswa untuk meningkatkan pengetahuan mengenai keamanan makanan dan pemilihan jajanan yang aman dan sehat untuk dikonsumsi anak usia sekolah.
Food selection is still a problem for school-aged children who have an effect on child health. The design of this research using cross sectional with the Chi Square test was applied to analyse the knowledge level relationship of food safety in families with the selection of school-age snacks to 110 students in grades 4 through Class 6 and the mother of the student, selected through proportionate stratified random sampling at MI Al-Inayah, East Jakarta. This research uses food safety questionnaires for the family knowledge level, especially mothers students and food frequency questionnaire (FFQ) questionnaires to measure the selection of school-age childrens snacks. Based on the results of the study showed no significant link between the level of maternal knowledge with the selection of school-age childrens hawker (p value = 0.690). From the value of OR obtained 0.605, indicating that the mother with enough knowledge has a chance of 0.605 times to have children with the selection of unhealthy food compared to a well-knowledgeable mother. The results of this study suggest to school-age children and families especially mothers of students to increase their knowledge of food safety and the selection of safe and healthy snacks for school age children to consume.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library