Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Hutasoit, Wardana Tabrani
Abstrak :
Kebutuhan akan energy listrik di Indonesia semakin tinggi seiring berkembangnya pembangunan peningkatan pembangunan baik di bidang industri, teknologi dan informasi. Pembangunan yang dilakukan dalam jumlah besar membutuhkan Project Management Office PMO untuk meminimalkan kegagalan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran PMO terhadap pengelolaan proyek ketenagalistrikan dengan menggunakan metode Partial Least Square PLS dimana data akan diperoleh melalui hasil survey dan wawancara kepada pakar dan responden. Hasil yang didapat akan menjadi masukan bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan ketenagalistrikan.
The need for electric energy in Indonesia is getting higher as the development of the construction of an increase both in the construction industry, and information technology. Large scale development requires project management office PMO to minimize failures project management office PMO to minimize failures.
This study aims to determine the role of the PMO on the performance of electrification projects using the Partial Least Square methode where the data will be obtained through surveys and interviews to experts and respondents. The results will be input for companies which engaged in the field of electricity development.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T47503
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dhaniah Fijriyani
Abstrak :
Beberapa pembangunan gedung kantor di lingkungan BPJS Ketenagakerjaan selama 5 (lima) tahun terakhir mengalami keterlambatan dalam penyelesaian proyek. Hal tersebut disebabkan proses pengendalian pembangunan gedung kantor belum belum berjalan dengan baik dengan memperhatikan risiko yang dapat mempengaruhi kinerja waktu. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian yang disebarkan kepada responden dan dilakukan validasi oleh pakar. Analisa risiko kualitatif dilakukan pada penelitian untuk mengetahui faktor risiko yang ada selama siklus hidup pembangunan gedung dan mengembangkannya dengan manajemen risiko berbasis PMBOK edisi keenam. Hasil dari penelitian ini berupa faktor risiko tinggi dan respon risiko untuk pengembangan pedoman pengendalian proyek pembangunan gedung kantor yang ada di lingkungan BPJS Ketenagakerjaan sehingga dapat meningkatkan kinerja waktu proyek.
......Several office building constructions within BPJS Ketenagakerjaan during the last 5 (five) years have experienced delays in project completion. This is because the control process for the construction of office buildings has not gone well by taking into account the risks that can affect time performance. This study used a questionnaire as a research instrument distributed to respondents and validated by experts. Qualitative risk analysis was carried out in research to determine the risk factors that exist during the building construction life cycle and develop them with risk management based on PMBOK sixth edition. The results of this study are in the form of high-risk factors and risk responses for developing guidelines for controlling office building construction projects within the Employment BPJS to improve project time performance.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Wahyu Hidayati
Abstrak :
PT X menyelenggarakan proyek pembangunan line baru setiap tahun sebagai upaya untuk pengembangan bisnis secara bertahap. Hal ini berkaitan juga dengan pertumbuhan pasar yang ditandai dengan permintaan produk yang terus bertambah. Harapan dari proyek - proyek tersebut adalah menghasilkan line produksi yang dapat dioperasikan tepat waktu atau lebih cepat dan menghasilkan produktivitas tinggi, misalnya melalui proses produksinya yang efisien. Kondisi proyek - proyek yang telah berlangsung mengalami beberapa kendala klasik seperti keterlambatan, biaya yang berlebih dan kemudian saat line produksi dijalankan tidak beroperasi dengen efisien. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dirancang suatu metode pemetaan strategi dengan balance scorecard untuk mengerahkan pengelolaan proyek agar dapat mencapai kinerja pada tingkatan yang diharapkan. Balanced scorecard tidak semata bertujuan untuk menilai seberapa baik atau seberapa buruk jalannya suatu proyek tetapi mengarahkan seluruh elemen untuk bisa fokus terhadap strategi yang telah dibuat. Yang mana strategi tersebut adalah upaya untuk mencapai kinerja terbaik. Disamping itu dengan metode tersebut akan dilakukan pengukuran sesuai key performance indicator yang dirancang untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja terhadap target yang telah ditentukan. hal ini akan menjadi dasar pada penentuan strategi - strategi berikutnya sebagai upaya perbaikan berkesinambungan.
......PT X develop new production line construction project in almost in every year as a strategy of business expansion. It was related to market growth as an increasing trend of product demand. Objective of those project are to build a new production line that could operate on the expected time or faster than could create high productivity in efficient production process. On last project, there was classic problems like delay, over budget, than when the production line operated, there were not perform well. Therefore in this research would be designed a method of performance management with balance scorecard to force the project management to achieve on the desire level. Balanced scorecard not just objected to assess how well or how poor the project was rolled out, but to direct all element to keep focus on the strategy. That strategy is a path to achieve the best performance. With this method there would be some measurement with key performance indicators in which designed to monitor the achievement of performance to the defined target. It is a base line to formulate future strategy as a continual improvement programs.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T41064
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Suyono
Abstrak :
Di era sekarang ini telah banyak kantor-kantor pemerintah yang secara besar-besaran mulai membangun sistem informasi di unitnya masing-masing. Hal ini berdampak pada semakin besarnya beban pengeluaran negara sebagai akibat dari adanya proyek-proyek/kegiatan pengadaan TI yang harus di laksanakan. Namun pada kenyataannya banyak dijumpai bahwa penerapan sistem informasi yang telah dibangun belum mencapai maksud dan tujuan yang sesungguhnya (belum optimal). Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai salah satu kantor pemerintah di dalam melaksanakan tugasnya telah pula mengimplementasikan berbagai perangkat sistem informasi di unit nya masing-masing khususnya pada unit Sekretariat Jenderal. Berbagai proyek/kegiatan pengadaan TI dilakukan demi untuk mewujudkan suatu Tata Kelola yang efektif dan efisien. Penelitian yang bersifat deskriptif ini mencoba untuk mengetahui apakah pengelolaan proyek-proyek/kegiatan pengadaan TI tersebut sesuai dengan Standar Tata Kelola TI dan Rencana Strategis Sistem Informasi yang sudah dibuat. Dengan menggunakan beberapa model IT Governance yang sudah ada. Penggunaan beberapa model ini diharapkan dapat memetakan kondisi IT Governance di Sekretariat Jenderal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral dikaitkan dengan pengelolaan proyek-proyek/kegiatan pengadaan TI di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
In this era, many government institutions have been developing information systems in large scales. This results in dramatic increases of the state expenditure needed for IT procurement projects/activities. But in reality, many applications of information systems in the government sector have not achieved their intended objectives. Department of Energy and Mineral Resource is one of the government organizations that have been actively implementing various information systems, especially at the Secretariat General office. A variety of IT procurement projects/activities have been conducted in the effort to improve the organization's efficiency and effectiveness. The condition of the current IT governance at the Secretariat General of the Department of Energy and Mineral Resources is mapped using a number of IT governance models and the control objectives for IT Project Management from CobiT 4.1.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Arif Muljanto
Abstrak :
Angkutan penyeberangan perintis yang merupakan kegiatan transportasi dilakukan berbasis proyek oleh Satker PKLLASDP Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dengan cara penunjukan langsung kepada PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan BUMD. Penandatangan kontrak dilakukan setelah proyek dilaksanakan beberapa bulan. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang terjadi dalam pengelolaan proyek yang berpengaruh terhadap mutu pelayanan serta bagaimana mengelola risiko tersebut. Pengolahan data dilakukan dengan metode AHP yang dilanjutkan dengan analisa statistik non-parametrik dengan menggunakan teknik korelasi Kendall Tau untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing faktor risiko yang dominan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 12 faktor risiko yang dominan dan 3 faktor risiko diantaranya berpengaruh terhadap mutu pelayanan (ketersediaan kapal / armada pada lintas penyeberangan perintis dan keteraturan jadwal pelayanan kapal). Tingkat korelasi untuk ketersediaan kapal / armada pada lintas penyeberangan perintis sebesar 64,5 % sedangkan keteraturan jadwal pelayanan kapal sebesar 77,8 %. Tindakan pencegahan risiko utama yang perlu dilakukan adalah mengoperasikan kapal sesuai dengan spesifikasi teknis lintas dan dermaga.
......Ferry Services of pioneer is activity of transportation base on the project of by Satker PKLLASDP Directorate General Communication of Land by direct directing to PT. ASDP Indonesia Ferry ( Persero) and of BUMD. Signatory of contract conducted after project executed some month. Referring to the mentioned, this research is done to identify risk factor that happened in management of project having an effect on to service quality and also how to manage the risk. Processing conducted with method of AHP continued with statistical analysis non-parametrik by using correlation techniques of Kendall Tau to know influence from each dominant risk factor.
Result research showed that there are 12 dominant risk factor and 3 risk factor among others have an effect on to service quality ( availibility of ship passing by ferry services of pioneer and regularity of schedule service of ship). Correlation level to the availibility of ship passing by ferry services of pioneer equal to 64,5 % while regularity of schedule service of ship equal to 77,8 %. especial Risk precaution which require to be done by to operate ship as according to technical specification pass by route.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T40761
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library