Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurjihan Fahira
Abstrak :
Pengelolaan sediaan farmasi yang bersifat termolabil harus mendapat perhatian khusus, terutama pada tahap penyimpanan. Aturan tersebut harus terpenuhi untuk menjaga kualitas dan keamanan sediaan termolabil tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan tim farmasi di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dalam menjaga kualitas dan keamanan obat termolabil adalah diterbitkannya buku panduan penanganan obat termolabil pada 2018. Tercantum ratusan nama obat termolabil yang terbagi dalam 16 kategori di dalam buku ini. Seiring berjalannya waktu, obat-obatan termolabil yang keluar-masuk RSCM semakin bervariasi, oleh karena itu daftar obat-obatan termolabil yang tercantum di dalam buku ini perlu diperbaharui. Tugas ini disusun untuk mendata obat-obatan termolabil yang saat ini digunakan di RSCM dan belum tercantum di dalam buku panduan penanganan obat termolabil RSCM. Pengambilan data dilakukan melalui sistem database gudang farmasi pusat RSCM. Terdapat total 315 obat termolabil yang pernah masuk ke gudang RSCM. Sebanyak 100 nama obat termolabil belum terdaftar di dalam buku panduan penanganan obat termolabil RSCM 2018. Hanya 40 dari 100 nama obat tersebut yang dilaporkan pada tugas ini. Ke-40 nama obat terbagi menjadi 4 kategori, yaitu obat untuk sistem imun, mata, uterotonik, dan relaksan otot perifer. Setelah diberikan petunjuk tata cara penangannya, ke-40 nama obat tersebut ditambahkan ke dalam buku panduan penanganan obat termolabil RSCM. ......Pharmacists in the hospital must concern how to handle thermolabile medicines, especially during the storage period. There are particular requirements in that period must be met to ensure the thermolabile medicines are in the good quality and safe to use. Pharmacists in Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) published the Handbook of Thermolabile Medicine Handling at RSCM in 2018 as an initiate to keep thermolabile medicines quality and safety. The book contained hundred names of thermolabile medicines that is divided to 16 categories. After years, the thermolabile medicines supplies at RSCM are more varied, that it needs to be updated. This report is intended to add some thermolabile medicines used at RSCM that currently has not been included in the handbook. The list of all the thermolabile medicines has been used at RSCM were taken from the database system in the RSCM pharmaceutical storage center. There are 315 names of thermolabile medicines that has been used at RSCM. There are 100 thermolabile medicines that has not been included in the handbook. Only 40 of 100 of them are listed in this report. These 40 thermolabile medicines are classified into 4 categories: immune system, eye, uterotonic, and peripheral muscle relaxant. After conducting literature study to find the instructions how to properly handle these thermolabile medicines, the list of 40 thermolabile medicines were added to the new version Handbook of Thermolabile Medicine Handling at RSCM.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rizky Shadrina
Abstrak :
Penyimpanan obat merupakan salah satu standar pelayanan kefarmasian yang diaplikasikan di apotek menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016. Kriteria yang perlu diperhatikan terkait dengan penyimpanan obat yaitu obat yang disimpan harus ditempatkan dalam kondisi yang sesuai untuk meminimalisir kontaminasi sehingga mutu dari suatu obat tersebut dapat terjamin. Penyimpanan obat yang baik dapat memudahkan dalam pencarian sediaan pada saat pelayanan kefarmasian. Penyimpanan obat yang tidak sesuai dengan standar yang ada dapat menimbulkan beberapa masalah, di antaranya yaitu sulit dalam melakukan penelusuran atau pencarian sediaan farmasi sehingga dapat memperlambat proses dispensing. Melihat permasalahan tersebut, maka dilakukan manajemen terkait dengan penyimpanan obat ethical di Apotek Kimia Farma 0267 Bintaro yang bertujuan untuk mengoptimalisasi manajemen penyimpanan obat ethical, dan mempermudah pencarian obat ethical sehingga waktu pelayanan obat pasien lebih cepat. Metode yang dilakukan ialah dengan mencatat obat-obatan atau vitamin yang belum memiliki tempat untuk disimpan, menyusun obat secara alfabetis di setiap kelas terapi yang sudah ada sebelumnya, dan membuat list atau menyantumkan daftar nama obat di tempat penyimpanan (lemari) stock obat guna mempermudah dalam pencarian, pengambilan, dan penyimpanan stock obat. Pengelolaan penyimpanan sediaan farmasi di Apotek Kimia Farma 0267 Bintaro dikategorikan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, obat khusus, dan kestabilan obat yang disusun berdasarkan alfabetis dan diberi label berwarna pada kotak obat guna memudahkan dalam pencarian obat dan membedakan satu kelas terapi dengan yang lainnya. Penyimpanan obat juga ditandai dengan sticker LASA dan terdapat daftar obat yang ditempel di pintu lemari kecil penyimpanan obat bertujuan untuk memudahkan pencarian stock obat. ......Proper drug storage is essential in upholding pharmaceutical service standards within pharmacies, aligning with the Indonesian Regulation of the Minister of Health No. 73/2016. This regulation aims to ensure that drugs are stored optimally, minimizing contamination risks and preserving their quality. Effective storage not only maintains medication quality but also streamlines pharmacy operations by facilitating efficient drug retrieval for dispensing. Failure to comply with storage standards can lead to challenges in locating and tracking medicines, resulting in delays in the dispensing process. Addressing these issues, Kimia Farma 0267 Bintaro Pharmacy has implemented strategic practices for ethical medicine storage, aiming to improve storage management and expedited patient services. The pharmacy utilizes a systematic approach involving recording unallocated medicines, arranging them alphabetically within therapy classes, and creating a comprehensive drug list within the storage area. Their storage management strategy categorizes medicines based on therapeutic class, dosage form, specific drug, and stability. These categories are organized alphabetically and color-coded on medicine boxes, simplifying drug retrieval and differentiation. The pharmacy also employs a "Look-Alike Sound-Alike" (LASA) sticker system and attaches a drug list to the storage cabinet door, further enhancing efficient drug stock searching. In conclusion, adhering to proper drug storage practices is crucial for maintaining pharmaceutical quality and expediting patient care. Kimia Farma 0267 Bintaro Pharmacy's strategic approach to drug storage management stands as a noteworthy model for optimizing pharmaceutical services through organized and efficient storage protocols.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library