Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suliantini
Abstrak :
Dengan makin berkembangnya rumah sakit, baik dari segi kualitas maupun kuantitas pelayanan, maka kesiapan pengadaan obat dan alat kesehatan habis pakai merupakan faktor penting dalam menunjang keberhasilan pengobatan. Perencanaan pengelolaan sediaan farmasi perlu dibentuk dengan baik. Oleh karena penggunaan sediaan barang farmasi oleh pasien rawat inap memerlukan biaya yang tinggi, dianggap perlu adanya sistem yang tepat dan berorientasi pada kepentingan pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan sistem pengelolaan obat dan alat kesehatan habis pakai untuk pasien rawat inap di PKS RSCM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan barang farmasi di PKS RSCM sudah dapat dilaksanakan secara tertib dan lancar, meskipun ditemukan adanya keterbatasan tenaga pelaksana dan sarana kerja, belum adanya standar prosedur secara tertulis, serta belum dibentuknya sistem informasi yang baik. Disimpulkan bahwa dalam pengelolaan obat dan alat kesehatan habis pakai pasien rawat inap di PKS RSCM, peningkatan proses fungsi logistik dan administrasi tergantung pada pengembangan komponen input. Upaya peningkatan yang disarankan meliputi : penambahan satu orang tenaga pelaksana kegiatan administrasi, penyediaan dua buah ruang khusus untuk depo farmasi, penyediaan perangkat komputer untuk pengolah data, pembentukan prosedur kerja tertulis untuk tiap bentuk kegiatan dalam pengelolaan barang farmasi, serta pembentukan sistem informasi yang lebih baik. Diharapkan dengan perbaikan bentuk struktur organisasi PKS RSCM, akan jelas menunjukkan wewenang-tanggungjawab tiap bagian yang ada di PKS; dan pembentukan sistem kerja yang baik, penambahan satu tenaga pelaksana bagian keuangan serta penggunaan sarana komputer, dapat meminimalkan terjadinya 'bad debt'.
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nusaiba
Abstrak :
Pengelolaan obat di puskesmas masih memiliki kendala dalam ketersediaan obat, penyimpanan, maupun pengendalian obat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian pengelolaan obat di Puskesmas Margamulya tahun 2021 terhadap standar indikator pengelolaan obat. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif observasional. Pengumpulan data secara concurrent dengan observasi langsung dan retrospective dengan penelusuran data sekunder, serta dilakukan wawancara. Hasil pengumpulan data kemudian dilakukan analisis dengan indikator pengelolaan obat yang terdiri dari 26 indikator diantaranya kesesuaian item obat dengan FORNAS (72,22%), kesesuaian item dengan pola penyakit (78,48%), ketepatan jumlah perencanaan (170,01%), kesesuaian jumlah permintaan (74,64%), kesesuaian jumlah penerimaan (67,95%), penyimpanan narkotika dan psikotropika (71,43%), penyimpanan obat high-alert di apotek (0%) dan gudang (33,33%), penyimpanan obat LASA di apotek (31,71%) dan gudang (37,14%), nilai ITOR (2,73 kali/tahun), tingkat ketersediaan obat (17,44 bulan), item stok aman (46,98%), item stok berlebih (53,02%), obat yang tidak diresepkan (37,58%), nilai obat kedaluwarsa (3,29%). Hasil analisis menunjukkan bahwa pengelolaan obat di Puskesmas Margamulya memenuhi 9 indikator sesuai dengan standar, 15 indikator tidak memenuhi standar dan 2 indikator tidak dapat dianalisis dikarenakan kurangnya data. Oleh karena itu, diperlukan peninjauan kembali aspek pengendalian obat, perlu meningkatkan jumlah, soft skill dan pengetahuan petugas farmasi dalam pelayanan kefarmasian, menerapkan sistem informasi manajemen puskesmas. ......Drug management at Primary Health Center has problem with drug availability, storage, and drug control. This study aims to analyze the suitability of drug management at the Margamulya Primary Health Center in 2021 to the standard indicators of drug management. This study used observational descriptive research methods. Concurrent data collection was carried out by direct observation and retrospective with secondary data tracing, as well as interviews. The results of data collection were then analyzed with drug management indicators consisting of 26 indicators including the suitability of drug items with FORNAS (72.22%), conformity of items with disease patterns (78.48%), accuracy of the number of planning (170.01%), suitability of the number of requests (74.64%), suitability of the number of receipts (67.95%), storage of narcotics and psychotropics (71.43%), storage of high-alert drugs in pharmacies (0%) and warehouses (33.33%), storage of LASA drugs in pharmacies (31.71%)) and warehouses (37.14%), ITOR (2.73 times/year), the availability of drugs (17.44 months), safe stock items (46.98%), excess stock items (53.02%), non-prescribed drugs (37.58%), expired drug values (7.43%). The results of the analysis showed that drug management at the Margamulya Primary Health Center met 9 indicators in accordance with the standards, while 15 indicators did not meet the standards and 2 indicators could not be analyzed because of lack of data. It is necessary to review aspects of drug control, to increase the number, soft skills and knowledge of pharmacist in pharmaceutical services, and implementing a primary health center management information system.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fashya Amanda Balqis Rachardy
Abstrak :
Kondisi darurat bencana wabah penyakit COVID-19 merupakan bencana yang dirasakan oleh seluruh dunia. Penyakit yang disebabkan oleh Coronavirus ini telah menyebabkan 141.709 kasus kematian per tanggal 29 September 2021 di Indonesia. Untuk menekan angka kematian ini, upaya kuratif dan rehabilitatif yang dapat dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi obat terapi COVID-19. Agar kualitas dan kuantitas obat terapi COVID-19 terjamin, maka perlu adanya pengelolaan obat yang tepat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran manajemen tata kelola obat terapi COVID-19 di Kota Depok dalam menghadapi tren pandemi yang fluktuatif. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitatif dengan metode wawancara mendalam. Validasi data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dengan wawancara bersama berbagai macam informan dan triangulasi metode dengan telaah dokumen serta observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen tata kelola obat saat tren meningkat, terdapat permasalahan diantaranya yaitu jumlah SDM kurang, beban kerja berlebih, hambatan dalam sistem informasi, dan adanya kebijakan yang berubah-rubah. Sedangkan saat tren menurun, keadaan kembali normal. Adapun pengelolaan obat di Dinas Kesehatan Kota Depok sudah tergolong cukup baik karena hampir seluruh proses sesuai dengan Standar Pelayanan Kefarmasian yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Saran yang dapat diberikan yaitu adanya kebijakan yang konsisten, melakukan analisis beban kerja, adanya pelatihan bagi SDM pengelolaan obat, adanya sosialisasi kebijakan, sistem informasi dapat terintegrasi, dan penataan penyimpanan obat sesuai standar. ......The emergency condition of the COVID-19 disease outbreak is a disaster that is felt by the whole world. This disease caused by Coronavirus has caused 141,709 deaths as of 29th of September 2021 in Indonesia. To reduce this death rate, curative and rehabilitative efforts that can be done are by consuming COVID-19 therapeutic drugs. In order to ensure the quality and quantity of COVID-19 therapeutic drugs, it is necessary to have proper drug management. Therefore, this study aims to determine the description of the management of COVID-19 therapeutic drug governance in Depok City in the face of fluctuating pandemic trends. The type of research used in this research is qualitative with in-depth interview method. Validation of the data used is triangulation of sources with interviews with various kinds of informants and triangulation of methods with document review and observation. The results of the study indicate that when the drug management trend is increasing, there are problems including the lack of human resources, excess workload, obstacles in the information system, and changing policies. Meanwhile, when the trend is down, the situation returns to normal. The management of drugs at the Depok City Health Office is quite good because almost the entire process is in accordance with the Pharmaceutical Service Standards set by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia. Suggestions that can be given are the existence of consistent policies, conducting workload analysis, training for drug management HR, policy socialization, information systems can be integrated, and drug storage arrangements according to standards.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Intan Pertiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Praktik kerja profesi di Apotek Prima Sehat dilaksanakan pada tanggal 2 hingga 27 Juli 2018. Pelaksanaan praktik kerja profesi ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan apotek, serta melakukan praktik pelayanan kefarmasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Apoteker memiliki andil dalam pelaksanaan praktik pelayanan kefarmasian dan pengelolaan sediaan farmasi di apotek. Selain itu, apoteker juga diwajibkan untuk melaksanakan pemberian informasi untuk mendukung pemakaian obat yang benar dan rasional, termasuk cara memperoleh dan menggunakan obat. Implementasi pemberian informasi terkait cara memperoleh dan menggunakan obat yang benar dilakukan dengan pelaksanaan tugas khusus yang berkaitan dengan DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang). Pemberian informasi mengenai cara mendapatkan dan mengunakan obat dilakukan dengan menggunakan media cetak berupa standing banner.
ABSTRACT
Internship program at Apotek Prima Sehat was held on 2nd till 27th of July. The aim of this internship program was to obtain knowledge regarding pharmacist's duties and responsibilities in pharmacy management, and also performing pharmaceutical care practices based on law and provisions. Pharmacist had a role in providing pharmaceutical care practices and managing pharmaceutical supplies. Furthermore, pharmacist was obligated to give information about how to use drug rationally, including how to get and apply the drug. Implementation of providing drug information regarding how to get and apply the drugs could be done by completing special assignment about DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang). Providing Information about how to get and use the drug was done by using a standing banner.
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jehezkiel Kenneth Guilio
Abstrak :

Psikotropika merupakan zat/bahan baku atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku Dalam distribusi obat golongan psikotropika, Pedagang Besar Farmasi memiliki peran penting dan menjadi satu-satunya instansi yang memiliki kewenangan untuk mendistribusikan obat psikotropika. Pedagang Besar Farmasi (PBF) merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. PBF seperti Kimia Farma Trading and Distribution Jakarta 3 menlakukan kegiatan pengelolaan obat golongan psikotropika berdasarkan Undang-Undang No.3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dan Pedoman CDOB Tahun 2020. Pengelolaan obat golongan psikotropika yang dilakukan KFTD Jakarta 3 antara lain kegiatan pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemusnahan, serta pencatatan dan pelaporan obat psikotropika. Dalam laporan ini, akan dilakukan evaluasi pengelolaan obat psikotropika di PT Kimia Farma Trading and Distribution Jakarta 3 dengan menggunakan skala guttman. Secara keseluruhan evaluasi pengelolaan obat psikotropika di PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 3 termasuk dalam kategori “baik” dengan rata-rata persentase 97%. ......Psychotropics are substances/raw materials or drugs, both natural and synthetic, non-narcotics, which have psychoactive properties through a selective effect on the central nervous system which causes specific changes in mental activity and behavior. In the distribution of psychotropic class drugs, Pharmaceutical Wholesalers have an important role and become the only the only agency that has the authority to distribute psychotropic drugs. Pharmaceutical Wholesalers (PBF) are companies in the form of legal entities that have permits for the procurement, storage, distribution of drugs and/or medicinal ingredients in large quantities in accordance with statutory provisions. PBF, such as Kimia Farma Trading and Distribution Jakarta 3, manages psychotropic drugs based on Law No. 3 of 2015 concerning Circulation, Storage, Destruction and Reporting of Narcotics, Psychotropics and Pharmacy Precursors and the 2020 CDOB Guidelines. Management of psychotropic drugs carried out by KFTD Jakarta 3 included procurement, storage, distribution, destruction, as well as recording and reporting of psychotropic drugs. In this report, an evaluation of the management of psychotropic drugs at PT Kimia Farma Trading and Distribution Jakarta 3 will be carried out using the guttman scale. Overall the evaluation of the management of psychotropic drugs at PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 3 is included in the "good" category with an average percentage of 97%.

Depok: Universitas Indonesia. Fakultas Farmasi, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Isman
Abstrak :
Pengdolaan obat tingkat kabupaien/kota bertujuan agar tersedianya obat dengan mum yang baic, terselzar secara merata dengan jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan pelaynnan kesehatan dasar bagi masyarakax yang membutuhkan di unit pclayanan kesehatzm. Untuk menmpai tujuan tersebnt diperlukan dukungan manajemen, pendanaan dan sistem intformasi pengelolaan obat Serta snmber daya manusia. Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan obat di Dinas Kesehatan Kabnpateu Sawahlunto/Sijunjung adalah belum optimalnya pengelolaan obat hal ini terlihat dari banyaknya obat yang kudaluarsa, ketersediaan obat belum sesuai kebutuhan karena perencanaan kebutuhan obat belum baik, dan sistem masih manual, untuk itu diadakan penelitian Pengembangan Sistcm Infonnasi Manajemen Pcngelolaan Obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Tahun 2007. Metodologi yang digunakan adalah berdasarkan sG:lus hidup pengembangan sistem yang tcrdiri dari tahap perencanaan, analisis, perancaugan dan pelaksanaan. Untuk tahap pelaksanaan hanya sampai pada kegiatan dokumentasi sistem. Pengujian sistem hanya dilakukan di laboratorium menggunakan data obat di Gudang Farmasi. Pengumpulan data dan informasi melalui wawancara dan observasi dokumen. Unit keuja yang menjadi obyek penelitian adalah Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung. Dalam penelitian ini telah dihasilkan prolotipe SIMPOP Dinas Kesehatan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung yang dihaxapkan dapat membantu manajemen Program Obat dan Perbeknlan Kesehatan di Kahupaten, untnk meningkatkan kinelja pengelolaan obat dan mznyediakan pelaporan kc tingkat yang lebih tinggi. Kelebihan sistem yang bam adalah terscdianya sistem peringatan dini terhadap obnt yang akan kadaluarsa pada enam bulan yang akan datang secara otomatis, sehingga dengan cepat dapat dilakukan tindakan untuk antisipasinya. Kondisi yang dibutuhkan dalam implcrnentasi sistem dilapangan adalah diperlukan komitmen dari Pimpinan Dinaa Kesehatan terutama dalam hal penanggung jawab program , kebijakan pendukung siatem, atumn dan pembagian tugas yang jelas serta dukungan dana, sehingga dapat menunjang terlaksananya program dengan baik.
Drugs management at district/city level is aimed to obtain the availability of good quality drugs, equally distributed with suitable type and quantity to meet the need of primary health care. In order to achieve those objectives, the management support is required as well as financing, drugs management information system, and hrmran resources- The problem that existed on implementing the drugs management in the Health Office of Sawahlunto/Sntmjrmg District was not managed optimally yet. It was revealed liom the large amount of existing expired drugs, inappropriateness between the available drugs and need because of the need assessment of drugs was not conducted well and the system that adopted was still manual. Because of those reasons, the study of management information system development lbr drugs in the Health Oliice of Sawahlunto/Sijunjung in 2007 was conducted. The methodology that used was based on life cycle of development Qstem consisted of planning, analysis, design, and implementing stage. For the implementation stage was only conducted on system documentation System trial was conducted in the laboratory using data of drugs from the Pharmacy Warehouse. Information and data collection was conducted through interview and docrnnent observation The object of study was Pharmacy Warehouse in the Health Odice of Sawahlunto/Siiunjrmg District. The study resulted in the prototype of SIMPOP of the Health Oflice of Sawahlunto/Sntmjrmg District. It was highly expected that could help the drugs and health logistics program management to augment the performance of drugs management and to supply the accurate reporting for the higher institution level. The advantage of this new system was the availability of early waming system automatically for drugs that would be expired in the next six months, so there could be immediately conducted some efforts to anticipate. It was highly required the commitment from the head of the Health Oiiice in implementing the system specially about program manager, policy for system support, procedures, and clearly job description, and financing so that the program could nm well.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34537
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misnaniarti
Abstrak :
Ancaman pandemi flu burung yang disebabkan oleh virus I-ISNI, mendorong berbagai upaya Pemerintah untuk mcncari cara mencegah, menanggulangi dan mengobatinya, di antaranya dengan kebijakan penyediaan obat antiviral. Penyediaan obat antiviral ini memegang peranan yang sangat penting, sehingga hams dikelola secara baik dan kebijakan yang melandasinya harus berdasarkan formulasi yang tepat mulai dan tahap perencanaan hingga pengendalian. Oleh karena ilu perlu dianalisis secara komprehensif dengan mclihat aspek-wpek pada sistem kebijakan meliputi public policies, policy stakeholders, dan policy environment. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kebijakan pengelolaan obat antiviral dalam pengendalian kasus ilu burung dan implementasinya di rumah sakit rujukan wilayah DKI Jakarta pada tahun 2005-2007. Jenis penelitian adalah kualitatif yang dilakukan secara rctrospektif dengan menganalisis sistem kebiiakan, melibatkan I0 informan. Data dilcmnpulkan melaiui wawancara mendalam dan telaah dokumen, kemudian dilakukan analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pemilihan Oseltamivir sebagai obat antiviral meskipun efektiiitas obat belum teruji secara klinis, tetapi mengingat kondisi kedaruratan menghadapi ancaman pandemi flu burung maka Indonesia menerima rekomendasi dari WHO untuk penggunaan obat tersebut. Perencanaan penyediaannya belum bisa berdasarkan data evidences jumlah kasus riil yang terjadi pada instansi rumah sakit rujukan ataupun kebutuhan rumah sakit akan obat tersebut, karena pertimbangan kasus yang dihadapi merupakan kasus baru yang terus menunjukkan progresivitas angka kematian pada manusia, sehingga dilakukan strategi stoc/qoilling yang memperhitungkan jmnlah kebutuhan berdasarkan pada prediksi persentase jumlah penduduk Indonesia yang akan terkena jika terjadi pandemi. Besaran anggaran yang disediakan mengalami peningkatan dibandingkan dengan anggaran yang dialokasikan sebelumnya. Pengadaan dengan teknik dropping dapat mengakibatkan terjadinya penumpukkan obat di rumah sakit rujukan, tetapi hal tersebut dilakukan karena adanya hibah obat dari negara lain sehingga obat harus sacara didistribusikan ke unit pelayanan kesehatan agar bisa terpakai mengingat masa kadaluarsanya yang relatif dekat. Pendistribusiannya secara terbatas pada instansi pemerintah dan tidal: dijual bebas dilakukan mengingat pentingnya obat tersebut bagi keselamatan manusia, akan tetapi perlu dipikirkan juga akses unit pelayanan kesehatan swasta (rumah sakitfklinik) untuk mcmperoleh obat tersebut. Sehingga kebijakan pengelolaan obat antiviral dalam penanganan kasus flu burung di rumah sakit rujukan di wilayah DKI Jakarta dibuat secara terbatas dan pada pelaksanaannya tidak mencakup pada keseluruhan lini yang memerlukan. Diharapkan kepada pihak Depkes dalam pengelolaan obat antiviral ini juga memberdayakan apotek yang ditunjuk untuk menyediakan obat antiviral sehingga selain mempermudah akses unit pelayanan kesehatan swasta lainnya dalam memperoleh obat tersebut dan bisa dijadikan stockpile. Bagi rumah sakit ke depan perlu mengadakan suatu penelitian untuk membuktikan efelctivitas Oseltamivir ini terhadap kasus flu burung manusia.
Avian Influenza pandemic which is caused of HSNI virus pushed various goverment effort to look for prevention way, overcoming and curing it, one of them is preparation policy of antiviral drugs. This preparation of antiviral drugs played the most important role, so that it must be managed well and basic policy must pursuant to the right formulation, starting iiom planning until control phase. Therefore, require to be analyzed comprehensively based on policy system aspect such as : public policies, policy stakeholders, and policy environment. This studi purpose is for analyzing management policy of antiviral medicine in controlling Avian Influenza case and its implementation at reference hospital in DKI Jakarta, 2005 - 2007. This study used a qualitative method which has done retrospectively by analyzing policy system with 10 informants. The data were collected by in-depth interview and study document. The data were a content analyzed. Study result indicated that selection policy of Oseltamivir as antiviral drugs even though medicine effectivity is not tested clinically yet, but because of emergency condition of Avian Influenza pandemic, so Indonesia received a recommendation fiom WHO for using that medicine. Its supply planning can not base on evidences data of reality case ntunber that happen on reference hospital instance or the need of medicine for hospital, considering of presence case is a new case which indicated human modality level progressively, so it has dones stockpilling strategy which calculated stock number based on percentage prediction of Indonesian population number which will happen because of pandemic. There are big allocation budget compared with allocation budget before. If allocation is done by dropping technique so it makes heaping medicine at Reference Hospital, but this done because of medicine donation from another country, so that medicine must be distributed to health service unit to use it considering its expire so close relatively. A limited distribution for goverment instance and it is not for sale freely has done considering how important that medicine for human safety, but it is important that acces for private health service unit (hospital/clinic) to obtain this medicine. Management policy of antiviral drugs in overcoming Avian Influenza case at reference hospital in DKI Jakarta is made limited and its implementation dose not involve for all sides. It was suggested for Health Service Department to involve reference apotek for providing antiviral drugs so it is easy on access for Health Service Unit in stockpile. It was also suggested for hospital to perform a research to proving the this effectiveness Oseltamivir on human avian influenza.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T34554
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Edy Purwanto
Abstrak :
Instalasi Farmasi yang merupakan suatu bagian pelayanan (servicing departement) terhadap bagian-bagian medis dalam organisasi rumah sakit yang bertang gung jawab terhadap pengelolaan obat-obatan yang meliputi kegiatan penyediaan, penyimpanan dan penyaluran obat-obatan serta pengadministrasiannya. Mengingat Rumah Sakit Ketergantungan Obat merupakan suatu rumah sakit khusus yang berbeda dari rumah sakit umum lainnya, maka perlu diketahui peranan bagian Instalasi Farmasi dalam mengelola obat dan masalah-masalah yang dihadapi. Tujuan dari penelitian mengenai pengelolaan obat di Rumah Sakit Ketergantungan Obat adalah memperoleh deskripsi tentang pelaksanaan fungsi-ftingsi kegiatan dalam pengelolaan obat, mengidentifikasi masalah pada komponen input yaitu tenaga kerja, sarana dan tata Iaksana (prosedur) serta masalah-masalah pada proses pelaksanaan pengelolaan obat, dan menganalisis obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat. Penelitian yang dilakukan merupakan suatu penelitian dengan pendekatan kualitatif. Data dihimpun melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif. Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa pelaksanaan fiingsi-ftingsi logistik pada bagian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Ketergantungan Obat, secara umum sudah berjalan dengan baik, pengembangan proses dari fungsi logistik dan administratif tergantung pada pengembangan dari komponen input. Tidak adanya tata laksana (prosedur) tertulis dalam kegiatan pengelolaan obat di rumah sakit, menyebabkan tidak adanya ketentuan standar yang disepakati bersama oleh berbagai pelaksana yang terkait dalam pelayanan penge!olaan obat. Obat-obatan yang digunakan dalam terapi pada Rumah Sakit Ketergantungan Obat Iebih banyak digunakan dari golongan Neuroleptik (Trankuilizer) dari pada golongan Anti Depresan, selain itu digunakan pula obat-obatan dari golongan Antibiotik, Vitamin, Neuromialgikum, obat saluran pernapasan, obat saluran cenna; Anti Influenza, Anti Alergi, Anti Radang dan Antiseptik.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S31986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>