Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andriati
Abstrak :
ABSTRAK
Besi tuang merupakan material yang banyak digunakan sebagai bahan coran. Besi tuang komersil yang digunakan dalam manufaktur mempunyai kadar karbon 2,5 sampai 4%. Pada pengecoran besi ruang, apabila kadar karban belum memenuhi target maka dapat ditambahkan karburiser. Pertamina mempunyai karburiser yang merupakan hasil sampingan cracking crude oil ripe C-85 yang digunakan dalam penelirian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetaihui sejauh mana karburiser ripe C-85 berpengaruh pada pengecaran besi tuang dan mengetahui pada temperatur dan dengan metode apa karburiser ini efek untuk meningkatkan kadar karbon dalam besi tuang Serta efisiensi karburiser tersebut. Pengecoran besi tuang ini dilakukan dengan menggunakan dapur induksi fekuensi tinggi dengan kapasitas maksimum 15 kg. Sampel uji yang didapat dilakukan uji komposisi dengan menggunakan spectrometer.

Penelitian ini dilalukan dengan menggunakan parameter temperatur dan metode pemasukan karburiser. Temperatur yang digunakan adalah 1400° C, 1450° C, dan 1500° C. Metode yang digunakan adalah 1) karburiser ditabur langsung, 2) setengah logam cair dituang ke dalam ladel lalu karburiser dimasukan ke dalam dapur kemudian Iogam cair dikembalikan ke dalam dapur induksi, dan 3) seIuruh logam cair diruang ke dalam ladel lalu karburiser dimasukan ke dalam dapur induksi kemudian Iogam cair dikembalikan dapur. Sebelum dituang karburiser didiamkan di daiam dapur selama 5 menit untuk memberikan waktu agar karbon dapar berdifusi. Penambahan karburiser diiakukan unluk meningkatkan kadar karbon sebesar 0,2%.

Hasil dari ugi komposisi menunjukkan bahwa secara umum temperatur yang baik saat pemasukan adalah 1500°C karena semakin tinggi temperatur semakin baik ketahaan karbon dakam kogam cair. Metode yang efektif untuk pemasukkan karburiser adalah metode 2 karena pada metode ini terdapat efek stirring (pengadukan tambahan) arau turbulensi. Hasil uji komposisi menunjukkan bahwa efisiensi karburiser C-85 bervariasi tergantung pada metode dan temperatur pemasukan.
2001
S41399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mevia Irvan Muriawan
Abstrak :
ABSTRAK
Industri kecil pengecoran Iogam di Batur-Ceper mempergunakan dapur tukik sebagai dapur peleburannya. Namun sayangnya, kemampuan/kinerja serta efisiensi dapur yang dimiliki masih rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan -kemampuan/kinerja serta efisiensi dari dapur adalah dengan mempelajari dan mengevaluasi karakteristik operasi dari dapur tukik, sehingga dapat dilakukan perbaikan/peningkatan kemampuan dan kinerja dapur, Serta peningkamn ejisiensi dapur yang pada akhirnya akan menekan biaya produksi.

Dalam penelirian ini, dipelajari dan dievaluasi karalcteristik operasi dapur tukilq dengan temperatur besi cafr yang dfperoieh pada operasi dapur nfkik sebagai tolak u/cur. Juga akan dilihat apakah ada atau tidaknya gangguan operasional akibat aperasi yang dilakukan. Selain itu akan dilakukau penilaian rerhadap aspelc teknis dan ekonomis dalam upaya perbaikannveningkatan kemampuan serta ejisiensi dapur. Dari keseluruhan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi dan produntyitas dapur afqnengaruhi oleh tinggi dapur, rasio ko/ras lerhadap scrap, jenis kokas dan tekanan angin. Bahwa pada ulcurrm dapur mkilc yang Iebih tinggi, tingginya rasfo kokas terhadap scrap, serta digunakannya kokas derzgan nilai lcalor yang tinggi dnaeroleh temperatnr besi cair yang tinggi Akan tetapi, bila tekanan angin rerlalu besar akan mengakibatkan temperarur dapur turun. Untuk meningkarkan /cemampuan dan kinerja dapur, maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan dalam proses operasi dengan dapur tukik, seperti perIunya dilakukan penggunaan dapur dengan ukuran lebih zinggi, perlzmya dflakukan penelitian khusus mengenai besarnya nilai debit angin yang optimal untuk operasi dapur tukik, dan dz`gunakannya alat pengontrol dan pengatur tekanan angin, perlu pula dilakukan perbaikan dalam teknikpemilfhan dan sortir bahan baku peleburan, serta perbaikan dalam metode persiapan bahan baku. Selain itu, sebaiknya selalu digunakannya kokas bernilai kalor tinggi sebagai bahan bakar. Untuk menekan biaya produksi, perlu dilakukan upaya seperti subsfilusi kokas impor sebagai balzan bakar dengan briket batubara buatan Iokal maupun pembuatan briket senzikokas yang harganya relatif murah dengan proses blending batubara jenis non Coking coal dengan batubarajenis coking coal.
2000
S41569
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novaldo David Nugraha
Abstrak :
Pembentukan lapisan kulit telah menjadi salah satu permasalahan dalam pengecoran besi tuang nodular dinding tipis karena akan menurunkan kekuatan mekanis dari logam. Mengontrol kecepatan pendinginan dengan menggunakan isolator menjadi salah satu solusi untuk meminimalisir pembentukan lapisan kulit. Penelitian ini menggunakan variasi ketebalan isolator ceramic fiber yaitu 50 mm sisi kiri dan 37,5 mm sisi kanan (variabel A), tanpa isolator (variabel B), dan 37,5 mm di sisi kiri dan kanan (variabel C). Karakterisasi yang dilakukan adalah pengujian etsa dan non etsa, pengujian tarik, dan pengujian SEM. Hasil menunjukkan lapisan kulit rata-rata variabel A sebesar 34,21μm, variabel B sebesar 23,38 μm, dan variabel C sebesar 27,78 μm. Jumlah nodul/mm2 yang terbentuk sebesar 541,98 nodul/mm2 pada variabel A, 590 nodul/mm2 pada variabel B, dan 549,73 nodul/mm2 pada variabel C. Nilai nodularitas variabel A sebesar 84,7%, variabel B sebesar 86.7%, dan variabel C sebesar 87,2%. Diameter nodul untuk variabel A sebesar 15,14 μm, variabel B sebesar 13,18 μm, dan variabel C sebesar 13,95 μm. Untuk kekuatan tarik, variabel B memiliki nilai 271,51 MPa, variabel C memiliki nilai 329,92 MPa, sementara kekuatan tarik variabel A gagal didapatkan. Hasil pengujian SEM dan pengamatan matriks menunjukan bahwa perpatahan yang didapat adalah perpatahan ulet dengan matriks full ferrite. ......Skin effects forming has become one of the problems in thin wall ductile iron casting because it will reduce mechanical properties of the metal. Using heat insulator to control cooling rate has become one of the solutions to reduce skin effects forming. In this research we used certain variation in the thickness of ceramic fiber heat insulator, that is 50 mm on left side and 37,5 mm on right side (Code A), no heat insulator (Code B), and 37,5 mm on both sides (Code C). In this research we used metallographic examination, tensile test, and SEM examination. The results showed that skin effects thickness in Code A are 34,21 μm, Code B are 23,38 μm, and Code C are 27,78. Then nodule count in Code A are 541,98 nodule/mm2, Code B are 590 nodule/mm2, and Code C are 549,73 nodule/mm2. Nodularity value of Code A are 84,7%, Code B are 86,7%, and in Code C are 87,2%. Nodule Diameter of Code A are 15,14 μm, Code B are 13,18 μm, and Code C are 13,95 μm. For tensile strength, Code B has 271,51 MPa and Code C has 329,92 MPa, unfortunately tensile strength of Code A was failed to examine. SEM and matrix examination show that it has ductile fracture and full ferrite matrix.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adimas Aprilio Hardinanto
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang pengecoran besi tuang nodular (BTN) dinding tipis sebagai alternatif bagi material aluminium pada aplikasinya di bidang otomotif dalam rangka penghematan energi. Permasalahan yang dihadapi adalah penurunan sifat mekanis akibat terbentuknya lapisan kulit pada BTN dinding tipis. Lapisan kulit terbentuk akibat terjadinya degradasi bentuk grafit nodul dalam logam cair di dinding cetakan pada saat pengecoran. Digunakan tiga jenis variabel dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengurangi ketebalan lapisan kulit : pelapis cetakan grafit yang bersifat aktif; MgO yang bersifat reaktif; dan metode pelapisan cetakan ganda MgO/grafit. Ketebalan rata-rata lapisan kulit paling tipis yang didapatkan dalam penelitian adalah sebesar 30,41µm dengan metode pelapisan cetakan ganda, lebih rendah 57% dari ketebalan lapisan kulit variabel pelapis cetakan MgO (71,46 µm) dan 60% dari ketebalan lapisan kulit variabel pelapis cetakan grafit (74,44 µm). Berkurangnya ketebalan lapisan kulit berpengaruh terhadap peningkatan sifat mekanis BTN sehingga didapatkan kekuatan tarik rata-rata sebesar 376 MPa dan elongasi rata-rata sebesar 2,76% pada variabel metode pelapisan cetakan ganda. Kekuatan tarik yang didapatkan dari variabel pelapisan cetakan ganda 69% lebih tinggi dari kekuatan tarik variabel pelapis cetakan MgO (223 MPa) dan 26% lebih tinggi dari variabel pelapis cetakan grafit (297 MPa). Elongasi variabel metode pelapisan cetakan ganda adalah yang paling tinggi sebesar 2,76%, atau 93% lebih tinggi dari elongasi variabel pelapis cetakan MgO (1,43%) dan grafit (1,43%).
This research explains about thin wall ductile iron (TWDI) casting as an alternative for aluminum usage in automotive parts. The occurring problem in TWDI casting is the formation of casting skin which reduces mechanical properties of TWDI. Casting skin is formed by degradation of nodular graphite shape at the mould interface while casting process is in progress. Three variables were uside in this experiment : graphite as active mould coating, MgO as reactive mould coating, and MgO/graphite double layer coating method. Average casting skin thickness was found at lowest value in double layer coating method variable (30,41µm), 57% lower than casting skin thickness in MgO coating variable (71,46 µm) and 60% lower than graphite coating variable (74,44µm). The reduction of casting skin thickness increased the mechanical properties of TWDI so that highest UTS value of 346 MPa and elongation of 2,76% could be achieved by using double layer coating method, which UTS is 69% higher than using MgO coating variable (223 MPa) and 26% higher than using graphite coating variable (297 MPa). Elongation value achieved by using double layer coating method was the highest (2,7%), which was 93% higher than using MgO (1,43%) coating variable and graphite coating variable (1,43%).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library