Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andri Ranggadisastra
Abstrak :
Sambungan uliir 5 1/2. Full Hole merupakan alat yang berfungsi untuk menyarnbung pipa pengeboran (drill string) yaitu alat yang digunakan dalam pengeboran minyak bumi dengan kedalaman tertentu.. Dalam pelaksanaannya., ada perrnasalahan vital yang terjadi, yaitu adanya keretakan/cracked pada sambungan ulir 5 1/2 Full Hole male pony sub pada rangkaian BHA. Tentu keretakan ini sangat bisa mengakibatkan patah pada sambungan dan lepasnya sambungan drill string dan tentunya akan memperbesar biaya pengeboran. Pengambilan data kondisi pengeboran dilakukan untuk mengetahui segala sesuatu yang menunjang terjadinya keretakan. Visually analysis berupa penyemprotan dye penetrant , photo Close up dan replika teknik dilakukan untuk mcngetahui keretakan,pitting corrosion dan pola retakan. Analisa tegangan dengan menggunakan perangkat lunak dilakukan untuk mengetahui lokasi dan besar konsentrasi tegangan maksimal yang terjadi di ulir 5 1/2 Full Hole male pony sub selama pengeboran berlangsung. Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan perangkat lunak, diperoleh tcgangan maksimal ulir pertama sebesar 50 Kpsi dengan faktor keamanan 2,6. Dari hasil analisa ini mengindikasikan bahwa benda masih berada pada kondisi aman. Kenyataan di lapangan, adanya daerah pined diulir pertama yang tcrsebar sepanjang 1 inch yang diikuti dengan beban impak selama pengeboran membuat benda tidak mampu lagi menahan tegangan sebesar 50 Kpsi. Hal ini menandakan terjadinya stress corrosion craking. Lingkungan yang mengandung gas H2S memungkinkan terjadinya Sulfide Stress Craking. Hal ini menandakan Stress Corrosion Craking dan Sulfide Stress Craking diperkirakan menjadi penyebab utama keretakan pada sambungan ukir 5 ½ Full Hole male pony sub
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devino Christie Miliandy
Abstrak :
Menentukan jenis fluida pengeboran adalah hal yang sangat penting dalam proses pengeboran minyak dan gas bumi. Sifat hidrolika dan rheology dari fluida pengeboran menjadi faktor utama penunjang produktifitas pengeboran. Waterbased mud merupakan lumpur pengeboran yang sering digunakan dan ramah lingkungan. Penentuan jenis water-based mud berdasarkan data lithology formasi tanah dapat memudahkan kita dalam merencanakan operasi pengeboran, khususnya pengeboran pada sumur yang membutuhkan safety yang tinggi, celah antara pipa pengeboran dan wellbore yang sempit dan pada sumur dengan kedalaman yang tinggi. Spesifikasi pada tiap jenis water-based mud digunakan untuk mendapatkan sifat fisik lumpur yang aman untuk menembus formasi, mengurangi kesalahan apabila terjadi fluid loss dan retak formasi, bahkan dalam kondisi terburuk dipersiapkan untuk menghadapi kick dan blowout. Formasi tanah yang unik dan sifatnya yang bereaksi dengan adanya kandungan air dalam lumpur, maka penggunaan bahan material sebagai aditif untuk water-based mud harus sangat diperhatikan. Pemilihan bahan material yang tepat dapat mempengaruhi efiesiensi kerja lumpur pengeboran, dan dipastikan untuk mampu mengurangi resiko kesalahan yang akan mengakibatkan biaya perawatan sebesar 60 - 70% dari total seluruh biaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses pengeboran sedalam 2304 m, yang terbagi kedalam 4 interval. Interval 1 pada lubang 26? sampai kedalaman 38 m, interval 2 pada lubang 17 1/2? sampai kedalaman 209 m , interval 3 pada lubang 12 1/4? sampai kedalaman 1246 m, dan interval 4 pada lubang 8 1/2? sampai kedalaman 2304 m. Dari hasil penelitian ini, jenis water-based mud untuk interval 1 adalah Native Gel mud atau Native mud; unutk interval 2 adalah Gel ? Polymer mud atau 4% KCL PHPA mud; interval 3 adalah KCL-PHPA Polymer mud atau 4% KCL PHPA mud; dan interval 4 adalah 4% KCL PHPA mud.
Determining the type of drilling fluid is very important in the process of drilling for oil and gas. The nature of hydraulics and rheology of drilling fluid become the main factors in supporting drilling productivity. Water-based mud is drilling mud which are frequently used and environmentally friendly. Determination of the types of water-based mud based on data of soil formation lithology can facilitate us in planning of drilling operations, in particular drilling on wells that need a high safety, the gap between drilling pipe and narrow wellbore and on the depth well. Spesifications on each type of water-based mud is used to get physical properties of the sludge is safe to penetrate the formation, reduce errors in case of fluid loss and crack formation, even in the worst conditions are prepared to deal with a kick and blowout. An unique land formation and its nature which react with the presence of water content in the mud, then the use of the materials as additives for water-based mud must to get high attention. The selection of the right materials can affect on the work efficiency of driiling mud, and it is certain to be able to reduce the error risk that would result of maintenance costs by 60-70% of total costs. This research aims to analyze the drilling process as deep as 2304 m, which is devided into 4 intervals. Interval 1 on hole 26? up to a depth of 38m, interval 2 on hole 17 1/2? up to depth of 209 m , interval 3 on hole 12 1/4? up to depth of 1246 m, and interval 4 on hole 8 1/2? up to depth of 2304 m. The results of study show that types of water-based mud on interval 1 is Native Gel mud atau Native mud; for interval 2 is Gel ? Polymer mud atau 4% KCL PHPA mud; interval 3 is KCL-PHPA Polymer mud atau 4% KCL PHPA mud; and interval 4 is 4% KCL PHPA mud.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsha Zharvania Almaira
Abstrak :
Pengeboran minyak dan gas bumi secara ilegal kerap terjadi di Indonesia, lantaran sudah menjadi budaya dan mata pencaharian tetap bagi masyarakat. Pengeboran yang dilakukan secara tanpa izin ini menimbulkan permasalahan, salah satunya adalah dampak lingkungan hidup berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan. Permasalahan tersebut yang akan dibahas di dalam skripsi ini, yang meliputi dampak lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh pengeboran minyak dan gas ilegal, pengaturan di Indonesia yang mengatur mengenai minyak dan gas serta lingkungan hidup, dan kebijakan yang dapat mengoptimalkan ketentuan mengenai minyak dan gas yang telah ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis-normatif dengan bahan pustaka berupa bahan hukum. Regulasi mengenai minyak dan gas bumi di Indonesia tercakup dalam tingkat konstitusi, peraturan perundang-undangan, peraturan pelaksanaan dan petunjuk teknis. Terlepas dari regulasi yang ada, ternyata belum cukup untuk menjangkau lebih dalam mengenai aspek minyak dan gas dikaitkan dengan perlindungan dari lingkungan hidup. Oleh karenanya sebagai usaha dalam mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah dapat mengupayakan legalisasi dari pengeboran ilegal dengan pengeboran dengan skala kecil yang dilakukan oleh masyarakat yang dilengkapi dengan pembinaan mengenai persyaratan lingkungan yang harus dipenuhi. Adapun pemerintah dapat menginterpretasi dan menafsirkan peraturan yang sudah ada terkait permasalahan ini, seperti Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur Tua. Selain itu, diperlukan pembaharuan pada tataran peraturan baik di tingkat undang-undang maupun peraturan pelaksana untuk beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat di bidang pertambangan minyak dan gas bumi saat ini. ......Illegal drilling in the oil and gas industry often occurs in Indonesia because it has become a culture and permanent livelihood for the people living near the oil landmine. This illegal oil drilling being held without a permit raises problems, including environmental impact in the form of pollution and environmental damage to the region. Such issues will be discussed in this writing, such as the environmental impacts caused by oil and gas drilling, Indonesia's regulations about oil and gas and environmental protection and management, and policies that can optimize existing provisions regarding oil and gas. The method used in this study is normative juridical with legal materials in the form of literature. Regulations regarding oil and natural gas in Indonesia are covered at the constitutional level, statutory regulations, implementing regulations, and technical guidelines. Apart from the existing regulations, it is more is needed to go deeper into the aspects of oil and gas associated with environmental protection. Therefore, to overcome these problems, the government can seek the legalization of illegal drilling with small-scale drilling carried out by the community equipped with environmental guidance requirements that must be met. The government can interpret existing regulations related to this issue, such as Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources Number 1 of 2008 concerning Guidelines for the Oil Mining Business in Old Wells. In addition, reforms are needed at the regulatory level, both at the level of laws and implementing regulations to adapt to the community's current needs in the oil and gas mining field.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Andrian
Abstrak :
Saat ini industri minyak dan gas fokus dalam produksi dan pengembangan di mana sumur pengeboran sering dilakukan. Salah satu di antara banyak aspek yang perlu dipertimbangkan untuk keselamatan pengeboran adalah prediksi tekanan pori. Ada begitu banyak metode yang digunakan dalam prediksi tekanan pori termasuk JN pembelajaran mesin tetapi tidak ada yang pernah melakukan ini dengan ANFIS yang merupakan kombinasi JN dan pembelajaran mesin FIS dan penelitian ini ingin menggunakan ANFIS untuk membuat distribusi tekanan pori dalam data seismik 2D dengan 70% akurasi. Penelitian ini menggunakan data seismik pre-stack dan post-stack dengan pengukuran sumurand RFT. Penelitian ini menggunakan Eaton yang digunakan-Azadpour dan Metode Eaton untuk memprediksi tekanan pori karena metode ini dianggap baik dalam prediksi tekanan pori karena korelasinya dalam apa yang terjadi selama pengeboran. Model-model ini kemudian didistribusikan dengan ANFIS untuk menemukan korelasinya dengan impedans P, impedans S dan log densitas sehingga kita dapat menemukan distribusinya dalam data seismik 2D. Hasilnya adalah distribusi tekanan pori tetapi masih perlu penelitian lain untuk memberikan informasi mengenai keselamatan pengeboran
At present the oil and gas industry is focused on production and development where drilling wells are often carried out. One of the many aspects that needs to be considered for drilling safety is the prediction of pore pressure. There are so many methods used in pore pressure prediction including JN machine learning but no one has ever done this with ANFIS which is a combination of JN and FIS machine learning and this study wants to use ANFIS to make pore pressure distribution in 2D seismic data with 70% accuracy . This study uses pre-stack and post-stack seismic data with well measurements and RFT. This study uses the Eaton-used Azadpour and Eaton Method to predict pore pressures because this method is considered good in predicting pore pressures due to its correlation in what happens during drilling. These models are then distributed with ANFIS to find correlations with P impedance, S impedance and density log so that we can find their distribution in 2D seismic data. The result is pore pressure distribution but more research is needed to provide information on drilling safety.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osel Sakadewa
Abstrak :
ABSTRACT
Grafena merupakan material berbasis karbon yang memiliki sifat mekanis, termal dan elektrik yang baik. Dengan kemampuan tersebut, grafena dan turunannya dikembangkan untuk berbagai macam aplikasi. Bahan baku grafit dari limbah Spent Pot Lining SPL digunakan untuk sintesis GO dengan metode Hummers dan metode Hummers termodifikasi. SPL melalui tahap pre-treatment dengan metode leaching asam dan basa yang memurnikan kandungan karbon dari 72,97 massa menjadi 88,15 massa. Uji karakterisasi FTIR, XRD, dan SEM-EDS mengkonfirmasi terbentuknya GO. Dari uji rheologi dan lubrisitas, GO dinilai baik serta memiliki ketebalan mud cake yang lebih tipis membuatnya dapat menjadi alternatif aditif fluida pengeboran berbasis air menggantikan aditif komersial sodium asphalt sulfonate . Keterbatasan GO sebagai aditif fluida pengeboran adalah dapat menurunkan pH lumpur serta memiliki jumlah filtrat yang lebih banyak dibandingkan dengan aditif komersial. Dari kedua metode sintesis GO, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam aplikasinya sebagai aditif fluida pengeboran.
ABSTRACT
Graphene is a carbon based material that has excellent mechanical, thermal and electrical properties. With these capabilities, graphene and its derivatives are developed for a wide range of applications. Graphite material from Spent Pot Lining SPL is utilized for Graphene Oxide GO synthesis via Hummers method and modified Hummers method. Pre treatment stage is done with acid and base leaching methods that purify the carbon content of SPL from 72.97 wt. to 88.15 wt. . FTIR, XRD, and SEM EDS characterization result confirm the formation of GO. From rheological and lubricity tests, the GO is well rated and giving a thinner mud cake thickness, which making it an alternative to replace commercial additive sodium asphalt sulfonate as a Water Based Mud WBM additive. However, the limitations of GO as a drilling fluid additive are decreasing the pH of the mud and giving a more filtrate than commercial additives. There is no significant difference of both GO synthesis method in its application as a drilling fluid additive.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Kurniawan
Abstrak :
Kegiatan eksplorsi dan ekploitasi sudah dilakukan di dunia sudah sejak lama baik untuk pencarian minyak bumi maupun untuk dewatering (pemboran air). Usaha ini dilakukan untuk mencari cadangan minyak bumi di dalam bumi dan cadangan air di dalam bumi untuk kelangsungan hidup manusia dan sebagai penyumbang devisa. PT. Saripari Pertiwi Abadi merupakan salah satu penyedia jasa pemboran, baik pemboran minyak bumi yang biasa dilakukan di area Pekanbaru dan untuk pemboran dewatering sedang dilakukan di lokasi tambang PT. Newmont Nusa Tenggara, Nusa Tenggara Barat. Kegiatan dalam ekplorasi dan ekploitasi minyak bumi dan dewatering memiliki hazard dan risiko yang tinggi. Dalam melakukan eksplorasi, PT. Saripari Pertiwi Abadi menggunakan Rig untuk melakukan pemboran baik untuk minyak maupun untuk dewatering. Rig adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan pemboran sampai kedalaman tertentu yang memiliki kekuatan mulai dari 350 HP sampai dengan 2000 HP. Tahapan dalam kegiatan pemboran ialah mobilisasi peralatan, Rig up, setting rig, setting peralatan, pemasangan pipa pemboran, drilling, rig down. Dari seluruh kegiatan tersebut memiliki potensi hazard. Dari seluruh kegiatan dalam proses yang memiliki potensi timbulnya kecelakaan adalah proses pemasangan pipa pemboran hal ini disebabkan jumlah personil yang terlibat, tingkat keseringan kegitan pemasangan pipa, consequence yang ditimbulkan. Tahapan dari pemasangan pipa adalah pengambilan pipa dari gudang penyimpanan, persiapan pemasangan pipa dan proses akhir dari tahapan tersebut memiliki hazard seperti terpukul pipa, tergencet pipa, pipa terjatuh, kecelakaan lalu lintas, tersayat sling, tertimpa pipa, terpleset dan pecemaran lingkungan. Sehingga perlu dilakukan risk assesment dari kegiatan tersebut, untuk menentukan tindakan pengendalian dari hazard yang ada dalam proses tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui level of risk dari pekerjaan ini dan memberikan saran bagi pihak manajemen dalam melakukan pengendalian hazard. Metode dari penelitian ini adalah dengan menggunakan observasi langsung di lapangan dan tanya jawab kepada pekerja dan seorang yang ahli dalam operasi pemboran rig. Untuk melakukan identifikasi bahaya di lokasi pemboran digunakan metode Job Safety Analysis (JSA) dan untuk mengetahui level of risk dan analisa risiko digunakan metode analisis risiko kuantitatif AS/NZS (Australian Standard/New Zealand Standard) 4360. Setelah diketahui level of risk dari tahapan pemasangan pipa, maka dicari tindakan perbaikan yang efektif, efisien dan sesuai standard. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa level of risk dari setiap proses pemasangan pipa adalah pangambila pipa bernilai 270 (priority 1), persiapan pemasangan pipa memiliki nilai 300 (priority 1), pemasangan pipa memiliki nilai 3000 (very high) dan proses akhir memiliki nilai level of risk 30 (priority 3).
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Irbabul Lubab
Abstrak :
Gas bumi merupakan energi primer ketiga di Indonesia. Permintaan gas bumi cenderung meningkat sementara cadangan gas ditemukan berkurang. Oleh karena itu diperlukan pelaksanaan pengeboran lapangan gas dalam rangka penemuan cadangan gas dan peningkatan produksi gas bumi Indonesia. Mengingat investasi pengeboran lapangan membutuhkan biaya yang besar, maka perlu dilakukan analisis struktur biaya pengeboran lapangan gas agar didapatkan perencanaan dan penganggaran biaya yang optimal. Selain keekonomian proyek sumur, analisis struktur biaya pengeboran suatu lapangan biasanya dilakukan hanya melalui pendekatan aktual biaya per kedalaman sumur (cost per feet) atau biaya per hari kemajuan (cost per day). Pada penelitian ini, analisis struktur biaya dilakukan dengan pendekatan pertimbangkan kejadian-kejadian yang telah dilaksanakan pada pengeboran sebelumnya berupa hazard atau hambatan dan Non productive Time (NPT) yang terjadi pada operasi pengeboran sebelumnya. Simulasi hari operasi pengeboran sumur memberikan proyeksi penyelesaian pekerjaan dalam kurun waktu selama 68 hari operasi dari rencana 52.43 hari. Sedangkan simulasi biaya pengeboran sumur gas mengacu prediksi kemungkinan terjadinya perubahan hari operasi dan perubahan harga satuan komponen jasa dan material pengeboran memberikan forecast biaya sebesar US$ 11,598,146.91 dari rencana US$ 9,445,206.71. Dengan hasil simulasi biaya tersebut, simulasi keekonomian sumur pengeboran masih ekonomis ditandai dengan parameter POT = 0.89 tahun, PI = 1.04, NPV (US$) = 421 dan IRR (%) 15.9, meskipun ditengah ketidakpastian kondisi harga migas saat ini dan peluang pencapaian hasil produksi. Sensitifitas biaya pengeboran menunjukkan bahwa perubahan harga komponen THO Rig, Directional Drilling, Solar, Mud Chemical dan Hari operasi rig memberikan dampak yang signifikan terhadap biaya pengeboran. Sensitifitas keekonomian sumur dipengaruhi secara dominan oleh parameter harga gas, harga minyak, laju alir gas, laju alir minyak dan biaya THO rig. Simulasi dapat digunakan sebagai acuan perencanaan hari operasi dan penganggaran sumur gas di wilayah jawa dengan kompleksitas masalah yang mirip dan ditengah kondisi yang tidak pasti serta dapat digunakan untuk menentukan pemilihan atau screening pelaksanaan Rencana Kerja (RK) sumur. ......Natural gas is the third of primary energy in Indonesia. Demand for natural gas is likely increase as the gas reserves are found reduced. Therefore we need a gas field drilling in order to discover gas reserves and increase natural gas production in Indonesia. Considering drilling investment entails substantial costs, it is necessary to analyze the cost structure of the gas field drilling in order to obtain optimal cost in planning and budgeting. In addition to the well project economics, the analysis of the cost structure of drilling is usually done only through actual approach from cost per depth (cost per feet) or cost per day data. In this study, analysis of the cost structure is done with the approach consider the events that have been implemented in the previous drilling in the form of hazard or obstacles and non-productive time (NPT) that occurred in the previous drilling operation. Simulating the operation of drilling days, the work completed during 68 days of the plan 52.43 days. While the cost of drilling a gas well simulation predictions referring to the possibility of changes in the operations and changes in unit prices of components and materials drilling services provide forecast cost of US $ 11,598,146.91 of the planned US $ 9,445,206.71. With the simulation results such costs, simulating the economics of drilling wells are still economically characterized by parameters POT = 0.89 years, PI = 1:04, NPV (US $) = 421 and IRR (%) 15.9, although amid uncertainty in the price of oil today and the opportunities achievement production. The sensitivity of the cost of drilling showed that changes in the price of components THO Rig, Directional Drilling, Solar, Mud Chemical and rig operating days had a significant impact on the cost of drilling. The economic sensitivity of wells affected predominantly by the parameters of the gas price, the price of oil, gas flow rate, oil flow rate and the cost of rig. Simulations can be used as a reference for the planning and budgeting operation of gas wells in the area of Java with the complexity of similar problems and amid uncertain conditions and can be used to determine the selection or screening the implementation of the Work Plan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T44982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handi Wibowo
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27204
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>