Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S8304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"[ ABSTRAK
Laylat al-henna adalah sebuah tradisi yang berasal dari negara-negara Arab dan beberapa negara
di Asia Selatan. Semenjak Islam masuk ke Indonesia melalui orang Arab, Gujarat, dan Persia,
tradisi ini masuk dan dipertahankan oleh perempuan keturunan Arab-Indonesia di Otista, Jakarta
Timur menjelang hari pernikahannya sebagai simbol akan melepaskan masa lajang. Laylat alhenna
ditandai dengan penggunakan henna pada tangan dan kaki calon pengantin perempuan pada
dua atau sehari sebelum perayaan dan perayaannya biasanya terjadi pada malam hari menjelang
hari pernikahan. Tradisi ini hanya dihadiri oleh kaum perempuan di rumah atau tempat lain yang
disediakan calon pengantin perempuan. Penggunaan henna tersebut diyakini sebagai daya tarik,
kepercayaan leluhur, dan kesehatan. Tradisi ini masih dipertahankan sampai saat ini oleh
perempuan keturunan Arab di Indonesia. Laylat al-henna sudah dianggap layaknya suatu tahap
yang wajib dilakukan sebelum melakukan acara atau prosesi pernikahan. Tradisi laylat al-henna di
Indonesia juga mengalami percampuran antara budaya asli, yaitu Arab dan budaya setempat, yaitu
Indonesia.

ABSTRACTLaylat al-henna is a tradition that comes from Arab countries and some countries in South Asia.
Since Islam arrived in Indonesia through the Arabs, Gujarat, and Persia, this tradition entered and
maintained by the Arab-Indonesian woman in Jakarta ahead of her wedding day as a symbol will
be releasing the single. Laylat al-henna is characterized by the use of henna on the hands and feet
of the bride at the two or the day before the festivities and celebrations usually take place on the
night before the wedding day. This tradition is only attended by women at home or elsewhere
provided the bride. The use of henna is believed to be the charm, ancestral beliefs, and health. This
tradition is still maintained today by the women of Arab descent in Indonesia. Laylat al-henna has
been deemed appropriate, a step that must be done prior to the event or wedding procession. Laylat
al-henna traditions in Indonesia also experienced a mixture of origin culture, Arab and the local
culture, Indonesia., Laylat al-henna is a tradition that comes from Arab countries and some countries in South Asia.
Since Islam arrived in Indonesia through the Arabs, Gujarat, and Persia, this tradition entered and
maintained by the Arab-Indonesian woman in Jakarta ahead of her wedding day as a symbol will
be releasing the single. Laylat al-henna is characterized by the use of henna on the hands and feet
of the bride at the two or the day before the festivities and celebrations usually take place on the
night before the wedding day. This tradition is only attended by women at home or elsewhere
provided the bride. The use of henna is believed to be the charm, ancestral beliefs, and health. This
tradition is still maintained today by the women of Arab descent in Indonesia. Laylat al-henna has
been deemed appropriate, a step that must be done prior to the event or wedding procession. Laylat
al-henna traditions in Indonesia also experienced a mixture of origin culture, Arab and the local
culture, Indonesia.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Toursino Hadi
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang makna yang terkandung dalam bentuk dan sosio-historis yang terdapat dalam busana pengantin Melayu Tanjung Pinang dan Tanjung Puteri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan bentuk dan makna dari segi sosio-historis masing-masing jenis busana. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode wawancara narasumber dan tinjauan pustaka. Hasil dari penelitian ini adalah busana pengantin Melayu Tanjung Puteri memiliki perbedaan bentuk dan makna dibandingkan busana pengantin Melayu Tanjung Pinang. Perbedaan keduanya adalah dalam busana pengantin Melayu Tanjung Puteri menggunakan Baju Kurung Teluk Belanga, songkok, dan tanpa menggunakan keris sebagai kelengkapan pengantinnya, sedangkan pada busana pengantin Melayu Tanjung Pinang menggunakan Baju Kurung Cekak Musang, tanjak, dan keris sebagai kelengkapan pengantinnya.

ABSTRACT
This thesis discusses the meaning of costume and socio historical Tanjung Pinang rsquo s and Tanjung Puteri rsquo s Malay bridal fashion. This study aims to see the differences in the form and meaning based on socio historically each type of costume. This is qualitative research with interview and literature study method. The result of this research is the Tanjung Putri rsquo s Malay bridal fashion has different form and meaning compared to the Tanjung Pinang rsquo s Malay bridal fashion. The both difference is the Tanjung Puteri rsquo s Malay bridal fashion use Baju Kurung Teluk Belanga, songkok, and without keris as bridal accessories, whereas in the Tanjung Pinang rsquo s Malay bridal fashion use Baju Kurung Cekak Musang, tanjak, and keris as bridal accessories."
2017
T49708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia Yumna Ariba
"Calon pengantin merupakan kelompok usia reproduktif yang masanya paling mendekati masa kehamilan terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesadaran diri calon pengantin tentang kesehatan prakonsepsi. Kesadaran diri calon pengantin diukur menggunakan kuesioner Self-awareness of preconception health and pregnancy yang telah dimodifikasi. Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling terhadap 348 calon pengantin yang melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi dan konseling calon pengantin di Puskesmas wilayah Jakarta Utara. Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas calon pengantin (77,6% - 80,8%) menyatakan sangat menyadari hingga menyadari faktor yang berbahaya bagi kehamilan dan hal yang berdampak baik bagi kehamilan. Selain itu, berdasarkan hasil skor rerata jawaban benar konten kesadaran diri, calon pengantin perempuan mendapatkan nilai lebih tinggi dibandingkan calon pengantin laki-laki. Maka dari itu, diperlukan peningkatan kesadaran tentang kesehatan prakonsepsi kepada calon pengantin.

The bride and groom are the reproductive age group whose time is closest to the period of pregnancy. This study aims to determine the description of the bride and groom's potential self-awareness about preconception health. Self-awareness of the bride and groom will be measured using a questionnaire Self-awareness of preconception health and pregnancy that has been modified. The research design used was a descriptive study with a cross section analysis method. Sampling used a consecutive sampling method to 348 bride and groom who conducted reproductive health checks and counseling in the North Jakarta Health Center. The results obtained the majority of the bride and groom (77.6% - 80.8%) stated extremely aware to moderately aware the dangerous factors for pregnancy and positive factors for pregnancy. In addition, based on the results of the mean score of correct answers to self-awareness content, female brides get a higher score than male brides. Therefore, it is necessary to increase awareness about the health of preconceptions to bride and groom."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Dariyani
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sumber informasi dengan pengetahuan catin tentang kesehatan reproduksi setelah dilakukan pengontrolan oleh jenis kelamin, usia, pekerjaan dan pendidikan catin. Metode penelitian ini adalah desain cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh calon pengantin muslimyang terdaftar pada 7 KUA di Kabupaten Tangerang bulan Mei-Juni 2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa catin dengan sumber informasi cukup mempunyai peluang empat kali untuk berpengetahuan tinggi dibandingkan catin dengan sumber informasi kurang setelah dikontrol jenis kelamin dan pendidikan catin. Saran yang diajukan adalah memberikan informasi kesehatan reproduksi kepada catin melalui kegiatan Suscatin serta memaksimalkan media informasi baik cetak maupun elektronik.

This study aims to analysis the relationship between source to information on brides reproductive health knowledge after controlling by gender, age, occupation, and education. Method cross sectional design. Sample were all couple who registered on 7 Kantor Urusan Agama in Tangerang district on May-June 2013.
The results showed that the bride with enough source to information have opportunities four times higher for good knowledge than the lower source to information after controlling by gender and education. The suggestion are to provide reproductive health information to the bride through Suscatin and maximize media both print and electronic information.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Gede Kayika
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
D1791
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Palimbong, Victor
"Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, kasus anemia pada remaja usia 15-24 tahun mengalami trend Peningkatan dari 6,90 persen (2007), 18,40 persen (2013), menjadi 32 persen pada tahun 2018. Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 mengamanatkan untuk menjadikan Catin sebagai sasaran intervensi sensitif dan spesifik dengan melakukan pemeriksaan kesehatan dan pendampingan kesehatan reproduksi dan edukasi gizi sejak 3 bulan pra nikah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pendampingan melalui Aplikasi Elsimil terhadap peningkatan kadar Hb pada calon pengantin Wanita anemia.

Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Data Capaian Aplikasi Elsimil Tahun 2022. Sasaran dalam penelitian ini seluruh calon pengantin wanita yang mengalami anemia dan teregistrasi di dalam Aplikasi Elsimi tahun 2022 di Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 19.888 wanita pra nikah yang mengalami anemia, terdapat perbedaan atau peningkatan kadar Hb dari sebelum sampai sesudah pendampingan yaitu 1,92 gr/dl. Hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa pendampingan berpengaruh terhadap peningkatan kadar Hb pada wanita pra nikah dengan anemia (p=0,000; RR 6,19).

Pendampingan berupa pemberian informasi, bimbingan, motivasi, dan pengetahuan kepada wanita pra nikah tentang anemia dan pemberian suplemen zat besi serta evaluasi dalam mengkonsumsi tablet besi. Oleh karena itu, pemerintah memberikan fasilitas kepada setiap wanita pra nikah untuk pemeriksaan kesehatan dan pendampingan pra nikah.


Based on Basic Health Research (RISKESDAS) in 2018, adolescents aged 15-24 experienced anemia increased from 6.90 percent in 2007, to 18.40 percent in 2013, to 32 percent in 2018. National Population and Family Planning Board (BKKBN) Regulation Number 12 of 2021 mandate that prospective brides and grooms are targeted for sensitive and specific interventions by conducting medical examination and counseling for reproductive health and nutrition 3 months before marriage. This study aims to analyze the relationship between counseling through the Ready for Marriage and Pregnancy Electronic Application (Elsimil) on reducing anemia in prospective brides.

The study used a cohort retrospective. This study used secondary data from the Elsimil Application data in 2022. The population is all brides who have iron deficiency and are registered in the Elsimil Application in 2022.The targets in this study were all anemic prospective brides registered in the 2022 Elsimil application in Indonesia.

The results showed that of 19,888 women premarital with anemia, there was a difference or increase in Hb levels from before to after assistance, namely 1.92 gr/dl. The results of the linear regression analysis showed that assistance has an influence on increasing Hb levels in women premarital with anemia (p=0.000; RR 6.19).

Assistance was providing information, guidance, motivation, and knowledge to women premarital about anemia and providing iron supplements as well as evaluations in consuming iron tablets. Therefore, the government provide facilities every women premarital to medical tests and premarital assistance.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristoforus Fajar Tri Hananto
"Fenomena Mail Order Brides (MOB) atau pengantin pesanan merupakan sebuah fenonomena sosial yang marak di Eropa. Bentuk dan mekanismenya berubah, seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi. Tesis ini merupakan penelitian tentang bagaimana Uni Eropa dan Republik Federasi Rusia memiliki perspektif yang berbeda tentang fenomena ini. Rusia hingga saat ini menjadi negara pengirim pengantin pesanan terbanyak di dunia, meskipun negara tersebut telah meratifikasi Protokol PBB tahun 2000 untuk mencegah, menanggulangi trafiking terhadap manusia, khususnya perempuan dan anak-anak (CTOC). Hal ini menunjukan bahwa Rusia tidak melihat MOB sebagai suatu praktek human trafficking. Terbukti dengan meratifikasi CTOC jumlah perempuan yang terlibat dalam MOB di Rusia tidak menurun. Sementara itu, dalam perspektif Uni Eropa fenomena ini merupakan salah satu bentuk human trafficking. Uni Eropa bahkan mencanangkan berbagai berbagai program untuk mencegah terjadinya MOB. Penelitian ini mengeksplorasi lebih dari 200 situs web yang memuat konten serta informasi terkait jasa penyedia calon pengantin perempuan

The phenomenon of Mail Order Brides (MOB) is a social fenonomena that happening in Europe. The shape and the mechanism changes, along with development of the era and technology. This thesis is a study of how the European Union and the Republic of the Russian Federation has a different perspective on this phenomenon. Russia recently become the highest mail order brides sending country in the world, although although Russia has ratified the United Nations Protocol to Prevent 2000, Eradicate Trafficking in Persons, especially women and children (CtoC). This shows that the Russians do not see MOB as a practice of human trafficking. It Proven with a ratification of CTOC by Russia, the number of women involved in the MOB in Russia has not decreased. Meanwhile, in the perspective of the European Union this phenomenon is a form of human trafficking. EU even launched various programs to prevent MOB. This study explores more than 200 web sites that contain content and related information about MOB services"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Wibisana
Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986
392 WAH a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>