Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zora Arfina
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3108
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitryana Rahayu
"Program rehabilitasi owa jawa (Hylobates moloch) di Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Javan Gibbon Center (JGC) bertujuan untuk memulihkan kondisi kesehatan dan perilaku sebelum direintroduksi ke alam liar. JGC telah mereintroduksi pasangan owa jawa Sadewa dan Kiki pada Juni 2013 di Gunung Puntang, Pegunungan Malabar, Bandung Selatan. Akan tetapi, Sadewa dan Kiki berpisah setelah direintroduksi. Berpisahnya pasangan yang telah direintroduksi diduga karena kurang kuatnya pair bonding antarpasangan. Penelitian mengenai perilaku pasangan owa jawa telah dilakukan di JGC dengan menggunakan metode scan sampling dan ad libitum sampling terhadap 10 owa jawa. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober--November 2013 sejak pukul 06.00--16.00 wib dengan interval pengambilan data 5 menit. Perilaku pasangan yang diamati meliputi perilaku sosial (afiliatif dan agonistik), proximity, vokalisasi, dan perilaku harian (locomotion, makan, istirahat, stereotypic behavior, dan perilaku lainnya). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa P2 memiliki perilaku sosial tertinggi (9,03% ± 0,29), kemudian P1 (4,16% ± 0,19), P3 (0,97% ± 0,09), dan Adhy-Cika (0,83% ± 0,09), namun P1 memiliki pair bonding yang lebih kuat karena telah berhasil melakukan kopulasi dan memiliki anak. P1 dan P2 memiliki persentase aktivitas harian dan sosial yang tidak jauh berbeda dengan Sadewa- Kiki dan Septa-Echi yang sudah direintroduksi, sehingga penyebab berpisahnya Sadewa-Kiki bukan karena tidak memiliki pair bonding.

Rehabilitation program in Javan Gibbon Center (JGC) aims to restore physical and behavior condition before release. JGC has reintroduced Sadewa and Kiki on June 2013 in Puntang, Malabar, South Bandung, but they split after reintroduced. Separation of the pair of gibbon after release occurred due to lack of pair bonding. Study about behavioral and pair bonding of javan gibbon in rehabilitation center was conduct on October--November 2013 at the JGC. Data were collected from 06 am to 04 pm using 5-min scan sampling to record social behavior (positive affiliation and agonistic), proximity, vocalization, and daily activities (locomotion, feeding, resting, & stereotypic behavior). The result from this observation indicate that P2 has a higher social activities than P1, but P1 have a strong pair bonding, because they succeeded copulation and give birth an offspring. From this study I conclude that P1 and P2 have a similar percentage of social behavior and daily activities with Sadewa-Kiki and Septa-Echi, pair bonding is not the cause of the split."
2014
S54456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Han, Bi-Ya
Phaju: Prunsoop, 2011
KOR 895.740 8 HAN h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Farida
"Salah satu penyebabnya semakin menurunnya minat membaca siswa adalah tidak tersedianya buku bacaan yang memadai. Akibatnya, siswa di sekolah mengalami ketertinggalan pembelajaran atau learning loss yang berdampak pada rendahnya kemampuan literasi numerasi murid. Literasi numerasi tidak hanya dikaitkan dengan tulisan dan angka, tetapi juga mengukur kemampuan berpikir dan mengolah informasi, baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan permasalahan tersebut, melalui program Buku Bacaan Bermutu (3B), yang dibentuk oleh PDM-10 memiliki target untuk mewujudkan pemerataan dalam hal peningkatan literasi numerasi ke seluruh sekolah yang belum terindikasi mendapatkan perhatian oleh pemerintah dan mendapatkan peringkat satu atau sangat rendah pada aspek literasi numerasi, salah satunya adalah SMP Negeri XYZ, yang menjadi lokasi tugas penelitian penulis. Tugas Karya Akhir ini menggunakan metode otoetnografi untuk menghasilkan sebuah refleksi selama melakukan penelitian di sekolah sebagai peserta enumerator dalam program 3B. Tantangan, hambatan, dan bias dirasakan penulis, termasuk isu-isu kode etik selama mengikuti program tersebut sehingga pada prosesnya begitu banyak dilema yang dihadapi.

One of the causes of the decreasing interest in reading among students is the lack of adequate reading materials. As a result, students in schools experience learning loss, which impacts their literacy and numeracy skills. Literacy and numeracy are not only related to reading and numbers but also involve the ability to think critically and process information, both in school and in daily life. Based on this issue, through the Buku Bacaan Bermutu (3B) program formed by PDM-10, the aim is to achieve equity in improving literacy and numeracy across all schools that have not received sufficient attention from the government and are ranked very low or at the lowest level in literacy and numeracy. One such school is XYZ State Junior High School, which is the research site for the author’s study. This Final Project uses an autoethnographic method to reflect on the research conducted at the school as an enumerator participant in the 3B program. The author encountered challenges, obstacles, and biases, including ethical issues, throughout the program, leading to numerous dilemmas during the process."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Restia Ningrum
"buku ini tentang kehidupan yang berada di sekitar kita hingga ke hal-hal absurd sekaligus."
Malang: Universitas Brawijaya Press, 2014
808.81 RES m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Chintarra Fariska Rizanti
"Teori Distraction-Conflict telah banyak dibahas dalam penelitian terdahulu. Praktik replikasi menjadi semakin penting dalam psikologi sosial. Dengan demikian, studi ini bertujuan untuk mereplikasi efek audiens terhadap performa tugas berdasarkan teori Distraction-Conflict. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain independent-groups. Partisipan studi ini melibatkan 40 orang mahasiswa University of Queensland (Mage = 22.40, SDage = 3.95) yang dirandomisasi ke dalam dua kelompok yang berbeda, yaitu kelompok dengan pengamatan penonton dan tanpa penonton. Kedua kelompok partisipan diberi instruksi untuk mengerjakan tugas berupa membuat daftar nama-nama jenis sayuran sebanyak mungkin dalam waktu 90 detik. Konflik perhatian (attentional conflict) dinilai berdasarkan item yang mengukur sejauh mana partisipan mengalami konflik perhatian (merasa terganggu). Dalam studi ini, kami berhipotesis bahwa partisipan dalam kondisi dengan penonton akan menghasilkan skor performa tugas yang lebih rendah pada performa tugas dibandingkan dengan partisipan dalam kondisi tanpa penonton. Selain itu, kami berhipotesis bahwa partisipan dalam kondisi penonton akan melaporkan perasaan lebih terganggu daripada partisipan dalam kondisi tanpa penonton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengamatan penonton berpengaruh signifikan terhadap performa tugas. Partisipan dalam kondisi dengan penonton (M = 26,05, SD = 4,41) mendapat skor perfoma aktivitas yang lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan partisipan dalam kondisi tanpa penonton (M = 29,95, SD = 4,06), t(38) = -2,91, p = . 006. , d = 0,92. Tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai konflik perhatian antara partisipan dalam kondisi penonton (M = 5,05, SD = 1,54) dan partisipan dalam kondisi tanpa penonton (M = 4,45, SD = 1,54), t(38) = 1,23, p = . 225. , d = 0,39. Efek audiens terbukti mempengaruhi kinerja secara negatif pada tugas yang sulit, namun, tidak pasti apakah hal ini disebabkan karena konflik perhatian.

Many studies have investigated the Distraction-Conflict theory. The practice of replication is becoming increasingly important in social psychology. Thus, this study aimed to replicate audience effects on task performance using the attentional conflict theory. For the experiment, an independent-groups design was implemented. Participants of this study were 40 University of Queensland students (Mage = 22.40, SDage = 3.95) that were randomized into two group conditions: with audience present and with no audience present. Participants in both conditions were instructed to list names of vegetables in as many as possible in 90 seconds. Attentional conflict was assessed based on an item that measured the extent to which participants experienced attentional conflict (felt distracted). In this study, we hypothesised that participants in the audience condition would produce lower scores on task performance than those in the no-audience condition. Moreover, we hypothesised that participants in the audience condition would report feeling more distracted than participants in the no-audience condition. Results showed that participants in the audience condition (M = 26.05, SD = 4.41) scored significantly lower in task performance than those in no-audience condition (M = 29.95, SD = 4.06), t(38) = -2.91, p = .006. , d = .92. There was no significant difference regarding attentional conflict between participants in the audience condition (M = 5.05, SD = 1.54) and those in the no audience condition (M = 4.45, SD = 1.54), t(38) = 1.23, p = .225. , d = .39. The audience effects were shown to negatively affect performance on a difficult task, however, it was unclear whether this was due to attentional conflict."
Depok: Fakultas Psikologi, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Ichsan Prayudhi
"Mahasiswa membutuhkan pemahaman dan cara pandang secara profesional untuk menyesuaikan diri dalam rangka menghadapi kehidupan pasca kampus atau dunia kerja. Mahasiswa dapat belajar bersikap profesional melalui program apa saja yang diikuti di luar kampus. Makalah ini bertujuan untuk memberikan contoh pembelajaran karakter profesional melalui keikutsertaan dalam program Kampus Mengajar. Metode penelitian yang digunakan adalah refleksi pengalaman penulis sebagai peserta Kampus Mengajar yang bertugas pada salah satu sekolah di Jakarta selatan. Penulis mempelajari dan menerapkan beberapa sikap baru dalam 4 (empat) bulan masa penempatan. Penulis menemukan beberapa cara yang dilakukan penulis saat enkulturasi, yaitu pengamatan penulis, praktek langsung, dan melalui nasihat orang lain. Penulis mengalami beberapa tahapan enkulturasi dimulai dengan imitasi dan identifikasi, dilanjutkan internalisasi dan eksternalisasi. Penulis mendapatkan hasil yaitu dapat memahami karakter adaptabilitas, kesabaran, tanggung jawab, terorganisir, dan siap tanggap. Karakter seperti ini dapat diimplementasikan ke dalam kegiatan yang diikuti penulis selanjutnya. Manfaat mengikuti Kampus Mengajar bagi penulis dan mahasiswa secara umum adalah mendapatkan skill baru yang membantu adaptasi dalam dunia pasca kampus.

College students need understanding and a professional perspective to adjust themselves in order to face post-campus life or the world of work. College students can learn to act professionally through any program they take part in off-campus. This paper aims to provide examples of professional character learning through participation in the Kampus Mengajar program. The research method used is a reflection of the author's experience as a Kampus Mengajar participant in charge of a school in South Jakarta. The author learns and applies several new attitudes in the 4 (four) months of the placement period. The author found several ways that the author did during enculturation, namely the author's observation, direct practice, and through other people's advice. The author goes through several stages of enculturation starting with imitation and identification, followed by internalization and externalization. The writer gets the results that are able to understand the character of adaptability, patience, responsibility, organization, and responsiveness.  Characters like this can be implemented into activities that are followed by the next writer. The benefits of joining the Kampus Mengajar for writers and college students in general are gaining new skills that help adaptation in the post-campus world."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rikza Shofiyatul Aliyah
"Penelitian dilakukan pada Formasi Paciran yang berada di daerah Lamongan, Jawa Timur. Formasi Paciran ini tersusun atas batu gamping yang merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan semen. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu menjelaskan mikrofasies, zona lingkungan pengendapan batugamping, tahapan, proses dan lingkungan diagenesis yang terjadi pada batugamping pada Formasi Paciran, Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan pengamatan lapangan melalui pemetaan dan pembutan log stratigrafi (makroskopis) dan pengamatan laboratorium melalui analisis petrografi (mikroskopis). Dari hasil pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis ditemukan sebanyak enam jenis fasies, yaitu Coral Framestone, Foraminifera Grainstone, Bivalvia Rudstone, Larger Foraminifera Rudstone, Larger Foraminifera Floatstone, dan Coral Floatstone. Fasies-fasies tersebut diendapkan pada lingkungan Platform Margin Reefs. Kemudian, untuk proses diagenesis yang berlangsung yaitu mikritisasi, sementasi, kompaksi, pelarutan, dan penggantian. Proses diagenesis ini terjadi dalam tiga tahapan diagenesis, yaitu eogenesis, mesogenesis, dan telogenesis . Kemudian, melalui proses dan tahapan tersebut menghasilkan fitur diagenesis yang dapat menentukan lingkungan diagenesis batugamping daerah penelitian yaitu zona marine phreatic, zona mixing, zona burial, zona meteoric phreatic dan zona meteoric vadose. Selain itu, berdasarkan fitur diagenesis batugamping di daerah penelitian, terdapat beberapa titik berpotensi sebagai akuifer, yaitu S1.5, S3.2, S5.1, S10, S12, S13, S16, S17, S20, S21, S22, dan S23.

Research was carried out on the Paciran Formation in the Lamongan area, East Java. The Paciran Formation is composed of limestone which is one of the raw materials for making cement. The aim of this research is to explain the microfacies, environmental zones of limestone deposition, stages, processes and diagenetic environments that occur in limestone in the Paciran Formation, East Java. The research methods used are field observations through mapping and making stratigraphic logs (macroscopic) and laboratory observations through petrographic analysis (microscopic). From the results of macroscopic and microscopic observations, six types of facies were found, namely Coral Framestone, Foraminifera Grainstone, Bivalvia Rudstone, Larger Foraminifera Rudstone, Larger Foraminifera Floatstone, and Coral Floatstone. These facies are deposited in the Platform Margin Reefs environment. Then, the diagenesis processes that take place are micritization, cementation, compaction, dissolution and replacement. This diagenesis process occurs in three stages of diagenesis, namely eogenesis, mesogenesis, and telogenesis. Then, through these processes and stages, diagenetic features are produced that can determine the limestone diagenetic environment in the research area, namely the marine phreatic zone, mixing zone, burial zone, meteoric phreatic and meteoric vadose. In addition, based on the diagenesis features of limestone in the research area, there are several points that have the potential to be aquifers, namely S1.5, S3.2, S5.1, S10, S12, S13, S16, S17, S20, S21, S22, and S23."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>