Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Liovicinie Andarini
"Formalin pada kadaver dapat menimbulkan masalah bagi sekitarnya, salah satunya memperlambat proses dekomposisi saat kadaver dikuburkan, sehingga perlu dilakukan penetralan. Salah satu senyawa yang dapat digunakan adalah ammonium klorida. Oleh karena itu, penelitian ini akan membandingkan kemampuan penetralan berbagai persentase larutan ammonium klorida terhadap formalin 4%. Penelitian ini menggunakan 18 ekor mencit (Mus musculus), dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu mencit yang diawetkan dengan formalin 4%, mencit yang diawetkan dan diberikan penetral ammonium klorida 20%, dan mencit yang diawetkan dan diberikan penetral ammonium klorida 40%. Mencit kemudian dikebumikan selama 5 minggu dan dinilai tingkat dekomposisinya. Proses dekomposisi kelompok formalin 4% lebih cepat dibandingkan kelompok ammonium klorida 20% dan 40%. Tidak adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok ammonium klorida 20% dan 40%. Peneliti menduga karena adanya pembentukan resin urea-formalin, serta pH tanah yang rendah juga menghambat perkembangan bakteri. Setelah itu, tidak dilakukan pengukuran kadar formalin di dalam jaringan sehingga masih ada kemungkinan terdapat formalin yang belum dinetralkan pada kelompok ammonium klorida 20% dan 40%, membuat tidak ada perbedaan antara kedua kelompok tersebut. Proses dekomposisi tungkai mencit yang diawetkan dengan formalin 4% lebih cepat dibandingkan yang dinetralkan dengan ammonium klorida. Tidak ada perbedaan antara proses dekomposisi antara tungkai mencit yang dinetralkan dengan ammonium klorida 20% dan 40%.

Formaldehyde in cadavers can cause many problems to the environment, one of them is by decreasing the decomposition rate when cadavers were buried, hence needed to be neutralized. One of the ways is by using ammonium chloride. This study aims to compare between different neutralizing ammonium chloride concentrations on the decomposition of preserved hindlimb of mice. This study uses 18 mice (Mus musculus) divided into three study groups, which is mice that is preserved with 4% formaldehyde, mice that is preserved and neutralized by 20% ammonium chloride, and mice that is preserved and neutralized by 40% ammonium chloride. Afterwards, the mice will be buried for 5 weeks and evaluated by the decomposition. The decomposition of 4% formaldehyde group is faster than 20% and 40% ammonium chloride group. There is no significant difference between 20% and 40% ammonium chloride group. Researcher suspects that this is due to the formation of urea-formaldehyde resin, and low soil pH that inhibits bacterial growth. Other than that, formaldehyde levels in the tissue of the mice are not measured, so there is still a possibility that the formaldehyde has not been neutralized, causing no difference between the two groups. Decomposition process of hindlimb that is preserved by 4% formaldehyde is faster than hindlimb that is preserved and neutralized by ammonium chloride. There is no significant difference between decomposition process of preserved hindlimb that is neutralized by 20% and 40% ammonium chloride."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florencia Evelyn
"Pembelajaran anatomi masih memerlukan kadaver untuk mempelajari tubuh manusia secara utuh. Ketika kadaver sudah tidak digunakan dan akan dikebumikan, hal ini akan menimbulkan masalah. Proses dekomposisi kadaver yang telah diawetkan dengan formalin akan mengalami keterlambatan dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Toksisitas formalin dapat berkurang dengan proses penetralan formalin dengan suatu garam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat dekomposisi pada otak mencit yang diawetkan dengan formalin yang diberi penetral natrium bikarbonat dan yang tidak diberi penetral. Penelitian ini menggunakan 18 ekor mencit (Mus musculus) yang dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok kontrol (tidak diberi pengawet), kelompok yang diawetkan dengan formalin 4%, dan kelompok yang diawetkan dengan formalin 4% lalu diberi penetral natrium bikarbonat. Mencit dikebumikan selama 6 minggu. Penilaian tahapan dekomposisi dilakukan dengan adanya penurunan massa dan data tahapan dekomposisi dinilai secara semikuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada penurunan massa dan tahapan dekomposisi antara kelompok formalin yang diberi penetral natrium bikarbonat dan tidak diberi penetral. Peneliti menduga hal ini terjadi karena suhu dan kandungan bikarbonat pada penetral yang diduga dapat meningkatkan pH tanah dan mempengaruhi proses dekomposisi yang terjadi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada jaringan otak yang diawetkan dengan formalin 4% tidak direkomendasikan penambahan penetral natrium bikarbonat.

Anatomy studies still require cadavers to study the human body. When the cadaver is no longer used and is about to be buried, this can make problems. The decomposition process of cadaver that preserved with formalin will be delayed and causes environmental pollution. The toxicity of formalin can be reduced by neutralizing the formalin. This study aims to determine the difference in the level of decomposition in the brains of mice that were preserved with formalin then neutralized with sodium bicarbonate and those that were not given sodium bicarbonate. This study used 18 mice (Mus musculus) which were divided into three groups. There were control group (not given preservative), group preserved with 4% formalin, and group preserved with 4% formalin then neutralized with sodium bicarbonate. All groups of mice were buried for 6 weeks. The decomposition stage will be assessed with the decrease in mass and semiquantitatively on its decomposition stage. Based on the results of this study, there was no significant difference between the formalin group and the group that was neutralized. Researchers suspect this happens because the temperature and bicarbonate in the neutralizer which is thought to increase soil pH and affect the decomposition process. Therefore, it can be concluded that brain tissue preserved with 4% formalin is not recommended for neutralization with sodium bicarbonate."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library