Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widhayat Rudhi Windarta
"ABSTRAK
Balanced Scorecard yang umumnya diterapkan pada perusahaan besar, dirancang penerapannya pada perusahaan kecil dan menengah (small and medium enterprise (SME)). Langkah pertama adalah melakukan analisis SWOT dengan pendekatan kuantitatif untuk menentukan strategi generik perusahaan. Langkah kedua adalah melakukan analisis SWOT dengan pendekatan kualitatif untuk memperoleh gambaran lebih detail dari strategi generiknya. Langkah kedua ini menghasilkan strategi strenghts-opportunities (SO), weaknesses-opportunities (WO), strenghts-threats (ST), dan weaknesses–threats (WT). Strategi tersebut diterjemahkan menjadi sasaran strategis dalam perspektif BSC. Penerjamahan strategi SWOT menjadi sasaran strategis BSC dilakukan dengan mengakomodasi misi, visi, nilai dan strategi perusahaan. Perspektif yang digunakan adalah financial, customer, internal business process, dan learning and growth. Selanjutnya adalah merancang peta strategi, kemudian melengkapi sasaran strategis dengan pengukuran, target, dan inisiatif. Usulan lengkap BSC meliputi peta strategi, sasaran strategis, pengukuran, target, dan inisiatif. Usulan tersebut mengakomodasi kondisi perusahaan agar mampu menerapkannya.

ABSTRAK
Balanced Scorecard is generally applied to large enterprises, designed its application in small and medium enterprises (SMEs). The first step is to conduct a SWOT analysis with a quantitative approach to define a generic strategy of the company. The second step is to conduct a SWOT analysis with a qualitative approach to obtain a more detailed picture of the generic strategies. This second step is generating strategies strenghts-opportunities (SO), weaknesses-opportunities (WO), strenghts-threats (ST), and weaknesses-threats (WT). The strategy is translated into strategic objectives in the perspective of the BSC. Translation SWOT strategy into strategic objectives BSC must be done to accommodate the mission, vision, values ​​and strategy of the company. The perspective used are financial, customer, internal business process, and learning and growth. Next step is to design a strategy map, then complete the strategic targets with measurements, targets and initiatives. The proposal includes a complete BSC strategy maps, strategic objectives, measures, targets, and initiatives."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasyim Ali Imran
"Paper ini membahas fungsi teori komunikasi dalam dunia akademik, khususnya terkait dengan penggunaannya dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Dari hasil bahasan menunjukkan, secara esensial fungsi teori komunikasi dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif itu adalah untuk membantu dalam proses konseptualisasi dalam perumusan masalah penelitian. Demikian juga dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif. Perbedaannya yaitu terletak pada perolehan data empirik. Jika dalam pendekatan kuantitatifteori berfungsi untuk diuji berdasarkan data empirik melalui pengujian hipotesis, maka dalam pendekatan kualitatif teori berfungsi untuk menjelaskan data empirik yang diperoleh melalui penelitian. Perbedaan lainnya yaitu, jika dalam pendekatan kuantitatif teori yang digunakan itu bebas konteks, maka dalam penelitian dengan pendekatan kualitatifteori yang digunakan itu tidak bebas konteks
This paper discusses the function of communication theory in the academic world, especially related to its use in research with quantitative approach and qualitative approach. From the discussion results indicate, essentially the function of communication theory in research with quantitative approach it is to assist in conceptualization process in the formulation of research problems. Likewise in research with a qualitative approach. The difference lies in the acquisition of empirical data. If in a quantitative approach theories function to be tested based on empirical data through hypothesis testing, then in qualitative approach theory serves to explain empirical data obtained through research. Another difference is that if the quantitative approach of the theory used is context free, then in research with a qualitative approach theories used are not context free"
Peneliti Bidang Studi Media and Network Society pada BPPKI Jakarta, 2016
384 KOMAS 12:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Indriani
"Berkembangnya aplikasi mobile health, tentunya menjadi hal baik dalam perkembangan
layanan kesehatan, khususnya di Indonesia. Namun, dalam penggunaannya aplikasi
mobile health tentu juga harus dilandasi oleh kesiapan dari penggunanya agar penyaluran
layanan kesehatan ke pengguna dapat dilakukan dengan maksimal. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor kesiapan apa saja yang memengaruhi mobile
health readiness pada penggunaan aplikasi mobile health di Indonesia dari sisi pengguna.
Empat dimensi yang dianalisis yaitu, technological readiness, people readiness,
motivational readiness, dan engagement readiness. Pendekatan penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif. Jumlah responden valid dari pengisian
kuesioner sebanyak 624 responden. Data dianalisis dan diolah menggunakan metode
covariance based structural equation modelling (CB-SEM) dengan bantuan tools AMOS
21.0. Pada penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa dimensi yang paling berpengaruh
terhadap mobile health readiness adalah dimensi technological readiness (faktor ease of
use dan affordability) dan dimensi motivational readiness (faktor trust, attitude/intention,
dan perceived usefulness). Dengan diketahuinya faktor-faktor kesiapan dari sisi
pengguna, diharapkan penyedia layanan mobile health lebih fokus dalam meningkatkan
layanan sesuai dengan faktor-faktor kesiapan dari pengguna, sehingga layanan yang
disediakan dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan meningkatkan kesiapan pengguna
dalam penggunaan aplikasi mobile health.

The development of mobile health applications is certainly a good thing in the
development of health services, especially in Indonesia. However, the use of mobile
health applications must also be based on the readiness of its users so that the distribution
of health services to users can be done optimally. This study aims to analyze the factors
of readiness that affect mobile health readiness on the use of mobile health applications
in Indonesia from the user side. The four dimensions analyzed are technological
readiness, people readiness, motivational readiness, and engagement readiness. The
research approach used in this study is quantitative. The number of valid respondents
from filling out the questionnaire was 624 respondents. Data were analyzed and processed
using covariance-based structural equation modelling (CB-SEM) methods with the help
of AMOS 21.0 tools. In this study, the authors conclude that the dimensions that most
influences on mobile health readiness are technological dimensions of readiness (ease of
use and affordability factors) and motivational readiness dimensions (factors of trust,
attitude/intention, and perceived usefulness). By knowing the readiness factors from the
user side, it is expected that mobile health service providers will focus more on improving
services following the readiness factors of the users so that the services provided can meet
user needs and increase user readiness in using mobile health applications.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library