Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1996
616.995 24 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Kiranti
Abstrak :
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang berakibat fatal jika tidak segera disembuhkan. Pada tahun 2022 tingkat keberhasilan pengobatan tuberkulosis Provinsi DKI Jakarta sebesar 81% sedangkan target nasional sebesar 90%. Untuk meningkatkan cakupan keberhasilan pengobatan diperlukan upaya penanggulangan tuberkulosis. Agar upaya penanggulangan tuberkulosis berjalan efektif dan efisien, maka perlu manajemen program yang tepat. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran manajemen program penanggulangan tuberkulosis di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitatif dengan metode wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling yaitu menentukan informan yang dapat memberikan informasi atau data dengan mempertimbangkan aspek kesesuaian dan kecukupan mengenai masalah yang diteliti. Validasi data menggunakan triangulasi sumber dengan wawancara bersama berbagai macam informan dan triangulasi metode dengan telaah dokumen serta observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam manajemen program penanggulangan tuberkulosis, terdapat permasalahan diantaranya yaitu keterbatasan kader untuk melakukan investigasi kontak, terbatasnya tenaga pencatatan dan pelaporan pada fasyankes, masih terdapat fasyankes melaksanakan diagnosis TB tidak sesuai standar, belum terintegrasinya SITB dengan SITK, dan masih terbatasnya layanan untuk TB-RO. Untuk sarana dan prasarana telah tersedia dengan baik dan cukup. Saran yang dapat diberikan yaitu mengoptimalkan peran kader untuk melakukan investigasi kontak, menyediakan tenaga pencatatan dan pelaporan selain perawat dan tenaga yang bertugas dalam layanan TB di fasyankes, menyebarkan informasi terbaru kepada fasyankes melalui sosialiasi, segera mengintegrasikan SITB dengan SITK dan melakukan koordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan swasta untuk membuka layanan TB-RO. ......Tuberculosis is one of the infectious diseases that is fatal if not cured immediately. In 2022, the success rate of tuberculosis treatment in DKI Jakarta Province is 81%, while the national target is 90%. To increase the scope of successful treatment, efforts to overcome tuberculosis are needed. In order for tuberculosis control efforts to run effectively and efficiently, proper program management is needed. Therefore, this study aims to determine the management picture of tuberculosis control programs at the DKI Jakarta Provincial Health Office. The type of research used in this research is qualitative with in-depth interview methods, observation and document review. Determination of informants using purposive sampling techniques, namely determining informants who can provide information or data by considering aspects of suitability and adequacy regarding the problem under study. Data validation using source triangulation by interviewing various informants and method triangulation with document review and observation. The results showed that in the management of the tuberculosis control program, there are problems including limited cadres to conduct contact investigations, limited recording and reporting personnel at health facilities, there are still health facilities carrying out TB diagnosis not according to standards, not yet integrated SITB with SITK, and still limited services for MDR-TB (multidrug-resistant tuberculosis). For facilities and infrastructure aspects are well and adequately available. Suggestions that can be given are optimizing the role of cadres to conduct contact investigations, providing recording and reporting personnel in addition to nurses and personnel on duty in TB services at health facilities, disseminating the latest information to health facilities through socialization, immediately integrating SITB with SITK and also coordinating with private health service facilities to open MDR-TB services.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhia Urfa
Abstrak :
Tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis, sebagai kuman TB yang menyerang paru tetapi dapat mengenai organ tubuh lainnya. Kuman ini mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA). Perencanaan program penanggulangan tuberkulosis adalah proses perencanaan yang bersifat multidisiplin, lintas sektor dan lintas program untuk memberantas penyakit tuberkulosis dengan menurunkan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) karena penyakit tuberkulosis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penelitian menggunakan metode wawancara mendalam dan telaah dokumen. Secara umum belum tercapainya angka penemuan penderita baru BTA positif dan angka kesembuhan lebih disebabkan karena sumber daya manusia yang belum optimal baik dari segi jumlah, kemampuan dan kualifikasinya, sarana pendukung untuk proses perencanaan program yang masih kurang yaitu data yang masih kurang lengkap dan dana program untuk penanggulangan program yang masih tebatas. Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan agar dalam melakukan tahapan perencanaan program penanggulangan Tuberkulosis di Puskesmas Singkil Utara perlu dilakukan lebih maksimal sehingga dalam masing-masing tahapan perencanaan tersebut memang benar-benar dilakukan dengan teratur dan terencana, diharapkan pula koordinasi dan keterpaduan antar program dan sektor lebih ditingkatkan lagi sehingga efektifitas dan efisiensi dalam penanggulangan Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Singkil Utara dapat tercapai. ......Tuberculosis is a direct contagious disease caused by mycobacterium tuberculosis germ, as a TB germ which attacked lungs but can hit other organs. This germ has a special nature which is resistant of acid therefore called acid resistant bacteria (ARB). The planning of tuberculosis prevention program is a multidisciplinary, cross-sectional and cross-program planning process to exterminate tuberculosis disease by decreasing the mordibity rate and mortality rate caused by tuberculosis disease. This research is a qualitative research with descriptive design. The research used in-depth interview, observation, and documents review methods. Generally, the discovery rate of new patients of positive ARB and cure rate are not yet achieved due to the unoptimal human resourche either from total, skill or qualification aspects, lack of supporting facilities for the program planning process which are lack of data and limited program funding for the program prevention. Based on the research’s results, it is suggested that in conducting the Tuberculosis prevention program planning step in North Singkil Health Center, needed to be done more maximum so that on each step of that planning truly done regularly and planned, it is also expected for the coordination and integration between programs and sectors to be improved so that the effectiveness and efficiency in Tuberculosis prevention in North Singkil Health Center working area can be achieved.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilyance Djarang
Abstrak :
Pendahuluan : Indonesia berada pada peringkat kedua sebagai negara dengan beban TB (Tuberkulosis) tertinggi di dunia setelah India. Pemerintah telah menetapkan program penanggulangan TB melalui Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021, dan secara teknis dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016, yang bertujuan untuk menurunkan angka kejadian TB di Indonesia. Tujuan : Untuk mengidentifikasi hubungan peran, fungsi manajemen kepala ruang dan implementasi program nasional penanggulangan TB dalam pelayanan keperawatan. Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional, dengan desain survei analitik. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling sebanyak 77 orang perawat yang bekerja di ruangan perawatan TB Rumah Sakit tipe A di Manado. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner peran kepala ruang,  fungsi manajemen kepala ruang, dan pelaksanaan kegiatan prognas TB dalam pelayanan keperawatan, yang disebarkan melalui tautan Google Form. Hasil uji validitas dan realibilitas dengan nilai 0,376-0,932 dan Cronbach’s Alpha 0,708-0,964. Hasil : Peran kepala ruang berhubungan dengan implementasi prognas TB dengan kekuatan hubungan positif dan kuat (r = 0,699, p= 0,0001). Fungsi manajemen kepala ruang juga menunjukkan hubungan positif dan kuat dengan implementasi Prognas TB (r = 0,714, p = 0,0001). Yang paling berhubungan dengan implementasi prognas TB dalam pelayanan keperawatan adalah peran Decisional (Nilai koefisien beta = 1,423) dan fungsi pengendalian (Nilai koefisien beta = 1,064). Kesimpulan : Peran dan fungsi manajemen kepala ruang berhubungan dengan implementasi prognas penanggulangan TB dalam pelayanan keperawatan, dimana faktor yang paling berhubungan adalah peran pengambilan keputusan oleh kepala ruang (Decisional Role). Rekomendasi yang diberikan adalah mengoptimalkan peran dan fungsi kepala ruang termasuk dalam implementasi kegiatan prognas TB dalam pelayanan keperawatan, sehingga dapat menunjang penanggulangan tuberkulosis. ......Introduction : Indonesia is second rank as the country with the higest burden of TB (Tuberculosis) in the world. The goverment has established a TB control program trough presidential regulation number 67 in 2021, and technical regulation as the Minister of Health Republic Indonesia Number 67 in 2016, wich aims to reduce the incidence of TB in Indonesia. Objective : To identify the relationship between the role, management function of the head nurse and implementation of the national TB control program in nursing services. Method : This research use the cross sectional approach, with an analytical survey design. Samples were taken using a total sampling technique of 77 nurses who worked at the TB treatment room, at type A hospital in Manado. The instrument used was a questionnaire on the role of the head nurse, the management function of the head nurse, and the implementation of TB Program activities in nursing services, wich was distributed by Google Form link. Validity and realibility test results with values of 0.376-0.932 and Cronbach’s Alpha 0.708-0.964. Results :The role of the head nurse is realated to implementation of the national TB program with a positive and strong relationship (r = 0.699, p = 0.0001). The management function of the head nurse also shows a positive and strong relationship with the implementation of the TB program (r = 0.714, p = 0.0001). What is most related to the implementation of the TB program in nursing services is the decisional role (beta coefficient value = 1.423) and the control function (beta coefficient value = 1.064). Conclusion : The role and management function of the head nurse are related to the implementation of the national TB control program in nursing services, were the most related factor is the decisional role of the head nurse. The recommendation given is to optimize the role and management function of the head nurse, including the implementation of the national TB control program in nursing services, so that it can support to prevention of tuberculosis.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library