Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Djoko Suwarno
"Pencemaran air di badan air penerima disebabkan oleh limbah domestik dan limbah industri. Pencemaran ini dapat mengakibatkan terganggunya peruntukan badan air. Pada dasarnya badan air merupakan sumber daya yang terbaharui dengan daur hidrologi dan proses pemurnian, selama kemampuan alam untuk membersihkan air tidak terlampaui.
Undang-undang Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 1982 mengharuskan setiap industri untuk mengendalikan limbah yang dihasilkannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat alat pengendali limbah cair.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan alat pengolah limbah cair yang telah dimiliki oleh PT Mawar Sejati. Lokasi penelitian terletak di tepi jalan Raya Jakarta Bogor Km 50, Desa Cijujung, Kecamatan Kedunghalang, Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor, Propinsi Jawa Barat.
Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengambilan sampel dan pengukuran kadar parameter baik di lapangan maupun di laboratorium. Pengukuran ini dikerjakan untuk kualitas air Baku produksi, air limbah yang dihasilkan dan air sungai Kalibaru.
Hipotesis pertama menyatakan bahwa kualitas air limbah akan menjadi lebih baik setelah mengalami pengolahan. Uji t terhadap rata-rata kadar sebelum dan setelah pengolahan menunjukkan perbedaan untuk nilai padatan tersuspensi, BCD, COD dan detergen. Sedangkan untuk parameter lainnya secara statistik tidak berbeda.
Hipotesis kedua menyatakan bahwa pembuangan limbah cair industri kosmetik menurunkan kualitas air sungai Kalibaru. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa limbah cair industri kosmetik menambah kadar pencernar, tetapi belum menurunkan kualitas air sungai Kalibaru. Dari basil pengukuran dapat disimpulkan bahwa alat pengolah limbah cair FT. Mawar Sejati telah bekerja dengan baik, sehingga limbah cair dengan kadar parameter padatan tersuspensi, BOD, COD dan detergen sebelum pengolahan termasuk Golongan II dan setelah diolah turun menjadi Golangan I serta tidak mengubah kualitas air sungai Kalibaru.
Pengolah limbah cair ini telah bekerja sesuai dengan perencanaan yaitu untuk menurunkan kadar BOD, COD dan TSS.

Water pollution in (receiving) water bodies is caused by domestic and industrial waste. This pollution could damage the water for its usage. Basically, water bodies serve as renewable resources undergoing hydrology cycles and purifying processes, as long as the natural purifying capability of the water has not been exceeded.
The Environmental Law number 4 , 1982, compels each industry to control its waste. One method that could be implemented is the construction of a waste water control instrument.
This study was conducted to evaluate the performance of the waste water control instrument, owned by PT Mawar Sejati. This plant is located along the Jakarta-Bogor main road at km 50, Cijujung village, Kedunghalang sub district, Bogor regency, West Java.
The study was conducted by collecting samples and measuring parameters, both in the field as well as in the laboratory. Measurements were taken to evaluate the quality of the water used for production, the waste water generated, and the water from the Kalibaru river.
The first hypothesis states that the quality of the waste water improved after treatment. The T test conducted for the average concentration before and after treatment, showed a significant difference for suspended solids, BOD, COD and detergent. Other parameters observed, showed no statistically significant differences.
The second hypothesis states that waste water disposal of cosmetic industries resulted in a decrease in the quality of the Kalibaru river. Measurements revealed that the waste water treatment instrument owned by PT Mekar Sejati functioned well, causing the concentration of respective parameters, suspended solids, BOD, COD and detergents, which have been classified in category II, to drop to category I after treatment, thus not changing the quality of the Kalibaru river.
The waste treatment instrument performed according to its specifications, i.e. reducing the concentration of SOD, COD, and TSS.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mutia R.
"ABSTRAK
Penelitian ini mengembangkan tiga model alternatif dalam menentukan solusi
terbaik penanganan Sampah di DKI Jakarta. Alternatif pertama adalah sistem sentralisasi
pengelolaan sampah dimana sistem pengeloiaan sampah dilakukan terpusat hanya ada satu
tempat pengotahan dan koordinasi langsurig dati pusat. Alternatif kedua adalah sistem
desentralisasi yaitu sistem pengelolaan per wilayah dah wilayah terkecil yaitu kelurahan,
kecamatan, dan kotamadya yang dikoofdinasi oleh masing ? masing wilayah kotamadya
yang ada di Jakarta. Alternatif ketiga adalah sistem semidesentralisasi pengelolaan sampah
dimana pada sistem ini setiap level dan sumber sampah yang terbagi atas tiga kategori yaitu
perumahan, tempat komersial dan industm melakukan pengelolaan sampah sendiri.
Untuk menilai bobot/kepentingan dari setiap elemen dilakukan dengan menggunakan
anaiytic hierarchy process (AHP). Untuk membuat model hirarki dilakukan studi pustaka dan
wawancara/brainstorming terhadap pakar yang ahil dalam masalah sampah. Kemudian membangun
hirarki yang tersusun dan empat level yang susunannya terdlri dan Tujuan, Krlterla, Sub Krttena, dan
Alternatif.
Dari hasil pengolahan data terpillh alternatif terbaik adalah sistem desentralisasi dengan
bobot global 0.437. Dengan mempeñorltaskan peran swasta dalam mengembangkan manajemen
dan teknologi pengolahan sampah. Aitematif kedua adalah sistem semidesentrahsì dengan bobot
global 0.343 dengan memprioritaskan peran swasta dalam pemberdayaan masyarakat. Alternatif
terakhir adalah sistem sentralisasi nilai bobot global dengan 0.220 yang memprioritaskan aspek
swasta dalam melakukan Investasi untuk sistem penanganan sampah di DKI Jakarta
Prioritas ini sesuai dengan keberhasilan pengelolaan sampah secara desentralisasi
di kawasan Rawasan, Jakarta Pusat. Dengan pilot project yang baru dilaksanakan untuk
kawasan ini diharapkan untuk pada masa yang akan datang untuk seluruh wilayah DKI
Jakarta yang memakal sistem sentralisasi dapat menerapkan sistem desentralisasi.

ABSTRACT
This study develops three alternative models in determining the best solution to
handle waste in DKI Jakarta. The first alternative ¡s centralized system of waste ?nanagement
¡n which the waste is managed centrally in one place and directly coordinated from the
central. The second alternative is the decentralized system, where the waste is managed for
each district, form the small district le. political district administered, sub district, municipality.
This system is coordinated by each of ?municipality district in Jakarta?, The third system is
semi-decentralized system in which the waste is managed according to the level and sources
of waste. They are from residential, commercial areas and industries. This system manages
the waste by itself.
To asses intensity of each element, it is used Analitic Hierarchy Method (AHP). This
method is used by developing hierarchies, consisting of 4 hierarchies i.e. Goals, Criteria,
Sub- criteria and alternatives. To develop hierarchy model, by using literature review and
asking people who expert in handling waste management.
From data analysis it requires, the best result is decentralized system with the
intensity value 0.437. in this system, the private contribution is prioritized by developing
management and technology of waste. The second alternative is the semi-desentralized
system, with the global weight of 0.343 by priotizing the private sector role In society
empowerment. The last alternative is the centralized system, where the intensity value is
0.220. in this alternative,by priotizing the private sectors to interest in the system to handle
waste management in DKI Jakarta.
This priority is approriate with succesfulty to handle of waste by the decentralized
system in Rawasai area, Central Jakarta. With pilot project that has been construct to this
area for ¡ni the future this p?oject should be apply in whole DKI Jakarta area that using The
centralized system apply the decentralized system.

"
2002
T4574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
"ABSTRAK
Penanganan Limbah lndustri Tekstil di DKI Jakarta
ix + 58 halaman, 10 tabel, 14 gambar, 18 lampiran
lndustri tekstil yang dijadikan obyek studi adalah industri tekstil yang berada di wilayah DKI Jakarta. Dalam usaha pengembangan teknologi pengolahan, dilakukan pendekatan penelitian dengan perolehan data primer dan sekunder, yang meliputi kegiatan pendataan penyebaran industri tekstil di DKI Jakarta, observasi serta analisa proses produksi, pengambilan dan pemeriksaan sample air limbah, pengisian kuesioner oleh industri dan analisa parameter COD terhadap simuiasi pengolahan yang telah dilakukan.
Jenis industri tekstil di DKI Jakarta sebagian besar merupakan industri garment, pertenunan dan perajutan. Jumlah industri tekstil yang di data sebanyak 42 buah., dimana sebagian besar terkonsentrasi di wilayah Jakarta Timur dan Barat. Dalam penelitian ini proses produksi industri tekstil terbagi atas 3 kategori yaitu industri pemintalan, pencelupan/pencapan/finishing dan pertenunan-pencelupan/pencapan/finishing.
Karakteristik limbah yang dihasilkan dari ke 3 proses produksi tersebut umumnya memiliki kandungan COD, BOD, TSS, alkalinitas, warna, logam berat (Zn, Cr, Pb, Hg) di atas baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. Tingkat pencemaran biasanya diukur dengan COD, dimana dalam penelitian ini berkisar antara 500 - 1643 mg/I. Angka perbandingan BOD/COD berkisar antara 0.42 - 0.63, hal ini memperlihatkan bahwa sistim pengolahan yang tepat adalah dengan mensimulasikan pengolahan kimiawi sebelum pengolahan bioiogis. Untuk itu pengolahan kimiawi ini akan didasarkan pada analisa Jar test dari proses Koagulasi-Fiokulasi yang telah dilakukan dalam removal COD terhadap 16 industri tekstil.
Hasil simulasi pengolahan limbah cair industri tekstil tersebut menunjukkan konfigurasi sistim dari pengolahan primer yang berintikan proses kimia (Koagulasi dan Flokulasi) dan proses fisik (Sedimentasi), pengolahan sekunder dari proses biologis Activated Sludge serta pengolahan tersier yang berintikan prosas Adsorpsi Karbon Aktif ataupun Filter Zeolit. Strata pengolahan yang ada didasarkan pada tingkat konsentrasi limbah yang diolah. Pengolahan primer untuk beban COD < 600 mg/I sedangkan untuk beban 600 < COD < 1200 mg/I dilanjutkan dengan pengolahan sekunder. Untuk beban COD > 1200 mg/I digunakan pengolahan lengkap.
"
Pusat Penelitian Sumber Daya Manusia dan Lingkungan Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rara Amelia Saripudin
"Timbulan sampah yang dihasilkan di Indonesia, terutama DKI Jakarta terus meningkat setiap tahunnya. Kelurahan Tengah yang berlokasi di Jakarta Timur merupakan salah satu daerah dengan timbulan sampah yang cukup besar tetapi memiliki keterbatasan lahan untuk pengolahan sampah di TPS. Akibat keterbatasan tersebut, TPS RW 5 melayani tiga RW yakni RW 5, RW 8, dan RW 9. Pengolahan yang sudah dilakukan di TPS RW 5 berupa daur ulang dengan Bank Sampah dan pengomposan dengan BSF masih belum dapat mereduksi sampah dengan maksimal. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan pengamatan pada penanganan limbah padat yang sudah dilakukan di TPS RW 5, mengukur timbulan dan komposisi sampah, serta menghitung potensi reduksi jika sampah dikelola dengan lebih baik di TPS RW 5. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara untuk mengetahui penanganan yang sudah diterapkan di TPS RW 5, load-count analysis untuk mengukur timbulan sampah, metode quartering dalam mengidentifikasi dan menghitung besar komposisi, dan perhitungan teoritis untuk memperoleh besar potensi reduksi timbulan sampah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa timbulan sampah yang masuk ke TPS RW 5 sebesar 1.355,62 kg/hari dengan sampah paling banyak berupa sisa makanan (65,43%) sampah yang paling sedikit adalah logam (0,22%). Penanganan limbah padat yang sudah dilakukan di TPS RW 5 saat ini masih belum dapat mengolah seluruh sampah dengan baik. Jika sampah dikelola dengan baik, potensi reduksi yang bisa diperoleh mencapai 74,676% atau hanya 25,324% sampah yang dibuang ke TPA Bantar Gebang

The high amount of waste generated in Indonesia, particularly in DKI Jakarta increases yearly. Kelurahan Tengah located in East Jakarta is one of region that has high waste generated but lacks of area for material recovery facilities to perform solid waste treatment. As a result, TPS RW 5 is necessary to provide solid waste treatment for waste generated from three regions of RW in Kelurahan Tengah, consisting of RW 5, RW 8, and RW 9. TPS RW 5 has implemented solid waste treatment by recycling through Bank Sampah and composting through BSF methods. However, these treatments still do not reduce solid waste at maximum rate. Therefore, this research aims to observe existing solid waste treatment, measure solid waste generation and composition, and measure recycling, composting, and recovery rate if the treatment has been maximized. This research uses load-count analysis methods to measure solid waste generation, quartering methods to measure the composition of solid waste, observation and interview to obtain information about existing treatment, and calculation to measure potential recycling, composting, and recovery rate of solid waste generated in TPS RW 5. The result of this research showed solid waste generated in TPS RW 5 is 1.355,62 kg/day which food waste dominated the composition (65,43%) and the lowest type of waste generated is metal (0,22%). Existing solid waste treatment still underperformed. Hence, if solid waste generated in TPS RW 5 is treated and managed well, there will be a potential reduction to 74,676% of waste recovered or only 25,324% of solid waste transported to TPA Bantar Gebang every day"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library