Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farisa Bela Dina
Abstrak :
Indonesia khususnya DKI Jakarta adalah daerah endemis DBD. Pemberantasan Aedes sp. paling efektif dilakukan pada stadium larva. Larva Aedes sp. banyak ditemukan pada container tempat penampungan air (TPA) terutama di daerah padat penduduk. Penelitian ini berdesain cross sectional analitik observasional dan bertujuan mengetahui keberadaan larva Aedes sp. pada berbagai container TPA dan sebaran jenis container TPA di RW 03 (daerah dengan ukuran rumah besar dengan jarak berjauhan) dan RW 07 (daerah dengan ukuran rumah kecil dan jarak berdekatan) Kelurahan Cempaka Putih Barat. Penelitian dilakukan pada Maret 2010 dengan single larval method pada seratus rumah warga RW 03 dan RW 07. Pada RW 03 ditemukan 232 TPA, tujuh jenis TPA (terbanyak bak mandi), dan sembilan belas TPA positif larva. Pada RW 07 ditemukan 177 TPA, delapan jenis TPA (terbanyak bak mandi), dan sepuluh TPA positif larva. Uji Chi square menunjukkan nilai p = 0,321. Jumlah TPA positif larva lebih banyak di RW 03 (8,18%) dibandingkan di RW 07 (5,64%) tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna pada keberadaan larva Aedes sp. di TPA pada kedua RW. Dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara kepadatan penduduk dan keberadaan larva Aedes sp. ...... Indonesia, especially DKI Jakarta is an endemic area of dengue haemorrhagic fever. Eradication of Aedes sp. is most effectively done in larvae stadium. Aedes sp. larvae is commonly found in water reservoirs especially in densely populated areas. This analytical observasional cross sectional study is conducted to examine the presence of Aedes sp. larvae inside of various water reservoirs in RW 03 (low densed populated area) and RW 07 (high densed populated area) Kelurahan Cempaka Putih Barat. The study is conducted on March 2010 using single larval method in 100 houses of RW 03 and RW 07. In RW 03 there are 232 water reservoirs and 7 types of water reservoir (most common found is tub). Nineteen water reservoirs are larvae positive. In RW 07 there are 177 water reservoirs and 8 types of water reservoir (most common found is tub). Ten water reservoirs are larvae positive. Chi square test results in p = 0,321. The number of larvae positive water reservoirs is higher in RW 03 (8,18%) than in RW 07 (5,64%) but there is no significant difference of the presence of Aedes sp. larvae in water reservoirs in both RW. The conclusion is there is no correlation between density of populations and presence of Aedes sp. larvae.
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariana Ivoretty Sandra
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26813
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Ramadhani
Abstrak :
Perilaku menutup tempat penampungan air merupakan bagian dari upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) yaitu tindakan pengendalian nyamuk vektor penyebab DBD di lingkungan melalui 3M Plus bersama dengan upaya menguras tempat penampungan air dan mendaur ulang barang bekas. Penerapan perilaku menutup tempat penampungan air sebagai upaya PSN-DBD masih menjadi masalah karena angka penerapannya yang tergolong rendah yaitu hanya sebesar 16, 9% warga di DKI Jakarta pada tahun 2018 yang menerapkan PSN pada kategori baik sementara lainnya pada kategori sedang dan buruk, hal ini diperparah dengan masih tingginya angka DBD di wilayah Jakarta Timur sebagai yang tertinggi di DKI Jakarta yaitu 689 kasus pada tahun 2023 dengan Kecamatan Pulogadung sebagai wilayah dengan angka kasus tertinggi di pada tahun 2022 yaitu 315 kasus. Incidence Rate kumulatif Kelurahan Cipinang pada tahun 2024 juga menjadi yang tertinggi ketiga di Kecamatan Pulogadung yaitu sebesar 0,25. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku menutup tempat penampungan air sebagai upaya PSN-DBD pada masyarakat RW 6 Kelurahan Cipinang Tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data penelitian dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara daring oleh 121 ibu rumah tangga di wilayah RW 6. Data dianalisis menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian telah menunjukkan sebanyak 80 ibu rumah tangga (66,1%) telah melakukan perilaku menutup tempat penampungan air secara rutin. Penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan (p= 0,018; OR= 6,68; 95% CI 1,28 - 34,78), sikap (P= 0,006; OR= 0,20; 95% CI 0,06 - 0,62), dukungan keluarga (p= 0,023; OR= 2,62; 95% CI 1,21 - 5,67), dan ketersediaan alat penutup tempat penampungan air (p= 0,0005; OR= 26,0; 95% CI 8,60 - 78, 58) dengan perilaku menutup tempat penampungan air. Faktor yang diketahui paling berperan dalam mempengaruhi perilaku menutup tempat penampungan air di wilayah RW 6 adalah ketersediaan tutup tempat penampungan air sehingga saran yang dapat diberikan peneliti yaitu perlu dilakukannya upaya intervensi terkait komponen perilaku menutup tempat penampungan air dan advokasi kepada stakeholders terkait subsidi tempat penampungan air dengan tutup yang sesuai. ...... The initiative to close water reservoirs is a key component in the campaign against Dengue Hemorrhagic Fever Mosquito Nests (PSN-DBD). This involves controlling mosquito vectors responsible for dengue fever through the 3M Plus approach, along with water reservoir drainage and recycling efforts. Despite its importance, the implementation of this behavior faces challenges, with only 16.9% of DKI Jakarta residents in 2018 adopting PSN in the optimal category. This issue is worsened by the persistently high incidence of dengue fever in East Jakarta, reaching 689 cases in 2023, with Pulogadung District having the highest number at 315 cases in 2022. The cumulative incidence rate in Cipinang Subdistrict is expected to be the third-highest in Pulogadung Sub District in 2024 at 0.25. This study aims to identify factors influencing the adoption of water reservoir closure behavior in the community of RW 6, Cipinang Subdistrict, in 2024, utilizing a cross-sectional design. Data was gathered from 121 housewives through online questionnaires, and chi-square tests were employed for analysis. Findings indicate that 66.1% of surveyed housewives regularly practice closing water reservoirs. The research highlights significant correlations between knowledge (p= 0.018; OR= 6.68; 95% CI 1.28 - 34.78), attitude (p= 0.006; OR= 0.20; 95% CI 0.06 - 0.62), family support (p= 0.023; OR= 2.62; 95% CI 1.21 - 5.67), and the availability of water reservoir covers (p= 0.0005; OR= 26.0 ; 95% CI 8.60 - 78.58) with the behavior of closing water reservoirs. Notably, the most influential factor in RW 6 is the availability of water reservoir lids. As a recommendation, intervention efforts should focus on promoting the behavioral aspect of closing water reservoirs and advocating for subsidies to facilitate the provision of suitable lids.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sayida Saily
Abstrak :
ABSTRAK
DBD vector can be controlled biological by using Bacillus thuringiensis israelensis (Bti). The purpose of this study was to determine the effectiveness of Bti concentration 2 ml/m2 and 4 ml/m2 in control Aedes aegypti larval. This study used an experimental design with intervention of Bti liquid formulation concentration 2 ml/m2 and 4 ml/m2.The survey was carried out in RW 03, Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat. Data before intervention was taken on January 13th 2010 and after intervention was taken on February 14th 2010. Entomological survey was conducted by single-larval method at 100 households in RT 11-18 that were chosen for Bti 2 ml/m2 intervention and 100 households in RT 5-10 for Bti 4 ml/m2 intervention. The data was analyzed by SPSS version 11,5 using chi square test. After intervention of Bti 2 ml/m2, the amount of positive larval water containers increased from 32 to 35, while Bti 4 ml/m2 decreased from 17 to 7. It can be concluded that Bti concentration 4 ml/m2 is more effective than Bti 2 ml/m2 in reducing the presence of Aedes aegypti larval.
ABSTRAK
kan secara biologis menggunakan Bacillus thuringiensis israelensis (Bti). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas Bti konsentrasi 2 ml/m2 dan 4 ml/m2 dalam menurunkan keberadaan larva Ae. aegypti di tempat penampungan air (TPA). Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan menggunakan Bti bentuk cair konsentrasi 2 ml/m2 dan 4 ml/m2. Penelitian dilakukan di RW 03, Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat. Data sebelum intervensi diambil pada tanggal 13 Januari 2010 dan sesudah intervensi pada tanggal 14 Februari 2010. Survei entomologi dilakukan dengan single-larval method di TPA yang berada pada100 rumah daerah intervensi Bti konsentrasi 2 ml/m2 di RT11-18 dan 100 rumah di RT 5-10 yang merupakan daerah intervensi Bti konsentrasi 4 ml/m2. Data diolah dengan program SPSS versi 11,5 dengan analisis menggunakan uji chi square. Setelah pemberian Bti konsentrasi 2 ml/m2, jumlah TPA positif larva naik dari 32 menjadi 35 TPA, sedangkan pada Bti konsentrasi 4 ml/m2 jumlah TPA positif larva menurun dari 17 menjadi 7 TPA. Disimpulkan bahwa Bti konsentrasi 4 ml/m2 lebih efektif daripada konsentrasi 2 ml/m2 dalam menurunkan keberadaan larva Ae. aegypti di TPA.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sigih Sigit Hendro Budiman
Abstrak :
ABSTRAK
Telah kita ketahui oleh sementara penduduk air hujan telah diperg nakan untuk keperluan nunah tangga. Tetapi umumnya penggunaan air hujan ini hanya berupa sambil lalu atau sekedar untuk mengisi kekurangan air. Dengan adanya hujan dimana air hujan dari taiang-talang rumah dikumpulkan dalam tandon-taudon air seperti drum-drum, bak-bak dsb. Ada puia yang mengetahui manfaat air hujan, sehingga untuk menampung air hujan dibuatlah reservoir yang lebih besar dan lebih baik.

Di Daerah Jakarta Utara, kebutuhan akan air bersih makin meningkat sching dengan pertambahan penduduk. Sedangkan sumber air bersih makin menipis akibat eksploitasi besar-besaran seperti pengeboran air tanah yang mengakibatkan intrusi air Taut ke daratan. Dan berdasarkan penelitian dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), 100% dari 100 sampel sumur dangkal di kawasan Jabotabek sudah tercemar oleh limbah penduduk, yaitu bakteri coli tinja, disamping zat kimia organik, amonia dan nitrit. Kondisi ini mengakibatkan air tanah di daerah Jakarta Utara sekarang ini menjadi payau dan tercemar oleh baktcri yang berbahaya sehingga tidak iayak untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Sumber air bersih utama yang scat ini diandalkan adalah Bari suplai air jaringan pipa PDAM DKI Jakarta. Akan tetapi kemampuan untuk mensuplai air bersili inasih terbatas. Disampuag tarif iuran buianan yang makin naik terkadang layanan air PDAM kurang memuaskan sepeni air yang kotor dan berwarna coklat. Sumber air kedua yaitu dari air tanali yang tidak iayak dipergunakaii, Icarena terasa asin akibat intrusi air laut. Dan suriiber ketiga adalah dengan membeli air dari penjual air pikulan. Dengan biaya yang reiatif malial yaitu Rp.800 per pikul (isi 40 liter).

Sedangkan sumber air lain yang memungkinkan dapat dipakai yaitu dari air hujan. Akan tetapi sayangnya banyak anggota masyarakat yang belum mengetahui manfaat dari air hujan, cars pembuatan bait penainpung air hujan dan cara-cars pengolahan air hujan yang sesuai dengan syarat-syarat kesehatan. Untuk itu dengan adanya Karya TuIis ini dengan judul "Kajian Kelayakan Air Hujan sebagai Surnber Air Bersih di Wilayah Jakarta Utara" diharapkan dapat sebagai panduan dan promosi agar pembaca dapat tertarik dan memanfaatkan air liujan seoptimal mungkin.
2000
S35624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library