Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Kementrian Pendidikan Malaysia, 1992
R 526.03 IST
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Bayusena
Abstrak :
Penelitian ini merupakan penelitian dengan ancangan kogniti , 1yang menggunakan Teori Metafora Konseptual dan Teori Percampuran untuk menguji kemampuan Model Struktur Ruang dalam menjelaskan data kebahasaan untuk pemetaan metafora SIKLUS HIDUP EKONOMI ADALAH SIKLUS HIDUP INDIVIDU. Data diperoleh dari situs Proquest dan dipilih dari 396 artikel berbagai genre tulisan. Data diseleksi dengan menggunakan kata kunci. Kata kunci dilentukan dengan mcmperllmbaiigkan struktur ranah sumber INDIVIDU, dengan fokus pada agen, berlandaskan pada kategori tingkat dasar, dan disusun berdasarkan urutan waktu sesuai siklus hidup. Data diseleksi dengan menggunakan mesin pencari ('oppernic Desktop Search. Data diseleksi untuk menghilangkan penggunaan literal dan polisemi, dan hanya masuk dalam tahap seleksi lebih lanjut jika terbukti menggunakan kata kunci secara metaforis. Data yang dipilih didasarkan pada pertimbangan jumlah variasi kata kunci dan kemudian berdasarkan jumlah penggunaan total kata kunci. Data akhir dianalisis dengan menggunakan Model Struktur Ruang. Analisis ditujukan untuk mengetahui gambaran pemetaan SIKLUS HIDUP EKONOMI ADALAH SIKLUS HIDUP INDIVIDU. Pada tahap ini analisis ditujukan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan tataran pemetaan, struktur siklus hidup dalam pemetaan berbagai kategori ekonomi, karakter ekonomi yang muncul dalam teks berdasarkan konteks, posisi manusia dalam pemetaan berbagai kategori ekonomi dan konflik struktur yang paling sexing muncul dalam pemetaan. Pada tahap berikitnya, analisis dilakukan untuk menguji kelnampuan Model Struktur Ruang dalam menjelaskan scluruh pemetaan metafora SIKLUS I-IIDUP EKONOMI ADALAH SIKLUS HIDUP INDIVIDU. Dalam tahap ini, analisis dilakukan untuk mengidentifikasi fungsi analogi dan disanalogi, menguji konsistensi penggunaan ranah cumber, menguji konsistensi pemetaan kategori ......This research uses cognitive approach and Conceptual Metaphor Theory and Blending Theory in order to test the ability of Space Structuring Model to explain linguistic data for the mapping of ECONOMIC'S LIFE CYCLE IS INDIVIDUAL'S LIFE CYCLE. The data are gained from using Proquest site and are selected from 396 articles from variety of genres. Data are selected using keywords. The keywords are determined by considering the structure of the source domain, with the focus on the agent, based on the basic level categories, and listed in accordance with the human life cycle. Data are selected with ('oppernrc Desktop Search. The data arc selected to eliminate the using of keyword for literal and polisemous meanings, and can continue for further process if proved to be use metaphorically. The data are finally selected for the analysis based on the variety of keywords and, the total of keywords used. The data are analized using The Space Structuring Model. Analysis is aimed to find the representation of economy under the mapping of ECONOMIC'S LIFE CYCLE IS INDIVIDUAL'S LIFE CYCLE. At this stage, the analysis is aimed to identify and explain the categories of the mapping, the life cycle structure for the mappings for different economic categories, the economic character shown by the context, human position in each map, and the major structure conflicts inside each map. On the next stage, the analysis is conducted to test the ability of Space Structuring Model to explain linguistic data for the mapping of ECONOMIC'S LIFE CYCLE IS INDIVIDUAL'S LIFE CYCLE. At this phase, the analysis is performed to identify the functions of analogy and disanalogy, to test the consistency of source domain, to test the consistency of superordinate and basic level categories used in target domain, and to test body and embodiment as the basis of mapping in texts. The results show that superordinate categories used for target domain vary. The diversity of categories used in the hierarchy for the target domain
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T37407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heppi Yana Syateri
Abstrak :
Pada uinumnya di negara agraris, tanah adalah suatu pusat aktifitas yang utaina bagi penduduk dalani memenuhi kebutuhan hidupnya. Sejalan dengan perubahan waktu dan pertambahan jumlah penduduk akan meningkatkan aktifitas penduduk. terhadap tanah. Dan apabila suatu daerah penduduknya sudah mengusahakan tanah-tanah marginal, oleh karena pertambahan penduduk yang terus meningkat, sedangkan persediaan tanah Yang bisa dimanfaatkan semakin berkurang, maka akan terjadi pengrusakan terhadap tanah itu sendiri (Sandy,1973). serta penyebarannya, sangat menentukan perkemban gan corak Bertambahnya jumlah penduduk, tingkat kehidupan penggunaan tanah (Sandy, 1977). Dengan berubahnya faktor-faktor tersebut maka perkembangan penggunaan tanah di setiap wilayah akan mencapai suatu tahapan perkembangan tertentu yang sesuai dengan skeina evolusi penggunaan tanah. Kabupaten Bengkulu IJtara yang terdiri dari 10 kecainatan dengan luas 969.010 Ha dan berpénduduk 193.246 jiwa pada tahun 1980. Pada tahun 1990 jumlah penduduk ineningkat menjadi 352.588 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 5,15% per tahun. Kabupaten Bengkulu Utara mempunyai fisiografi dari wilayah dataran rendah sampai wilayah pegunungan dengan ketinggian antara 0 in sampai lebih dari 1000 m di atas permukaan laut. Diantara ketinggian tersebut terdapat lereng 0% sampai dengan lereng lebih dan 40%. Masalah yang dikemukakan disini adalah 1. Bagaiinana pola penggunaan tanah di Kabupaten Bengkulu Utara tahun 1980 dan tahun 1990 ?, 2. Sampai dimanakah tahap perkembangan penggunaan tanah di Kabupaten Bengkulu Utara berdasarkan skema yang dikemukakan oleh -Sandy. (1977) ?, 3. Bagaiinanakah perubahan kaitannya dengan faktor yang meinpengaruhi penggunaan tanah ? Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang ditunjang dengan penarikan penainpang dan teknik penampalan peta.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S33541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Borris, Steven
New York: McGraw-Hill, 2012
658.7 BOR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Multamia Retno Mayekti Tawangsih
Jakarta: Penerbit Akbar- Media Eka Sarana , 2007
499.221 MUL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Edwatri Maulia
Abstrak :
Penyimpanan dan penanganan obat dan/atau bahan obat harus mematuhi peraturan perundang-undangan. Salah satu kegiatan pemantauan yang dapat dilakukan oleh fasilitas distribusi farmasi adalah dengan pemetaan atau mapping suhu gudang penyimpanan. Untuk memastikan bahwa distribusi suhu penyimpanan produk di gudang chiller pharma (2-8°C) memenuhi persyaratan dan,mengidentifikasi titik terpanas dan titik terdingin yang akan digunakan sebagai acuan titik pemantauan suhu gudang, perlu dibuat protokol pemetaan suhu sebagai acuan dalam melakukan pengujian pemetaan suhu. Protokol pemetaan suhu dibuat untuk memastikan proses pelaksanaan pemetaan suhu yang dilakukan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Penyusunan protokol pemetaan suhu pada gudang Chiller Pharma dengan rentang suhu 2-8°C membutuhkan 14 data logger yang masih terkalibrasi menggunakan alat termometer Testo 174-T. Penempatan titik thermometer pada bagian bawah 0,5 m dari lantai, bagian tengah 1,15 m dari lantai, dan bagian atas 1,8 m dari lantai. Jarak termometer pada bagian rak seluruhnya terdapat 3 titik (1, 3, dan 6 m). Uji pemetaan dilakukan selama 3 hari kalender. ...... Storage and handling of drugs and/or drug ingredients must comply with laws and regulations. One of the monitoring activities that can be carried out by pharmaceutical distribution facilities is by mapping the temperature of the storage warehouse. To ensure that the distribution of product storage temperatures in the pharma chiller warehouse (2-8°C) meets the requirements and identifies the hottest and coldest points that will be used as a reference for warehouse temperature monitoring points, a temperature mapping protocol needs to be created as a reference in conducting temperature mapping tests. The temperature mapping protocol is created to ensure that the temperature mapping process is carried out in accordance with applicable regulations. The preparation of a temperature mapping protocol in the Chiller warehouse with a temperature range of 2-8°C requires 14 data loggers that are still being calibrated using a Testo 174-T thermometer. The placement of thermometer point at the bottom is 0.5 m from the floor, the middle is 1.15 m from the floor, and the top is 1.8 m from the floor. The distance between the thermometers on the shelves is 3 points in total (1, 3, and 6 m). The mapping test was done for 3 calendar days.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Felix Leonard A.M
Abstrak :
Protokol studi adalah dokumen yang menguraikan desain penelitian, menggambarkan tujuan, metodologi dan pengorganisasian keseluruhan penelitian yang akan dilakukan. Protokol studi membentuk template dan panduan untuk proses penelitian secara keseluruhan. Protokol yang ditulis dengan buruk dapat berkontribusi besar pada waktu persetujuan terutama untuk studi yang dimulai oleh peneliti. Protokol memberikan dasar ilmiah untuk penelitian yang diusulkan. Protokol studi mendefinisikan tujuan studi/penelitian, populasi yang akan dipelajari, prosedur yang harus diikuti, evaluasi yang akan dilakukan dan rencana analisis; dan terakhir, membahas aspek administrasi studi seperti manajemen keselamatan dan masalah peraturan. Pada Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini, calon Apoteker memperoleh kesempatan untuk membuat protokol studi terkait pemetaan suhu ruangan packaging material dengan penambahan AHU di PT. Kalbio Global Medika. Tugas khusus ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman calon Apoteker mengenai pembuatan protokol studi pemetaan suhu. Pembuatan protokol studi dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi terkait pembuatan protokol studi, dan informasi terkait pemetaan termal, kemudian menyusunnya menjadi protokol studi yang sesuai dengan format yang telah ditentukan di PT. Kalbio Global Medika. Pembuatan protokol studi terkait pemetaan suhu ruangan packaging material dengan penambahan AHU di PT. Kalbio Global Medika dapat dilakukan dengan baik. ...... A study protocol is a document that outlines the research design, describes the objectives, methodology and overall organization of the research to be conducted. The study protocol forms the template and guide for the overall research process. Poorly written protocols can contribute greatly to approval times especially for investigator-initiated studies. The protocol provides the scientific basis for the proposed research. The study protocol defines the objectives of the study/research, the population to be studied, the procedures to be followed, the evaluation to be carried out and the analysis plan; and finally, discussing administrative aspects of the study such as safety management and regulatory issues. In this Pharmacist Professional Work Practice (PKPA), prospective pharmacists have the opportunity to create a study protocol related to mapping the temperature of packaging material rooms with the addition of AHU at PT Kalbio Global Medika. This special assignment aims to increase prospective pharmacists' understanding of creating temperature mapping study protocols. Making a study protocol is carried out by collecting information related to making a study protocol, and information related to thermal mapping, then compiling it into a study protocol that is in accordance with the format that has been determined at PT Kalbio Global Medika. Making a study protocol related to mapping the room temperature of packaging materials with the addition of AHU at PT Kalbio Global Medika can be carried out well.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jefri Andrian
Abstrak :
ABSTRACT
Data gravitasi yang diperoleh pada salah satu bagian dari wilayah Cekungan Sumatera Utara, telah digunakan untuk mengestimasi kedalaman multipel horizon dari batas muka densitas. Dengan mengaplikasikan metode Energy Spectral Analysis ndash; Multi Window Test ESA ndash; MWT, horizon tersebut diperoleh. Estimasi kedalaman dihitung dari analisa energi spektrum sebagai transformasi dari data gravitasi yang telah di-grid menjadi transformasi Fourier 2D Fast Fourier Transform. Analisa energi spektrum dilakukan pada sebuah titik uji dengan melakukan pe-window-an peta Complete Bouguer Anomaly CBA pada titik uji tersebut dengan ukuran window persegi yang bertambah secara konstan dengan pertambahan lebar 1 km dari ukuran window sebelumnya. Jarak antar titik uji adalah sekitar 2 km pada masing-masing lintasan pengukuran gravitasi. Kemudian diperoleh kedalaman plateau yang merepresentasikan batas-muka densitas dari hasil plot antara kedalaman benda anomali terhadap ukuran window. Pemetaan struktur patahan dilakukan dengan menggunakan metode Multi Scale ndash; Second Vertical Derivative MS ndash; SVD. Patahan diperoleh dengan mengaplikasikan derivatif vertikal orde dua SVD pada anomali gravitasi yang sudah dilakukan proses upward continuation UC. Kedalaman benda anomali yang berkorelasi dengan ketinggian UC diplot terhadap lokasi patahan yang direpresentasikan oleh nilai SVD nol. Sehingga diperoleh trend kemenerusan patahan dip. Hasil pemetaan horizon batas-muka densitas berkorelasi dengan batas-muka sedimentasi, yaitu basemen ekonomis sebagai Top Tampur Horizon 1, top dari beberapa batas muka sedimentasi lainnya Horizon 2-6 salah satunya adalah Top Belumai Horizon 2. Hasil pemetaan patahan diantaranya terdeteksi sebuah patahan besar berupa patahan naik dengan dip 4.9o ke arah Barat daya dan strike N152oE, yang menjadi border dari cekungan sebagai pemisah antara nilai anomali gravitasi tinggi dan rendah. Patahan besar ini memisahkan singkapan basemen Pra-Tersier dan platform cekungan di Barat daya dengan kompleks kemiringan cekungan deposenter cekungan di Timur laut.
ABSTRACT
Gravity data acquired over part of North Sumatera Basin, Indonesia, was used to estimate depth to multiple horizons of density interface. By applying the Energy Spectral Analysis ndash Multi Window Test ESA ndash MWT method, the horizons were mapped. The estimated depth was computed from Energy Spectral Analysis as the transformation of the gridded gravity data to 2D Fourier transform Fast Fourier Transform. The Energy Spectrum Analysis is performed at a test point by windowing the gridded Complete Bouguer Anomaly CBA at that test point with the square window size constantly increasing 1 km width from the previous window size. The distance between the test points is about 2 km on each of the gravity measurement lines. Plateau depth is then obtained which represents the density interfaces of the plot result between the depths of the anomaly to the window sizes. The fault mapping is done using Multi Scale Second Vertical Derivative MS SVD method. The fault is obtained by applying a second order vertical derivative SVD to gravity anomaly which has been done upward continuation UC. The depth of anomalous bodies correlated with the distance of UC is plotted against the fault location represented by the zero SVD value. So we get the trend of continuity of fault dip. The results of mapping of density interfaces correspond to sedimentary interfaces, those are the economic basement as Top Tampur Horizon 1, the top of several other sedimentary interfaces Horizon 2 6 one of them is Top Belumai Horizon 2. Fault mapping results were detected a major fault as a reverse fault with dip 4.9o towards the Southwest and strike N152oE, which became the border of the basin as a separator between the high and low gravity anomaly values. This major fault separates the Pre Tertiary basement outcrop and basin platforms in the Southwest with basin slope complex basin depocenter in the Northeast.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fikri Masteriarsa
Abstrak :
Pembangunan destinasi pariwisata di Indonesia dapat mendorong peningkatan kunjungan wisatawan dan lama tinggal wisatawan selama berada di destinasi pariwisata. Pengembangan destinasi pariwisata yang dilakukan perlu sejalan dengan karakteristik destinasi pariwisata yang dimiliki. Penelitian ini melakukan analisis klaster untuk memetakan 34 provinsi di Indonesia berdasarkan 13 aspek daya dukung kepariwisataan. Hasil pemetaan terbentuk 4 kelompok destinasi pariwisata dengan kesamaan karakteristik. Klaster-1 memiliki rata-rata daya dukung kepariwisataan terbaik sehingga diklasifikasikan sebagai kelompok destinasi pariwisata maju, yang terdiri dari Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali. Klaster 2 terdiri dari DKI Jakarta dan Kepulauan Riau, dengan 2 aspek kurang baik dan diklasifikasikan sebagai destinasi pariwisata revitalisasi. Selanjutnya Klaster-3 terdiri dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Papua Barat, memiliki capaian kurang baik pada 6 aspek sehingga diklasifikasikan destinasi pariwisata berkembang. Sementara itu Klaster-4 terdiri dari 16 provinsi lainnya dengan capaian kurang baik pada 9 aspek dan diklasifikasikan sebagai destinasi pariwisata rintisan. Hasil pemetaan juga dibandingkan dengan kebijakan penetapan 10 destinasi pariwisata prioritas (DPP) yang dilakukan oleh pemerintah, dimana 3 DPP termasuk dalam klaster-4 dengan klasifikasi destinasi pariwisata rintisan yaitu Bangka Belitung, Morotai (Maluku Utara), dan Wakatobi (Sulawesi Tenggara). Pengembangan pada 3 DPP ini membutuhkan pendanaan fiskal yang lebih tinggi. ......The development of tourism destinations in Indonesia can encourage an increase in tourist visits and the length of stay of tourists while in tourism destinations. The development of tourism destinations needs to be in line with the characteristics of the tourism destinations they have. This study conducted a cluster analysis to map 34 provinces in Indonesia based on 13 aspects of tourism characteristics and carrying capacity. The results of the mapping formed 4 groups of tourism destinations with similar characteristics. Cluster-1 has the best average tourism carrying capacity so it is classified as a group of advanced tourism destinations, which consists of West Java, Central Java, DI Yogyakarta, East Java and Bali. Cluster 2 consists of DKI Jakarta and Riau Islands, with 2 aspects that are not good and are classified as revitalizing tourism destinations. Furthermore, Cluster-3 consists of North Sumatra, West Sumatra, Banten, West Nusa Tenggara, East Nusa Tenggara, West Kalimantan, East Kalimantan, South Kalimantan, South Sulawesi, North Sulawesi, and West Papua, having poor performance in 6 aspects so they are classified developing tourism destinations. Meanwhile, Cluster-4 consists of 16 other provinces with poor performance in 9 aspects and is classified as a pioneering tourism destination. The mapping results are also compared with 10 priority tourism destinations (DPP) policy in Indonesia, where 3 DPPs are included in cluster-4 with the classification of pioneering tourism destinations, namely Bangka Belitung, Morotai (North Maluku), and Wakatobi (Southeast Sulawesi). The development of these 3 DPPs requires higher fiscal funding.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joice Ishak Soelaiman
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah tanah merupakan masalah yang sangat pelik disebabkan ketidak-seimbangan antara tanah yang tersedia dengan jumlah kebutuhan akan tanah. Sering terjadi perselisihan menyangkut masalah tanah. Sebab itu diperlukan kepastian hukurn dan kepastian hak akan penguasaan tanah. Hal itu dapat dicapai dengan dilakukannya pendaftaran tanah.

Masyarakat mendaftarkan haknya atas tanah untuk mendapatkan sertifikat sebagai tanda bukti yang kuat atas penguasaan tanah.

Untuk membantu masyarakat golongan ekonomi lemah pemerintah membentuk Proyek Operasi Nasional Agraria berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No 189 tahun 1981 yang bertugas melakukan pensertifikatan tanah secara massal dan menyelesaikan sengketa tanah.

Pensertifikatan massal ini pada dasarnya sama dengan pensertifikatan perorangan, cuma dalam pensertifikatan massal terdapat kemudahan dan keringanan.

Tahap kegiatan pensertifikatan massal terdiri : - penyuluhan dan pendaftaran pemohon, - pengukuran dan pemetaan, - persiapan pembuatan sertifikat, - penerbitan dan penyerahan sertifikat.

Pensertifikatan massal yang dilakukan di Kelurahan Duri Pula menghasilkan 193 sertifikat nada tahun 1984/1985 dan 212 sertifikat pada tahun 1985/1986 dan proses kegiatannya adalah pemberian hak baru.

Biaya yang harus dibayar pemohon sertifikat sebesar Rp 23.750,-.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>