Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Theddeus Octavianus Hari Prasetyono
Jakarta: UI Publishing, 2019
616 THE f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UI Publishing, 2019
616.13 MAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hening Rahayatri
Jakarta: UI Publishing, 2024
612 TRI b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Grace Shalmont
"ABSTRAK
Latar belakang : Buried penis adalah suatu kondisi penis dengan ukuran normal tetapi terbenam di bawah lapisan kulit. Penyebab utama terjadinya kelainan ini belum jelas, tetapi hipotesis yang diterima secara luas hingga saat ini adalah adanya inelastisitas atau fibrosis dari fascia dartos penis. Hipotesis tersebut belum banyak didukung oleh penelitian yang menghubungkan buried penis dengan kelainan fascia dartos ditinjau dari segi histopatologisnya. Pemeriksaan secara histopatologik, histokimia, dan imunohistokimia pada jaringan fascia dartos diharapkan dapat mencari kelainan anatomi yang terjadi sehingga dapat berperan membantu klinisi dalam penentuan teknik operasi rekonstruksi buried penis.Bahan dan Cara : Penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan sampel penelitian adalah 20 kasus buried penis dan 20 kasus dengan penis normal. Bahan penelitian adalah jaringan fascia dartos dan dipulas dengan pulasan histokimia Masson Trichrome, impregnasi perak, serta Weigert resorcin-fuchsin dan imunohistokimia CD31. Serabut jaringan ikat dan pembuluh darah dihitung menggunakan image J. Hasil perhitungan dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan.Hasil : Serabut kolagen dan elastin pada jaringan fascia dartos buried penis ditemukan lebih rendah dan berbeda bermakna dibandingkan penis normal dengan masing-masing nilai p=0,000. Tidak terdapat perbedaan jumlah serabut retikulin dan pembuluh darah antara buried penis dan penis normal.Kesimpulan : Jaringan fascia dartos pada buried penis merupakan jaringan yang patologis sehingga sebaiknya jaringan ini dieksisi pada operasi rekonstruksi buried penis.

ABSTRACT
Background Buried penis is a condition that characterized by a normal size penis buried under layers of the skin.The main cause of this condition is not clear, but the hypothesis that widely accepted today is inelasticity or fibrosis of dartos fascia penis. The hypothesis has not been supported by studies that linking the abnormality of dartos fascia with histopathological overview. Histopathological, histochemical, and immunohistochemical examinations was performed on dartos fascia tissue which are expected to find the anatomical abnormalities. The result of this study are expected to help clinician in determining the reconstruction surgery for buried penis.Methods This study was a cross sectional study. Dartos fascia tissue from 20 cases buried penis and 20 cases normal penis was stained with histochemical staining of Masson Trichrome, silver impregnation, Weigert resorcin fuchsin, and immunohistochemical staining of CD31. The collagen, reticular, elastic fibers and vascular was counted with image J, and then was analyzed using independent t test.Results The collagen and elastic fibers in dartos fascia of buried penis were found lower and significantly different than normal penis with p value 0,000. No significant differences between reticular fibers and vascular density in dartos fascia of buried penis and normal penis.Conclusions The result of this study showed that there is abnormality dartos fascia on buried penis. Therefore, the dartos fascia should be excised on the reconstruction surgery."
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sukman Tulus Putra
"DETECTION OF VASCULAR ENDOTHELIAL DYSFUNCTION AS AN
EARLY ATHEROSCLEROSIS MARKER:
Effect of breastfeeding duration on vascular characteristics
and other cardiovascular risk factors
Background. Atherosclerosis already starts to develop in childhood and
adolescence. Breastmilk has been recognized to have some protective effects on
the development of atherosclerosis, but the optimal duration in relation to
cardiovascular risk is largely unknown.
Objective. To investigate the effect of breastfeeding duration on vascular
characteristics and other cardiovascular risk factor levels in adolescence.
Methods. We conducted a retrospective cohort study on adolescents aged 15-18
years old. Breastfeeding duration was inquired using a questionnaire filled by
parents and categorised into 0-<2, 2-<4, 4-<6, 6-<12, and >12 months. Outcomes
assessed were flow mediated dilation (FMD), carotid intima media thickness
(CIMT), anthropometrics, lipid/glucose level, high-sensitive C-reactive protein
(hs-CRP), and vascular cell adhesion molecule (VCAM). Analysis was done using
ANOVA and MANOVA general linear model with cardiovascular risk factors as
the dependent variables and breastfeeding duration as the independent variable
with further adjustment for confounders.
Results. We enrolled 285 subjects. Breastfeeding duration of 4-<6 months was
associated with thinner cIMT and the effect was more prominent after adjustment
for gender and postnatal tobacco exposure (mean difference =24.28 micrometer, P
=0.045). Both in univariable and multivariable analyses, breastfeeding duration of
4-<6 months showed a statistically significant association with waist-to-hip ratio
(0.87 vs. 0.81, P<0,001), but not with FMD, lipid profile, and other cardiovascular
biomarkers.
Conclusions. Breastfeeding duration of 4-<6 months is associated with thinner
IMT and thus has a protective effect on the development of cardiovascular
disease. However the association with FMD and other cardiovascular risk factor
levels in adolescents is less clear

DETEKSI DISFUNGSI ENDOTEL VASKULAR PADA REMAJA
SEBAGAI PENANDA AWAL ATEROSKLEROSIS:
Pengaruh lama pemberian air susu ibu pada masa bayi terhadap fungsi dan
struktur vaskular serta beberapa faktor risiko kardiovaskular lainnya
Latar belakang. Proses terjadinya aterosklerosis telah dimulai sejak masa anak.
Air susu ibu (ASI) diduga memiliki efek protektif terhadap perkembangan
aterosklerosis, tetapi lama pemberian ASI yang optimal terkait risiko
kardiovaskular belum diketahui secara pasti.
Tujuan. Mengetahui pengaruh lama pemberian ASI terhadap karakteristik
pembuluh darah dan faktor risiko kardiovaskular pada masa remaja.
Metodologi. Studi kohort retrospektif terhadap remaja usia 15-18 tahun. Data
mengenai lama pemberian ASI diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh orangtua
dan dikelompokkan menjadi 0-<2, 2-<4, 4-<6, 6-<12, dan >12 bulan. Luaran
penelitian adalah flow-mediated dilation (FMD), ketebalan tunika intima media
(KTIM), profil lipid/glukosa darah, high-sensitive C-reactive protein (hs-CRP),
vascular cell adhesion molecule (VCAM) dan ukuran antropometri. Analisis
statistik dilakukan dengan uji ANOVA dilanjutkan dengan MANOVA general
linear model dengan faktor risiko kardiovaskular sebagai variabel dependen dan
lama pemberian ASI sebagai variabel independen dengan memperhitungkan
variabel perancu.
Hasil. 285 subjek diikutsertakan dalam penelitian. Lama menyusui 4-<6 bulan
berhubungan dengan KTIM arteri karotis yang lebih tipis baik analisis bivariat
maupun multivariat (beda rerata 24,28 mikrometer, p=0,045). Rasio lingkar
pinggang terhadap panggul sedikit lebih besar pada remaja dengan lama
pemberian ASI 4<6 bulan dibandingkan kelompok lain (0,87 vs. 0,81, p<0,001).
Lama pemberian ASI tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan FMD
dan faktor risiko kardiovaskular lainnya.
Kesimpulan. Lama pemberian ASI 4-<6 bulan berhubungan dengan KTIM yang
lebih tipis sehingga mempunyai efek protektif terhadap terjadinya penyakit
kardiovaskular. Namun tidak ditemukan hubungan yang nyata antara lama
pemberian ASI dengan FMD dan faktor risiko kardiovaskular lainnya.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"His 2nd edition of the Practical Guide to Emergency Ultrasound addresses your need for a practical, comprehensive, how-to book on ultrasound techniques in the emergency department, including new and expanded applications. Organized in an easy-to-navigate problem-based and symptom-based approach, chapters cover many uses for ultrasound in the ED and proper ultrasound technique. Over 900 images, many in full color, illustrate key concepts and diagnoses, including the use of echocardiography in the ED and newer applications for imaging ocular, musculoskeletal injuries and the use of ultrasound in the management of undifferentiated hypotension and dyspnea. Chapters on newer applications of ultrasound including thoracic, inferior vena cava, musculoskeletal, and ocular imaging; newer and evolving applications for procedural guidance, including nerve blocks; new and highlighted content for Pediatric applications; and chapters on prehospital use, and use in resource-limited settings. Entire section focusing on Ultrasound use in the Resuscitation of Acute Injury or Illness. Over 900 images demonstrate key diagnoses and proper ultrasound technique. Over 175 online video clips that display more realistic three-dimensional views. More than 60 additional online-only images for several chapters."
Philadelphia: Wolters Kluwer, 2014
616.07 PRA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eliezer Sutopo
"Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Sindrom Metabolik pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Cimanuk dan Saketi, Kabupaten Pandeglang, Banten Tahun 2017 Analisis Lanjut Deteksi Dini Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2017 rdquo; Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga, Perilaku merokok, konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik, stress, dan Indeks Massa Tubuh dengan sindrom metabolik pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Cimanuk dan Saketi, Kabupaten pandeglang, Banten tahun 2017. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan desain Cross sectional. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret-Juni 2017 dengan menggunakan data dari deteksi dini Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kementerian Kesehatan RI tahun 2017 dengan sampel sebanyak 359 sampel. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 38,2 masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Cimanuk dan Saketi, Kabupaten Pandenglang, Banten mengalami sindrom metabolik. Uji chi-square menunjukkan adanya hubungan signifikan secara statistik antara umur p value=0,001 , pendidikan p value=0,023 , pekerjaan p value=0,041 , dan Indeks Massa Tubuh p value=0,001 terhadap sindrom metabolik. Sedangkan melalui uji multivariat didapatkan variabel yang paling berpengaruh adalah indeks massa tubuh POR=0,334 . Melalui penelitian ini dapat memberikan informasi terutama masyarakat di Kecamatan Cimanuk dan Saketi, Kabupaten Pandeglang, Banten agar dapat menjaga kesehatan melalui pola hidup sehat, serta ikut serta dalam kegiatan Posbindu maupun Penyuluhan yang dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan terkait.

Factors Associated with Metabolic Syndrome in Communities of Cimanuk and Saketi Health Center Working Area, Pandeglang Regency, Banten 2017 Advanced Analysis of Early Detection of Heart Disease and Blood Vessels Ministry of Health of the Republic of Indonesia 2017 This thesis aims to know the related factors age, sex, education, occupation, history of non communicable diseases in the family, smoking behavior, consumption of fruits and vegetables, physical activity, stress, and body mass index with metabolic syndrome in the community in the working area of puskesmas cimanuk and saketi, pandeglang district, banten in 2017. This study is analytical descriptive using cross sectional design. The study was conducted from March to June 2017 using data from the early detection of the program of prevention and control of heart and vein disease the Ministry of Health Republic of Indonesia in 2017 with a sample of 359 samples. The results showed that 38.2 of people in the working area of cimanuk and saketi health center, pandenglang district, banten had metabolic syndrome. Chi square test showed a statistically significant correlation between age p value 0.001 , education p value 0.023 , occupation p value 0.041 , and body mass index p value 0.001 against metabolic syndrome. While through multivariate test, the most influential variable is body mass index POR 0,334 . Through this research can provide information, especially the community in district cimanuk and saketi, pandeglang regency, banten in order to maintain health through healthy lifestyles, and participate in activities Posbindu and counseling conducted by health related providers. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68644
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Kokohana Arisutawan
"Latar belakang: Keadaan hipoksia hipobarik intermiten menyebabkan penurunan tekanan atmosfer sehingga terjadi penurunan tekanan partial oksigen. Salah satu respon fisiologis tubuh terhadap keadaan hipoksia adalah melakukan angiogenesis. Penelitian ini untuk membuktikan efek dari hipoksia hipobarik intermiten tersebut terhadap perubahan histologi jumlah pembuluh darah otot rangka.
Metode: Penelitian ini adalah eksperimental in vitro pada 25 ekor tikus Wistar (Rattus norvegicus), jenis kelamin jantan, usia 40-60 hari, berat badan lebih dari 220 gram yang dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok berisi 5 ekor tikus. Setiap kelompok mendapat perlukan berbeda-beda yaitu dimasukkan ke chamber hipobarik sebanyak 1x, 2x, 3x 4x dan kelompok kontrol. Pajanan 1 kali merupakan pajanan hipoksia akut. Pajanan hipobarik dilakukan selama 5 menit dengan interval tujuh hari. Selanjutnya otot rangka semua tikus diambil sebagai untuk dilakukan pemeriksaaan histologi di bawah mikroskop cahaya. Variabel yang dievaluasi adalah jumlah pembuluh darah otot rangka pada masing-masing kelompok coba.
Hasil: Keadaan hipoksia dicapai pada setiap kelompok uji. Saturasi dalam setiap ujicoba dibawah 60%. Perubahan perilaku akibat hipoksia di temukan pada semua uji coba. Rerata jumlah pembuluh darah otot rangka kelompok kontrol adalah 45,60 ± 7,96. Jumlah pembuluh darah pada kelompok satu dan dua dibawah kelompok kontrol (38,60 ± 3,44 dan 41,00 ± 6,44). Pada kelompok yang mendapat pajanan 3 dan 4 kali, jumlah pembuluh darah di atas kelompok kontrol (48,00 ± 5,87, dan 46,20 ± 8,29). Pembuluh darah otot rangka yang mengalami HHI terjadi peningkatan dibandingkan hipoksia akut. Pada uji Anova, tidak ditemukan perbedaan bermakna secara statistik terhadap perubahan jumlah pembuluh darah otot rangka pada semua kelompok.
Simpulan: Terjadi peningkatan jumlah pembuluh darah otot rangka yang mengalami HHI dibandingkan dengan hipoksia akut. Terdapat perubahan jumlah pembuluh darah otot rangka pada hewan coba tikus Wistar, namun tidak berbeda bermakna secara statistik.

Background: Hypoxia hypobaric intermittent condition may cause a decrease of atmospheric pressure that leads to a decrease in partial oxygen pressure. One of the body physiologic response to hypoxia are angiogenesis. This research aims to prove the effect of intermittent hypoxia hypobaric on histological changes of skeletal muscle
Methods: This research is an experimental in vivo study on 25 Wistar rats (Rattus norvegicus), male aged 40-60 days, with body weight of 220 grams that is divided into 5 groups, each group has 5 mice. Each of the group got different treatment : once, twice, thrice and four time exposed into hypobaric chamber and control group. Once time exposed is acute hypoxia. Hypobaric exposure were given for 5 minutes with interval of 7 days. Skeletal muscle of the mouse were taken to do histological examination beneath light microscopy Variable that should be evaluated are number of blood vessels in the skeletal muscle in each of the group.
Results: Hypoxia condition can be achieved in test group. Saturation in the test group are beneath 60%. Changes in behavior in hypoxic condition can be found in all test group. The average of all skeletal muscle in control groups are 45,60 ± 7,956. The number of skeletal muscle in group 1, 2 are beneath control group (38,60 ± 3,435 dan 41,00 ± 6,442). In the group that has been exposed three or four times, the number are higher compared to control groups (48,00 ± 5,874, dan 46,20 ± 8,289). Skeletal muscle vassels that have HHI occour increase compared to acute hypoxia. In ANOVA test group, we cannot find any statistically significant difference between the number of skeletal muscle between all groups.
Conclusion: An increasing in the number of skeletal muscle vessels that are experiencing HHI compared with acute hypoxia. There was a change in the number of skeletal muscle vessels in Wistar rats, but not statistically significant."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Madhyra Tri lndraswari
"Latar Belakang: Di era ini, terapi dengan sel punea untuk mengobati berbagai
penyakit semakin dirninati. Sejauh ini, banyak pendapat mengenai keamanan sel
punea, yang dikatakan aman untuk manusia. NaIllun" belum ada penelitian lebih
jauh mengenai keamanan sel punea yang disuntikan lewat vena, untuk kesehatan
pembuluh darah. Tujuan dari peneiitian ini adalah untuk menganalisis efek sel
punea yang disuntikkan secara IV, pada pembuluh darah arteri yang nannal.
Metode: Data didapatkan dari eksperimen klinik tikus Wistar yang dilaksanakan
di Instilut Pertanian Bogor, merupakan studt awal pada tikus dengan tekanan darah
normal. Tikus dengan tekanan darah nonnal (140/100 mmHg, diukur dengan
CODA) tersebut dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama ada kelompok
kontrol, kelompok kedua disumikan secara IV sel punca 1 x 106 , dan kelompok
keliga 3xl 06 sel, dalam sekali penyuntikan. Kelompok kedua dan ketiga diamati
selama 1 bulan setelah penyuntikan sel punca. Setelah 1 bulan, tikus dinekropsi
dalam keadaan anastesi. Selanjutnya, dengan bantuan J Image Software, dilakukan
pcngamatan terhadap diameter dan ketebalan dinding dari meri karotis, karotis
interna, karotis eksterna, aorta abdominal, iliaka kiri, dan iliaka kanan. Analisis
statistik dilakukan dengan metode ANOV A terhadap 3 kelompok tikus untuk.
mengukur perbedaan diameter pembuluh darah dan ketebalan dinding pembulu
darah. Jika persebaran data tidak rata, maka digunakan metode T Independent Test.
Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam
diameter dan ketebalan dinding untuk kelompok I, kelompok 2, dan kelompok 3
untuk semua pembuluh darah kecuali arteri iliaka kiri. Arteri iliaka kiri
menunjukkan perbedaan yang bennakna dalam diameter dan ketebalan pembuluh
darah.
Diskusi: Hasil riset ini, memmjukkan keamanan sel punca pada arteri bila
disuntikan ke dalam vena. Ini ditunjukkan dengan hasil yang tidak. terdapat
perbedaan bermakna dalam 5 pembuluh darah yang dipenksa. kecuali arteri iliaka
kiri menunjukkan hasil yang bermaknadan perlu diteliti lebih lanjutdenganjumlah
sam pel yang memadai (30 tikus). Setiap kelompok mempunyai sampel minimum
9 ekor, namun dan hasil penelitian masing-masing kelompok mempunya 5 ekor
tikus yang dapat dianalisis. Sehingga hasil analisis yang didapatkan tidak bisa
mencerminkan hubungan yang kuat secara statistik, namun merupakan suatu
kecenderungan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>