Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Misriyah
"Perseroan Terbatas (Perseroan) sebagai badan hukum mempunyai hak dan kewajiban serta dapat memiliki harta benda selayaknya manusia. Perseroan  mempunyai jangka waktu pendirian, apabila jangka waktu telah habis dapat diperpanjang atau dibubarkan. Pada saat UUPT diterbitkan baik pada tahun 1995 maupun tahun 2007, semua perseroan wajib menyesuaikan anggaran dasarnya. Bila jangka waktu pendirian perseroan telah berakhir dan memiliki aset yang tidak pernah didaftarkan di Kantor Pertanahan setempat, perlu dikaji bagaimana status hukum perseroan dan proses pembubarannya serta status tanah yang dimiliki. Untuk menjawab permasalahan tersebut penulis menggunakan metode penelitian yuridis normatif. Proses pembubaran yang dilakukan adalah terlebih dahulu menyesuaikan anggaran dasar dengan UUPT Tahun 2007 dilanjutkan dengan proses Likuidasi. Tanah milik perseroan harus didaftarkan terlebih dahulu ke Kantor Pertanahan agar mendapatkan status hak sehingga dapat dimasukan ke dalam boedel likuidasi untuk dilakukan proses perubahan dari harta tetap menjadi harta yang likuid sehingg dapat dibagikan kepada pemegang saham.

Limited Liability Company as a legal entity can have rights, obligations and  own property like human being. The Company has a period of establishment, and if the period has expired it can be extended or dissolved. When the Company Law was issued in 1995 and 2007, all company was obliged to adjust its articles of association. If there is a company that have an expired period of establishment and also has asset that never been registered at the local Land Office, this condition need some attention and  it is necessary to analyze the legal status of the company itself and the process of dissolution as well as the status of the land owned. To answer these problems the author uses a normative juridical research method. The first dissolution process is to adjust the articles of association with the 2007 Company Law, and followed by the liquidation process. The Company also need to register their property to obtain the status of land ownership so it can be included in the liquidation list to transfer from the fixed asset to liquid assets and distributed to shareholders."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yousfrita
"Pemilihan judul ini untuk memperoleh gambaran dari permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul sehubungan dengan pembubaran perseroan dan likuidasi, yang dibatasi yaitu pembubaran perseroan dan likuidasi yang dilakukan atas inisiatif perseroan sendiri. Bahwa pembubaran perseroan dan likuidasi diatur dalam Undang Undang Nomor I tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1998 tentang Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas. Namun dalam prakteknya pada proses pembubaran perseroan dan likuidasi banyak terdapat permasalahanpermasalahan yang tidak tertampung dalam peraturanperaturan dimaksud di atas.
Permasalahan-permasalahan dimaksud antara lain (i) tidak adanya kepastian kapan bubarnya badan perseroan, hal mana penting diatur karena pada kenyataannya masih terjadi tindakan (-tindakan) hokum pada proses pembubaran perseroan dan likuidasi,(ii) masalah likuidator, yaitu siapakah yang dapat menjadi likuidator, apakah perseroan terbatas dapat menjadi likuidator, bagaimana bila likuidator mengundurkan diri, (iii) bagaimana perlindungan hukum terhadap pihak ketiga yang mempunyai tagihan kepada perseroan, dan (iv) masalah pajak dan tagihan pajak.
Permasalahan-permasalahan mana merupakan hal yang menarik dibahas dan dicari upaya-upaya penyelesaiannya. Karena dengan melihat apa yang diuraikan di atas, pembubaran perseroan dan likuidasi tidak hanya melibatkan perseroan dimaksud saja akan tetapi kreditur dan atau pihak ketiga amat berkepentingan. Diharapkan dengan penulisan tesis ini permasalahan-permasalahan tersebut dapat dicari upaya-upaya penyelesaiannya"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2002
T18972
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meriska Nofianti
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai pembubaran suatu Perseroan Terbatas dengan cara
Penetapan Pengadilan Negeri, yang mengangkat contoh kasus pembubaran PT.
Nichias Leakless Telison Gasket Manufacturing. Pembubaran ini terjadi akibat
perbedaan pendapat antara pemegang saham secara terus menerus sehingga
membuat PT. Nichias Leakless Telison Gasket Manufacturing tidak dapat
menyesuaikan anggaran dasarnya dengan Undang-undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas sampai batas waktu yang ditentukan. Dengan
menggunakan metode penelitian yuridis normatif, tesis ini mengkaji mengenai
bagaimanakah mekanisme penyelesaian perbedaan pendapat antara para
pemegang saham untuk membubarkan PT menurut Undang-undang No. 40 Tahun
2007 dan apakah Penetapan Majelis Hakim telah sesuai dengan Undang-undang
No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar PT. Nichias
Leakless Telison Gasket Manufacturing. Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan, mekanisme penyelesaian perbedaan pendapat antara pemegang saham
harus dilakukan secara musyawarah mufakat terlebih dahulu dan apabila tidak
berhasil, maka mekanisme selanjutnya adalah menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham atau mengedarkan circular letter kepada para pemegang saham,
sebelum akhirnya mengajukan pembubaran Perseroan Terbatas kepada Pengadilan
Negeri. Adapun mengenai Penetapan Majelis Hakim dalam pembubaran PT.
Nichias Leakless Telison Gasket Manufacturing adalah tidak tepat karena
beberapa alasan, yaitu ketidakcermatan Majelis Hakim dalam memahami
ketentuan hukum yang terdapat dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, tidak memuat alasan dan dasar penetapan yang
lengkap, dan kekurangcermatan dari Majelis Hakim dalam menganalisis dalildalil
yang diajukan oleh Pemohon.

Abstract
The thesis discusses about the dissolution of Limited Liability Company by
District Court Order, which related to the dissolution case of PT. Nichias Leakless
Telison Gasket Manufacturing. The dissolution occurs due to the different opinion
amongs shareholders which happened continously and made PT. Nichias Leakless
Telison Gasket Manufacturing unable to adjust its Article of Association with
Law Number 40 Year 2007 regarding Limited Liability Company. By using
normative juridical research method, this thesis discuss regarding how the
mechanism to solve the different opinion amongs shareholders to dissolve the
Company according to the Law Number 40 Year 2007 regarding Limited Liability
Company and whether the Court Order of Tangerang District Court has satisfy the
Law Number 40 Year 2007 regarding Limited Liability Company and Article of
Association of PT. Nichias Leakless Telison Gasket Manufacturing. Based on the
analysis which done, the mechanism to solve the different opinion amongs
shareholders to dissolve the Company is by discussion first and if its not achieved,
then the next mechanism is by holding a General Meeting of Shareholders or by
circulating the circular letter to all shareholders, before giving the application of
company?s dissolution to the District Court. While regarding the Court Order of
Tangerang District Coust in the dissolution of PT. Nichias Leakless Telison
Gasket Manufacturing is not correct due to the negligence from the Board of
Judge in understanding the Law Number 40 Year 2007 regarding Limited
Liability Company, not mention the complete reason of stipulation, and the
negligence of the Board of Judge to analyze the reasons which given by the
Plaintiff."
2012
T31020
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
William Iwo
"Kemudahan syarat-syarat untuk mempailitkan debitor menyebabkan suatu Perseroan yang sebetulnya solven bisa diputus pailit oleh pengadilan niaga. Adanya pengaturan yang kontradiktif mengenai pembubaran perseroan yang diatur dalam Pasal 142 huruf (e) UUPT dengan Pasal 204 UUK-PKPU serta status sisa aset Perseroan Solven setelah pemberesan menjadi permasalahan utama dalam skripsi ini. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Perseroan solven tetap eksis dan tidak serta merta bubar dengan adanya putusan pailit, namun agar dapat memperoleh kembali kekuasaan untuk mengurus harta kekayaannya maka Perseroan Solven tersebut harus mengajukan Rehabilitasi. Kemudahan syarat-syarat untuk mempailitkan debitor menyebabkan suatu Perseroan yang sebetulnya solven bisa diputus pailit oleh pengadilan niaga. Adanya pengaturan yang kontradiktif mengenai pembubaran perseroan yang diatur dalam Pasal 142 huruf (e) UUPT dengan Pasal 204 UUK-PKPU serta status sisa aset Perseroan Solven setelah pemberesan menjadi permasalahan utama dalam skripsi ini. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Perseroan solven tetap eksis dan tidak serta merta bubar dengan adanya putusan pailit, namun agar dapat memperoleh kembali kekuasaan untuk mengurus harta kekayaannya maka Perseroan Solven tersebut harus mengajukan Rehabilitasi.
The convenience provided to make debtors bankrupt, is affecting a company, which actually categorized as Solvent Company to be decided as bankrupt by the commercial court. The existence of contradictive regulations regarding company dissolution, which are stipulated under the article 142 (e) in Indonesian Company Law jo. article 204 in Indonesia Law of Bankruptcy and Payments Suspension, and the status of the Solvent Company's remaining assets after settlement become a major problem in this thesis. The result of this research will prove that Solvent Company remain exists and do not necessarily disperse with the bankruptcy decision. But, in order to regain its ascendency to manage its assets, the Solvent Company must proposed rehabilitation."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
S59603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vierlyn Sheryllia
"Tesis ini menganalisis persyaratan dan prosedur pembubaran dan likuidasi Perseroan yang tidak melakukan kegiatan usaha (non-aktif) dan pendapat hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (“PN Jakarta Pusat”) dan Mahkamah Agung terhadap pembubaran dan likuidasi PT Artha Komoditi & Energi Services (“PT AKES”). Pemegang saham PT AKES megajukan permohonan pembubaran ke PN Jakarta Pusat dengan alasan bahwa PT AKES tidak pernah menjalankan kegiatan usaha selama 4 tahun secara berturut-turut dengan menggunakan dasar hukum Pasal 146 ayat 1 huruf c butir a Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. PN Jakarta Pusat dalam penetapannya menyatakan bahwa permohonan pembubaran PT AKES yang diajukan oleh salah satu pemegang sahamnya tidak dapat diterima dengan alasan prematur karena ada syarat lain yang tidak dipenuhi, yaitu bahwa yang berhak memberitahukan tentang ketidakaktifan Perseroan adalah Direksi dan bukan dilakukan oleh pemegang saham Perseroan. Begitu pun dengan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia yang menguatkan penetapan PN Jakarta Pusat tersebut. Namun penafsiran Hakim tersebut membuat terciptanya ketidakpastian hukum karena menyebabkan adanya ketidaksesuaian antara penjelasan dengan isi pasal.

This thesis analyzes the requirements and procedures for the dissolution and liquidation of the Company that does not carry out its activities (non-active) and the opinion of the judges of the Central Jakarta District Court and the Supreme Court on the dissolution and liquidation of PT Artha Komoditi & Energi Services ("PT AKES"). One of the shareholders of PT AKES submitted a request for dissolution to the Central Jakarta District Court on the grounds that PT AKES had never carried out its activities for 4 consecutive years by using the legal basis of Article 146 paragraph 1 letter c point a of Act No. 40 of 2007 concerning Limited Liability Companies. Central Jakarta District Court in its decree stated that the application for the dissolution of PT AKES submitted by one of its shareholders could not be accepted as premature because there were other conditions that were not fulfilled. The party entitled to notify the Company of being inactive is the Board of Directors, not the shareholders themselves. Likewise, the decision of the Republic of Indonesia Supreme Court justifies the decree of Central Jakarta District Court. But the interpretation of the Judge created legal uncertainty. This causes an incompatibility between the explanation and the contents of the article."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T52667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library