Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S7621
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Parapat, Veronica Novelina
Abstrak :
Kasus perundungan ialah salah satu masalah interaksi sosial yang sering terjadi di lingkungan sekolah, terutama pada tingkat sekolah dasar (Novianto, 2018). Hal ini disebabkan oleh individu yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan kelompok pertemanan dan berada dalam periode pencarian identitas sosial (Craig, 2016). Kasus perundungan juga menjadi perhatian bagi Sekolah Dasar X di Jakarta. Adanya sikap saksi yang enggan melindungi korban dan memberikan penguatan pada pelaku membuat perundungan terus terjadi (Midgett, Doumas, & Trull, 2018). Salah satu metode menurunkan perundungan melalui intervensi pada saksi membawa dampak yang lebih signifikan (Lee, 2004). Oleh karena itu, program pelatihan mengubah siswa yang merupakan saksi/bystander menjadi pembela sangat penting untuk dilakukan. Program STAC Plus merupakan serangkaian sesi pelatihan yang diadaptasi dari penelitian Midgett dan Doumas (2016). Penelitian ini menggunakan metode kuasi-eksperimental dengan desain penelitian pre-test/post-test. Jumlah partisipan penelitian adalah 22 siswa kelas VI SD. Teknik analisis data Wilcoxon Signed Rank Test digunakan untuk melihat perbandingan skor sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok yang sama. Hasil penelitian menunjukkan program intervensi STAC Plus dapat secara efektif meningkatkan pengetahuan peran pembela (Z = -3.923b, p = 0.000). Akan tetapi, hasil penelitian menunjukkan program intervensi STAC Plus tidak efektif meningkatkan empati (Z = -1.909b, p = 0.056).
Bullying is one of the problems of social interaction that often accurs in school environment, especially in elementary school (Novianto, 2018). This is caused by individuals are spend more time with peers and in a period of searching for social identity (Craig, 2016). Bullying is also a concern for X Elementary School in Jakarta. Their reluctance to protect the victims and reinforcement are main factors that encourage the occurrence of bullying (Midgett, Doumas, & Trull, 2018). One method to reduce bullying by intervention through bystander has more significant impact (Lee, 2004). Therefore, training program to transform bystander students to be defender is very important. The STAC Plus program is a series of training sessions adapted by previous research from Midgett and Doumas (2016). This study used a quasi-experimental method with a pre-test / post-test research design. The number of participants in the study were 22 students in 6th grade. Wilcoxon Signed Rank Test data analysis technique was used to see the comparison of scores before and after intervention in the same group. The results shows that the STAC Plus intervention program could effectively increase defender knowledge (Z = -3.923b, p = 0.000). However, the study shows that the STAC Plus intervention program does not effectively increase empathy (Z = -1.909b, p = 0.056).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizky
Abstrak :
Semenjak kepulangan Imam Besarnya Rizieq Shihab dari pengasingan di Arab Saudi, organisasi kemasyarakatan (ormas) Front Pembela Islam (FPI) mengalami serangkaian peristiwa yang berujung pada pelarangan kegiatan ormas tersebut pada awal Desember 2020. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses pelarangan kegiatan FPI. Penelitian ini akan membahas bagaimana pemerintah menangani isu FPI setelah kepulangan Rizieq dengan pendekatan keamanan sehingga menggunakan tindakan-tindakan di luar prosedur politik. Penelitian ini menemukan bahwa pemerintah mengkonstruksi isu FPI sebagai ancaman eksistensial terhadap keamanan, kesehatan, ideologi negara sebelum mengambil keputusan untuk membubarkan ormas Islam tersebut. Pemerintah menggunakan instrumen sekuritisasi berupa peraturan dan kapasitas Lembaga serta bingkai terorisme untuk melarang kegiatan FPI. ......Since the return of its grand Imam Rizieq Shihab from exile in Saudi Arabi, Islamic Defenders Front (FPI) faced sustained pressures that led to its disbandment as mass organization in December 2020. This research attempts to understand the political disbandment by analyzing its process. The research finds that issues related to FPI was being handled as security problems, which enabled measures outside the normal bounds of political procedures. Drawing on the theory of securitization, this research argues that the government presented FPI as existential threats to public order, health, and ideology before moving to ban FPI as a mass organization. Issues related to FPI were securitized through discursive and non-discursive practices using regulatory instruments. capacity tools, and framing of terrorism.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
hapus4
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S7324
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 4(1-2) 2003
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Hendrawaty S
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26838
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irgahayu Madhina
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara tanggung jawab dan peran defender (pembela korban) dalam bullying pada siswa SD. Pengukuran tanggung jawab menggunakan alat ukur yang dikonstruksi oleh Sukiat (1993) dan pengukuran peran defender menggunakan alat ukur peran defender yang dikonstruksi oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian mengenai reaksi bystander oleh Rigby (2008), hasil penelitian mengenai alasan menjadi defender oleh Beane (2008), dan kriteria defender yang dikemukakan oleh Beane (2008). Partisipan berjumlah 135 siswa yang berasal dari dua sekolah dasar di kota Cilegon, dengan karakterisitik usia 10-12 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara tanggung jawab dan peran defender dalam bullying pada siswa SD sebesar 0,532 yang signifikan pada l.o.s. 0,01 (nilai p = 0,000). Artinya, semakin tinggi tanggung jawab yang dimiliki siswa, maka semakin tinggi tingkat peran defender yang dimiliki. ......This study was conducted to examine the relationship between responsibility and the role of defender in bullying incidence among elementary school students. The measurement of responsibility was conducted using measuring instruments constructed by Sukiat (1993). The measurement of the role of defender was conducted using measuring instrument constructed by the researcher based on bystander reaction study result by Rigby (2008); reasons being defender study result by Beane (2008); and defender criteria set out by Beane (2008). Total participants of this study was 135 students from two elementary schools in Cilegon with age characteristic of 10-12 years. The results of this study indicate that there is a significant positive relations between responsibility and the role of defender in bullying incidence among elementary school students with 0.532 which is significant at l.o.s. 0.01 (p value = 0.000). It means that the higher the responsibility held by the students, the higher their level of defending roles.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferkin Susanto
Abstrak :
ABSTRAK
Penulisan sejarah Indonesia pada masa pendudukan Jepang telah banyak ditulis oleh para sejarawan. Penulisan tersebut pada umumnya banyak mengambil topik sejarah social sejarah ekonomi dan sejarah militer. Khususnya mengenai sejarah militer pads masa pendudukan Jepang, biasanya berkisar tentang masalah pembentukan tentara PETA, pembentukan barisan pembantu tentara (Heiho) atau barisan pemuda lainya serta penulisan sejarah tentang pemberontakan bersenjata terhadap tentara pendudukan Jepang. Salah satu barisan pemuda yang dibentuk oleh Jepang adalah Seinen Dojo (Pusat Latihan Pemuda) yang terletak di Tangerang. Pembahasan dalam penulisan skripsi ini mengambil topik tentang pembentukan serta jalannya latihan pemuda dalam wadah Seinen Dojo tersebut. Kalau dilihat dari salah satu tujuan diselenggarakan latihan di Seinen Dojo, tidak terlepas dari kepentingan Jepang akan tenaga manusia. Permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintahan Militer Jepang pada saat itu adalah kekurangan tenaga kerja. Permasalahan yang lebih akut lagi adalah personil militer yang terbatas. Hal ini terjadi karena kebanyakan personil militer yang ada terkonsentrasi untuk menempati pos-pos pertempuran di garis depan. Sehingga pertahanan untuk daerah yang telah dikuasai khususnya pulau Jawa amat rapuh karena kekurangan personil militer tadi. Oleh karena itu untuk menutupi kelemahan ini maka pihak Pemerintahan Militer Jepang mempunyai keinginan untuk membentuk barisan militer pribumi. Hal yang menjadi pertanyaan besar setelah ide pembentukan militer pribumi itu muncul adalah; apakah masyarakat peribumi khususnya kaum pemuda sanggup atau mampu menjadi tenaga militer sesuai dengan standarisasi militer Jepang? Untuk menjawab pertanyaan itu maka dibentuk satu latihan guna menguji kemampuan pemuda Indonesia dalam hal kemiliteran. Latihan pengujian pemuda ini dinamakan Seinen Dojo, tempat latihan dipilih kota Tangerang. Dalam latihan ini selain dipelajari ilmu kemiliteran jugs para siswa diberikan latihan intelejen. Dalam upaya mendapatkan data penelitian tentang sejarah terbentuknya Tangerang Seinen Dojo dilakukan dengan dua cara. Cara yang pertama, yaitu melalui studi kepustakaan di berbagai perpustakaan. Studi kepustakaan ini adalah suatu cara untuk menelusuri data primer maupun data sekunder tentang sumber penelitian yang akan digunakan. Melalui cara ini diharapkan dapat dituangkan latar belakang sejarah muncuinya ide terbentuknya Tangerang Seinen Dojo. Studi kepustakaan ini meliputi penyelusuran arsip-arsip, buku-buku, majalah-majalah serta koran-koran sejaman. Cara lain untuk mengisi sumber penulisan, digunakan metode Oral History (sejarah lisan). Oral History ini meliputi sejarah lisan yang sudah terekam dalam koleksi ANRI (Arsip Nasional Indonesia), serta wawancara langsung penulis dengan tokoh yang terlibat dalam peristiwa yang akan dibahas.Dalam pembahasan tersebut akhirnya dapat diketahui bahwa, pembentukan pusat latihan pemuda Tangerang Seinen Dojo adalah salah satu usaha dari Pemerintahan Militer Jepang untuk membentuk barisan militer pribumi yang lebih terkenal dengan nama PETA (Korps Perwira Pembela Tanah Air).
1996
S12324
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Zahra Alariq
Abstrak :
Kerusakan lingkungan akibat eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) sering kali disuarakan dan diprotes oleh para pembela HAM lingkungan. Sayangnya, ketika pembela HAM lingkungan menyuarakan protesnya tersebut, mereka sering kali direspon oleh aktor negara dan korporasi yang menjadikan pembela HAM lingkungan sebagai target kekerasan. Tulisan ini bertujuan untuk menyoroti bentuk-bentuk kekerasan yang dialami pembela HAM lingkungan, pengalaman viktimisasi pembela HAM lingkungan, dan bagaimana kekerasan-kekerasan yang dialami dikategorikan sebagai secondary or symbiotic green crimes. Tugas Karya Akhir ini menggunakan perspektif green criminology dan menggunakan data sekunder berupa; (1) Laporan ELSAM Periode November 2017-2018 dan 2019; (2) CATAHU 2020 & Proyeksi 2021 JATAM; dan (3) publikasi artikel-artikel yang diperoleh dari beberapa media online berita dan beberapa NGO dengan fokus HAM lingkungan. Hasil analisis menunjukkan bahwa keterlibatan negara dan korporasi dengan melakukan kekerasan terhadap pembela HAM lingkungan merupakan bentuk pengabaian negara atas kerusakan lingkungan yang membahayakan hidup dan perlindungan hak-hak atas lingkungan hidup, seperti hak atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat, hak untuk melaporkan perusakan lingkungan, dan lainnya. ......Environmental harm due to exploitation of natural resources carried out by the state and corporations has mobilized environmental human rights defenders to take action by doing protests. Wistfully, when environmental human rights defenders protested, they are often confronted by the state and corporations who make the environmental human rights defenders as a target of violence. This paper aims to highlight the forms of violence experienced by environmental human rights defenders, their experience of victimization, and how the violence is categorized as secondary or symbiotic green crimes. This paper uses a green criminology perspective and uses secondary data obtained from (1) The ELSAM Report for the Period of November 2017-July 2018, and 2019; (2) JATAM’S CATAHU 2020 & Projection for 2021; (3) publications of articles obtained from several online news media and several NGOs with a focus on environmental human rights. The results of the analysis show that the involvement of the state and corporations by committing violence against environmental human rights defenders is a form of state neglect of environmental harm that endangers life and failed the protection of the right to a clean and healthy environment.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library