Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Buku ini berisi rencana dan kebijakan-kebijakan yang akan diambil pemerintah dalam mencapai Indonesia sehat tahun 2010."
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indoneia, 1999
R 614 IND r
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan R.I, 1997
351.075 SUJ p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Nadilah Salma
"Desa kini bukan lagi sekadar objek pembangunan melainkan subjek pembangunan dengan otonominya yang kembali seperti sedia kala dan diakui kerangka regulasi yang formal (UU Desa). Desa juga mendapat tambahan sumber pendapatan berupa dana desa yang memiliki potensi membiayai aktivitas pembangunan kesehatan di desa. Penelitian ini memaparkan gambaran pemanfaatan dana desa untuk bidang kesehatan serta hubungannya dengan peningkatan pembangunan kesehatan di wilayah perdesaan Kabupaten Kebumen selama empat tahun. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survei dan menggunakan data realisasi pemanfaatan dana desa dan data capaian pembangunan kesehatan Kabupaten Kebumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, alokasi pemanfaatan dana desa bidang kesehatan proporsinya berkisar 3,44-5,92% dengan besaran per kapita relatif kecil yakni Rp. 3.655-16.879. Besaran alokasi belanja paling banyak cenderung untuk pembangunan fisik sarana prasarana pelayanan kesehatan desa dan penyehatan lingkungan berupa jamban/MCK dan sarana air bersih. Selain itu tidak didapati korelasi antara pemanfaatan dana desa untuk kesehatan dengan peningkatan akses terhadap jamban sehat, akses terhadap air minum, peningkatan Posyandu aktif, dan peningkatan status desa siaga.

Nowadays, a village is not just become an object of development but the subject behind it with its real autonomy avowed by formal regulatory framework (Village Law). A village also receives additional income in the form of village funds which potentially becomes new source to rural health development financing. This research shows the use of village funds and its correlation with rural health development at villages in Kebumen Regency for 4 years. This is a quantitative research with survey method and use data of realization of village funds and health development achivements in Kebumen Regency. The result shows that utilization of village funds for health sector took about 3.44-5.92% proportion with a relatively small per capita amount around 3.655-16.879 rupiahs. The largest expenditure allocation tends to be infrastructure facilities for village health services and environmental health in the form of latrines/ toilets and clean water facilities. In addition, there is no correlation between the use of village funds for health and access to clean water, access to proper latrines/toilets, an increase in Posyandu aktif, and Desa Siaga status."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ede Surya Darmawan
"Pemberdayaan masyarakat adalah salah satu strategi dalam pembangunan kesehatan yang digunakan oleh pemerintah Indonesia. Pemberdayaan masyarakat ini menjadi salah satu fungsi puskemas yang wajib dijalankan oleh seluruh puskesmas di tanah air. Walaupun strategi pemberdayaan masyarakat sudah lama digunakan, sampai sekarang belum ada instrumen spesifik untuk mengukur tingkat pemberdayaan masyarakat pada sektor pembangunan kesehatan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat pemberdayaan masyarakat pada level komunitas sebagai wilayah kerja puskesmas di Depok dan Jakarta Selatan. Pemberdayaan masyarakat diukur menggunakan tujuh potensi masyarakat meliputi kepemimpinan, organisasi, dana, sumber daya, teknologi, pengetahuan, dan pengambilan keputusan. Metode pengukuran dilakukan dengan membandingkan ketujuh potensi masyarakat di wilayah kerja puskesmas di Depok (32 puskesmas) dan wilayah kerja puskesmas terpilih Jakarta Selatan (28 puskesmas) dengan potensi standar yang dikembangkan peneliti. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tingkat pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja puskesmas di Depok umumnya banyak yang memenuhi kategori baik, sebaliknya di Jakarta Selatan banyak kategori kurang. Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta berupaya pemberdayaan masyarakat dan promotif preventif lebih mudah dilakukan oleh kantor kelurahan daripada puskesmas.

Community empowerment is one of strategies in health development that is used by government of Indonesia. It is also one of puskesmas (primary health center) function that must be run by every primary health center in Indonesia. Though community empowerment has been used for a very long time, there is not any specific instrument to measure level of community empowerment in health sector development in Indonesia. This research aimed at measuring community empowerment at community level using neighbourhood association as work area in two cities in Indonesia, Depok and South Jakarta. Community empowerment is measured using seven community potentials including leadership, organizations, fund, resource, technology, knowledge, and decision making. The measurement method is comparing those community existed potentials with potential standard developed by researcher in 32 primary health center in Depok and 28 selected primary health center in South Jakarta. The result shows that level of community empowerment in primary health center work area in Depok is generally in good categories, but South Jakarta is generally in less category. In Jakarta, the effort of community empowerment and promotive preventive is conducted easier by village administration office than primary health center."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Does Sampoerno
"Peran kesehatan yang dipahami pihak ekeskutif dan legislatif di Indonesia masih terbatas pada pengobatan dan penyembuhan penyakit, bukan membangun
sumber daya manusia yang berkualitas. Sejak masa penjajahan, kebijakan kesehatan tersebut didominasi oleh kebijakan kuratif dengan fasilitas kesehatan
utama Rumah Sakit, Puskesmas dan Balai Pengobat. Upaya kesehatan tersebut melemahkan argumentasi peran penting kesehatan dalam pembangunan
bangsa. Konsep tersebut berpengaruh terhadap tujuan upaya kesehatan mencapai keadaan sehat produktif untuk semua yang dapat mengantarkan pen-
duduk mencapai tingkat sehat produktif. Definisi sehat yang baru tersebut berpengaruh terhadap perubahan paradigma penanganan kesehatan dari ?Health
Program for Survival? ke ?Health Program for Human Development?. Tujuan akhir program kesehatan berubah menjadi sehat produktif yang bernilai ekonomis
bagi sebagian besar penduduk. Hak azasi kesehatan menurut WHO mencakup hak informasi, privasi, menikmati kemajuan teknologi kesehatan, pendidikan
kesehatan, ketersediaan makanan dan gizi, mencapai standard hidup optimal, dan jaminan sosial. Sudah saatnya upaya kesehatan tidak lagi bertumpu pa-
da pengobatan penyakit, tetapi pada upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta pencegahan penyakit dan penanguulangan risiko. Masyarakat
perlu dilibatkan secara aktif dalam pemeliharaan kesehatan melalui pendekatan: (1) ?health gain approach? (2) ?creation and production of their own health?
dan (3) upaya ?people?s health empowerment?.
The role of health as perceived and understood by executives and legislatives in Indonesia is limited to medication of illness and curative aspect and not per-
ceived as development of quality human resources. Since the Dutch colonial era, health policy in Indonesia is dominated by curative policy emphasizing on
health facilities such as hospital, community health center, and health clinic. Those perception, policy, and effort has weakened and suppressed arguments
on important roles of health in the development of nation. Newer concept of health stated that the goal of health effort is the achievement of productive health
status for all meaning leading most of population to the productive health level. New definition of ?health? is influencing the paradigm shift from ?Health Program
for Survival? to ?Health Program for Human Development?. The end objective of health program has changed to productive health with economic value for
most of the people. WHO human rights on health includes rights of information, privacy, rights to enjoy the advancement of health technology, health edu-
cation, adequate food and nutrition, optimal living standard, and social security. Therefore, health effort should not be based on illness mediaction but on the
improvement and maintenance of health, disease prevention, and risk reduction. Communities should be involved actively in health preservation and pro-
motion through (1) ?health gain approach? (2) ?creation and production of their own health? and (3) ?people?s health empowerment?."
2008
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ede Surya Damarwan
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
PGB-pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hawik Pudjohastuti
"Akibat peningkatan pendidikan serta pengaruh globalisasi maupun kemampuan ekonomi maka tuntutan masyarakat berubah, apalagi dalam situasi persaingan menuntut Rumah Sakit Umum Kabupaten Demak menentukan sikap dengan pemilihan strategi.
Bertolak dari visi dan misinya maka dilakukan penelitian operasional dengan analisis strategik melalui dua tahapan yaitu:
1. The Input Stage terdiri dari identifikasi External Factor Evaluation dan internal factor evaluation.
2. The Matching Stage menggunakan Strenght-Weakness-Opportunities-Threats (SWOT) Matrix dan Internal-External Matrix serta Grand Strategy Matrix.
Pengumpulan data lewat observasi data sekunder dan analisa faktor lingkungan dengan intuisi terbaik dalam fokus group serta indepth interview pada sampel.
Dari penelitian didapatkan bahwa RSU Kabupaten Demak mempunyai kekuatan sedikit diatas rerata dan internal sedikit dibawah rerata, dengan posisi kompetisi yang kuat dalam pertumbuhan pasar yang cepat, setelah melalui berbagai cara matching direkomendasikan strategi caranya adalah product development dan market penetration. Melalui berbagai analisa maka direkomendasikan strategi mengoptimalkan kinerja staf medik, renovasi fisik, pemasaran aktif serta pengembangan tenaga. Dicoba dibahas keterkaitan antar strategi dan disimpulkan bahwa peningkatan kinerja SDM rumah sakit merupakan strategi terpenting, dan renovasi fisik adalah strategi yang penting.

The increasing level of education, The globalization, and also the ever strengthening of economic sector have, anyway, changed the public demand. In this competitive situation, Demak General Hospital should determine its proper strategy .
Based on its vision and mission this operational research is conducted trough 2 stages of strategic analysis as follows :
1. The Input stage consisting of identification of External Factor Evaluation and Internal Factor evaluation besides competitive profile matrix.
2. The matching stage using SWOT matrix, Internal External matrix and grand strategy matrix.
Data collection is done by observing secondary data and analyzing enviromental factor with the good intuitive judgment in group focus, and indepth interview to purposive samples.
Based on the research, it is known that Demak General Hospital has a little bit strength above the average, with strong competitive position in a fast growing market, thus its recommended grand strategies are the product development and market penetration. Through various analyses, it is strategically recommended to make improvement the performance of medical staff, new service, physical renovation, and active marketing and also development of human resources. This Thesis also tries to show the inter correlation of the strategies and it is concluded that improvement the performance is the most urgently strategy needed and optimization on the physical renovation is urgently strategy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>