Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jones, Joseph Marion
Oxford: Pergamon Press, 1965
338.91 JON u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Revin Muhammad Alsidais
Abstrak :
Modal sosial merupakan konsep yang sangat populer dalam Kajian Pembangunan Internasional. Didaulat sebagai ‘mata rantai yang hilang dalam pembangunan’ oleh Bank Dunia, konsep tersebut telah digunakan untuk menjelaskan keberhasilan dan kegagalan proyek-proyek pembangunan internasional, sekaligus menjadi landasan bagi agenda pembangunan internasional di abad ke-21. Meskipun begitu, konsep yang dipopulerkan oleh Robert Putnam tersebut tidak memiliki definisi yang jelas, sehingga digunakan secara berbeda oleh berbagai akademisi dan praktisi pembangunan. Tulisan ini menggunakan pendekatan tinjauan metanaratif untuk meninjau ragam pandang modal sosial dibahas dalam Kajian Pembangunan Internasional. Berdasarkan 42 literatur teoritis dan empiris yang dikelompokan berdasarkan klasifikasi tipologi, penulis mengidentifikasi tiga metanarasi paradigmatik, yaitu: 1) “Modal Sosial sebagai Prakondisi Pembangunan”; 2) “Modal Sosial sebagai Variabel Potensial Pembangunan; dan 3) “Modal Sosial sebagai ‘Kuda Troya’”. Tulisan ini menemukan bahwasanya diskursus modal sosial dalam pembangunan internasional didominasi oleh konseptualisasi paradigma rasionalisme individualis yang dilandaskan pada individualisme metodologis dan teori pilihan rasional. Tulisan ini juga menemukan kecenderungan literatur untuk mengesampingkan konteks sosial, kultural, dan politik. Pada konteks agenda pembangunan internasional, modal sosial juga diasosiasikan dengan Konsensus Pasca-Washington, depolitisasi, serta neoliberalisme. Difusi diskursus modal sosial dimungkinkan oleh struktur relasional aktor-aktor internasional dalam kerangka governmentalitas yang tertanam di dalam global governance. ......Social capital is a very popular concept in International Development Studies. Deemed ‘the missing link of development’ by the World Bank, it has been used to explain the successes and failures of international development projects, as well as used as the basis for the international development agenda. However, this concept that was popularised by Robert Putnam doesn’t have a clear definition, thus it has been used diversely by various international development academics and practitioners. This article aims to review the different ways social capital is discussed in International Development Studies using a metanarrative approach. From 42 theoritical and empirical works that are classified using typology, we are able to identify three metanarratives: 1) “Social Capital as the Precondition of Development”; 2) “Social Capital as a Potential Variable for Development”; and 3) “Social Capital as a ‘Trojan Horse’”.. We found that the discourse of social capital in international development is dominated by the conceptualisation from the individualist rationalism paradigm—one that is based upon methodological individualism and rational-choice theory. We also found a tendency within the literature to ignore social, cultural, and political contexts. In the context of international development agenda, social capital is associated closely with Post-Washington Consensus, depoliticisation, and neoliberalism. The diffusion of social capital discourse is made possible by the relational structure of international actors within the framework of governmentality embedded in global governance.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdan Al Khairaat
Abstrak :
Tulisan ini mengkaji pembahasan penyebab berkembangnya praktik human trafficking dalam konteks pembangunan internasional yang menjadi perhatian berbagai ilmuan dari literatur-literatur yang digunakan. Penulis memberikan perhatian terkait isu yang di bahas pada tiga kawasan yaitu Eropa yang mewakili kawasan negara maju, Asia yang mewakili kawasan negara berkembang, dan Afrika yang mewakili kawasan negara miskin. Ketiga wilayah pembahasan tersebut digunakan oleh penulis karena Eropa, Asia, dan Afrika merupakan kawasan-kawasan yang memiliki perkembangan isu human trafficking yang sangat signifikan. Dari temuan-temuan penyebab yang didapat dari keseluruhan literatur yang digunakan, penulis melakukan klasifikasi pemetaan dengan mengaitkannya melalui empat tema isu yang berhubungan dengan pembangunan internasional seperti industrialisasi dan globalisasi, diskriminasi sosial dan praktik kebudayaan, kondisi politik dan aturan hukum, serta faktor geografis dan sumber daya alam. Temuan yang didapatkan pada akhirnya menunjukkan bahwa penyebab berkembangnya isu human trafficking yang paling sering dibahas dalam keseluruhan literatur adalah isu industrialisasi dan globalisasi yang secara lebih spesifik menjelaskan tentang kemiskinan struktural dan krisis finansial. ......This literature review is analyzing and identifying various causes of human trafficking in international development context based on scholarly articles. It is focusing on three areas of discussions, those are Europe which represents a developed regional countries, Asia which represents a developing regional countries, and Africa which represents a poor regional countries. These three areas of discussions are important for human trafficking practices and networks. Findings about the various causes of human trafficking then linked and classified through four themes of issues related to international development such as industrialization and globalization, social discrimination and cultural practices, political conditions and rule of law, as well as geographical and natural resource factors. The findings ultimately show that the underlying causes of human trafficking issues most often discussed in the entire literatures are the issues of industrialization dan globalization, specifically about structural poverty and the financial crisis.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edina Rafi Zamira
Abstrak :
Tulisan ini mengkaji pariwisata dan agenda pembangunan berkelanjutan dalam perspektif HI melalui studi literatur. Melalui metode taksonomi, tulisan ini menganalisis 46 literatur dan memetakannya dalam tiga tema: (1) faktor pembentuk keterkaitan pariwisata dan agenda pembangunan berkelanjutan; (2) kontribusi pariwisata dalam agenda pembangunan berkelanjutan; dan (3) kritik terhadap neoliberalisme terkait konsep dan praktik pariwisata dalam agenda pembangunan berkelanjutan. Hasil pemetaan literatur menunjukkan bahwa industri pariwisata memberikan dampak multidimensional yang sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan. Selain itu,  terdapat struktur dan relasi kekuatan yang mendasari suatu aksi, norma, dan kebijakan mengenai pariwisata dalam agenda pembangunan berkelanjutan yang berjalan. Lebih jauh, tulisan ini  menemukan bahwa struktur dan relasi kekuatan saat ini didasari oleh pandangan neoliberal yang menempatkan aktor swasta sebagai pelaku pembangunan yang dominan bidang sosial, ekonomi, dan politik sehingga menjadi tantangan pembangunan berkelanjutan. Tulisan ini menyimpulkan bahwa industri pariwisata adalah arena politik yang terdiri dari kontestasi kuasa, kekuatan, dan kepentingan antar-aktor sehingga dibutuhkan partisipasi bottom-up dan diskusi inklusif agar kebijakan pariwisata dan agenda pembangunan berkelanjutan dapat berjalan optimal dan tepat sasaran. Tulisan ini juga mengidentifikasi dua ceruk penelitian. Pertama, minimnya pembahasan keterkaitan pariwisata dalam agenda pembangunan berlanjutan dari kajian keamanan internasional. Dalam hal ini, konteks keamanan  non tradisional, termasuk keamanan manusia (human security) dapat digunakan sebagai dasar analisis. Kedua, terbatasnya literatur yang menempatkan negara maju sebagai objek analisis, padahal pembahasan tersebut  dapat menambah pemahaman  dan pembelajaran bagi akademisi HI dan pengambil kebijakan.  ......This paper examines tourism and the sustainable development agenda from an international relations perspective through a study of literature. The author uses the taxonomic method to analyze 46 peer-reviewed literature and map them into three themes: (1) constructing factors of tourism and the sustainable development agenda; (2) tourism's contribution to the sustainable development agenda; and (3) criticism of neoliberalism on tourism concept and practice in the sustainable development agenda. The mapping of the literature indicates that the tourism industry provides a multidimensional impact in line with the sustainable development agenda. Furthermore, this paper identifies structures and power relations that construct actions, norms, and policies regarding tourism in the ongoing sustainable development agenda. Moreover, this paper’s analysis shows that the structure and power relations in question are neoliberalism, which strengthens private actors in all sectors; hence becomes a development challenge in itself. This paper concludes that the tourism industry is a political arena consisting of the contestation of power, strength, and interests between actors. Thus, bottom-up participation and inclusive discussion are needed in order for tourism policies and the sustainable development agenda can run optimally. This paper also identifies two research gaps. First, the linkage of tourism and the sustainable development agenda with security issues should be explored, in this matter human security as a non-traditional security approach can be used as an analytic framework. Second, there is limited literature that frame developed countries as the object of analysis, even though this discussion may be a lesson learned for HI academics and policy makers.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azuura Sheilaregita Hentriasari
Abstrak :
Sejak masuknya pembangunan internasional ke dalam Studi Ilmu Hubungan Internasional, ia hanya dimaknai sebagai pertumbuhan ekonomi. Seiring berjalannya waktu, kajian pembangunan internasional pun berkembang dan didominasi oleh berbagai teori seperti Modernisasi, Dependensi, serta Neoklasik. Namun, kajian pembangunan internasional terlalu fokus pada ranah ekonomi sehingga tidak sadar akan signifikansi sejarah dan ketimpangan relasi kuasa global yang memengaruhi realitas negara-negara “terbelakang” yang dianggap memerlukan pembangunan. Celah ini lah yang dapat diisi oleh perspektif pascakolonialisme sebagai perspektif yang fokus menyelidiki dampak sejarah kolonialisme dan warisannya yang masih hadir dan memengaruhi pembangunan internasional saat ini. Dengan demikian, tulisan ini akan menelusuri kajian pascakolonialisme dalam pembangunan internasional dengan menjawab rumusan masalah utama yakni bagaimana perkembangan literatur akademis dalam memandang pembangunan internasional melalui perspektif pascakolonialisme? Tinjauan literatur ini menggunakan metode taksonomi untuk meninjau 26 literatur akademis terakreditasi yang pembahasannya akan dibagi berdasarkan dua tema, yaitu Eurosentrisme dalam pembangunan internasional dan persistence of colonialism dalam pembangunan internasional. Penulis kemudian akan memetakan konsensus dan perdebatan dari literatur yang ditinjau untuk menemukan sintesis. Tinjauan dan analisis penulis menghasilkan sintesis umum bahwa pembangunan internasional merupakan gagasan Eurosentris yang dalam praktiknya menyerupai kolonialisme melalui mekanisme bantuan luar negeri, Structural Adjustment Programme, ekspansi perusahaan multinasional, dan universalisme model pembangunan internasional. ......Since the introduction of international development into the field of International Relations, it has been narrowly interpreted as economic growth. Over time, the study of international development has evolved and been dominated by various theories such as Modernization, Dependency, and Neoclassical theories. However, the study of international development has been too focused on the economic realm, neglecting the significance of history and the imbalances in global power relations that affect the realities of “underdeveloped” countries requiring development. This gap can be filled by the postcolonial perspective, which focuses on investigating the historical impacts of colonialism and its enduring legacy that still influences international development today. Therefore, this paper aims to explore postcolonial perspectives in international development by addressing the main research question: how has the academic literature evolved in viewing international development through a postcolonial lens? This literature review adopts a taxonomy method to examine 26 accredited academic works, which are categorized into two major themes: Eurocentrism in international development and the persistence of colonialism in international development. The author then maps out the consensus and debates within the reviewed literature to synthesize the findings of the literature review. The author’s review and analysis result in a general synthesis that international development is a Eurocentric concept that, in practice, resembles colonialism through mechanisms such as foreign aid, Structural Adjustment Programs, the expansion of multinational corporations, and the universalism of the international development model.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library