Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Randitia Andika Putra
Abstrak :
ABSTRAK
Pembakaran smoldering menjadi mekanisme dominan pada kebakaran gambut. Pembakaran smodering ditandai dengan pembakaran yang lambat, bersuhu rendah, dan tidak menimbulkan jilatan api. Tingkat penyebaran smoldering gambut dianggap menjadi parameter utama terhadap tingkat bahaya kebakaran. Penyebaran smoldering gambut ditentukan oleh suplai oksigen, jumlah panas yang dihasilkan dan jumlah panas yang dilepaskan ke lingkungan. Karena keseimbangan panas dari proses pembakaran yang membara dipengaruhi oleh jumlah panas yang dihasilkan dan panas yang dibuang ke lingkungan, ukuran lapisan gambut menjadi faktor penting dalam menentukan penyebaran smoldering yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dampak dari ketebalan lapisan pada penyebaran sampel gambut dari Papua, Indonesia. Pekerjaan eksperimental dilakukan pada reaktor yang dilengkapi dengan papan insulasi untuk meminimalkan panas yang dibuang ke lingkungan. Satu set termokopel, sistem akuisisi data, dan kamera inframerah FLIR One digunakan untuk mengamati pembakaran yang terjadi. Sampel gambut kering (MC 3-5%) dinyalakan menggunakan electric coil heater dengan daya 100 watt, dan penyebaran panas diamati menggunakan sirkuit termokopel dan kamera inframerah. Eksperimen dilakukan pada lapisan gambut tipis 2 cm, 3 cm, dan 4 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penyebaran membara untuk kedalaman 3 cm dan 4 cm adalah 4,10 cm/jam dan 5,01 cm/jam. Sedangkan pada gambut dengan ketebalan 2 cm tidak terjadi penyebaran panas. Gambut dengan ketebalan 4 cm memiliki rata-rata temperatur puncak yang lebih tinggi dibandingkan dengan ketebalan 3 cm.
ABSTRACT
Smoldering is the dominant mechanism of combustion in peat fires. It is represented by a slow burning, low temperature, and flameless types of combustion. The rate of spread of smoldering peat is generally considered as the main feature in relation to the rating of fire hazards. It is determined by the oxygen supply, the amount of heat generated and the amount of heat loss that is released into the environment. Since the heat balance of a smoldering combustion process is affected by the amount of heat generation and heat loss to the environment, therefore the size of the peat layer plays a great role. This study aims to observe the impact of the layer thickness on the smoldering spread of a peat sample from Papua, Indonesia. The experimental works were carried out in an adjustable reactor equipped with insulation board to minimize the heat loss to the environment, a set of thermocouples spread evenly throughout the reactor, a data acquisition system, and a FLIR One infrared camera. The dry peat sample (MC 3-5 % wet base) was ignited using an electric coil heater which was powered by 100 watts of electricity, and the spread of the heat is observed using a thermocouple circuit and the infrared camera. Experiments were carried on thin peat layers of 3 cm and 4 cm. The results show that the average smoldering spread for 3 cm and 4 cm depths are 4.10 cm/h and 5.01 cm/h respectively.  No smoldering spread occurs in peat with 2 cm depth. Higher peak temperature was observed for 4 cm depth than the 3 cm depth

2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Fitriani
Abstrak :
Pembakaran membara (smoldering) merupakan fenomena pembakaran yang perlu mendapatkan perhatian khusus, dimana telah dikaji luas namun terbatas dari sisi jenis material yang digunakan. Sehubungan dengan sifat pembakaran membara yang berlangsung untuk jangka wkatu yang lama membuat pembakaran membara ini sangatlah berbahaya. Bahaya yang dihasilkan tidak hanya untuk manusia namun juga bagi lingkungan. Sebuah eksperimen telah dilakukan untuk mempelajari tentang pengaruh yang dihasilkan oleh aliran udara yang diberikan terhadap pembakaran membara searah pada material selulosa berupa tembakau. Eksperimen dilakukan dalam skala kecil pada aparatus berbentuk silinder dalam arah vertikal dengan aliran udara terkontrol yang diberikan ke dalam silinder tersebut. Aliran udara yang diberikan dikontrol dengan menggunakan flowmeter. Data temperatur saat pembakaran berlangsung diukur dengan menggunakan termokopel tipe K untuk mendapatkan profil distribusi temperatur di dalam silinder. Timbangan digunakan selama pembakaran berlangsung untuk merekam massa untuk melihat laju penurunan massa dari material tembakau yang dibakar. Opacitymeter juga diletakkan di atas silinder untuk mengukur ketebalan asap yang dihasilkan dari pembakaran yang ada. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa besar aliran udara yang diberikan mempengaruhi distribusi temperatur, laju penurunan massa, dan juga ketebalan asap yang dihasilkan.
Smoldering fire is a phenomenon that is still less studied. To take in consideration of smoldering fire tendency which lasts for a really long time, smoldering fire brings so many bad effects not only to human but also to environment. An experiment has been conducted to study the effects of forced air flow on an upward forward oriented smoldering combustion of tobacco material. Experiments are done in a small-scale, vertically oriented smoldering cylindrical apparatus. The forced air flow was being controlled by a flowmeter. Temperature histories of tobacco are measured by 6 type-K thermocouples to get the temperature distribution profile inside the cylinder during the combustion. Weight-scale was being used to record the mass to get the mass loss rate of the tobacco. Opacitymeter was also being placed at the top of cylinder to record the smoke opacity produced by the combustion of the tobacco. The results show that the forced air flow effects the temperature distributions, mass loss rate of the tobacco, and the smoke opacity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library