Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kotler, Philip
Abstrak :
PHILIP KOTLER, Ph.D, adalah Profesor Emeritus dalam bidang Pemasaran di the Kellogg School of Management, di mana ia memangku jabatan S.C. Johnson & Son Professorship dalam bidang Pemasaran Internasional. The Wall Street fournal menempatkannya pada peringkat enam besar pemikir bisnis paling berpengaruh. la telah menerima banyak penghargaan dan gelar kehormatan dari berbagai universitas di seluruh dunia. la memperoleh gelar MA dari the University of Chicago dan PhD dari Massachusetts I nstItute of Technology, keduanya untuk bidang ekonomi. Kotler dikenal luas di kancah internasionalbukunya telah diterjemahkan ke lebih dari 25 bahasa dan ia kerap menjadi pembicara di kancah internasional. HERMAWAN KARTAJAYA adalah pendiri dan Executive Chairman MarkPlus Inc. la ditempatkan sebagai salah satu dari "50 Pakar yang Telah Membentuk Masa Depan Pemasaran" menurut the Chartered I nstitute of Marketing, Inggris. Hermawan adalah juga penerima the Distinguished Global Leadership Award dari the University of Nebraska-Lincoln. la juga menjadi Ketua Dewan Asia untuk Usaha Kecil dan Menengah serta co-founder the Asia Marketing Federation. IWAN SETIAWAN adalah Direktur Eksekutif MarkPlus, Inc., di mana ia membantu dunia bisnis merancang strategi korporat dan pemasaran. lwan, yang sering menjadi penulis dan pembi-cara, juga memegang jabatan pemimpin redaksi Marketeers. lwan memiliki gelar MBA dari the Kellogg School of Mana-gement di Northwest University dan Sarjana Teknik dari Universitas Indonesia. "Yang membuat saya benar-benar terkesan dengan buku ini adalah caranya mengintegrasikan kekuatan teknologi modern dan sistem nilai baru kemanusiaan. Buku ini mendukung para pemasar masa depan untuk memahami integrasi tersebut dan mengubahnya menjadi tindakan yang efektif dan berkelanjutan." Hermann Simon, Founder and Honorary Chairman, Simon-Kucher & Partners "Kotler mempunyai kemampuan yang mengagumkan untuk menjelaskan masa lalu, masa kini, dan masa depan pemasaran; ia memahami apa yang bertahan dan apa yang perlu berubah. Dengan Marketing 5.0, Kotler dan rekan penulisnya dengan mantap memasukkan teknologi digital ke dalam pemikiran, perencanaan, dan implementasi pemasaran. Terbit pada waktu yang tepat dan tak akan lekang oleh waktu, Marketing 5.0 adalah panduan yang sangat diperlukan untuk kesuksesan pemasaran." Kevin Lane Keller, E.B. Osborn Professor of Marketing, Tuck School of Business, Dartmouth College
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2022
658 KOT m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Peter Leonaldy Ngapa Djami
Abstrak :
Rendahnya minat masyarakat dalam berkunjung menjadi permasalahan museum sejak lama. Padahal, museum menawarkan hal-hal menarik untuk dikunjungi. Salah satu cara relevan mengomunikasikan nilai jual museum masa kini adalah lewat strategi komunikasi pemasaran digital. Museum Bekasi sebagai museum baru berkonsep digital membutuhkan strategi komunikasi pemasaran digital untuk meningkatkan kesadaran dan kunjungan dari khalayak sasarannya. Lewat analisis situasi baik eksternal dan internal, lalu perumusan posisi, serta penetapan tujuan dan objektif, maka program komunikasi pemasaran digital yang diusulkan adalah Susuraksi (Susuri, Beraksi, dan Selebrasi) Museum Bekasi yang menggunakan model pemasaran Inbound Marketing Flywheel. Program ini dilakukan selama enam bulan, dan akan menyampaikan pesan kunci "Rasakan Pengalaman Baru Berwisata" lewat dua fase, yaitu, susuri dan beraksi pada triwulan pertama, serta beraksi dan selebrasi pada triwulan kedua dengan evaluasi program di akhir linimasa. ...... The low interest of the public visit has been being a problem for museum since a long time ago. In fact, the museum offers interesting things to visit. One of the relevant way to communicate the unique selling points of the museum nowadays is through a digital marketing communication strategy. The Museum of Bekasi as a new museum with a digital concept requires a digital marketing communication strategy to increase awareness and visits from its target audience. Through analysis of both external and internal situations, then the formulation of positions, as well as setting goals and objectives, the proposed digital marketing communication program is Susuraksi (Browse, Act, and Celebrate) The Museum of Bekasi which uses the Inbound Marketing Flywheel model. This program will be implemented for six months, and will convey the key message "Feel the New Experience of Visiting Museum" through two phases, namely, browse and act in the first quarter, and act and celebrate in the second quarter with program evaluation at the end of the timeline.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rolando
Abstrak :

Get Diskon merupakan sebuah perusahaan startup yang memiliki masalah dengan pemasaran digitalnya. Salah satu penyebabnya ialah tidak adanya strategi pemasaran digital. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk merumuskan strategi pemasaran digital yang cocok bagi Get Diskon. Strategi pemasaran digital dibentuk dengan kerangka SOSTAC. Penelitian ini menganalisis situasi bisnis dan pemasaran digital Get Diskon, membentuk target, mengembangkan strategi, dan merincikan strategi ke dalam bentuk taktik. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah dokumen strategi pemasaran digital yang terdiri dari 4 target, 7 strategi, dan 17 taktik yang disusun sesuai dengan prioritas pelaksanaan.


Get Diskon is a startup company struggling with their digital marketing outcomes. Apparently, this was caused by the absence of digital marketing strategy in their marketing operation. So, this research is conducted to formulate a digital marketing strategy for Get Diskon. The strategy is formed based on SOSTAC framework. This research will analyze Get Diskon’s business and digital marketing situation, form objectives, develop strategies, and detailing strategies into tactics. The result of this research is a digital marketing strategy document consists of 4 targets, 7 strategies, and 17 tactics which is arranged in implementation priorities order.

Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Glenn Edo Prasetyo Roosland
Abstrak :
Sahrul Garmen memiliki kesadaran merek yang rendah dan sering mengalami arus kas negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan eksposur dan meningkatkan penjualan UMKM. Pelatihan bisnis digunakan dalam makalah ini sebagai metodologi. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam dan observasi lapangan. Data sekunder diperoleh dari buku manajemen, internet, dan basis data UMKM. Data dianalisis menggunakan metode kualitatif. Pemetaan kondisi menunjukkan beberapa kesenjangan antara kondisi aktual dengan situasi ideal yang dihadapi UMKM. Teori R-A digunakan sebagai teori dasar sehingga UMKM dapat unggul dalam persaingan. Oleh karena itu, tujuan pembinaan bisnis adalah mengembangkan produk-produk UMKM Sahrul Garmen yang sejalan dengan tren pasar secara digital, rebranding digital produk-produk UMR Sahrul Garmen, mengembangkan saluran pemasaran/penjualan tambahan baru untuk Sahrul Garmen secara digital. Strategi Sahrul Garmen yang digunakan adalah strategi fokus dengan menargetkan segmen pasar Chinos Pants dan Board Shorts dengan mengembangkan produk baru, membuat logo, membuat situs web, dan mendapatkan keunggulan kompetitif.
Sahrul Garmen has low brand awareness and often experience negative cash flow. This study aimed to create exposure and increase sales of the MSMEs. Business coaching is used in this paper as the methodology. Primary data obtained from in-depth interview and field observation. Secondary data obtained from management books, internet, and the MSMEs database. The data analysed using qualitative method. Condition mapping shows several gaps between the actual conditions with ideal situation that MSMEs face. R-A theory is used as a basic theory so that MSMEs can excel in competition. Therefore, the objectives of business coaching are developing Sahrul Garmen UMKM products that are in line with market trends digitally, digital rebranding of Sahrul Garmen MSME products, developing additional new marketing/sales channels for Sahrul Garmen digitally. Sahrul Garmen strategy used is the focus strategy by targeting market segments of Chinos Pants and Board Shorts by developing new product, creating logo, making website and gain competitive advantage.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53443
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Adiputra
Abstrak :
Penelitian ini berupa business coaching yang dilakukan pada UMKM Big Apparel House, proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan dan wawancara, hasil yang terkumpul akan dilakukan analisa menggunakan metode analisis internal dan eksternal yang bertujuan untuk mendapatkan intisari dari masalah. Dalam prosesnya, terdapat masalah Inkonsistensi pada logo, Big Apparel House menggunakan tiga logo yang berbeda sebagai penanda pada produk, kemasan dan toko online. Selain itu, kegiatan pemasaran dilakukan secara impulsif tanpa perencanaan yang matang. Penelitian ini bertujuan untuk membantu Big Apparel House dalam merencanakan perubahan logo, hal ini dilakukan dengan mendesain ulang logo serta seluruh perangkat pendukung perushaan, setelah mengubah citra yang ada selanjutnya proses transformasi pemasaran digital akan dilakukan, terdapat 4 tahap transformasi yang akan dilakukan yaitu perbaikan foto produk, optimasi tampilan instagram, pembuatan web dan perancangan Instagram serta Facebook Ads. Dengan proses business coaching ini diharapkan dapat membantu Big Apparel House dan UMKM lain untuk dapat meningkatkan produktivitas. ......This study employs a business coaching technique in the Big Apparel House (BAH), an MSME that focuses on large-size men’s clothing. We initially examine the MSME using the business internal and external analysis methods. The data is collected through field observations and interviews. We find two primary problems: inconsistent logo and impulsive unplanned marketing activities. BAH uses three different logos as product markers, packaging, and online stores. This study focuses on assisting BAH in redesigning the logo and aligning all the company’s marketing tools. We follow Meriless’ guidelines to explore and develop the BAH redesign strategy. Digital marketing transformation process is carried out through four stages of transformation. Subsequently, we improve product photos, optimize Instagram display, and web creation, as well as design the Instagram and Facebook Ads. The redesigned logo and its implementation have shown substantial improvement in BAH’s brand and marketing. We expect Big Apparel House will increase its productivity in the future following the business couching process.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audinta Andiza Setio Safitri
Abstrak :
Penelitian ini berupa business coaching yang dilaksanakan di UMKM Hani Mandiri yang berlokasi di PIK Pulogadung, Jakarta Timur. Tujuan dari pelaksanaan business coaching ini adalah untuk mengembangkan saluran pemasaran digital melalui website dan mendesain ulang logo Hani Mandiri. Hasil dari wawancara terstruktur dianalisis menggunakan analisis SWOT, STP, Business Model Canvas, Marketing Mix, Porter’s 5 Forces, gap analysis, dan pareto analysis. Temuan menunjukkan bahwa terdapat dua masalah utama yang dihadapi UMKM, yaitu: 1) Belum memaksimalkan saluran pemasaran digital, 2) Belum dapat membuat logo yang menarik dan sesuai dengan identitas perusahaan. Proses business coaching ini diharapakan dapat membantu Hani Mandiri dan UMKM lainnya untuk meningkatkan kinerjanya. ......This thesis research is in form of business coaching conducted at SME Hani Mandiri, located in PIK Pulogadung, East Jakarta. The purposes of this study is to develop the digital marketing channel website and logo improvement for SME Hani Mandiri. The results of structured interviews were analyzed using SWOT, STP, Business Model Canvas, Marketing Mix, Porter’s 5 Forces, gap analysis, and Pareto Analysis. The finding shows that there were two main problems faced by the SME, which were: 1) Lack of marketing channel, especially in digital marketing, 2) Not being able to create attractive logos and in accordance with company identity. This business coaching process is expected to help Hani Mandiri and other SMEs to improve their performance
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hagi Gavrilo Valentino Oentarto
Abstrak :
ABSTRACT
Penelitian ini membahas mengenai perjanjian Kontrak Eksklusif antara social media influencer dengan pihak perusahaan pengiklan di dalam dunia periklanan di Indonesia. Perjanjian yang dibuat diantara kedua pihak bertujuan untuk mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak. Namun seringkali, perjanjian Kontrak Eksklusif tersebut tidak seimbang dan tidak memenjuhi asas proporsionalitas di dalam perjanjian. Ketidakseimbangan pengaturan mengenai hak dan kewajiban tersebut dapat merugikan salah satu pihak pada saat pelaksanaannya apabila terjadi ketidakseimbangan. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian yuridis normatif dan juga merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan permasalahan Kontrak Eksklusif. Melalui penelitian ini, penulis menganalisa bagaimana isi daripada pasal-pasal di dalam perjanjian Kontrak Eksklusif, apakah telah memenuhi syarat-syarat sahnya suatu perjanjian menurut pasal 1320 KUH Perdata. Selain itu, penulis juga menganalisa mengenai keseimbangan hak dan kewajiban di dalam perjanjian Kontrak Eksklusif, apakah telah sesuai dengan asas proporsionalitas atau tidak.
ABSTRACT
Study discusses the Exclusive Contract agreement between social media influencers and advertising companies in the advertising world in Indonesia. The agreement made between the two parties aims to regulate the rights and obligations of each party. But often, the Exclusive Contract agreement is not balanced and does not comply with the principle of proportionality in the agreement. Regulatory imbalances regarding these rights and obligations can be detrimental to one party during implementation if there is an imbalance. The form of research used in this study is a normative juridical research method and also a descriptive study that aims to describe the problem of Exclusive Contract agreement, whether they have fulfilled the legal requirements of an agreement according to article 1320 of the Civil Code. In addition, the author also analyzes the balance of rights and obligations in the Exclusive Contract agreement, whether it is in accordance with the principle of proportionality or not.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Berliana Pitaloka
Abstrak :
Lebih dari 3 miliar orang di dunia menggunakan web untuk menemukan produk, hiburan, dan teman (Chaffey, 2012). Realitas bahwa web juga digunakan untuk menemukan produk, kemudian mendorong perubahan praktik bisnis dan pemasaran ke ranah digital. Pemasaran digital berbeda dengan dengan pemasaran tradisional, tantangan terbesarnya terletak pada penentuan inovasi yang relevan, baik dengan perusahaan, maupun dengan audiens yang dituju (Chaffey, 2012: 8). Relevansi menjadi salah satu indikator penentuan keberhasilan praktik pemasaran digital. Akan tetapi, untuk menjadi “relevan” itu tidak mudah. Perlu ada serangkaian riset untuk mengenali siapa audiens kita, mengetahui apa minatnya, bahkan mencari tahu apa yang mereka tidak suka, yang kemudian disesuaikan dengan tujuan/misi perusahaan. Oleh karena itu, di sini saya menggunakan perspektif Antropologis milik Ingold, yaitu korespondensi dalam upaya mengenali audiens sebagai basis data penentuan proses mendesain dan memproduksi konten pemasaran digital. Melalui korespondensi, saya menemukan bahwa perspektif Antropologi dapat mendukung proses mendesain dan memproduksi konten social media menjadi lebih relevan dengan minat audiens, sebagaimana yang menjadi tujuan praktik pemasaran digital. ...... More than 3 billion people worldwide use the web to find products, entertainment and friends (Chaffey, 2012). The reality that the web is also used to find products, then drives changes in business and marketing practices to the digital realm. Digital marketing is different from traditional marketing, the biggest challenge lies in determining relevant innovations, both with the company and with the intended audience (Chaffey, 2012: 8). Relevance is one indicator of determining the success of digital marketing practices. However, to be "relevant" is not easy. There needs to be a series of research to identify who our audience is, find out what their interests are, even find out what they don't like, which is then adjusted to the company's goals/mission. Therefore, here I use Ingold's Anthropological perspective, namely correspondence in an effort to identify the audience as a database for determining the process of designing and producing digital marketing content. Through correspondence, I found that the Anthropological perspective can support the process of designing and producing social media content to be more relevant to the interests of the audience, as is the goal of digital marketing practices.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cesar Rizquino Raharjo
Abstrak :
Profil Usaha Opatan Coffee adalah sebuah kedai kopi yang didirikan pada bulan 29 Agustus 2015 yang berlokasi di Jalan Seremped Wetan, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor dengan jam operasional setiap hari mulai pukul 16.00 sampai 00.00 WIB. Kedai kopi ini menjual kopi dan memiliki spesialisasi di bidang manual brewing. Analisis Situasi Strength:
- Memiliki figur “Babeh” yang dikenal oleh penikmat kopi di Kota Bogor
- Service Quality yang sudah diakui pelanggan
- Memiliki koneksi dengan komunitas penikmat kopi Kota Bogor
- Memiliki spesialisasi dalam manual brewing & single origin coffee Weakness:
- Brand Awareness yang minim
- Minimnya sumber daya manusia (Operasional dan Pemasaran)
- Budget yang terbatas untuk ekspansi dan pemasaran
- Tempat yang tidak terlalu instagramable
-
- Penyajian menu yang tidak spesial
- Tidak memiliki perencanaan publikasi dan pemasaran Opportunity:
- Online-shopping (GoFood, Grab, Shoppe Food)
- Memiliki banyak pelanggan loyal
- Lokasi yang dekat dengan perumahan
- Jam Operasional hingga larut malam
- Industri kopi yang sangat berkembang
- Harga yang murah Threat:
- Pandemi COVID-19 dan kebijakan PPKM
- Banyaknya kios brand besar produk kopi/minuman di sekitar lokasi (Janji Jiwa, Kopi Kenangan, Es Teh)
- Banyaknya kedai kopi baru dengan keunggulan konsep tempat
- Lokasi yang tertutup dari jalan besar Pernyataan Masalah 1. Brand awareness target pasar mengenai Opatan Coffee masih rendah karena minimnya publikasi dan program pemasaran yang dilakukan oleh Opatan Coffee.
2. Tidak adanya perencanaan program pemasaran yang dilakukan oleh Opatan Coffee Usulan Program Program “Berbagi Rasa” dari Opatan Coffee dengan pesan kunci “Finding the Real Coffee Taste” yang sesuai dengan motto Opatan Coffee yang terdiri dari:
1. Opatan In Your Area
2. IlmuHITAM
3. #KataGue (Influencers Endorsement) Tujuan Meningkatkan brand awareness target pasar terhadap Opatan Coffee Target Khalayak Demografis:
- Laki-laki & Perempuan
- Usia 17-35 tahun
- Pelajar, Mahasiswa, dan Pekerja
- SES B-C Geografis:
- Berdomisili di Kota Bogor dan sekitarnya (Jabodetabek)
- Behaviour
- Memiliki kebiasaan nongkrong
- Memiliki kebiasaan minum kopi (kafein)
- Menggunakan media sosial untuk mencari informasi
- Suka untuk mencoba tempat baru untuk nongkrong
- Memiliki kelompok pertemanan dengan kebiasaan dan minat yang sama Psikografis:
- Suka bercengkrama dengan orang lain
- Memiliki ketertarikan tentang kopi dan penyajiannya
- Memiliki kecenderungan mencari barang berkualitas dengan harga terjangkau
- Menyukai tempat dengan konsep yang sederhana
- Tidak melihat sebuah tempat dari prestise-nya
- Tidak terlalu menyukai tempat yang ramai dan berisik Jadwal September - Desember 2022 Anggaran Rp. 14.800.000 Monitoring & Evaluasi Input: Monitoring & Evaluasi terhadap perencanaan dan pelaksanaan setiap kegiatan Output: Monitoring & Evaluasi terhadap Key Performance Indicator setiap kegiatan Outcome: Monitoring & Evaluasi terhadap hasil dan pengaruh program dengan brand awareness target pasar terhadap Opatan Coffee ...... Company Profile Opatan Coffee is a coffee shop that was established on 29 August 2015 located at Jalan Seremped Wetan, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, operating everyday from 16.00 to 00.00 This coffee shop sells coffee and specializes in manual brewing. Situation Analysis Strength:
- Has "Babeh" figure (Opatan Coffee Barista) who is well known by customer
- High customer service quality
- Has connection with many coffee communities in Kota Bogor
- Specializing in manual brewing & single origin coffee Weakness:
- Low brand awareness
- Lack of human resources (Operation and Marketing)
- Limited budget for expansion and marketing
- Not an instagramable place
- Mediocre product presentation
- Does not have a publication and marketing program Opportunity:
- Online-shopping platforms (GoFood, Grab, ShopeeFood)
- Has many loyal customers
- Close to residential area
- Operational hours until midnight
- Large growth of coffee industry Affordable prices Threat:
- The COVID-19 pandemic and PPKM policies
- Bigger brands coffee/beverage shops around the location (Janji Jiwa, Kopi Kenangan, Es Teh Indonesia)
- Growing number new coffee shops with place advantage
- The location is far from the main road Problem Identification - Brand awareness in the target market regarding Opatan Coffee is still low due to the lack of publications and marketing programs carried out by Opatan Coffee.
- There is no marketing program planning carried out by Opatan Coffee. Programs The key message of "Berbagi Rasa" campaign program by opatan coffe is"Finding the Real Coffee Taste," which is in accordance with the Opatan Coffee slogan. The program will include three activities:
- Opatan In Your Area
- IlmuHITAM
- #KataGue (Influencers Endorsement) Goals Increasing target market brand awareness to Opatan Coffee. Target Audience Demographic:
- Male & Female
- Age 17-35 Years Old
- Students and Workers
- SES B-C Geographic:
- Live in Bogor and other cities (Jabodetabek)
- Behaviour
- Have a habit of hanging out with friends
- Have a habit of drinking coffee/caffeine
- Use social media to find information
- Love to try new places to hang out
- Have a group of friends with the same habits and interests Psychographic:
- Like to talk with people
- Have an interest in coffee culture
- Have a tendency to look for quality goods at affordable prices
- Have an interest to a place with simplistic concept
- Does not see a place by its prestige
- Does not prefer crowded and noisy places Schedule September - December 2022 Budget IDR. 14.800.000 Monitoring & Evaluation Input: Monitoring & Evaluation of planning and implementation of each activity
Output: Monitoring & Evaluation of Key Performance Indicators for each activity
Outcome: Monitoring & Evaluation of results and impact of the program with brand awareness of the target market on Opatan Coffee
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abednego Kurniawan Sigit
Abstrak :
Transformasi struktural utama di industri musik telah didokumentasikan secara luas sejak kehadiranteknologi digital yang telah menciptakan berbagai platform pemasaran untuk industri musik. Transisi ke musikdigital dan online tidak lain hanyalah perubahan menyeluruh dalam lingkungan media dan landasanfundamental bagi restrukturisasi seluruh industri. Dalam jangka waktu singkat, perubahan signifikan telahterjadi ketika mereka memindahkan konsumen untuk mengadopsi model bisnis streaming dan berlangganan.Format-format yang berubah ini juga membawa pada dominasi radio dan televisi. Oleh karena itu, alternatifyang lebih murah untuk katalog musik seperti media online dan seluler lebih baik. Eksposisi ini menempatkanindustri musik independen untuk mempertimbangkan isu-isu kunci dalam konteks transformasi cepat ini. ......The transition to digital and online is nothing but a complete change in the media environment and afundamental foundation for the restructure of the whole entertainment industry. In a short timeframe, significantchanges in music industry have happened as they move consumers to adopt streaming and subscription businessmodels. These changing formats have been brought against the dominance of physical music storage. Asopposed to radio and television, music catalogue such as online and mobile media are much preferable,particularly on independent music. This exposition situates any independent music party to consider key issuesin the context of this rapid transformation. Within this shift, many factors play a role to affect music industry,artists, and consumers. This research will further findings by implementing content analysis from severalprevious researches.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>