Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratih Permatasari
Abstrak :
Kebutuhan energi listrik dan ketergantungan sumber energi batubara, sedangkan proses pembakaran batubara tidak terbakar habis sehingga menghasilkan limbah berupa fly ash. Kegiatan pemanfaatan limbah fly ash di industri semen dapat berpotensi menimbulkan dampak lingkungan berupa pencemaran udara. Oleh sebab itu, diperlukan konsep keberlanjutan pemanfaatan limbah fly ash sebagai alternatif bahan baku di industri semen. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis potensi dampak lingkungan pada pemanfaatan limbah fly ash menjadi semen, menganalisis manfaat finansial bagi industri semen, dan menentukan alternatif keberlanjutan pemanfaatan limbah fly ash berdasarkan konsep produksi bersih. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan metode AHP. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi partikulat pada kegiatan pemanfaatan limbah fly ash di tidak melebihi baku mutu namun berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dengan sebaran periode 24 jam sebesar 219 µg/m3, sedangkan periode tahunan tertinggi sebesar 67,2 µg/m3. Pemanfaatan limbah fly ash dapat mengurangi penggunaan bahan baku gypsum dan trass hingga 3,2 %. Manfaat finansial yang diterima industri semen adalah efisiensi biaya material sebesar Rp6.052.872.369,02 pada tahun 2018 dan Rp32.730.142.087,09 pada tahun 2022. Konsep produksi bersih sebagai alternatif keberlanjutan pemanfaatan limbah fly ash di industri semen PT ABC adalah dengan menerapkan recycle partikulat yang ditangkap oleh DC dan EP. ......The demand for electrical energy and dependence on coal energy sources, while the coal combustion process does not burn out, resulting in waste in the form of fly ash. The utilization of fly ash waste in the cement industry can potentially cause environmental impacts in the form of air pollution. Therefore, the concept of sustainability of fly ash waste utilization as an alternative raw material in the cement industry is needed. The objectives of this study are to analyze the potential environmental impacts on the utilization of fly ash waste into cement, analyze the financial benefits for the cement industry, and determine alternative sustainability of fly ash waste utilization based on the concept of clean production. The research method used is quantitative method with AHP method. The results showed that particulate concentrations in fly ash waste utilization activities did not exceed quality standards but had the potential to cause environmental impacts with a 24-hour period distribution of 219 µg/m3, while the highest annual period was 67.2 µg/m3. Utilization of fly ash waste can reduce the use of gypsum and trass raw materials by up to 3.2%. The financial benefits received by the cement industry are material cost efficiency of Rp6,052,872,369.02 in 2018 and Rp32,730,142,087.09 in 2022. The concept of clean production as an alternative to the sustainability of fly ash waste utilization in the cement industry of PT ABC is to implement the recycle of particulates captured by DC and EP.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mutia Mawaddah
Abstrak :
Sampah plastik merupakan suatu masalah kompleks yang dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan hidup karena membutuhkan waktu ratusan tahun untuk dapat terurai. Konsep  ekonomi sirkular dianjurkan untuk diterapkan bagi industri kemasan plastik, salah satunya adalah industri AMDK yang mengalami pertumbuhan yang stabil dalam beberapa dekade ini. Namun seiring berjalannya produksi, terdapat limbah sisa lid film yang tidak terlalu diperhatikan. Lid film yang memiliki bahan multilayer (PET/LDPE/LLDPE) dicampur dengan material serat alam untuk memperkuat produk yang berkelanjutan. Serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang merupakan hasil ekstraksi dari kelapa sawit diharapkan mampu menjadi alternatif campurannya karena jumlahnya yang memadai di Indonesia. Untuk menghasilkan karakteristik campuran yang baik tentu tidak terlepas dari sifat pencampurannya. Pada penelitian ini dilakukan proses ekstrusi antara limbah lid film dan serat TKKS untuk mengetahui pengaruh suhu proses (150 oC; 200 oC; 250 oC) dan  komposisi campuran material wt% (30/70; 50/50; 70/30; 100/0). Setelah itu pellet dilakukan karakterisasi meliputi Uji Densitas, FTIR, DSC, TGA, SEM, XRD dan Tensile test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa suhu ekstrusi sangat berpengaruh terhadap distribusi campuran. Sifat mekanik terbaik didapatkan pada suhu 150 oC karena memiliki kuat tarik yang hampir mirip dengan suhu 250 oC namun energi yang dibutuhkan dalam proses ekstrusi lebih rendah. Komposisi TKKS juga berperan penting dalam formulasi material, pada penelitian ini formulasi TKKS optimal yaitu 30%. Komposisi TKKS yang terlalu tinggi dapat mengurangi kekuatan mekanik karena filler tidak tertanam pada lid film secara menyeluruh. ......Plastic waste is a complex problem that can cause damage to the environment because it takes hundreds of years to decompose. The concept of circular economy is recommended to be applied to the plastic packaging industry, one of which is the AMDK industry which has experienced steady growth in recent decades. But as production progresses, there is waste left over from the lid film that is not too much attention. Lid film that has multilayer material (PET/LDPE/LLDPE) is mixed with natural fiber material to strengthen sustainable products. Oil palm empty fruit bunch fiber (OPEFB) which is extracted from oil palm is expected to be an alternative mixture because of the adequate amount in Indonesia. To produce good mix characteristics, it is certainly inseparable from the mixing properties. In this study, an extrusion process was carried out between lid film waste and TKKS fiber to determine the effect of process temperature (150 oC; 200 oC; 250 oC) and the composition of the wt% material mixture (30/70; 50/50;7 0/30; 100/0). After that, pellets are characterized including Density Test, FTIR, DSC, TGA, SEM, XRD and Tensile test. The results of this study show that the extrusion temperature is very influential on the distribution of the mixture. The best mechanical properties are obtained at a temperature of 150 oC because it has a tensile strength that is almost similar to a temperature of 250 oC but the energy required in the extrusion process is lower. The composition of OPEFB also plays an important role in material formulation, in this study the optimal OPEFB formulation is 30%. The composition of EFB that is too high can reduce mechanical strength because the filler is not embedded in the lid film thoroughly.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prayuda
Abstrak :
ABSTRACT
Kenaikan jumlah penduduk menyebabkan kenaikan jumlah limbah padat baik dari sektor perumahan, komersial, maupun industri. Limbah padat dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif BBA di industri semen dalam kegiatan co-processing, yaitu proses pemanfaatan limbah pada proses industri untuk diambil kembali energi dan sifat material yang berasal dari limbah. Penelitian yang menggunakan pendekatan eksperimental kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui potensi pemanfaatan limbah padat dengan melihat jenis, sumber, komposisi, kuantitas, kontinuitas, dan kualitas dari BBA, serta pengaruh pemanfaatan kombinasi BBA terhadap kualitasnya. Sampel BBA yang digunakan adalah serbuk gergaji, sekam padi, limbah kopi, RDF eksternal dan shredded AF yang diambil selama empat hari dalam dua minggu untuk diuji kualitasnya. Data hasil pengujian dan data sekunder dari PT Indocement Tunggal Prakarsa ITP Tbk. dibandingkan dan digunakan sebagai dasar estimasi kadar energi dari kombinasi BBA. Dibuat empat variasi kombinasi BBA yang terdiri dari campuran sampel BBA dengan dasar komposisi saat ini dan kecenderungan perubahan komposisi yang mungkin terjadi. Dari empat variasi tersebut, variasi 4 yang terdiri dari 60 RDF eksternal, 20 shredded AF, 10 serbuk gergaji, 5 sekam padi, dan 5 limbah kopi menjadi variasi terbaik dengan kadar energi kotor pada kisaran 4.320-4.721 kkal/kg, kadar air 10,3, kadar abu 12,4, dan kadar volatil 69,6.
ABSTRACT
The increasing number of population leads to increasing amount of solid waste from residential, commercial, and industrial. Solid waste can be utilized as alternative fuel AF in cement industry in co processing activity, a process which utilizes waste in industrial processes to recover its energy and material properties derived from waste. This research uses quantitative experimental approach which aims to know the potential of solid waste utilization as AF by looking at its type, source, composition, quantity, continuity, and quality from AF, also to know how AF combination affects its quality. The AF samples used in this research consist of sawdust, rice husk, coffee waste, external RDF, and shredded AF. These samples were taken for four days in two weeks to get their quality tested. The primary data from test result and secondary data from PT Indocement Tunggal Prakarsa ITP Tbk. are compared and used as a basis for energy content estimation of AF combinations. Four variations of AF combinations are made with AF samples, which are determined according to its current composition and possible changes in composition. From four variations, variation 4 which consisted of 60 external RDF, 20 shredded AF, 10 sawdust, 5 rice husk, and 5 coffee waste, become the best variation with 4.320-4.721 kcal kg gross energy content, 10,3 moisture content, 12,4 ash content, and 69,6 volatile content.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidina Putri Utami
Abstrak :
Spent coffee ground atau SCG adalah limbah yang dihasilkan dari proses brewing kopi dan merupakan jenis limbah yang paling banyak dihasilkan dari proses pembuatan minuman kopi. Bila tidak dikelola dengan baik, limbah ini dapat menjadi permasalahan lingkungan karena mengandung beberapa senyawa bersifat toksik seperti kafein dan tanin serta dapat memperbesar masalah timbulan sampah. Dengan estimasi produksi kopi sekitar 650.000 ton pada tahun 2018, limbah kopi yang dihasilkan di Indonesia sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai refuse derived fuel RDF dalam bentuk pelet karena ukurannya yang kecil namun kerapatannya sangat tinggi sehingga membuat penyimpanan dan penanganannya lebih mudah dan efisien. Namun belum ada penelitian yang membahas mengenai perbedaan karakteristik jenis kopi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membuat pelet SCG dari dua jenis kopi robusta dan arabica dengan variasi penambahan binder masing-masing 0, 2 dan 5. SCG dikeringkan dan diayak untuk mendapatkan partikel berukuran maksimum 0,85 mm. Pelet dibuat dengan diameter 8 mm menggunakan alat cetak yang ditekan dengan extruder bertekanan maksimum 4 ton. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa SCG robusta memiliki kerapatan yang lebih tinggi karena kandungan lignin yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan arabica. Penambahan binder meningkatkan kadar air dan daya tahan serta menurunkan kadar volatil dan kadar abu pelet. Berdasarkan pengujian terhadap beberapa variasi penambahan binder, kualitas pelet SCG arabica dan robusta terbaik adalah tanpa penambahan binder. Pelet arabica dan robusta masing-masing memiliki nilai kalor sebesar 4772 dan 4342 kkal/kg. Berdasarkan hasil perhitungan potensi energi, pemanfaatan SCG robusta dan arabica sebagai RDF di Indonesia menghasilkan energi sebesar 7,81 juta GJ/tahun. ......Spent coffee ground or SCG is waste generated from brewing process and is the most generated type of coffee waste from coffee drink production. If it is not treated well, waste generation in landfill will increase and environmental problems may occur because of its toxic content. With 650.000 tonnes estimation of total coffee production in 2018, coffee waste in Indonesia is very potential to be utilized as refuse derived fuel RDF . Among various forms of solid RDF, pellet has the smallest particle size and biggest bulk density so it can be easier and more efficient to be handled and stored. However, limited research work has been conducted on pellet according to its type of bean. Hence, this study will investigate the properties of SCG as a potential feedstock for refuse derived fuel RDF according to two types of coffee beans robusta and arabica with 0, 2 and 5 binder addition to each type of bean. The SCG have been dried and sieved to obtain particles of maximum size 0,85 mm. Each blending variations of binder and type of bean constructed as a cylindrical pellet with a diameter of 8 mm using a pelletizer pressed with an extruder. SEM analysis shows that robusta has more density than arabica because of its higher lignin content. Binder addition to the SCG increased moisture content and durability as well as decreased volatile and ash content of the pellet. The result shows both arabica and robusta pellet has better quality without binder addition. Calorific value of arabica and robusta pellets are 4772 and 4342 kcal kg, respectively. The energy that can be generated from utilization of robusta and arabica SCG as RDF in Indonesia is 7,81 million GJ year.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junaidi Abdilah
Abstrak :
Pengembangan ekologi industri dilakukan untuk merubah paradigma industri tradisional menjadi industri yang berwawasan lingkungan. Ekologi industri merupakan sistem yang digunakan untuk mengelola aliran material dan energi dalam suatu kegiatan industri sehingga menghasilkan efisiensi semaksimal mungkin dan menekan hasil samping yang dihasilkan. Tujuan utamanya adalah untuk merubah paradigma lama dengan paradigma baru yang menyatakan bahwa kegiatan industri merupakan kegiatan yang tidak boleh terpisahkan dari alam. Ekologi industri memang merupakan suatu kajian yang masih baru yang menggunakan pendekatan sistem dalam studi-studinya untuk mengintegrasikan antara sistem industri dan alam serta mencari cara-cara untuk mendisain ulang sistem industri tersebut. Ekologi industri ini merupakan salah satu konsep untuk menerapkan pembangunan berkelanjutan. Ekologi industri merupakan multi disiplin ilmu yang membahas masalah sistem industri, aktivitas ekonomi dan hubungannya yang fundamental dengan sistem alam. Salah satu dampak negatif yang dapat membahayakan kebersihan dan kesehatan lingkungan adalah limbah berbahaya dan beracun (B3) yang belum di kelola dengan baik oleh masing-masing industri yang menghasilkannya. Bagi industri penghasil limbah B3, keberadaan industri yang bergerak di bidang pengelolaan limbah B3 sangat membantu dalam hal pengelolaan limbah B3 tersebut baik dalam kegiatan pengangkutan, pengumpulan dan pemanfaatan limbah B3 bagi industri yang membutuhkan. Industri pengelolaan limbah B3 merupakan industri yang memiliki ijin resmi dari Kementrian Lingkungan Hidup di Indonesia, sehingga kegiatan pengelolaan limbah B3 yang dilakukan harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Selain perannya dalam mengembangkan jaringan eko-industri dalam pemanfaatan limbah B3, keberadaan industri pengelolaan limbah B3 juga memberikan beberapa dampak terhadap aspek sosial seperti membuka lapangan pekerjaan dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
The development of industrial ecology is to change the paradigm of traditional industries become pro-environmental industry. Industrial ecology is a system used to manage the flow of material and energy of industrial activity to achieve eficiency of resources consumption and minimum pollution produced. The main goal is to change the old paradigm to a new paradigm which states that industrial activity should not be separated from nature. Industrial ecology is a relatively new study that uses a systems approach in his studies to integrate the industrial and natural systems as well as finding ways to redesign the industrial system. Industrial ecology is one of concept for implementing sustainable development. Industrial ecology is a multi-diciplinary science wich examine the problem of industrial system, economic activity and its relationship to the fundamental natural systems. One of the negative impacts that may harm healthcare and hygiene the environment is hazardous and toxic waste (B3) that not managed properly by each of the industries. To hazardous wastes producer, the existence of industrial that engages in management of hazardous and toxic wastes is very important in terms of the management of hazardous and toxic waste in the transportation activities, collection and utilization hazardous waste for industries that require. Hazardous waste management industry is an industry that has official permission from the Ministry of Environment in Indonesia, so the hazardous waste management activities must be conducted according with applicable regulations. In addition to its role in developing industrial ecology networks in the hazardous waste utilization, hazardous waste management industry presence also gives some impact on social aspects such as creating jobs and providing economic benefits for local communities.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T39393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library