Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vera Fatmasari Rustam
Abstrak :
Pelarian modal merupakan gangguan terhadap upaya pembangunan ekonomi suatu negara, terutama bagi negara Indonesia yang sangat memerlukan akumulasi modal untuk menunjang perekonomian nasional. Dalam tulisan ini, penelitian empiris dilakukan dengan tujuan untuk mengukur besarnya pelarian modal dari Indonesia, mencari faktor-faktor penyebab dan cara pemecahan masalah pelarian modal. Karena hampir tidak mungkin untuk memastikan jumlah pelarian modal dari suatu negara, maka metode yang lebih tepat untuk menggambarkan besarnya pelarian modal dari suatu negara adalah dengan melakukan estimasi, yang dalam penelitian empiris ini estimasi tersebut dilakukan dengan menggunakan metode Cuddington. Gedangkan untuk mencari faktor-faktor penyebab pelarian modal dilakukan dengan menguji model ekonometri Cuddington tetapi dengan melakukan sedikit modifikasi yaitu berupa penambahan variabel boneka dan lag variabel. Menurut model Cuddington, pelarian modal pada intinya dipengaruhi oleh tingkat bunga asset finansial domestik dan luar negeri, tingkat inflasi dalam negeri, dan ekspektasi terhadap depresiasi nilai tukar mata uang domestik. Dengan menggunakan metode estimasi Cuddington, data- data menunjukkan bahwa dalam periode tahun 1973 sampai 1988 telah terjadi pelarian modal dari Indonesia yang cukup berarti dengan jumlah yang relatif besar pada periode 1974-1982. Data-data juga menunjukkan bahwa fenomena pelarian modal jauh menurun setelah 1982. Berdasarkan hasil pengujian empiris terhadap model ekonometri yang digunakan dalam studi ini yang pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan model yang dikembangkan oleh Cuddington, dapat diketahui bahwa tingginya tingkat bunga asset finansial luar negeri merupakan faktor determinan utama pelarian modal dari Indonesia untuk periode 1982-1989. Disamping itu, besarnya ekspektasi masyarakat terhadap kemungkinan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, tingkat inflasi domestik, dan rendahnya tingkat bunga asset finansial dalam negeri juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pelarian modal keluar negeri. Berdasarkan hasil analisa terhadap pengujian empiris, maka pemerintah dapat menghambat pelarian modal dari negara Indonesia yaitu dengan mengupayakan agar perbedaan tingkat bunga di dalam dan luar negeri tidak melebar, menjaga agar nilai tukar tetap realistis, menciptakan iklim investasi dalam negeri, dan menjaga stabilitas politik di dalam negeri
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Mirza
Abstrak :
Telah disadari sejak lama bahwa pada umumnya, negara berkembang, menghadapi masalah kelangkaan modal, oleh karena itulah mengapa kebanyakan negara berkembang menjadi negara pengutang dalam rangka untuk menunjang proses pembangunannya. Tetapi pada scat negara membutuhkan modal dari luar negeri, banyak penduduk di negara berkembang seringkali memilih untuk menanamkan modalnya di luar negeri. Berdasarkan hal tersebut di atas, skripsi ini dituiukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelarian modal dari Indonesia dan masalah yang ditimbulkannya. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelarian modal dari Indonesia dan masalah yang ditimbulkannya akin digunakan model Manuel Pastor Jr dengan modifikasi yang disesuaikan dengan karakteristik ekonomi Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa besarnya pelarian modal dari Indonesia dipengaruhi oleh perubahan tingkat inflasi, insentif finansial, ekspektasi masyarakat terhadap depresiasi nilai tukar, kenaikan penerimaan pajak sebagai persentase dart GDP, share pajak perseroan sebagai persentase dart GDP, dan variabel politik. Sedangkan variabel kebiasaan-kebiasaan masyarakat menyimpan aset finansial luar negeri dan variabel perbedaan tindkat pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Amerika Serikat tidak mempengaruhi besarnya pelarian modal dart Indonesia. Berbagai kebijakan pemerintah yang dikeluarkan sejak tahun 1983 tenyata bisa menghambat besarnya pelarian modal. Data-data menunjukkan bahwa setelah tahun 1983 besarnya pelarian modal semakin berkurand. Oleh karena itu sebaiknya pemerintah tetap melaksanakan kebijakan untuk menciptakan iklim investasi dalam nederi dan menjaga stabilitas politik di dalam nederi, serta menjada agar nilai tukar tetap realistis.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S5696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnianti
Abstrak :
Prison escape has always been a problem everywhere since the first time prison institution had started housing inmates, including child escapee. There are several factors has been noted as causes behind prison escape; bad treatment given from the prison regime is one of them. The writer emphasizes such sensitivity felt by child inmates against bad treatment and terrible facility and discussing how far these push children to run away of prison.
2004
JKIN-3-III-Sept2004-29
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mirda Hirtianingsi
Abstrak :
Berbagai permasalahan di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara memerlukan pola dan tindakan pengamanan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan sebegal upaya pelaksanann keamanan dan ketertiban dalam mencegah upaya pelarian. Dalam penelitian ini ada tiga partanya.an penelitian yang hendak dijawab yaitu mengapa sampai teljadi pe!arian narapidana I tahnnan, bagaimana cara mereka melarikan diri, dan apa strategi yang dilakukan guna mencegah pelarian narapida. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancmu terbadap infurman penelitian dengan menggnnakan pedn!llllll wawatlcaJ:>l. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahv.-a teljadinya pelarim di Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara di sebabkan oleh beberapa fuktor yaitu : keluarga, keingiuan dari narapidana itu sendiri, petugas dan sarana pengamanan. Selain itu adanya kendala berupa terbatasnya anggaran, smnber daya manusia, serta kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung dalam pelaksanaan pengamanan. Bahwa terjadinya pelarian karena beberapa hal sebagai berikut : adanya tekanan-tekanan yang di alami narapidana selama berada di Lembaga Pemasyarakatan, Adanya pemerasan dan kekerasan fisik dan psikis dari sesama penghuni atau petugas, Narapidana terlibat hutang piutang dengan sesama penghuni atau petugas, Merasa hidup terkekand, Narapidana rindu akan keluarga, Adanya peluang bagi narapidana, melarikan diri akibat keteledoran pegawai. Keputusasaan dari narapidana yang tidak tahan berada di Lembaga Pemasyarakatan
Varlous environmental problems in the correctional institution and requires the State Penitentiary patterns based on the procedures and precantions that have been designnted as the implementation of the security and order in preventing the escape attempt. In this atudy there were three research questions to be answered is why it happened runaway prisoners I detainees, how they escaped, and what strategies made inorder to avoid a breakout. The method used is qualitative method of data collection techniques against the informant interview conducted with the study using the imerview guide. From the result of this research is that the breakout in the Correctional Institution State Prison and is caused by several facton: the family, the desire of the prisoners themselves, and facility security officers. In addition to the constraint of lhnited budgets, human resources, and lack of facilities and infmstructure that support the implementation of security. That the happening of escape because the following several things : Existence of pressure - p!llSsure which in experiencing of convict during in prison, Existence of and extortion hardness of physical and is psychical the than dweller humanity of officer, Confict involve receivable debt with dweller humanity or officer, Feel life bridled, Convic long of family, Esistence of opportunity to convict, careless effect of officer, hopeless from convic which do not hold up to reside in Prison
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T3286
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sativa
Abstrak :
Dari beberapa karya Andersch yang bermotif pelarian, penulis memilih dua karya untuk dibahas, yaitu: Die Kirschen der Freiheit dan Sansibar oder der letzte Grund. Tokoh-tokoh kedua karya itu merencanakan suatu pelarian karena mereka tidak puas dengan keadaan yang dihadapinya. Sebenarnya perasaan tidak puas itu bersifat subjektif, karena dalam kenyataannya banyak individu yang bisa menerima situasi seperti yang dialami tokoh tanpa perasaan tak puas. Mereka dapat menyesuaikan diri dengan situasi itu dengan sepenuh hati. Tetapi tidak demikian dengan tokoh-tokoh kedua cerita yang dibahas; mereka berusaha melarikan diri dari lingkungannya diperlihatkan tokoh-tokoh melarikan diri secara fisik maupun secara kejiwaan. Dari kedua karya itu dapat dilihat keanekaragaman motivasi dan makna melarikan diri bagi tokoh-tokoh. Meskipun motivasi itu berbeda-beda pada setiap tokoh, tapi pada pokoknya tujuannya sama, yaitu mencari keadaan yang lebih baik.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S7995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Dikri Khofiyana
Abstrak :
Pelaksanaan sistem pengamanan sehingga terpeliharanya keamanan yang kondusif merupakan suatu prasyarat utama agar program pembinaan di Lapas dapat berjalan dengan baik. Upaya pemeliharaan keamanan tersebut sering dihadapkan dengan kondisi-kondisi yang menjadi kerentanan tersendiri yang memiliki tendensi terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban, salah satu bentuknya adalah pelarian warga binaan. Kondisi-kondisi yang menjadikan Lapas rentan mengalami pelarian warga binaan dialami oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor, yang pada tahun 2016 mengalami peristiwa pelarian warga binaan dengan total warga binaan melarikan diri terbanyak selama 10 (sepuluh) tahun terakhir di lingkungan Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Barat. Skripsi ini memberikan gambaran dan ulasan terhadap upaya-upaya peningkatan sistem pengamanan yang telah dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor sebagai bentuk evaluasi pencegahan pelarian warga binaan. Pelaksanaan sistem pengamanan yang ada, dikaji dengan menggunakan Situational Crime Prevention dengan dukungan elaborasi faktor kerentanan terjadinya pelarian warga binaan dengan menggunakan Routine Activity Theory. Melalui analisis dari data yang didapat, bahwa pelaksanaan sistem pengamanan sebagai implementasi teknik pencegahan dari Situational Crime Prevention, sebagai upaya mencegah pelarian warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor telah terlaksana cukup baik. Hal tersebut berimplikasi terhadap tingkat terjadinya peristiwa pelarian, bahwa sejak peristiwa pelarian warga binaan di tahun 2016, hingga saat ini Lapas Kelas IIA Bogor tidak lagi mengalami peristiwa pelarian warga binaan ......Implementation of a security system so that conducive security is maintained is a major prerequisite for the development program in Correctional Institutions to run well. Efforts to maintain security are often faced with conditions that are separate vulnerabilities that have a tendency to disturb security and order, one form of which is the escape of inmates. Conditions that make Lapas vulnerable to escaping inmates are experienced by the Bogor Correctional Institurion, which in 2016 experienced an escape of inmates with a total of most of the inmates have fled during the last 10 (ten) years in the West Java Regional Office of the Ministry of Law and Human Rights. This thesis provides an overview and review of efforts to improve the security system that has been carried out by the Bogor Correctional Insitution as a form of evaluating the escape prevention of inmates. The implementation of the existing security system is studied using Situational Crime Prevention with the support of elaboration of the vulnerability factors for the escape of inmates using the Routine Activity Theory. Through analysis of the data obtained, the implementation of the security system as the implementation of Situational Crime Prevention techniques, as an effort to prevent the escape of inmates at Bogor Correctional. has been carried out quite well. This has implications for the rate of occurrence of escapes, that since the escape of inmates in 2016, until now the Bogor Correctional Institution has no longer experienced escapees of inmates.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lourie Ruth Frederica
Abstrak :
ABSTRAK Artikel ini menjelaskan tentang kondisi Rusia sebelum dan sesudah kebijakan de-offshorizatsiya diimplementasikan oleh Vladimir Putin pada tahun 2015 untuk menarik kembali pelarian modal dari Rusia. Sebagian besar kekayaan para oligarki Rusia, yang mencapai tiga kali lipat lebih banyak dari cadangan devisa Rusia, berakhir di pusat keuangan lepas pantai yang memiliki sedikit regulasi serta memberikan perlindungan kepada elite Rusia dari rezim Putin. Oleh karena itu, Putin memberlakukan kebijakan de-offshorizatsiya di Rusia sejak tanggal 1 Januari 2015. Artikel ini membahas bagaimanakah perbedaan kondisi di Rusia sebelum (2012-2015) dan sesudah (2015-2018) diberlakukannya kebijakan tersebut. Artikel ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode kepustakaan dan teori Pengalihan Investasi oleh Vukenkeng A. Wujung dan Mukete E. Mbella. Data yang digunakan dalam artikel ini diperoleh dari lembaga keuangan internasional The World Bank, situs indikator ekonomi global CEIC Data, undang-undang de offshorizatsiya tahun 2015, dan teks pidato tahunan Presiden Vladimir Putin pada tanggal 12 Desember 2012 dan 2013. Hasil artikel ini menunjukkan bahwa dari tahun 2015 hingga 2018, kebijakan de offshorizatsiya telah berhasil membantu meningkatkan investasi dan ekonomi, serta menurunkan tingkat pengangguran, meskipun rasio ketergantungan terus meningkat setiap tahunnya di Rusia.
ABSTRACT This article describes the conditions in Russia before and after the de-offshorizatsiya policy was implemented by Vladimir Putin in 2015 to return capital back to Russia. Much of the Russian oligarchs wealth, which was three times larger than Russias official foreign reserves, ended up in offshore banks that have fewer regulations and provide protection to the Russian elite from Putins regime. In consequence, Putin imposed a deoffshorization policy in Russia on January 1, 2015. Therefore, this article aims to compare the differences in Russia before (2012-2015) and after (2015-2018) the implementation of said policy. This article is a qualitative study and uses the library research method as well as the theory of Investment Diversion by Vukenkeng A. Wujung and Mukete E. Mbella. The data used in this article was obtained from the World Bank, global economic indicators website which is CEIC Data, Russia s 2015 de offshorizatsiya policy, and the annual speeches delivered by President Vladimir Putin on 12 December 2012 and 2013. The results of this article show that from 2015 to 2018, the de offshorizatsiya policy successfully helped increase investment rate and economic growth, and reduce unemployment, while the age dependency ratio keeps increasing each year in Russia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library