Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deti Margayanti
Abstrak :
ABSTRAK
Kontraktor bangunan seringkali menghadapi proyek yang mencakup pertambahan unit dimana aktivitasnya berulang dari unit ke unit. Proyek ini membutuhkan suatu jadwal yang menjamin kontinuitas penggunaan sumber daya dari sebiah aktivitas dalam satu unit pekerjaan ke aktivitas yang sama dalam unit pekerjaan lain. Metode-metode penjadwalan yang telah dikembangkan kurang sesuai untukmenjamin hal ini terutama untuk proyek dengan ciri kegiatan berulang atau repetitive._Repetitive Scheduling Method (RSM) adalah salah satu metode penjadwalan yang diharapkan dapat menjamin kontinuitas kerja dan mempermudah pelaksanaan pengaturan durasi proyek secara keseluruhan.

Metode RSM ini memperkenalkan titik kontrol sebagai konsep baru untuk menempatkan secara berturut-turut garis-garis produksi yang mungkin memisah atau menyatu. Metode RSM juga memperkenalkan urutan pengontrolan dari aktivitas sebagai konsep baru untuk menentukan durasi proyek. RSM merupakan metode yang sesuai untuk proyek dengan ciri kegiatan berulang karena dapat memperlihatkan adanya aktivitas berulang tersebut dengan jelas. Penyajiannya yang hanya berdasarkan pada sumbu x dan sumbu y memungkinkan bagi semua orang untuk melakukan penjadwalan dengan menggunakan metode ini. Kontinuitas kerja antara aktivitas yang satu dengan yang lain dapat diketahui dengan adanya titik kontrol atau control point (cp) pada diagram RSM ini. Pengaturan durasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan proyek dapat dilakukan dengan mudah berdasarkan titik kontrol dan urutan pengontrolan dari aktivitas sebagai konsep baru untuk menentukan durasi proyek. Namun metode RSM tidak dapat digunakan pada proyek yang ciri aktivitasnya tidak berulang dan tidak dapat mengantisipasi bila terjadi keterlambatan dalam pengiriman material bangunan. Sehingga metode RSM ini perlu dikembangkan lebih lanjut.

Perencanaan dan penjadwalan struktur yang dilakukan berdasarkan data penjadwalan pada rumah susun Kemayoran dengan menggunakan RSM memperlihatkan dengan jelas adanya waktu tenggang dan tidak adanya kontinuitas kerja berkesinambungan. Durasi waktu yang direncanakan kurang sesuai dengan pelaksanaannya di lapangan. Adanya waktu tenggang dapat memperpanjang durasi penyelesaian pekerjaan-pekerjaan struktur pada bangunan rumah susun Kemayoran. Hasil usulan penjadwalan dengan metode RSM yang diperoleh berdasarkan data penjadwalan ulang proyek dengan metode RSM memperlihatkan adanya pengurangan durasi penyelesaian proyek. Hasil ini juga menunjukkan adanya kontinuitas kerja dan tidak adanya waktu tenggang yang berarti dapat mempercepat waktu penyelesaian pekerjaan struktur.
2001
S35415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Santoso
Abstrak :
Kegagalan struktur atas merupakan sebuah fenomena yang tidak diinginkan dalam sebuah proyek bangunan tinggi. Kegagalan elemen struktur dalam menahan beban, serta perbedaan mutu pekerjaan yang terlaksana dengan mutu pekerjaan yang direncanakan menjadi sebuah hal yang perlu dihindari.Penelitian ini berbicara mengenai penerapan sistem manajemen mutu yang tepat agar sasaran mutu dari setiap pekerjaan tercapai, dengan kata lain menghindari kegagalan struktur atas. Penelitian ini dilakukan dengan mengobservasi penerapan sistem manajemen mutu dan kegagalan mutu pada 20 proyek bangunan tinggi. Hasil dari penelitian ini berupa lima pekerjaan dengan risiko tertinggi, sasaran mutu setiap pekerjaan struktur atas, dan tingkat implementasi setiap indikator sistem manajemen mutu. ......A failure of upper structure works is unwanted in any high rise building project. The failure of the element in distributing forces, and different quality applied with the main quality plan needs to be avoided. This paper is discussing about the implementation of quality management system to fulfill building rsquo s requirements, in other words, to avoid the failure. The experiment is conducted by observing the implementation of quality management system and the failuresin 20 high rise building projects. The resultsare five upper structure works which has the highest risk, quality objectives for every upper structure works, and the level of quality management system implementation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Latief
Abstrak :
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) adalah sistem perlindungan bagi pekerja dan jasa konstruksi yang meminimalkan dan menghindari kerugian moral dan material, kehilangan waktu kerja dan keselamatan orang dan lingkungan, yang kemudian dapat didukung secara lebih efektif dan efisien. Petunjuk pengenalan SMK3 di Indonesia diatur dengan nomor urut Permen PUPR No. 10 Tahun 2021. Penelitian ini memberikan sasaran dan program keselamatan konstruksi terkhusus pada pekerjaan struktur atas bangunan Gedung bertingkat tinggi di Kawasan UI Depok.Analisis data dilakukan dengan menyusun dan mendiskusikan hasil wawancara dengan para pakar K3. Kemudian, hasil observasi di lokasi proyek atau observasi langsung dan hasil evaluasi SMK3. Data dan studi literatur yang tersedia sebagai bahan pendukung. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa sasaran dan program keselamatan konstruksi perlu dilakukan dan dirancang sejak masa pra konstruksi agar dapat mengidentfikasi bahaya dan risiko untuk setiap aktivitas pekerjaan. Pelaksanaan sasaran dan program keselamatan konstruksi telah memberikan dampak positif yang berkelanjutan berdasarkan penelitian terdahulu, sehingga diperlukan adanya sasaran dan program keselamatan konstruksi yang diterapkan pada Kawasan UI Depok. ......The Occupational Health and Safety Management System (OHSMS) is a protection system for construction workers and services that minimizes and avoids moral and material losses, lost work time, and the safety of people and the environment, which can then be supported more effectively and efficiently. Instructions for introducing OHSMS in Indonesia are regulated by the serial number of PUPR Ministerial Decree No. 10 of 2021. This research provides targets and construction safety programs specifically for installing superstructures on the UI Depok area high-rise buildings. Data analysis was carried out by compiling and discussing the results of interviews with OHS experts. Then, the results of observations at the project site or direct observation. Furthermore, OHSMS evaluation results -Data and literature studies are available as supporting materials. Based on this research, it was concluded that construction safety goals and programs need to be carried out and designed from pre-construction to identify hazards and risks for each work activity. The implementation of construction safety goals and programs has had a sustainable positive impact based on previous research, so it is necessary to have construction safety goals and programs implemented in the UI Depok area.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
R. Dodi Priyono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T24383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Al-Bagir
Abstrak :
Penambahan biaya pada proyek konstruksi adalah fenomena yang tidak diinginkan baik bagi klien maupun pemangku kepentingan di industri ini. Hal ini seringkali menyebabkan persilisihan hubungan kerja, penurunan kualitas proyek dan gangguan lingkungan. Beberapa pakar menyebutkan bahwa pembengkakan biaya merupakan konsekuensi dari kecelakaan konstruksi yang memengaruhi kinerja proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan IBPRP dengan BIM agar memberikan informasi kepada para praktisi konstruksi mengenai informasi risiko serta pengendalian dan rencana biaya pengendalian pada proyek konstruksi dengan metode survei responden analisis penilaian risiko dan juga integrasi IBPRP dengan BIM. Penelitian ini menghasilkan sebuah metode atau formula untuk menginformasikan IBPRP dan rencana biaya pengendaliannya dengan bantuan BIM. ......Cost overrun in construction projects is an undesirable phenomenon for both clients and stakeholders in this industry. It often leads to disputes, decreased project quality, and environmental disruptions. Some experts state that cost escalation is a consequence of construction accidents that affect project performance. This research aims to integrate IBPRP (Identification of Hazards, Risk Assessment, and Risk Control) with BIM (Building Information Modeling) to provide information to construction practitioners regarding risk information, risk control, and cost control planning in construction projects through respondent survey methods, risk assessment analysis, and IBPRP-BIM integration. This research results in a method or formula to inform IBPRP and its cost control plan with the assistance of BIM.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrawan Juwono
Abstrak :
Pelaksanaan Pembangunan Proyek seringkali mengalami keterlambatan. Sebagai Project Manager dari Owner, yang bertanggung jawab perihal mutu, biaya, dan waktu pelaksanaan proyek, praktikan berupaya untuk mencegah keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan struktur mulai dari pekerjaan raft foundation, hingga topping off, yakni pengecoran struktur atap di lantai 30. Laporan Praktik Keinsinyuran ini berisikan upaya pencegahan yang dilakukan secara bersama oleh Praktikan, Kontraktor, dan Manajemen Konstruksi di lapangan, guna mencapai waktu pelaksanaan yang tepat. Upaya tersebut kemudian dianalisa menggunakan kerangka Profesionalisme, Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan, dan Kode Etik Insinyur Persatuan Insinyur Indonesia. Salah satu pembelajaran penting dalam praktik ini adalah bahwa percepatan hanya dapat dilakukan jika dan hanya jika mutu pelaksanaan sudah baik dan didukung oleh tim kerja yang handal. Bilamana suatu pekerjaan, yang mutunya belum baik, dipaksa dipercepat dan mengakibatkan komplain, justru malah akan memperlambat proyek. ......As the Owner’s Project Manager, Practitioner is responsible for the quality, cost, and delivery of the project. As Construction Projects is often delayed, Practitioner attempts to complete the Works on-time, preventing delay. The study period synchronized with the construction of raft foundation until roof casting (“topping off”) at the 30th storey. This Engineering Practice Report consists of the efforts done collaboratively by the Builder, Construction Manager, and the Practitioner to achieve the Completion of the structural works to be on-time. This joint effort is then analysed using the Professionalism, Health, Safety, and Environment, and the Engineering Code of Ethics framework. One important lesson learnt from this practice is that Works shall not be expedited should the quality of the result is still questionable. Uncertainty in quality has the risk of complain and should the complaint arise, it would cause further repair works which takes longer time than if it is not initially expedited.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library