Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Wahyuning M. Irsyam
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Roro Mega Utami
"Kesulitan ekonomi dan tuntutan biaya kehidupan yang semakin tinggi, telahmendorong sebagian besar kaum wanita untuk ikut berperan dalam meningkatkanpendapatan keluarganya. Peran sektor informal menjadi penting, karena kemampuansektor informal dalam menyerap tenaga kerja dan tidak menuntut keterampilan yangtinggi. Seperti diketahui para pekerja informal ini terkadang tidak memiliki jaminankesehatan yang dapat membantu mereka mendapatkan pelayanan kesehatan sehinggabisa berdampak terhadap kesehatan mereka. Kesehatan reproduksi para wanita tersebutsangat penting untuk dijaga dan diperhatikan. Salah satu cara untuk menjaga kesehatanreproduksi para wanita pekerja informal tersebut agar bisa lebih baik dan terjaga adalahdengan penggunaan alat kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisisdeterminan apa saja yang berpengaruh terhadap pemilihan metode kontrasepsi padawanita pekerja informal di Indonesia tahun 2016. Penelitian ini menggunakan datasekunder Susenas tahun 2016. Analisis data diolah dengan menggunakan pemodelanprobit-marginal effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial demografi variabel pendidikan, umur, lokasi tempat tinggal, jumlah anak dan pendapatan perkapita dan faktor lingkungan/pelayanan kesehatan kepemilikan jaminan kesehatan danakses internet berpengaruh terhadap pemilihan metode kontrasepsi non MKJP danMKJP . Untuk karakteristik pengguna menurut pilihan metode kontrasepsi antara lainwanita pekerja informal pengguna kontrasepsi metode non MKJP cenderung memilikipendidikan setingkat SMP, berumur < 20 tahun, berdomisili diwilayah pedesaan,memiliki jumlah anak 0 sampai dengan 2 orang, berada pada kuintil 3 Q3 memilikirata-rata pendapatan per kapita sebesar Rp627.080 dan tidak mempunyai jaminankesehatan serta tidak rutin mengakses internet. Sedangkan wanita pekerja informalpengguna kontrasepsi metode MKJP cenderung memiliki pendidikan setingkat D1-S3,berumur 40 ndash; 49 tahun, tinggal di daerah perkotaan, memiliki anak lebih dari 2 orang,berada pada kuintil 5 Q5 memiliki rata-rata pendapatan per kapita sebesarRp1.801.073 terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan swasta dan rutin mengaksesinternet.Kata kunci : kontrasepsi, probit, wanita pekerja informal.

Economic difficulties and the increase of higher cost of living have encouraged mostwomen to play a role in increasing their family income. The role of the informal sectorbecomes important, because the ability of the informal sector to absorb labor and notdemanding high skills. As we all know that informal workers sometimes does not havehealth insurance that can help them easily access health care so that it can have animpact on their health. It is very important to maintain these women rsquo s reproductivehealth in the best way. One way to maintain the reproductive health of these informalfemale workers in order to be better and safer is by the use of contraceptives. This studyaims to analyze the determinants of any effect on the selection of contraceptives oninformal female workers in Indonesia in 2016. This study uses secondary data Susenas2016. Data analysis processed by using multinomial logistic regression modeling. Theresults showed that social demographic factors education, age, residence, number ofchildren and income per capita and environmental factors health services ownership ofhealth insurance and internet access influenced the selection of contraceptive type traditional, non MKJP and MKJP . For the characteristics of the users according to thechoice of contraceptive methods, among others female informal workers ofcontraceptive methods users non MKJP tend to have junior high school education, aged."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuhestia Rosalin
"Tujuan penelitian ini mengidentifikasi dampak penggunaan internet terhadap penghasilan perempuan pekerja informal di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data pooled cross section yang bersumber dari Sakernas Agustus Tahun 2018-2020. Metode yang digunakan adalah IV (Instrumental Variable) dengan estimasi TSLS (Two Stage Least Square) untuk mengatasi endogenitas pada variabel internet. Hasil regresi tahap pertama memperlihatkan bahwa probabilitas penggunaan internet di kalangan perempuan pekerja informal cenderung lebih tinggi kepada mereka yang berusia muda, berpendidikan tingggi, tinggal di perkotaan, bekerja di sektor jasa dan bukan kepala rumah tangga. Selanjutnya, regresi tahap kedua menemukan disparitas penghasilan antara perempuan pekerja informal yang menggunakan internet dan yang tidak menggunakan internet. Penghasilan perempuan pekerja informal yang menggunakan internet secara rata-rata relatif lebih tinggi sekitar Rp. 980 ribu dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan internet. Peneliti juga menemukan bahwa dampak paling besar dari pengunaan internet terhadap penghasilan yaitu melalui promosi dan transaksi secara online.

The purpose of this study is to identify the impact of internet on income of women informal worker in Indonesia. This study used pooled cross section data sourced from Sakernas August 2018-2020. The method used is IV (Instrumental Variable) with TSLS (Two Stage Least Square) estimation to overcome endogeneity on internet variable. The results of the first stage regression show that the probability of using the internet among women informal workers tends to be higher for those who are young, highly educated, live in urban areas, work in the service sector and are not heads of household. Furthermore, the second stage of regression found income disparities between female informal workers who use the internet and those who do not. The income of women informal workers who use the internet is relatively higher, on average, around Rp. 980 thousand compared to women who do not use the internet. This study also found that the greatest impact of internet use on income is through online promotions and transactions"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Silalahi, King Ronald
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat pekerja informal berpendapatan rendah terhadap jaminan hari tua di DKI Jakarta. Metode penelitian menggunakan pendekatan mix method yaitu analisis kualitatif deskriptif dan estimasi probability regresi probit. Berdasarkan output regresi probit ditemukan bahwa variabel yang siginifikan mempengaruhi preferensi pekerja informal berpendapatan rendah adalah jenis pekerja bukan penerima upah, pendapatan dibawah ump, stimulus harga, motif siklus hidup dan tabungan. Penelitian ini merekomendasikan agar pemerintah mengembangkan kebijakan yang responsive terhadap karakteristik pekerja sektor informal melalui perlindungan usaha, skema premi menjadi tabungan, memfasilitasi pendidikan perencanaan keuangan bagi pekerja informal berpendapatan rendah di DKI Jakarta. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rido Pratamananda
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan internet untuk kepentingan pekerjaan bagi pekerja informal terhadap perubahan pendapatan yang diperoleh pada tahun 2020 dengan menggunakan data Sakernas edisi Agustus 2020 menggunakan metode regresi logistik biner. Secara keseluruhan, penggunaan internet berdampak secara signifikan terhadap perubahan pendapatan pekerja informal terutama perubahan pendapatan naik atau tetap. Variabel sosio demografi seperti umur, jenis kelamin, tempat tinggal, tingkat pendidikan, berhenti bekerja, status perkawinan, lapangan usaha dan pelatihan kerja secara signifikan memberikan pekerja informal berpeluang untuk memperoleh perubahan pendapatan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi untuk menghadapi masa krisis yang akan datang.

This study aims to determine the effect of using the internet for work purposes for informal workers on changes in income earned in 2020 using the August 2020 Sakernas data using the binary logistic regression method. Overall, the use of the internet has a significant impact on changes in the income of informal workers, especially changes in increasing or fixed income. Socio-demographic variables such as age, gender, place of residence, education level, stop working, marital status, business field and job training significantly provide opportunities for informal workers to obtain changes in income. The results of this study are expected to be used as an evaluation to deal with future crises."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jibril Fitra Erlangga
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan segala risiko yang dihadapi oleh seniman Wayang Orang Bharata sebagai pekerja informal serta untuk mengetahui bagaimana mekanisme atau strategi yang dilakukan mereka untuk bertahan hidup ketika menghadapi risiko ini. Penelitian ini menggunakan metode Kualtitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan tentang macam-macam risiko yang dihadapi para seniman Wayang Orang Bharata dan juga modal apa saja yang mereka miliki yang dapat membuat mereka dapat bertahan hidup ketika menghadapi risiko tersebut.

This study aimed to look at all the risks faced by artists Wayang Orang Bharata as informal workers and to find out how the mechanism or strategy that they have done to survive when faced with this risk. This study uses qualtitative with descriptive research. The results of this study describes the various risks faced by Wayang Orang Bharata artists and also any capital they have to make them able to survive when faced with these risks."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amany Mufidah Hayati
"Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Indonesia selalu mengalami defisit dari tahun ke tahun. Tingginya angka defisit yang dialami salah satunya disebabkan oleh rendahnya tingkat kepatuhan pembayaran iuran, terlebih pada masyarakat pekerja Informal, yang termasuk ke dalam PBPU/BP yang tidak termasuk PBI namun tidak sedikit yang menunggak dalam membayar iuran. Dimana ini merupakan tantangan yang dihadapi negara berkembang seperti Indonesia dengan tingginya jumlah penduduk yang tidak termasuk ke dalam kelompok miskin dan bekerja di sektor perekonomian informal. Acap kali PBPU/PB tidak ingin mendaftar dan tidak ingin membayar iuran JKN sedangkan manfaat yang diterima sangat bagus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi Willingness to Pay (WTP) iuran JKN pada pekerja informal di Indonesia. Penelitian yang digunakan adalah literature review, yang berfokus pada sebuah topik yang menjadi minat dalam sebuah penulisan ini yakni WTP iuran JKN masyarakat Indonesia pada pekerja sektor Informal dengan pencarian sumber informasi dilakukan menggunakan database online yang dapat diakses secara bebas maupun berlangganan, yaitu Remote.lib.ui, Proquest, dan Google Scholar. Penelitian ini membahas mengenai faktor yang memengaruhi kemauan membayar pada pekerja informal untuk iuran JKN, antara lain mengenai gambaran WTP di Indonesia, faktor rata-rata pendapatan yang diterima, faktor sosial demografi, tingkat pendidikan, akses terhadap pelayanan kesehatan juga pemanfaatan akan fasilitas pelayanan kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor WTP iuran JKN pada masyarakat informal di Indonesia beragam, yakni dari karakteristik daerah dari distrik fiskal terendah hingga tertinggi dimana daerah dengan pajak yang rendah merupakan hambatan terhadap tingkat WTP iuran JKN, lalu rerata pemasukan yang diterima dimana upah lebih besar dari Rp 3,5 juta per bulan memiliki tingkat WTP yang lebih tinggi, sosial demografi dengan variabel jenis kelamin perempuan memiliki tingkat WTP yang lebih tinggi daripada lelaki, pendapatan perkapita dan konsumsri rumah tangga yang diterima setiap daerah, hubungan dari peran kader dan variabel kondisi kesehatan di masyarakat, faktor akses yang sulit merupakan salah satu hambatan dalam meningkatkan WTP, pun dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan dimana masyarakat yang pernah memanfaatkan dan menggunakan fasilitas seperti rawat jalan dan rawat inap memiliki hubungan untuk meningkatkan tingkat WTP iuran JKN pada pekerja informal.

Indonesia's National Health Insurance (JKN) always experiences a deficit from year to year. One of the reasons for the high deficit rate is the low level of compliance with payment of contributions, especially among informal workers, who are included in PBPU/BP which are not included in PBI but are not a few in arrears in paying contributions. Where this is a challenge faced by developing countries like Indonesia with a high number of people who are not included in the poor group and work in the informal economy sector. Often PBPU/PB don't want to enroll and having a low rate of Willingness to Pay (WTP) moreover don’t want to pay anymore the JKN contributions even though the benefits they will receive are very good. The purpose of this study was to determine the factors that influence the WTP of JKN contributions for informal workers in Indonesia. The research used is a literature review, which focuses on a topic that is of interest in this paper, WTP of the Indonesian people's JKN contributions to Informal sector workers by finding for sources of information using an online database that can be accessed freely or subscribed to, namely Remote.lib.ui, Proquest, and Google Scholar. This study discusses the factors that influence the willingness to pay informal workers for JKN contributions, including the description of the unqualified in Indonesia, the average income received, social demographic factors, education level, access to health services and utilization of health service facilities. The results of the study shows that the WTP factors for JKN contributions in the informal community in Indonesia vary, namely from the characteristics of the regions from the lowest to the highest fiscal districts where regions with low taxes are an obstacle to the WTP level of JKN contributions, then the average income received where wages more than IDR 3.5 million per month has a higher WTP rate, socio-demographic variables with female gender have a higher WTP rate than men, per capita income and household consumption received by each region, the relationship between the role of cadres and variables health conditions in the community, the factor of difficult access to healthcare is one of the obstacles in increasing WTP, even in the use of health facilities where people who have used and used facilities such as outpatient and inpatient care have a relationship to increasing the WTP rate of JKN contributions to informal workers"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alin Fadhlina Hayati
"Peningkatan jumlah penduduk dari waktu ke waktu telah mendorong munculnya dominasi peran warganya untuk bekerja di sektor informal. Pekerja informal di Indonesia mampu menyerap lebih banyak angkatan kerja sehingga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, program perlindungan terhadap pekerja informal khususnya jaminan kesehatan belum optimal dan berkesinambungan. Penelitian ini bertujuan menganalisis determinan kepesertaan jaminan kesehatan pada pekerja informal. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah status ekonomi, karakteristik sosial demografi, akses media, akses fasilitas kesehatan, dan pemanfaatan fasilitas kesehatan. Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan inferensial (Regresi Multinomial Logistik) dengan sumber data Susenas 2016 dan Podes 2014.
Hasil penelitian menunjukkan masih banyak pekerja informal yang tidak memiliki jaminan kesehatan yaitu sekitar 43,96% dari total responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara status ekonomi, sosial demografi, akses media, akses terhadap fasilitas kesehatan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan dengan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional pada pekerja informal. Secara statistik, variabel status ekonomi memiliki korelasi yang paling tinggi dengan kepesertaan jaminan kesehatan. Hasil penelitian menujukkan bahwa karakteristik JKN PBI sudah sesuai dengan justifikasi kriteria penerima iuran jaminan kesehatan walaupun masih terdapat adanya inclusion error yang terlihat dari hasil deskriptif antara status ekonomi dan kepesertaan JKN PBI.
Kecenderungan kepesertaan jaminan kesehatan non subsidi lebih rendah pada laki-laki, status ekonomi rendah, berpendidikan rendah, berstatus cerai, berkerja di sektor perdagangan, hotel dan rumah makan, tinggal di daerah perdesaan, tidak memiliki akses media. Aspek moral hazard yang dilihat dari faktor akses dan pemanfaatan fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan yang relatif mudah, namun kecenderungan pekerja informal untuk menjadi peserta jaminan kesehatan justru lebih rendah. Sosialiasi melalui akses media perlu dilakukan untuk menambah informasi terkait program jaminan kesehatan nasional terutama pada karakteristik pekerja informal yang cenderung belum terproteksi.

Increasing in population over time has led to the dominance of the role of citizens to work in the informal sector. Informal workers in Indonesia are able to absorb more labor force so as to support economic growth. However, the program of protection against informal workers, especially health insurance is not optimal and sustainable. The aims of this study are to analyze the determinants of health insurance participation in informal workers. The independent variables in this study are economic status, social demographic characteristics, media access, access to health facilities, and utilization of health facilities. The method of analysis in this study is descriptive and inferential analysis (Multinomial Logistic Regression) with data source Susenas 2016 and Podes 2014.
The results showed there are still many informal workers who do not have health insurance that is about 43.96% of the total respondents. The results of this study indicate that there is a correlation between economic status, social demography, media access, access to health facilities and utilization of health facilities with the participation of National Health Insurance on informal workers. Statistically, economic status variables have the highest correlation with health insurance membership. The results showed that the characteristics of JKN PBI are in accordance with the justification of the criteria of recipients of health insurance contributions, although there is inclusion error that described in descriptive of economic status and national health insurance membership.
Most of the respondent who not participated in non-subsidized health insurance are men, low economic status, low education, divorced status, work in trade, hotels, and restaurants, living in rural areas, lacking media access. The moral hazard can be seen in the access and utilization of first-rate health facilities and advanced health facilities are relatively easy, but participation in health insurance is lower. Socialization through media access needs to add information related to the national health insurance program, especially on the characteristics of informal workers who tend to be uninsured.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enggar Paskhalis Lahu
"Indonesia sebagai negara berkembang berupaya mengoptimalkan penerimaan PMA dalam rangka meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Peningkatan PMA Indonesia berkorelasi dengan penurunan tingkat pengangguran namun tidak disertai penurunan jumlah pekerja informal. Dilihat dari pola sebarannya, realisasi PMA tidak terjadi secara acak melainkan mengikuti karaktersitik daerah penerima dan terkait dengan jenis sektor yang diterima. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran PMA sektoral terhadap tenaga kerja yang mencakup pekerja formal, pekerja informal, dan pengangguran menggunakan data panel kabupaten kota tahun 2010-2019. Kami menggunakan Spatial Durbin Model (SDM) untuk merelaksasi asumsi spatial independent yang umumnya digunakan dalam penelitian terdahulu. Hasil estimasi menunjukkan bahwa PMA sektoral memiliki pengaruh spasial yang berbeda terhadap perubahan tenaga kerja. Pengaruh PMA lebih besar terhadap perubahan tenaga kerja daerah lain dibandingkan daerah penerima itu sendiri. PMA manufaktur mampu memberikan keuntungan spasial yang lebih baik dibandingkan PMA sektoral lainnya. PMA agrikultur, PMA pertambangan, dan PMA agregat menurunkan kualitas pekerjaan akibat tradeoff antara pekerja formal dan informal. PMA agrikultur merupakan kategori PMA yang memberikan manfaat terendah bagi tenaga kerja di Indonesia karena berperan meningkatkan pengangguran sekaligus menurunkan kualitas pekerjaan. Kualitas sumber daya manusia, spesialisasi sektor, dan infrastruktur berperan signifikan dalam menentukan pengaruh spasial PMA sektoral terhadap tenaga kerja. Hasil analisis menekankan pentingnya mempertimbangkan efek spasial PMA terhadap perubahan tenaga kerja.

Indonesia as a developing country is trying to optimize FDI receipts in order to increase employment. The increase in Indonesian FDI correlated with a decrease in the unemployment rate but not with a in the number of informal workers. The distribution of FDI realization does not occur randomly but follows the characteristics of the recipient area and is related to the type of sector received. This study aims to examine the role of sectoral FDI on the workforce which includes formal workers, informal workers, and unemployed using panel data from city districts in 2010-2019. We use the Spatial Durbin Model (SDM) to relax the assumptions of spatial independence that are commonly used in previous studies. The estimation results show that sectoral FDI has a different spatial effect on changes in the workforce. The influence of FDI is greater on changes in the workforce of other regions than the receiving regions themselves. Manufacturing FDI is able to provide a better spatial advantage than other sectoral FDI. FDI in agriculture, mining, and aggregate reduce the quality of work due to the tradeoff between formal and informal workers. FDI in agriculture is a category of PMA that provides the lowest benefits for workers in Indonesia because it plays a role in increasing unemployment as well as reducing the quality of work. The quality of human resources, sector specialization, and infrastructure play a significant role in determining the spatial effect of sectoral FDI on the workforce. The results of the analysis emphasize the importance of considering the spatial effect of FDI on changes in the workforce."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>