Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Regia Vandra
"Tesis ini membahas pemaknaan kasus pedofilia oleh khalayak ibu. Penelitian inivadalah penelitian kualitatif dengan pendekatan konstruktivis. Metode pemilihan narasumber menggunakan teknik criterion sampling dimana kriteria narasumber sudah ditentukan lebih dahulu. Narasumber penelitian ini adalah tiga orang ibu dengan latar belakang penegak hukum, pendidik dan ibu rumah tangga. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara semi-terstruktur. Metode analisa data dilakukan dengan dua cara.
Encoding media diperoleh dengan bantuan analisis framing sederhana menggunakan metode framing Entman, sementara decoding khalayak dianalisis menggunakan teori encoding-decoding Stuart Hall dengan menggolongkan pemaknaan ibu menjadi dominan, negosiasi, dan oposisi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemaknaan kaum ibu mengenai pedofilia dipengaruhi oleh pengalaman, informasi yang dimiliki tentang kasus pedofilia di lingkungan terdekat dan frekuensi waktu kebersamaan dengan anak.

This thesis discusses the purport of pedophilia cases by the mothers. This research is a qualitative research with the constructivist approach. The method of source selection applied criterion sampling techniques where the source criteria had been determined before. The sources were three mothers with background of a law enforcement agency, an educator and a housewife. The method of data collection in this research was gained by the in-depth interviews with the semi-structured interview guidelines. The method of data analysis was done in two ways.
Encoding media was achieved by the assistance of simple framing analysis through the Entman’s framing methods, while the decoding of the audience was analyzed by the Stuart Hall’ theory of encoding and decoding to classify the purport of the mothers, such as dominant, negotiations, and opposition. The results of this research concluded that the purport of the mothers about pedophilia was influenced by the experience, information about pedophilia cases in the nearby environment and frequency of quality time with the children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maidina Rahmawati
"Dalam kurun waktu lima tahun terakhir Indonesia dikejutkan oleh maraknya kasus kejahatan seksual terhadap anak, beberapa kasus menimbulkan puluhan korban dari satu pelaku. Menyikapi hal ini, pihak perumus kebijakan memfokuskan perhatiannya kepada upaya pemberatan hukuman semata, pemerintah menganggap bahwa sanksi yang ringan merupakan penyebab kasus terus bertambah. Padahal jika kita mencermati secara lebih luas, terdapat beberapa tipe pelaku kejahatan seksual, salah satunya pengidap pedofilia. Pedofilia dalam ilmu psikologi dikenal sebagai suatu gangguan seksual yang membutuhkan treatment bukan penghukuman. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu apakah kebijakan pidana tertentu perlu diterapkan bagi pelaku kejahatan seksual yang mengidap pedofilia.
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan, perbandingan dan pendekatan kasus. Penelitian ini bersifat eksploratoris dengan menelusuri landasan teori pidana dan pemidanaan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemidanaan pada sistem peradilan pidana modern tidak hanya memandang perbuatan namun juga pelaku. Perkembangan pemidanaan ini melahirkan ide rehabilitasi dan individualisasi pidana. Konsep rehabiltasi dan individualisasi pidana ini pun sejalan dengan Pasal 10(4) Konvensi Hak Sipil dan Politik dan UU No 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan yang menjelaskan bahwa pemidanaa bertujuan merehabilitasi dan mengembalikan pelaku kepada masyarakat, sehingga kebijakan khusus bagi pelaku yang mengidap pedofilia diperlukan untuk merehabilitasi dan mengembalikan pelaku kepada masyarakat.

Over the past five years, people around Indonesia watched in fear and heartbreak as the number of sexual offences against children has risen. The several cases cause more than one victims from each perpetrator. Legislators and executives zealously react this problem by tightening laws to regulate the heavier sentence. They contend that the insufficient punishment has significant role in the increasing number of sexual offense. In fact, if we see in a wider perspective, sexual offence against children is not merely about criminal act. Sex offenders are classificated into four types, one of them is pedophilic offender. In psychology, Pedophile is known as an abnormal attraction which requires treatment, not punishment. This research aims to investigate whether the distinctive criminal law policy should be regulated for pedophilic offender.
This research is a normative juridical, with an approach in legislation, comparison and approaches in cases (case approach), also explores several number of theories of sentencing. Based on this research, it can be concluded that under the modern criminal justice system, both offense conduct and offender characteristic have significant role in sentencing decisionmaking. This concept formulated individualized tailoring of sentences and rehabilitative model which confirming to the concept of correctional board under Law No 12/1995 and rehabilitative model Article 10(4) ICCPR. Therefore, the distinctive criminal law policy for pedophilic offender should be regulated in order to rehabilitate and to resocialize the offenders.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S64678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Wishnu Prabowo
"Skripsi ini berisi tentang analisis pedofilia pada tokoh Humbert dalam novel Lolita/Lolita karya Vladimir Vladimirovich Nabokov. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis dan menggunakan ilmu bantu psikologi. Penulis mengaitkannya dengan psikologi sastra dan menggunakan teori psikoanalisa dan psikoseksual dari Sigmund Freud untuk menemukan penyebab dan ciri-ciri seorang pedofil yang berada di dalam tokoh Humbert dan kemudian akan membuktikan bahwa Humbert adalah seorang pedofil.

This mini thesis analyzes case of pedophilia of the character Humbert in the novel Lolita/Lolita by Vladimir Vladimirovich Nabokov. This research is using the method of descriptive analysis and psychological approach. Combined with the psychoanalytic literary and Freud's psychosexual theories, this research finds the causes and characteristics of pedophilia in character Humbert in order to prove that Humbert is a pedophile."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S15046
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Pringganti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas standar ganda moralitas masyarakat terhadap pedofilia
perempuan yang dikritik dalam novel Tampa. Tokoh utama yang sekaligus narator
dalam Tampa mendekonstruksi wacana gender melalui penokohannya sebagai
seorang pedofil perempuan. Penjelasan Butler mengenai gender sebagai tindak
performativitas digunakan sebagai kerangka teori analisis strategi manipulasi
femininitas tokoh utama sebagai bentuk dari mengimitasi ?yang imitasi? yang
dijadikan strategi tak hanya untuk memenuhi hasrat seksual tokoh utama tapi juga
untuk memanipulasi masyarakat. Analisis terhadap konsistensi narasi narator
menggunakan konsep unreliable narrator yang dikemukakan oleh Booth dan
dikembangkan oleh Nünning. Kesimpulan yang didapat adalah narator tidak berjarak
dengan norma implied author atau wacana naratif teks sehingga dapat disimpulkan
bahwa narator yang juga berperan sebagai tokoh utama hadir sebagai subyek
lingustik yang dapat dipercaya untuk menarasikan kenyataan teks. Berdasarkan hasil
penemuan dalam penelitian, dapat disimpulkan bahwa tokoh utama berhasil bermain
di simbol dan tanda-tanda femininitas untuk kemudian mengimitasinya.

ABSTRACT
This thesis discusses society?s double standard in response to female pedophilia issue
criticized in Tampa. Its main character, who also takes role as the narrator, deconstructs
gender discourse through her characterizations as a female pedophile. Butler?s explanation
about gender as a performative act is used as a theoretical framework to analyze main
character?s strategies in fulfilling her sexual desire towards 14-year-old boys.
Manipulation of femininity as a form of imitating? the imitation? is taken as a strategy,
not only to fulfill main character?s sexual desire, but also to manipulate society. Moreover,
analysis against the consistency of narration uses unreliable narrator concept, proposed by
Booth and developed by Nünning. The results show that the narrator has no distance
with implied author?s norm or text?s narrative discourse. Thus, it can be concluded
that the narrator is present as a linguistic subject who is capable of narrating the
text?s reality. According to the findings, the main character manages to play with
symbol and femininity signs to later imitate them."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tunggal S
"Kekerasan seksual terhadap anak merupakan peristiwa yang kerap terjadi di Indonesia. Data statistik menunjukkan bahwa angka kekerasan seksual terhadap anak tiap tahun tidak mengalami penurunan yang berarti. Sanksi pidana tidak dapat menjadi satu-satunya alat untuk mengendalikan angka kekerasan seksual terhadap anak. Tindakan kebiri kimia dikeluarkan dengan harapan mampu mengurangi angka kekerasan seksual terhadap anak. Namun, keberadaan sanksi kebiri kimia menimbulkan keberatan dan perbedaan pendapat diberbagai kalangan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tujuan pemidanaan dari keberadaan kebiri kimia dan bentuk sanksi yang tepat bagi penjatuhan kebiri kimia di Indoesia. Penelitian ini merupakan penelitian normatif dengan menggunakan studi dokumen berupa data sekunder dengan wawancara sebagai pelengkap. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa tujuan pemidanaan dari kebiri kimia adalah rehabilitasi, dengan catatan bahwa tindakan kebiri kimia tersebut dijatuhkan bagi pelaku kekerasan seksual terhadap anak yang menderita gangguan pedofilia. Karena dijatuhkan bagi pelaku kekerasan seksual terhadap anak yang menderita gangguan pedofilia untuk tujuan rehabilitasi, maka bentuk sanksi yang tepat adalah tindakan. Bentuk sanksi yang tepat atas penjatuhan kebiri kimia adalah tindakan bagi pelaku kekerasan seksual terhadap anak yang menderita gangguan pedofilia.
Sexual assault against children is an phenomenon that often occurs in Indonesia. The statistic shows that the number of sexual assault against children doesn't decrease significantly. Punishment can't be the only way to control the number of sexual assault against children. The treatment of chemical castration perfomed in the hope of reducing the number of sexual assault against children. However, the chemical castration itself raises the objections and difference of opinion in various circle. This research aims to determine the sentencing purpose of chemical castration and the proper sanction for imposing chemical castration in Indonesia. This research is a normative study using documentary studies in the form of secondary data with interviews as a complement. The research was found that the purpose of punishment from chemical castration was for rehabilitation, with notes that the chemical castration treatment is dropped for the sexual offender against children with pedophilia. Regarding the research result, the proper sanction is treatment and the right sanction of the treatment for sexual offender against children is for sexual offender against children with pedophilia disorder."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library