Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Supangkat, Budiawati
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui mengapa usaha kerajinan peci di Ulujami tidak mengalami kemajuan walaupun telah mendapat bantuan dari pemerintah, dengan meneliti apakah ada mental dan tingkah laku kewiraswastaan di antara para pengrajin peci tersebut.Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa: (1) para pengrajin peci di Ulujami pada umumnya belum mempunyari mental dan tingkah laku kewiraswastaan; mereka yang mempunyai mental dan tingkah laku kewiraswastaan hanya sangat terbatas jumlahnya; dan bahwa (2) para pengrajin peci hanya akan maju apabila ada pemimpin yang dianggap cocok oleh sebagian besar dari para pengra_jin peci tersebut. Mengenai masalah kesimpulan pertama ialah masalah bahwa para pengrajin peci di Ulujami tidak mempunyai men_ital dan tingkah laku kewiraswastaan adalah kesimpulan yang saya depat dengan meneliti kelima ciri tingkah laku kewiraswastaan yang dikemukakan oleh M.Amin Aziz. Apabila dilihat dari soal kemampuan para pengrajin peci untuk menemu_kan atau mencari ide Baru secara perseorangan, makes: kemampuan itu sangat sedikit dan hanya ada di antara para pengrajin peci yang tergolong pengusaha besar. Hal ini
1984
S12685
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ermin Katrin Harantung
Abstrak :
Walaupun iradasi gamma pada dosis radurisasi dapat menurunkan jumlah mikroba pembusuk sehingga dapat mempernanjang kesegaran udang, namun dalam batas dosis tertentu diduga dapat rnenyebabkan denaturasi protein udang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan batas dosis iradiasi dalam upaya memperpanjang kesegaran udang, dengan mempelajari kemungkinan terjadinya denaturasi protein udang akibat iradiasi gamma Untuk mengetahui hal tersebut, dilakukan penentuan hidrolisis protein oleh tripsin, kelarutan protein, aktivitas spesifik Ca-TPase aktotniosln, dan pengamatan perubahan struktur protein udang dengan metode elektroforesisdisk gel poliakril amid. Udang yang dikemas dalam kantong-kantong plastik diiradiasi dalam Iradiator Panorama Serba Guna di PAIRBATAK dengan dosis sebesar 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 kGy, pada laju dosis sebesar 5 kGy/Jam. Ditinjau dari penentuan hidrolisis oleh tripsin, kelarutan protein dan penentuan spesifik Ca-ATPase aktomiosin, pengaruh iradiasi gamma pada protein udang mulai tenlihat pada udang yang d13.radiasi dengan dosis 3 kGy selanjutflya ha1 ma diperkuat oleh hasil pemasahan protein udang secara elektrofore-51$ Padandang yang dimradmasm dengan dosis 4 kGy dan 5 kGy mulai terlihat perubahan pada protein yaitu munculnya pita protein yang baru. Sebagai kesimpulan dapat disarankan bahwa dosis iradiasi gamma yang kurang dari 3 kGy dapat dagunkan untuk memperpanjang kesegaran udang, tanpa menyebabkan perubahan karaktenistik protein udang P.ada dosis 3 kGy tau lebih akan menyebabkan protein udang terdenaturasi.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Hamalia Daud
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Larissa Rucita
Abstrak :
Penulisan karya akhir ini membahas asumsi mortalita yang digunakan dalam perhitungan premi produk asuransi jiwa mikro bersama, Si Peci. Dalam menentukan premi untuk Si Peci, asumsi mortalita yang digunakan adalah Tabel Mortalita Indonesia 2011. Pada karya akhir ini, dilakukan perbandingan hasil perhitungan premi Si Peci menggunakan asumsi mortalita Tabel Mortalita Indonesia 2011 dengan tingkat mortalita yang berbeda-beda, yakni tingkat mortalita yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik, tingkat mortalita Indonesia berdasarkan U.S. Central Intelligence Agency, Angka Kematian Kasar Indonesia berdasarkan The World Bank, serta tingkat mortalita berdasarkan The Comissioner's Standard Ordinary 2001 (CSO 2001) Mortality Table untuk tertanggung dengan risiko Super Preferred (non-smoker), Preferred (non-smoker dan smoker), dan Residual Standard (non-smoker dan smoker). Selain itu, diamati pula tren penjualan, profil kepesertaan, dan pola klaim yang terjadi atas produk asuransi mikro Si Peci. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa asumsi mortalita yang saat ini digunakan untuk perhitungan premi produk asuransi mikro Si Peci kurang sesuai dengan kondisi sebenarnya. ......This thesis discuss about the mortality assumption used in premium calculation of life micro insurance product sold through consortium, named Si Peci. Premium calculation of Si Peci uses Tabel Mortalita Indonesia 2011 that constructed based on the analysis of individual mortality rate from several insurance companies in Indonesia. On this final assessment, the result of Si Peci premium calculation using mortality assumption mentioned above, is compared to the result of premium calculation with some other mortality assumptions, that are mortality rate of Indonesia according to Badan Pusat Statistik, mortality rate of Indonesia according to U.S. Central Intelligence Agency, Indonesia Death Crude Rate according to The World Bank, and mortality rate based on The Comissioner?s Standard Ordinary 2001 (CSO 2001) Mortality Table for Super Preferred (nonsmoker), Preferred (non-smoker and smoker), also Residual Standard (nonsmoker dan smoker). Moreover, sales figure, participation profile, and claim pattern of Si Peci are examined. Result of this observation show that the mortality assumption used is less appropriate for the current condition.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ameera Saffa Ramadhina
Abstrak :
Kecamatan Blanakan diketahui sebagai salah satu wilayah yang memproduksi hasil perikanan, salah satunya adalah udang peci (Penaeus merguiensis). Kegiatan antropogenik di Blanakan dan sekitarnya dapat menyebabkan pencemaran logam berat pada tambak, termasuk biota yang dibudidayakan. Penelitian tugas akhir ini dilakukan untuk menganalisis kandungan logam berat pada sedimen dan udang peci Penaeus merguiensis, yaitu logam Cu dan logam Pb. Penelitian juga dilakukan untuk mengetahui tingkat akumulasi logam Cu dan logam Pb pada udang peci melalui nilai Bioconcentration Factor (BCF). Pengambilan sampel dilakukan pada tambak di Blanakan yang terbagi menjadi tiga stasiun lokasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2022. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Analisis kandungan logam Cu dan logam Pb pada sedimen dan udang peci dilakukan menggunakan AAS. Hasil analisis logam berat yang tidak terdeteksi kemudian dilakukan analisis menggunakan ICP. Pada sampel sedimen dilakukan analisis menggunakan AAS dan ICP OES, sedangkan sampel udang peci dilakukan analisis menggunakan AAS dan ICP MS. Berdasarkan hasil analisis kandungan logam berat pada sedimen, kandungan logam Cu berkisar antara 4,30–13,28 ppm dan logam Pb berkisar antara 5,04–7,88 ppm. Pada sampel udang peci, logam Cu terdeteksi dengan kandungan berkisar 4,89–14,13 ppm, sementara kandungan logam Pb tidak terdeteksi (not detected) atau berada di bawah limit deteksi, yaitu 0,0004 ppm. Nilai Bioconcentration Factor (BCF) logam berat pada udang peci dihitung dengan membandingkan kandungan logam berat pada udang peci dengan kandungan rata-rata logam berat pada sedimen. Nilai BCF logam Cu pada udang peci pada stasiun 1 sebesar 1,70 (microconcentrator), stasiun 2 dengan 1,42 (microconcentrator), dan stasiun 3 dengan 0,88 (deconcentrator). Nilai BCF logam Pb pada udang peci tidak dapat ditentukan. ......Blanakan subdistrict is known as one of the areas that produce fishery products, one of which is the white shrimp (Penaeus merguiensis). Anthropogenic activities in Blanakan and surrounding areas can cause heavy metal pollution in ponds, including the biota that lives in the ponds. This final project research was conducted to analyze the content of heavy metals in sediment and white shrimp Penaeus merguiensis, which are copper (Cu) and lead (Pb). The research was also conducted to determine the level of accumulation of heavy metals copper (Cu) and lead (Pb) in white shrimp through the value of the Bioconcentration Factor (BCF). Sampling was carried out on ponds in Blanakan, which was divided into three location stations. This research was conducted from February to May 2022. The method used in this study was purposive sampling. The heavy metals content of copper (Cu) and lead (Pb) was analyzed in sediment and white shrimp using AAS. The heavy metals that were not detected were then analyzed using ICP. The sediment samples were analyzed using AAS and ICP OES, and the white shrimp samples were analyzed using AAS and ICP MS. Based on the analysis of heavy metals content in the sediment, Cu metal content ranged from 4.30–13.28 ppm, and Pb metal ranged from 5.04–7.88 ppm. In white shrimp samples, Cu metal was detected with a value ranged from 4.89–14.13 ppm, while the Pb metal content was not detected or below the detection limit, which was 0.0004 ppm. Bioconcentration Factor (BCF) of heavy metals in white shrimp was calculated by comparing the heavy metal content in white shrimp with the average heavy metal content in the sediment. The BCF value of Cu metal in white shrimp at station 1 was 1.70 (microconcentrator), station 2 was 1.42 (microconcentrator), and station 3 was 0.88 (deconcentrator). The BCF value of Pb metal in white shrimp could not be determined.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Mirani Kenraningrum
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap logam berat Kadmium (Cd) dan Seng (Zn) pada sampel sedimen dan udang peci (Penaeus merguiensis) yang diperoleh dari Tambak Blanakan, Subang, Jawa Barat. Sampel sedimen dan udang peci diambil dari 3 lokasi tambak yang berbeda yaitu tambak yang terletak berdekatan dan berjauhan dengan lingkungan masyarakat. dan dilakukan analisis dengan alat AAS dan ICP. Kandungan logam berat Cd pada sedimen dan udang peci memiliki hasil not detected >atau tidak terdeteksi. Sementara itu, untuk  kandungan logam berat Zn pada sedimen memiliki rata-rata 24,27 ppm dengan kandungan Zn tertinggi terdapat pada Stasiun 1 yaitu 26,39 ppm. Pada sampel udang, kandungan Zn memiliki rata-rata sebesar 14,1 ppm dan memiliki kandungan Zn tertinggi pada sampel udang peci di Stasiun 1. Hasil analisis kandungan logam berat Cd dan Zn pada sampel udang peci masih berada di bawah baku mutu yang ditetapkan oleh BPOM yaitu 0,10 ppm untuk Cd dan 140,48 ppm untuk Zn. Berdasarkan US EPA Guidance Values Contaminated Sediment Standard 2004, kandungan Cd dan Zn pada sedimen juga masih berada di bawah baku mutu yaitu 0,65 ppm untuk Cd dan 140,48 untuk Zn. Rata-rata nilai BCF yang diperoleh untuk udang peci pada ketiga tambak adalah 0,5 dan hasil tersebut menunjukan bahwa udang peci yang dibudidayakan pada ketiga tambak termasuk pada ketegori < 1 atau dekonsentrator. ......In this study, an analysis of the heavy metals Cadmium (Cd) and Zinc (Zn) was carried out in sediment and white shrimp samples (Penaeus merguiensis) obtained from the Blanakan Pond, Subang, West Java. Sediment and white shrimp samples were taken from 3 different pond locations. The selected ponds have locations that are close to and far from the community environment. Heavy metal analysis was performed using AAS and ICP. From the analysis, the heavy metal content of Cd in the sediment and white shrimp was not detected. Meanwhile, the heavy metal content of Zn in the sediment has an average of 24.27 ppm with the highest Zn content found at Station 1, which is 26.39 ppm. In the white shrimp samples, the Zn content had an average of 14.1 ppm and had the highest Zn content in the white shrimp samples at Station 1. The results of the analysis of the heavy metal content of Cd and Zn in the white shrimp samples were still below the quality standard by BPOM (0,10 ppm for Cd and 140,48 ppm for Zn). Based on US EPA Guidance Values Contaminated Sediment Standard 2004, the content of Cd and Zn in the sediment is also still below the quality standard (0.65 ppm for Cd and 140.48 ppm for Zn). The average BCF value obtained for white shrimp in the three ponds is 0.5 and these results indicate that the shrimp cultured in the three ponds are included in the <1 category or deconcentrator.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library