Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurdeka Hidayanto
"Kebakaran hutan telah mengakibatkan kerugian pada aspek ekologis, sosial dan ekonomi. Indonesia menjadi salah satu negara yang sering terjadi kebakaran hutan. Kebakaran hutan di Indonesia paling signifikan terjadi pada lahan gambut. Untuk mencegah kejadian kebakaran hutan dan mengurangi tingkat kerugian jika terjadi kebakaran hutan, perlu dilakukan pemetaan prediksi potensi kerentanan kebakaran hutan. Dalam beberapa tahun terakhir, metode Convolutional Neural Network (CNN) telah menjadi state-of-the-art algoritma deep learning dan banyak diimplementasikan pada berbagai bidang diantaranya computer vision. Oleh sebab itu, penelitian ini mengusulkan model prediksi spasial kerentanan kebakaran hutan dengan menambahkan data kedalaman gambut yang digabungkan dengan data Topografi, Pengaruh Manusia, Iklim dan Vegetasi. Selanjutnya hasil data fusion dimodelkan menggunakan Alexnet yang berbasis CNN. Model yang diusulkan juga dibandingkan dengan algoritma machine learning yang sudah umum yaitu Random Forest (RF), Gradient Boosting Machine (GBM), dan Support Vector Machine (SVM) dan Deep Neural Network (DNN). Sebagai studi kasus, digunakan data kebakaran hutan di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah dari tahun 2014 hingga 2019 dan 11 variabel pendukung kebakaran hutan yang diturunkan dari faktor penyebab kebakaran hutan. Terakhir, performa model diuji dengan menggunakan beberapa metode statistik yaitu uji akurasi, Area Under Curve (AUC) dan Wilcoxon Signed Rank Test (WSRT). Hasilnya modifikasi arsitektur Alexnet menghasilkan performa akurasi paling tinggi yaitu (0,94) dibandingkan dengan RF (0,90), DNN (0,89), GBC (0,89), SVC (0,89). Selain itu dari uji perbedaan statistik menunjukkan bahwa proposed model berbeda dibandingkan model pembandingnya. Hasil tersebut mengungkapkan bahwa CNN mampu mengungguli model yang sudah umum, oleh sebab itu dapat digunakan sebagai alternatif model prediksi indeks kerentanan kebakaran hutan.

Forest fires have resulted in losses in ecological, social and economic aspects. Indonesia is one of the countries with frequent forest fires. The most significant forest fires in Indonesia occur on peatlands. To prevent forest fires and reduce the level of losses in the event of forest fires, it is necessary to develop prediction map of potential forest fire susceptibilities. In recent years, the Convolutional Neural Network (CNN) method has become a state-of-the-art deep learning algorithm and is widely implemented in various fields including computer vision. Therefore, this study proposes a spatial prediction model for forest fire susceptibility by adding peat depth data combined with topography, human influence, climate and vegetation data. Furthermore, the results of the data fusion are modeled using a modified Alexnet based on CNN. The proposed model is also compared with common machine learning algorithms, namely Random Forest (RF), Gradient Boosting Machine (GBM), and Support Vector Machine (SVM) and Deep Neural Network (DNN). As a case study used data on forest fires in Pulang Pisau, Central Kalimantan from 2014 to 2019 and 11 variabels supporting forest fires derived from the factors causing forest fires. Finally, the performance of the model was tested using several statistical methods, namely accuracy test, Area Under Curve (AUC) and Wilcoxon Signed Rank Test (WSRT). The result is that the Alexnet architecture modification produces the outstanding accuracy performance (0,94) compared to RF (0,90), DNN (0,89), GBC (0,89), SVC (0,89). In addition, the statistical difference test shows that the proposed model is different from the comparison model. These results conclude that CNN is able to outperform the benchmark model, therefore it can be used as an alternative model for predicting forest fire susceptibility index."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farisya Isnaayu Khairunisa
"Kebakaran hutan dan lahan, baik disengaja maupun tidak, sering terjadi di Provinsi Riau, Indonesia, terutama saat musim kemarau. Riau memiliki lahan gambut seluas sekitar 4.811.865 ha. Pada akhir 2023, terdapat 163 hotspot kebakaran di Riau, dengan Kabupaten Indragiri Hulu memiliki hotspot terbanyak, yakni 69 titik, terutama di Kecamatan Rengat Barat, Rengat, dan Kuala Cenaku. Selain kondisi fisik lahan gambut, aktivitas manusia seperti kepadatan permukiman dan kerapatan parit juga berperan sebagai penyebab utama kebakaran. Penelitian ini menggunakan metode Kernel Density Estimation (KDE) dan overlay serta super-imposed untuk mengolah distribusi hotspot, dengan tujuan mengetahui hubungan distribusi spasial potensi bahaya kebakaran hutan dan lahan dengan faktor kedalaman lahan gambut, kepadatan permukiman, dan kerapatan parit berdasarkan wilayah administrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi potensi bahaya kebakaran cenderung mengelompok di area tertentu, seperti Kelurahan Sekip Hilir (Kecamatan Rengat), Kelurahan Sungai Dawu (Kecamatan Rengat Barat), dan Kelurahan Rawa Asri (Kecamatan Kuala Cenaku). Distribusi spasial potensi bahaya kebakaran memiliki hubungan signifikan dengan kedalaman lahan gambut dan kerapatan parit. Kepadatan permukiman yang dekat dengan jaringan jalan cenderung berpotensi rendah terhadap kebakaran, sementara kerapatan parit yang lebih dekat justru berpotensi lebih tinggi karena parit berfungsi sebagai drainase air gambut yang tidak terkendali.

Forest and land fires in Indonesia's Riau Province are common, particularly during the dry season. Riau's peatlands span about 4,811,865 hectares. By the end of 2023, the province had 163 hotspots, with Indragiri Hulu Regency having the highest number at 69. The numerous hotspots and extensive peatlands in Indragiri Hulu, especially in West Rengat, Rengat, and Kuala Cenaku sub-districts, make these areas particularly vulnerable to fires. Human activities, such as settlement density and drainage density, also contribute significantly to fire occurrences. This study uses Kernel Density Estimation (KDE) and overlay methods to analyze the spatial distribution of fire hazards, focusing on peatland depth, settlement density, and drainage density across administrative areas. The results indicate that fire hazards tend to cluster in specific areas: Sekip Hilir Village (Rengat Sub-district), Sungai Dawu Village (West Rengat Sub-district), and Rawa Asri Village (Kuala Cenaku Sub-district). The spatial distribution of fire hazards is significantly related to peatland depth and drainage density. Areas with high settlement density and close proximity to road networks tend to have lower fire potential. Conversely, areas with higher drainage density have increased fire potential due to uncontrolled peat water drainage systems."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library