Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melissa Magdalena
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas Parent-Child Interaction Therapy PCIT dalam mengurangi perilaku agresif anak usia sekolah. PCIT digunakan untuk meningkatkan keterampilan interaksi ibu dengan anak dan keterampilan dalam mendisiplinkan anak. Perilaku agresif diukur dengan menggunakan Eyberg Child Behavior Inventory ECBI . Keterampilan orangtua diukur menggunakan Dyadic Parent-Child Interaction Coding System III DPICS-III . Hasil penelitian menunjukkan bahwa PCIT efektif dalam mengurangi perilaku agresif pada anak usia 9 tahun.
This research was conducted to evaluate the effectiveness of Parent Child Interaction Therapy PCIT to decrease a nine year old child aggressive behavior.The PCIT interaction was used to increase mother rsquo s interaction skills and her ability to discipline her child. The Eyberg Childhood Behavior Inventory ECBI was used to measure aggressive behavior and the Dyadic Parent Child Interaction Coding System III DPICS III is for mother child interaction. The result indicate that PCIT effective to decrease a nine years old child aggressive behavior.
2017
T49616
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Molina
Abstrak :
Studi ini meneliti tentang efektivitas intervensi dengan menggunakan prinsip-prinsip Parent-Child Interaction Therapy (PCIT) untuk mengatasi disruptive behavior pada anak usia prasekolah yang berumur 5 tahun. Untuk mengevaluasi efektivitas hasil intervensi digunakan angket Dyadic Parent-Child Interaction Coding System III (DPICS-III) yang akan digunakan sebelum dan pada setiap sesi sepanjang intervensi untuk melihat tingkat keberhasilan pelaksanaan PCIT. Melalui intervensi dengan menerapkan prinsip-prinsip PCIT selama sebelas sesi, diperoleh kesimpulan bahwa pemberian dua sesi untuk mengajarkan keterampilan PCIT dan sembilan sesi coaching keterampilan yang diajarkan efektif meningkatkan keterampilan ibu serta kualitas hubungan ibu dan H sehingga berhasil mengatasi disruptive behavior pada H.
This study examined efficacy of Parent-Child Interaction Therapy (PCIT) approach for treating disruptive behavior of a five years old preschooler boy. Efficacy evaluation of PCIT was examined by Dyadic Parent-Child Interaction Coding System III (DPICS-III) that given before and during intervention at the start of every session as a way of measuring treatment progress. Results indicated that PCIT approach with two teaching sessions and nine coaching sessions was effective to enhance parenting skills in mother and improves the parent-child relationship, with the results that treating disruptive behavior of a preschooler boy.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31085
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Deceiria Adventine
Abstrak :
ABSTRAK
Studi ini menggunakan prinsip Parent-Child Interaction Therapy (PCIT) untuk mengatasi masalah perilaku disruptive pada anak laki-laki usia 9 tahun. Melalui prinsip PCIT sebagai intervensi dyadic, ibu diajarkan dan dilatihkan kemampuan untuk menciptakan interaksi yang hangat dan cara pendisiplinan yang efektif. Studi ini menggunakan desain penelitian single subject design. Guna mengevaluasi efektivitas hasil intervensi ini, peneliti menggunakan DPICS-III untuk mengukur perkembangan interaksi antara ibu dan anak, Eyberg Childhood Behavior Inventory (ECBI) dan Child Behavior Checklist (CBCL) untuk mengukur intensitas masalah perilaku disruptive. Hasil program intervensi menunjukkan bahwa terdapat perkembangan kualitas interaksi antara ibu dan anak, serta penurunan skor pada ECBI dan CBCL. Hasil yang didapatkan tersebut menunjukkan bahwa penerapan prinsip PCIT efektif untuk mengatasi perilaku disruptive pada anak usia middle childhood
ABSTRACT
The study used the Parent-Child Interaction Therapy (PCIT) to overcome disruptive behavior on 9 years old male child. Through the principals used in PCIT as the dyadic intervention, the mother taught and coached on the ability to create a warm interaction as the effective disciplinary. The study is a singlesubject study. To evaluate the effectiveness of the result, the study measured the development of interaction between the mother and child using the Dyadic Parent-Child Interaction Coding System – III (DPICS-III) and the disruptive behavior intensity using Eyberg Childhood Behavior Inventory (ECBI) dan Child Behavior Checklist (CBCL). The result shows that the intervention resulted in a quality development between the mother-child interaction and a decrease in the ECBI and CBCL score. The result indicate that the principals used in PCIT may the effective to overcome disruptive behavior on middlechild-aged child.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41894
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mella Yusthiani
Abstrak :
Perilaku disruptif seperti berteriak-teriak, berperilaku agresif, kasar, melawan, dan merajuk merupakan perilaku-perilaku yang sering tampak pada anak yang mengalami ketidakmampuan intelektual (ID). Kemunculan perilaku disruptif ini semakin diperkuat oleh adanya faktor lingkungan, salah satunya adalah pola asuh yang mencakup interaksi antara anak dengan orangtua dan penerapan disiplin yang efektif terhadap anak. Perilaku disruptif memiliki efek buruk yang signifikan pada kondisi kesejahteraan hidup individu itu sendiri maupun orang lain. Apabila tidak segera ditangani, perilaku ini dapat berkembang menjadi semakin sulit ditangani, terutama pada masa remaja. Oleh karena itu, perilaku ini sebaiknya segera ditangani sejak usia dini. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk mengatasi perilaku disruptif, penerapan intervensi Parent Child Interaction Therapy (PCIT) dinilai efektif untuk menurunkan perilaku disruptif pada anak, meskipun penelitian yang berfokus pada anak dengan ketidakmampuan intelektual jumlahnya masih terbatas. Pada penelitian ini, prinsip-prinsip Parent Child Interaction Therapy (PCIT) digunakan untuk mengurangi perilaku disruptif pada anak dengan ketidakmampuan intelektual taraf sedang. Melalui pengukuran yang dilakukan menggunakan instrumen The Eyberg Child Behavior Inventory (ECBI) dan Dyadic Parent-Child Interaction Coding System (DPICS), diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penerapan PCIT berhasil menurunkan perilaku disruptif pada anak dengan ketidakmampuan intelektual taraf sedang.
Disruptive behavior such as yelling, aggressive behavior, rough behavior, fighting, and sulking are behaviors that are commonly seen in children with intellectual disability (ID). The emergence of these behavior reinforced by the presence of environmental factors, such as parenting style that includes the interaction between children and parents and the implementation of effective discipline towards children. Disruptive behavior have a significant effect to the condition of individuals wellbeing. If this condition leave not treated, these behaviors might be worse and difficult to handle, especially in adolescence. Therefore, this behavior should be treated at an early age. According to some studies that have been done to address disruptive behavior, the implementation of Parent Child Interaction Therapy (PCIT) is considered effective to reduce disruptive behavior in children, although number of research which focuses on children with intellectual disability are limited. In this study, Parent Child Interaction Therapy (PCIT) is used to reduce disruptive behavior in children with moderate intellectual disability. Through measurements using The Eyberg Child Behavior Inventory (ECBI) and Dyadic Parent-Child Interaction Coding System (DPICS), the results shows that the application of PCIT managed to reduce disruptive behavior in children with moderate intellectual disability.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salfiana Nurita
Abstrak :
Studi ini menggunakan pendekatan PCIT untuk menurunkan perilaku disruptive pada anak laki-laki usia 7 tahun. Melalui pendekatan PCIT sebagai intervensi dyadic, orang tua (ibu) mendapatkan pengajaran dan pelatihan guna meningkatkan keterampilan untuk menciptakan interaksi ibu dan anak yang lebih hangat dan mendisiplinkan perilaku anak. Studi ini menggunakan desain penelitian singlesubject design. Guna mengevaluasi efektivitas hasil intervensi, peneliti menggunakan DPICS III untuk melihat perkembangan kualitas interaksi ibu dan anak serta Eyberg Childhood Behavior Inventory (ECBI) untuk mengukur penurunan intensitas perilaku disruptive anak. Hasil program intervensi menunjukkan bahwa terdapat perkembangan kualitas interaksi antara ibu dan anak serta adanya penurunan skor ECBI anak. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa penerapan penggunaan pendekatan PCIT efektif untuk menurunkan perilaku disruptive pada anak usia sekolah.
This study used Parent-Child Interaction Therapy approach to decrease disruptive behavior problems on a school aged boy at the age 7 years old. Throughout this dyadic intervention program, parent was taught and coached some specific skills in order to improve their parenting practices so that parent can build more warmth relationship with her child and discipline her child. This study used single-subject design. Efficacy of this intervention program was examined by DPICS-III that used to observe mother-child interaction and Eyberg Child Behavior Inventory (ECBI) that used to measure the level of disruptive behavior. Result showed improvement in the quality of mother-child interaction and a decrease in child behavior problems. PCIT seems to be an efficacious intervention for school aged boy with disruptive behavior problems.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azza Maulydia
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penerapan prinsip-prinsip Parent-Child Interaction Therapy PCIT dalam mengatasi perilaku disruptive pada anak usia 7 tahun dengan Attention Deficit/Hyperactivity Disorder ADHD . PCIT digunakan untuk meningkatkan keterampilan orangtua dalam melakukan interaksi positif dengan anak dan keterampilan dalam mendisiplinkan anak. Kedua keterampilan tersebut kemudian akan meningkatkan kualitas pengasuhan orangtua, sehingga perilaku disruptive anak menurun. Perilaku disruptive diukur dengan menggunakan alat ukur Eyberg Child Behavior Inventory ECBI . Keterampilan orangtua diukur menggunakan Dyadic Parent-Child Interaction Coding System III DPICS-III . Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip PCIT efektif dalam menurunkan perilaku disruptive dari rentang klinis menjadi rentang normal pada anak usia 7 tahun dengan ADHD.
This research was conducted to see the principle implementation of Parent Child Interaction Therapy PCIT effectivity to deal with disruptive behavior in school aged child with Attention Deficit Hyperactivity Disorder ADHD . PCIT used to increasing parents skills when interacting positively with their child and skill to dicipline their child. Both of those skills will increasing quality of their parenting, therefore disruptive behavior will reduce. To evaluate the effectiveness of the result, the study measured development of interaction between the mother and child using the Dyadic Parent Child Interaction Coding System III DPICS III and the disruptive behavior intensity using Eyberg Childhood Behavior Inventory ECBI . The result indicate that the principals used in PCIT effective to overcome disruptive behavior on 7 year old with ADHD.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T47347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angeline Kartika Sosrodjojo
Abstrak :
Perilaku menuntut merupakan salah satu perilaku yang mengganggu. Salah satu penyebab perilaku menuntut adalah kurangnya kualitas interaksi antara orangtua dengan anak. Parent Child Interaction Therapy (PCIT) merupakan salah satu terapi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas interaksi antara orangtua dengan anak agar dapat mengurangi perilaku anak yang mengganggu. Penelitian ini merupakan penelitian single-subject design, yang bertujuan untuk melihat efektivitas PCIT untuk meningkatkan kualitas interaksi antara orangtua dengan anak yang suka menuntut. Kualitas interaksi antara orangtua dengan anak diukur dengan menggunakan Dyadic Parent-Child Interaction Coding System (DPICS). Perilaku menuntut anak dan masalah perilaku lainnya yang menjadi karakteristik anak yang suka menuntut diukur dengan menggunakan Child Behavior Checklist (CBCL) dan Eyberg Child Behavior Inventory (ECBI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa PCIT dapat meningkatkan kualitas interaksi antara orangtua dengan anak yang suka menuntut serta mengurangi perilaku menuntut pada anak dan masalah-masalah perilaku lainnya yang menjadi karakteristik anak yang suka menuntut.
Demanding behavior is part of disruptive behaviors and often caused by poor parent-child interaction quality. Parent Child Interaction Therapy (PCIT) is one of intervention techniques that can be used to improve the interaction quality between parents and child, so that the disruptive behavior problems can be decreased. This research is a single case design (N=1), that aimed to determine the effectiveness of PCIT to improve the interaction quality between parent and high-demand child. Dyadic Parent-Child Interaction Coding System (DPICS) is used to measure the parent-child interaction quality. Meanwhile, Child Behavior Checklist (CBCL) and Eyberg Child Behavior Inventory (ECBI) are used to measure child’s demanding behavior and other behavior problems. The result shows that PCIT is effective to improve interaction quality between parent and high-demand child, and also effective to decrease some of other disruptive behavior problems.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T44157
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library