Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Putri Andika
Abstrak :
ABSTRAK
Artikel ini membahas gagasan penolakan kemunafikan dalam beragama yang diperlihatkan melalui tokoh-tokoh perempuan dalam roman L rsquo; cole des Femmes karya Andr Gide. Metode kualitatif digunakan dalam artikel ini untuk membahas fokus kajian secara deskriptif dan mendalam. Dengan menggunakan pendekatan struktural Roland Barthes, roman berlatar khas keluarga bourgeois Prancis di akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20 ini diteliti melalui aspek naratif yang melibatkan aspek sintagmatik dan paradigmatik. Konsep kesetaraan gender yang dikemukakan oleh Simone de Beauvoir jugadiperlukan guna melihat usaha tokoh perempuan dalam melepaskan diri dari belenggu otoritas laki-laki. Dalam teks ini, tokoh perempuan menunjukkan perlawanannya atas tindakan tokoh laki-laki yang menggunakan agama sebagai pembenaran atas praktik patriarkalnya. Agama yang dijadikan laki-laki sebagai alat untuk mengesahkan tindakan patriarkal merujuk pada tindakan munafik dalam beragama. ABSTRACT

AbstractThis article discusses the idea of rejection of religious hypocrisy shown by female characters in Andr Gide 39 s L 39 cole des Femmes. Qualitative methods are used in this article to discuss the focus of the study in descriptive and in depth. Using the structural approach of Roland Barthes, the romance of a typical French bourgeois family in the late nineteenth to early twentieth centuries was examined through a narrative aspect involving both syntagmatic and paradigmatic aspects. The concept of gender equality proposed by Simone de Beauvoir is also necessary to see the efforts of female characters to escape from the shackles of male authorities. In this text, women 39 s figures show their opposition to the actions of male figures who use religion as justification for their patriarchal practices. Religion that men make as a means to legitimize patriarchal acts refers to religious acts of hypocrisy.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Umanitya Fitri Hanryana
Abstrak :
Internalisasi misoginisme berdampak serius terhadap diskriminasi perempuan. Bukti nyata dari internalisasi misoginisme dapat dilihat dalam kasus kekerasan seksual saat perang yang digunakan untuk mengintimidasi, meneror, dan menghancurkan perempuan baik secara fisik maupun martabat kemanusiaanya. Hal ini sering berujung pada femisida atau pembunuhan perempuan karena identitasnya. Perempuan dalam situasi perang juga mengalami ketidakadilan yang berlapis baik karena gendernya maupun karena etnis, kebangsaan, maupun agamanya. Contoh kasus kekerasan seksual saat perang dapat kita lihat dalam konflik di Rwanda, Ukraina, Kongo, dan Yugoslavia. Tulisan menyajikan pandangan komprehensif mengenai bagaimana internalisasi misoginisme dapat menjadi bagian dari kekerasan seksual dalam peperangan dan bagaimana membayangkan upaya penyelesaian kasus kekerasan seksual di zona peperangan. Metode kritis feminis digunakan untuk membongkar adanya ketidakadilan yang dialami perempuan di zona konflik. Penulis juga melakukan pembacaan kritis terhadap wawancara kualitatif. Dari refleksi filosofis permasalahan ini, ditemukan bahwa terdapat normalisasi terhadap kekerasan akibat dari internalisasi misoginisme. Ini dikarenakan hak asasi manusia secara konseptual masih meluputkan soal partikularitas hak asasi perempuan. Untuk itu diperlukan upaya rekognisi terhadap kekerasan yang dialami perempuan dalam situasi perang guna mencapai keadilan bagi perempuan. ......The internalization of misogyny has serious implications for the discrimination against women. Concrete evidence of the internalization of misogyny can be seen in cases of sexual violence during wars, which are used to intimidate, terrorize, and degrade women both physically and in their human dignity. This often leads to femicide or the murder of women based on their identity. Women in wartime situations also experience layered injustices based on their gender, ethnicity, nationality, or religion. Examples of sexual violence during war can be observed in conflicts in Rwanda, Ukraine, Congo, and Yugoslavia. This text presents a comprehensive view of how the internalization of misogyny can be part of sexual violence in warfare and how to envision efforts to address cases of sexual violence in war zones. Critical feminist methods are employed to expose the injustices experienced by women in conflict zones. The author also critically analyzes qualitative interviews. Through philosophical reflection on this issue, it is found that there is a normalization of violence resulting from the internalization of misogyny. This is because human rights, conceptually, still overlook the particularities of women's rights. Therefore, recognition efforts are needed to address the violence experienced by women in war situations in order to achieve justice for women.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Women's ability has not met an adequate respect in Catholic Church. The Church structure does not fully involve women in it. This is, actually. different from Jesus' teachings and the tradition of the early Church. In New Testament, we easily find the relation between Jesus and many women. Jesus accepted and respected them, although this attitude was not in accordance with his tradition. Moreover, Jesus made them involved in the sharing of His good news even to His disciples which generated them as Apostola Apostolarum. In the early Church, women also took part in Christian communities as teachers and leaders. However, these have not been taken seriously by the Catholic Church as authoritative indications of women's role in the church. I truly believe that giving opportunity to women in the church will significantly improve the progress of the church. To acquire it is requiring the shift of its male dominated structure and even culture.
230 LIMEN 8:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maunah
Abstrak :
Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang rekonstruksi representasi perempuan Arab di tahun 1980-an dalam novel remaja yang berjudul Faten karya Fatima Sharafeddine. Landasan teori yang digunakan adalah teori ginokritik Elaine Showalter yang menekankan pada tulisan perempuan yang berbicara tentang perempuan. Permasalahan yang diangkat di dalam penelitian ini adalah representasi perempuan Arab di tengah kultur masyarakat Arab yang patriarkal yang menempatkan perempuan Arab pada posisi yang tidak menguntungkan. Para perempuan, baik remaja maupun dewasa dituntut secara budaya untuk tunduk pada kekuasaan laki-laki. Hal ini yang dipotret oleh Fatima Sharafeddine dalam novelnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat rekonstruksi representasi perempuan yang diwakili oleh para tokoh remaja perempuan di dalam novel. Remaja perempuan sanggup memenangkan cita-cita dan keinginannya yang bertentangan dengan konstruksi budaya patriarkal melalui berbagai strategi. Di samping itu, berdasarkan penelitian ini, remaja perempuan di dalam novel juga mampu menjadi diri mereka (self) dan menemukan dunia mereka sendiri. ......This thesis is a research about the reconstruction of Arabic women representation in young adult literature that the titled Faten by Fatima Sharafeddine. The researcher will apply gynocritic theory by Elaine Showalter that focus on women?s writing that speak about women. The problem in this research is about Arabic women representation in the pathriarchal culture. Almost all of Arabic women still in the marginal position. From this study, the researcher find the reconstruction of women representation that showed by adolescent in this novel. Women adolescent can reach their dreams which are contrary to the construction of pathriarchal culture by any strategy. Moreover, based on the research, woman adolescents in this novel can be themselves & find their own world in their lives.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T30799
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Panji Indra
Abstrak :
Penelitian ini mengkaji 133 artikel berita daring Republika periode Januari Maret 2016 yang mengulas LGBT. Dengan menggunakan teknik analisis wacana kritis, peneliti menelaah bagaimana maskulinitas hegemonik mewujudkan dirinya dalam teks-teks berita tersebut, men-stigma kelompok LGBT, dan mendukung tatanan gender patriarkal di Indonesia. Penulis berharap untuk mempopulerkan teori maskulinitas hegemonik dalam menjembatani subordinasi perempuan dengan heteronormativitas. Riset ini menyimpulkan bahwa artikel-artikel berita Republika mengidolakan maskulinitas hegemonik dengan mengalamiahkan cisgenderisme dan heteroseksualitas sehingga ikut memperkuat tatanan gender patriarkal di Indonesia.
This research investigates 133 Republikas LGBT related online news articles published from January to March, 2016. Using critical discourse analysis, we examine how hegemonic masculinity manifests itself in the news, stigmatizes LGBT community, and reproduce patriarchal gender order in Indonesia. We expect to popularize the use hegemonic masculinity to link women subordination with heteronormativity. This research concludes that Republikas online news articles idolize hegemonic masculinity by naturalizing cisgenderism and heterosexuality, and, by doing so, reinforce the overall patriarchal gender order in Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ketty Stefani
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai peran besar perempuan dan alam dalam menunjang semua aspek kehidupan, keduanya merupakan sumber daya strategis yang dapat menunjang kelangsungan hidup semua elemen di bumi. Namun dominasi budaya patriarki telah merepresi eksistensi perempuan dan alam sebagai sumber kehidupan. Dominasi patriarki ini dikritik oleh ekofeminisme karena telah menghilangkan relasi spiritual perempuan dengan alam. Alam hanya dimaknai sebagai instrumen pemenuh kebutuhan hidup manusia, karena itu kegiatan konsumsi atas alam dianggap wajar dilakukan walaupun bersifat eksploitatif. Pelabelan citra perempuan sebagai konsumen terbesar mengakibatkan perempuan kehilangan nilai-nilai tradisionalnya. Perempuan juga mengalami domestikasi peran sosial yang identik dengan pemenuhan kebutuhan hidup dan kegiatan konsumsi, karena itulah perempuan dituduh sebagai konsumen perusak alam. Untuk mengakhiri permasalahan ini ekofeminisme menawarkan solusi etika kepedulian, relasi interdependency dalam tindakan nyata penyelamatan alam yang dapat dilakukan oleh semua manusia untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis dan bebas dari bias gender.
This thesis is a study about the large role of women and nature in supporting all aspect of life. Both are a strategic resource that holds the life of all elements on earth. But, the dominating patriarchal culture has repressed women and nature?s existence as the source of life. This domination is criticized by the ecofeminism because of it vanished away the spiritual relations between women and nature. The nature is regarded as no more than an instrument that fulfills the needs of human, and because of that consumption is viewed as natural even though it is sometime exploitative. Women?s image branding as the biggest consumer has resulted in them losing their traditional values. They are also experiencing a domesticated social role that is identical with fulfilling needs and consuming, and because of that they are accused as the one who destroyed the nature. To end this problem, ecofeminism offered social ethic cares, an interdependency relationship in the act of saving nature that can be done by all human to form a life in harmony and free from gender bias.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S16174
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Vicky Ardian Amir
Abstrak :
Keadilan dan kesetaraan adalah impian setiap manusia, namun pada kenyataannya ada setengah penduduk dunia yang belum merasakannya, dalam hal ini perempuan. Melalui feminisme, perempuan mendobrak dominasi patriarkal yang ada. Perjuangan ini sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh perempuan, sebab melalui pemikiran filsuf laki-laki seperti, John Stuart Mill, sebagai agen perubahan pada kesetaraan perempuan dengan jalan hak pilih dan Jacques Lacan dengan konsep tahapan pembentukan manusia agar perempuan keluar dari tatanan simbolik yang maskulin, serta Jacques Derrida dengan ?alat? dekonstruksi, membongkar tradisi maskulin dan menyuarakan feminitas dengan jalan tulisan. Juga melalui konsep subjek tiga filsuf ini, diharapkan tradisi patriarkis dapat terkikis.
Equality and justice is a dream for each and every human being, but in fact, half of the world population never feel it, in this case, women. Through feminism, women smashed the patriarchal domination that still exists. Actually, this fighting not only done by women, because through the thoughts of males philosopher like, John Stuart Mill as the agent of change in women equality with way of suffrage and Jacques Lacan with human figuration phases, in order to make women come out from the masculine?s symbolic order, as well as Jacques Derrida with deconstruction?s ?tool?, breaking the masculine?s tradition and give voice to femininity through the literature. Also through the concept of subject from these three male philosophers, it is hoped that patriarchies tradition could vanish.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S1387
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library