Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stanford, Conn: Appleton, 1997
615.58 PHA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
White, Robert W.
New York: Wiley, 1981
157 WHI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia, PA : Elsevier, Saunders, 2015
616.07 ROB
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Barlow, David H.
Stamford: Connecticut Cengage Learning, 2015
616.89 BAR a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Emi Badaryati
"Salah satu Permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja yang perlu dicermati adalah penyakit infeksi saluran reproduksi salah satunya adalah keputihan. Hampir 90 % perempuan di Indonesia pernah mengalami keputihan, gejala keputihan juga dialami oleh wanita yang belum kawin atau remaja puteri berumur 15-24 tahun (SKRI 2007) adalah sebanyak 31,8 %. Penelitian ini adalah non-eksprimental dengan pengumpulan data secara potong lintang (cross sectional), populasi siswi di SLTA / sederajat tingkat Kabupaten di SMA Negeri 2 dan tingkat Kecamatan SMK Negeri 3 wilayah Kota Banjarbaru tahun 2012. Adapun jumlah sampel 200 (100 di SMA Negeri 2 dan 100 di SMK Negeri 3) dengan teknik stratifikasi yang proporsional.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan gambaran perilaku pencegahan dan penanganan keputihan patologis antara SMA Negeri 2 dengan SMK Negeri 3. Juga faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku pencegahan dan penanganan keputihan patologis baik di SMA Negeri 2 maupun di SMK Negeri 3 Kota Banjarbaru. Dengan menggunakan uji Chi-Square, dan analisa multivariat dengan regressi logistik model Prediksi. Analisa bivariat diperoleh hasil di SMA Negeri 2 dan SMK Negeri 3 perilaku pencegahan dan penanganan keputihan patologis siswi dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, sikap, persepsi , dan keterpaparan informasi (dengan nilai P < 0,005).
Analisa multivariat diperoleh hasil faktor-faktor dominan yang mempengaruhi perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap persepsi dan keterpaparan informasi. Sehingga disarankan semua pihak yang terkait dapat memfasilitasi remaja agar dapat berperilaku sehat terhadap pencegahan dan penanganan keputihan patologis, bagi dinas kesehatan untuk dapat mengoptimalkan program pelayanan kesehatan peduli remaja di seluruh puskesmas Kota Banjarbaru, dengan demikian dapat mengetahui langsung permasalahan kesehatan pada remaja.
One of adolescent reproductive health problems that need to be observed is a disease of reproductive tract infections one of which is whitish. Nearly 90% of women in Indonesia have had vaginal discharge, vaginal discharge symptoms experienced by unmarried women or girls aged 15-24 years (SKRI 2007) is as much as 31.8%. The study was a non-eksprimental with a cross-sectional data collection (cross sectional), the population of students in high school / high school equivalent degree in State District 2 and level 3 Vocational School District Banjarbaru City area in 2012. The number of samples 200 (100 in SMA Negeri 2 and 100 at SMK Negeri 3) with a proportional stratification techniques.
The purpose of this study was to determine differences in the behavior description of prevention and treatment of pathological vaginal discharge among high school SMK Negeri 2 to 3. Also what factors are affecting the behavior of pathological vaginal discharge prevention and response in both the SMA Negeri 2 and in the SMK Negeri 3 Banjarbaru City. By using the Chi-Square test, and multivariate analysis with logistic Regression prediction models.
Bivariate analysis of the results obtained in the SMA and SMK Negeri 2 3 behavioral prevention and treatment of pathological white girls influenced by the knowledge, attitudes, perceptions, and exposure information (with a value of P <0.005). Multivariate analysis of obtained results the dominant factors that influence healthy behaviors is knowledge, attitudes, perceptions and information exposure. So advised all parties concerned to facilitate the youth to behave well towards the prevention and treatment of pathological vaginal discharge, the health department to be able to optimize health care programs throughout the adolescent clinic Banjarbaru City, as such health problems can learn directly in adolescents.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Davison, Gerald C.
New York : John Wiley and Sons, 1998
616.89 DAV a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zsa Zsa Syarifatun Nissa
"Resorpsi fisiologis akar gigi sulung terjadi pada gigi yang sehat atau yang mengalami karies tanpa melibatkan pulpa,sedangkan resorpsi patologis gigi sulung terjadi pada gigi yang mengalami karies mencapai pulpa. Pengetahuan mengenai efek dari resorpsi akar gigi sulung pada tumbuh kembang gigi tetap dapat membantu dokter gigi untuk memilih rencana perawatan yang tepat.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tahapan tumbuh kembang gigi tetap antara gigi sulung yang mengalami resorpsi fisiologis dengan patologis pada anak perempuan usia 6-8 tahun.
Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan desain potong lintang berupa 72 gigi molar sulung bawah yang dilihat menggunakan radiograf panoramik usia 6-8 tahun yang berjumlah 30 lembar.
Hasil : didapat perbedaan yang bermakna (p<0.05) pada tahapan tumbuh kembang gigi tetap antara gigi sulung yang mengalami resoprsi fisiologis dan patologis.

Primary teeth undergo physiological root resorption in normal circumstances or slight caries without pulp involvement, while pathological root resorption of primary teeth happen in severe caries with pulp involvement. Knowledge on the effect of primary teeth root resorption to development stage of permanent teeth will help the dentist to decide the proper treatment planning.
Aim: The aim of this research was to determine about the different stage of development permanent teeth between physiological and pathological primary root resorption in girls aged 6-8 years old.
Method: The method of this research was descriptive with cross sectional design. The subjects were 72 mandibular primary molars that was seen using 30 sheets panoramic radiograph in girls aged 6-8 years old
Result : Result showed that there was significant difference (p<0.05) on permanent teeth development stage among physiological and pathological root resorption of primary teeth."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Rakhmawati
"Keluarga merupakan lembaga sosial pertama dan terpenting bagi manusia untuk berinteraksi. Keluarga memprmyai peran yang sangat panting bagi perkembangan kepribadian dari sejak ia kecil sampai dewasa. Menurut Lidz,Fleck, dan Comelison (1965) keluarga dipandang sebagai kekuatan pembentuk kepribadian anak. Keluarga memberikan dasar yang sangat penting untuk pembentukan kepribadian anak melalui keturunan (hereditas), dan akan memberikan kontribusi yang terus menerus baik melalui contoh, pembelajaran, ataupun melalui interaksi dengan anggota keluarga yang lainnya. Di lingkungan keluargalah seorang manusia mulai mengenal rasa cinta kasih, memberikan rasa cinta kasih kepada sesama manusia, mulai belajar cara-cara melakukan hubungan interpersonal, dan menyesuaikan diri dengan orang lain di sekitarnya, serta berbagai kemampuan dasar bagi kehidupan seseorang nantinya yang akan sangat menentukan keberhasilannya dalam menghadapi hidup di masa yang akan datang. Oleh kanena itu segala bentuk komunikasi, kepribadian orang tua, serta situasi di dalam keluarga akan sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian anggota keluarga. Karena di dalam unit keluarga inilah anak dipersiapkan untuk berada dalam huhungan sosial dengan orang lain dan kelompok sosial di masyarakat. Beberapa penelitian menyatakan bahwa dalam keluarga dengan kondisi yang patologis dapat memunculkan simtom skizofrenia pada anggota keluarga,terutama pada anak. Yang dimaksud dengan kondisi patologis disini terutama adalah hubungan antara anak dengan ibu, pola komunikasi yang tidak tepat, serta pola asuh orang tua yang kurang sesuai (Lidz, Fleck, & Cornelison,l965). Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap keluarga-keluarga dengan anak yang menderita skizofrenia menujukkan adanya masalah komunikasi dalam struktur keluarga, lebih jauh lagi, ternyata terdapat pola komunikasi yang berbeda antara keluarga dengan anak-anak yang yang menderita skizofrenia dengan keluarga dengan anak»anak yang normal (Salzinger, 1973). Meskipun dari berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan belum cukup meyakinkan untuk membuktikan bahwa pola komunikasi yang patologis menyebabkan skizofrenia, tetapi Clausen (dalam Salzinger, 1973) berpendapat bahwa pola komunikasi tetap memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan kepribadian anak. Beberapa pasien skizofrenia biasanya berasal dari keluarga yang gagal menjalankan fungsinya dan memiliki perilaku patologis. Di dalam keluarga seperti itu secara signifikan akan meningkatkan stres pasien skizofrenia (Lidz,Fleck, & Comelison, 1965). Menurut Lidz (1965), skizofrenia juga merupakan defciency disease. Yang dimaksud dengan deficiency disease disini adalah gangguan ini muncul akibat kurangnya pengasuhan dan arahan untuk beradaptasi dari masa kanak-kanak ke arah hidupnya untuk menjadi orang dewasa yang mandiri (Lidz, Fleck,& Comelison, l965). Oleh ketiga tokoh tersebut, defisiensi ini dikelompokan menjadi tiga bagian, yaitu defisiensi pengasuhan orang tua, dimana biasanya anggota keluarga menjadi tidak mampu untuk mencapai otonomi diri. Defisiensi yang kedua adalah kegagalan keluarga sebagai institusi sosial untuk menggali kemampuan anak, menciptakan lingkungan keluarga yang bebas konflik, serta memberikan peran yang sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Defisiensi yang terakhir adalah adanya kerusakan atau gangguan pola komunikasi dan budaya dalam keluarga Beberapa penelitian menemukan bahwa pola komunikasi yang salah dari orang tua secara signifikan memainkan peranan dalam etiologi/penyebab munculnya skizofrenia. Penelitian ini dilakukan untuk melihat latar belakang keluarga pasien skizofrenia. Yang dimaksud dengan latar belakang keluarga, meliputi karakteristik orang tua; fungsi keluarga yang mencakup pengasuhan orang tua, fungsi keluarga sebagai institusi sosial, serta fungsi keluarga dalam transmisi komunikasi dan teknik adptasi; dan gaya komunikasi yang digunakan oleh keluarga, mencakup double bind, serta ekspresi emosi. Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang memiliki anak dengan diagnosa skizofrenia. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap kedua orang tua pasien skizofrenia. Hasil penelitian ini adalah, bahwa ketiga keluarga memilikj keunikan karakteristik orang tua. Kesamaan karaktenstik yang menonjol dari sosok ayah adalab sikap tidak mau terpengaruh oleh kebutuhan anak. Sedangkan karakteristik yang menonjol dari sosok ibu adalah memanjakan anak Dari ketiga keluarga, satu keluarga secara menonjol menampilkan kegagalan dalam menjalankan fungsi keluarga, sedangkan dua keluarga lainnya walaupun tidak menonjol tetap mengarah kepada kegagalan fungsi keluarga, yaitu adanya dekctive transmission of instrumenral techniques. Ketiga keluarga juga memiliki kecenderungan untuk melakukan double bind pada anak-anak, dengan tidak konsistennya reward dan punishment yang diberikan Hasil lainnya menunjukkan bahwa dua dari tiga keluarga responden menampilkan ekspresi emosi yang tinggi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38487
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Chaira Maulanisa
"Kanker payudara merupakan kanker paling umum pada wanita di seluruh dunia
dengan insiden lebih dari dua juta orang setiap tahunnya. Kanker payudara
stadium lanjut lokal adalah jenis kanker payudara invasif yang terbatas pada
payudara regional dan kelenjar getah bening. Salah satu terapi adalah kemoterapi
neoadjuvan (KN) yang efikasinya dapat dievaluasi secara respons patologis
dengan Miller Payne. Penting untuk mengidentifikasi biomarker sebagai prediktor
respons patologis setelah KN. Limfosit CD8+ diperiksa sebagai prediktor
keberhasilan KN lanjut lokal. Dengan menggunakan metode cross-sectional,
penelitian ini dilakukan di laboratorium patologi anatomi dan divisi bedah
onkologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo antara bulan Januari-Juni 2022.
Subjek penelitian ini adalah pasien kanker payudara stadium lanjut lokal yang
menjalani operasi pengangkatan payudara dengan terapi KN dari bulan September
2015- Februari 2022. Subjek penelitian ini didominasi luminal B, grade 2, ER+
dan kemoterapi berbasis antrasiklin. Ekspresi limfosit CD8+ tinggi dan tidak ada
hubungan dengan faktor klinikopatologi. Sebagian besar pasien memberikan
respon patologis positif terhadap kemoterapi dan terdapat hubungan yang
bermakna antara ekspresi limfosit T CD8+ dengan respon patologis Miller-Payne.
Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai ekspresi limfosit CD8+ sebagai faktor
prediktif dalam respon kemoterapi neoadjuvan.

Breast cancer is the most common cancer in women worldwide with an incidence
of more than two million people annually. Locally advanced breast cancer is a
type of invasive breast cancer limited to the regional breast and lymph nodes. One
of the treatments is neoadjuvant chemotherapy (NC) whose efficacy can be
evaluated by the Miller Payne method. It is important to identify biomarkers to
predict pathological responses after NC. CD8+ lymphocyte was examined as a
predictor of advanced local NC successfulness. Using cross-sectional method, this
research was done in the laboratory of anatomical pathology and division
surgical oncology RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo between January-June 2022.
The subjects were locally advanced breast cancer patients who received
neoadjuvant breast removal surgery from September 2016- February 2022. 35 out
of 40 subjects had clinical stage T4 mostly NST, luminal B, grade 2, ER+ and
anthracycline-based chemotherapy. The expression of CD8+ lymphocytes was
high and there was no association with clinicopathological factors. Most of the
patients respond positively to chemotherapy and there is a significant relationship
between the expression of CD8+ T lymphocytes with Miller Payne pathological
response. Further research on CD8+ lymphocyte expression
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filipus Dasawala
"Kemoterapi neoajuvan (KNA) merupakan salah satu modalitas terapi pada kanker payudara lanjut lokal (KPD-LL). Beberapa studi telah menunjukkan KNA dapat meningkatan kesintasan keseluruhan bila didapatkan respons patologis komplet, namun efektifitasnya dihambat oleh kemoresistensi yang dapat dimediasi oleh P-glycoprotein (Pgp). Tujuan dari studi ini adalah untuk mengkaji hubungan antara ekspresi Pgp dengan respons terhadap KNA pada pasien KPD-LL. Studi kohort prospektif multisentra dilakukan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RSUD Koja pada periode September 2018 sampai Mei 2019. Analisis imunohistokimia dilakukan pada sampel biopsi untuk menilai ekspresi Pgp secara semikuantitatif. Respons klinis dinilai pascakemoterapi tiga siklus dengan menggunakan kriteria WHO. Subjek yang dinilai operabel pascaKNA menjalani operasi mastektomi radikal modifikasi. Respons patologis dinilai pada spesimen bedah dengan menggunakan kriteria Miller-Payne. Pgp didapatkan positif pada 21/27 subjek (77,8%) dan lemah/negatif pada 6/27 subjek (22,2%). Respons patologis komplet hanya didapatkan pada satu pasien dengan Pgp negatif. Tidak ada perbedaan secara statistik antara subjek dengan Pgp positif dan Pgp negatif dalam hal respons klinis maupun respons patologis. Hasil studi ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien KPD-LL mengekspresikan Pgp, namun Pgp tidak dapat digunakan sebagai prediktor respons terhadap KNA, baik klinis maupun patologis.

Neoadjuvant chemotherapy (NACT) is one of the modalities used to treat locally advanced breast cancer (LABC). Studies have shown that it can improve overall survival if pathological complete response is achieved, but it is impeded by chemoresistance of which can be mediated by P-glycoprotein (Pgp). The aim of this study is to explore the association between Pgp expression and response to NACT. A multicenter prospective cohort study was carried out in Dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital and Koja General Hospital from September 2018 to May 2019. Immunohistochemical analyses of the biopsy samples were done to semiquantitatively measure Pgp expression. Clinical response was evaluated after three cycles NACT using WHO response criteria. Subjects, who were deemed operable post-NACT, underwent modified radical mastectomy. Afterwards, the surgical specimens were evaluated for pathological response following Miller-Payne criteria. Pgp was strongly expressed in 21/27 subjects (77.8%) and weak/negative in 6/27 subjects (22.2%). pCR was seen only in one Pgp negative subject. There was no difference between Pgp positive and negative subjects in terms of clinical response and pathological response. The results show, Pgp is expressed in the majority of LABC patients, but it cannot be used as a predictor of response to NACT, either clinically or pathologically.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>