Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kemas Abdurrohim
Abstrak :
Poli Akupunktur RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta sudah berdiri selama 40 tahun. Sejak tahun 1999, pihak manajemen ingin memberikan layanan yang dapat memuaskan pelanggan. Untuk mencapai tujuan tersebut Poll Akupunktur RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta hams merancang strategi yang tepat pada masa yang akan datang, sehingga perlu mengetahui kesenjangan antara harapan pasien dan kenyataan layanan yang diterima. Penelitian ini menganalisis kepuasan pasien obesitas Poli Akupunktur RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, yang diukur berdasarkan komposit variabel lima dimensi mutu yaitu reliability, responsiveness, assurance, emphaty dan tangibles dengan cara membandingkan antara harapan dan kenyataan layanan yang diterimanya. Dikatakan puas, jika kenyataan layanan yang diterimanya lebih dari atau sama dengan harapannya. Jika kenyataan layanan yang diterimanya kurang dari harapan disebut tidak puas ( Zaithaml, Parasuraman dan Berry, 1990 ). Selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan kuadran `importance and performance analysis' yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan aspek-aspek layanan yang telah dilaksanakan Poli Akupunktur RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Disamping itu peneliti juga ingin mengetahui hubungan antara karakteristik pasien dan karakteristik layanan terhadap tingkat kepuasan pasien. Penelitian yang berlangsung bulan Februari hingga April 2003, menggunakan rancangan belah lintang ( cross sectional ) dengan jumlah responden 104 orang dan pengambilan sampel dilakukan dengan cara quota sampling pada pasien obesitas yang berkunjung ke Poli Akupunktur RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Hasil penelitian menunjukkan proporsi pasien obesitas yang tidak puas terhadap layanan sebesar 67,3%. Tingkat kesesuaian antara harapan dan kenyataan layanan yang diterima rendah pada aspek kelengkapan, kesiapan dan kebersihan peralatan serta aspek kejelasan informasi. Setelah dilakukan pengujian variabel independent dengan Kai Kuadrat, maka diperoleh hubungan yang bermakna antara usia dan tarip dengan kepuasan pasien. Berdasarkan importance and performance analysis yang dilakukan, beberapa aspek yang menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan yaitu : kelengkapan, kesiapan dan kebersihan peralatan dan kejelasan informasi dari petugas. Sedangkan beberapa aspek yang harus dipertahankan antara lain pengetahuan dan kemampuan dokter dalam menetapkan diagnosis, keterampilan dokter, perawat dan petugas lain dalam bekerja serta kemampuan dokter dan perawat untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien. Daftar bacaan : 26 ( 1988 - 2002 )
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11367
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachma Dewi
Abstrak :
Kesehatan merupakan hak azasi setiap orang, hal ini telah ditetapkan pada piagam PBB tahun 1948. Salah satu upaya pemerintah dalam memenuhi hak warga negara untuk mendapatkan derajat kesehatan yang optimal yaitu dengan dibangunnya puskesmas dipelosok seluruh wilayah Republik Indonesia baik di perkotaan maupun di pedesaan. Puskesmas sebagai unit pelayanan terdepan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga mempunyai daya ungkit terhadap derajat kesehatan. Setelah terjadi krisis ekonomi, beban pembiayaan kesehatan menjadi semakin berat terutama disebabkan oleh inflasi yang sangat tinggi. Hal ini akan menambah beban biaya kesehatan yang berasal dari pemerintah . Oleh sebab itu perlu dicari cara untuk memobilisasi cumber dana dari masyarakat dan swasta. Salah satu cara yaitu dengan penyesuaian tarif pelayanan puskesmas. Tetapi untuk melaksanakan hal tersebut maka kemampuan dan kemauan masyarakat membayar pelayanan kesehatan di puskesmas hams diketahui terlebih dahulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran kemauan pasien membayar pelayanan kesehatan (WTP) di puskesmas Sukmajaya serta hubungannya dengan karakteristik pasien, kemampuan membayar (ATP) , persepsi pasien terhadap mutu dan manfaat pelayanan puskesmas. Penelitian ini merupakan penelitian crossecsional dengan pendekatan deskriptif-analitik. Data dikumpulkan melalui wawancara terpimpin dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun kepada responden yang merupakan pengunjung atau pasien puskesmas . Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemauan dan kemampuan pasien membayar pelayanan kesehatan di puskesmas jauh melebihi tarif yang berlaku saat ini berdasarkan PERDA kota Depok. Hal ini menunjukkan bahwa pasien atau masyarakat bersedia membayar lebih bila manfaat yang dirasakannya besar Kemampuan membayar bila dilihat dari ATP1 (ajan,rokok,kosmetik dll) berperan dalam menentukan besarnya WTP pasien, sedangkan kemampuan yang dilihat dari ATP2 (pesta, rekrasi,nonton dll) tidak berpengaruh terhadap besarnya WTP. Hal yang berperan dalam menentukan besarnya kemauan membayar yaitu ;persepsi pasien terhadap manfaat pelayanan, pendapatan responden, pendidikan istri, dan umur responden. Untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas maka perlu penambahan tenaga medis maupun para medis. Selain itu status puskesmas diubah menjadi puskesrnas swakelola diharapkan puskesmas dapat mengelola keuangannya secara mandiri dan bertanggung jawab. Penyesuaian tarif berdasarkan ATP-WTP masyarakat merupakan salah satu cara untuk mengatasi kekurangan Jana operasional puskesmas dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan. Dan PEMDA Kota Depok .diharapkan dapat meningkatkan anggaran kesehatan untuk promotif dan preventif.
Health has been stipulated in the Charter of the United Nation in 1948 as one of the human fundamental rights. To pursue the optimal degree of the people well being the Government has exerted every efforts to established the Community Health Center - Puskesmas -throughout every corner of the Republic, in the urban as well as in the rural areas. Puskesmas as the center of the Public health care services in Indonesia is demanded to extend high quality and liable medical treatments to the patients, until a better degree of the community health condition could be achieved. The recent prolonged economic crises that increased the prices of medicines and the costs of public health services in general. Due to this heavy economic burden, the budget for the community health care allocated by the Government to the Puskesmas has been limited. This might further minimize the quality oh the services provided, In order to regain the good standard of medical treatments, it would therefore be necessary to find out new sources of funds or new concepts how to raise finds from the public. A proposal that could be adopted is to adjust the present health fee tariff at the Puskesmas. However, in order to make this method more acceptable an implacable, a sophisticated and more comprehensive survey should be undertaken to investigate the ability and the willingness of the patients and community to pay the services and the medical treatments provided by Puskesmas. The purpose of this research is to obtain the profile of the patients willingness to pay (WTP) at Sukmajaya Puskesmas and its coorelation with the patients characteristic, the patients ability to pay (ATP) ; the patients perception towards the quality and benefit of the services given. This survey describes cross sectional investigation frame work in a descriptive - analytical approach. Data collections is obtained through guided interviews using a pre -designed questionnaire to the respective respondents, who were visitors or patients of the Puskesmas. The result of the survey have shown that the ability and willingness to pay for the medical services given by Puskesmas have far exceeded the current effective tariff as laid down in the PERDA of the Depok Regency. This has obviously indicated that the patients and the community do not hesitate to pay more whenever they believe the benefit will better. ATP1 that was measured by non essential spending (buying snacks, cigarettes, cosmetics, etc) influences the patients WTP, while ATP2 measured by other non essential spending (recreation, party, cinema, etc) did not affect patients WTP. The tendency to pay more above the present tariff as determined by the patients perception towards the benefit of the services, the income bracket of the patients, the educational level of the housewives, and the age of the respondents. It is therefore expected that this survey result would be a useful input to the respective Dinas Kesehatan Depok and the competent authority of Depok Regency to reconsider future policy in the betterment of the Health Care Services, particularly the policy pertaining to Puskesmas tariff. This study suggest that it is necessary for Puskesmas to add health care providers in order to increase its services. Also in order to increase public participation in health financing. It is recommended that Puskesmas should be independently managed by itself and set its tariff according to the patient ATP-WTP.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Noviati
Abstrak :
Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo merupakan rumah sakit pemerintah. Kunjungan pasien di Instalasi Gawat Darurat rata-rata perhari 78 pasien. Persentase jumlah kunjungan tahun 1999-2000 kasus non bedah 21286 (94,06%) dan bedah 1344 (5,94%), tahun 2000-2001 kasus non bedah 26664 (91,21%) dan kasus bedah 2570 (8,79%) serta tahun 2002 kasus non bedah 27653 (93,18%) dan kasus bedah 2025 (6,82%). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kepuasan dan melihat bagaimana hubungan antara kepuasan melalui pengukuran harapan dan persepsi pasien. Penelitian menggunakan rancangan penelitian manajemen data primer dengan pengisian kuisioner oleh pasien yang datang berobat ke gawat darurat . Untuk kuisioner A (harapan) kemudian dilanjutkan pertanyaan B (persepsi) setelah pasien dirawat 1 hari Jumlah sampel sebanyak 100 responden. Variabel independen yang dianalisis adalah karakteristik pasien diantaranya jenis kelamin, umur dan persepsi pasien berdasarkan 5 (lima) dimensi service quality serta variabel dependennya adalah kepuasan pasien. Data yang dikumpulkan diolah secara kuantitatif. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis Univariat, bivariat (uji chi-square) serta analisis Kartesius. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi pasien yang puas seimbang dengan yang tidak puas, yaitu 50 %. Karakteristik pasien yang lebih banyak adalah umur < 25 tahun (76,2%). Uji bivariat dengan chi-square secara garis besar didapat karakteristik pasien yang berhubungan dengan harapan adalah umur pasien, pendidikan dan penghasilan pasien, sedangkan yang berhubungan dengan persepsi adalah umur dan jenis kelamin. Adapun hasil uji chi-square antara karakteristik pasien dengan tingkat kepuasan pasien didapatkan hubungan yang bermakna pada umur pasien dan penghasilan. Analisis kartesius menempatkan sebagai bagian prioritas utama adalah faktor tempat parkir, petunjuk arah IGD, ruang tunggu yang luas dan nyaman , perawat berpenampilan rapi dan bersih, perawat membantu pasien menghadapi masalah dengan cepat tanggap terhadap keluhan, penampilan dokter menimbulkan percaya, dokter dan perawat ramah senyum dan sopan, dokter memahami dan memberi kesempatan konsultasi sesuai kebutuhan pasien. Untuk bagian pertahankan prestasi dimana pasien merasa puas adalah faktor ruang tunggu yang baik dan bersih, pelayanan sesuai dengan prosedur yang tidak berbelit-belit, pasien tidak menunggu lama, perawat dan dokter berperilaku baik, dokter memiliki kemampuan dalam menangani pasien, petugas tidak pilih kasih. Dari hasil penelitian, saran untuk semua pihak terkait untuk memperhatikan pasien yang mempunyai harapan tinggi tetapi berpersepsi rendah, dimana hal tersebut menggambarkan tingginya tingkat ketidak puasan pasien. ...... Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo (RSUD PASAR REBO) represent governmental hospital in which the percentage from total visitor's patient in the emergency room are 78 patients everyday. Percentage sum up visit of year 1999-2000 case of non surgical operation 21286 (94,06%) and surgical operation 1344 (5,94%), year 2000-2001 case of non surgical operation 26664 ( 91,21%) and the case operate on 2570 ( 8,79%) and also year 2002 case of non surgical operation 27653 ( 93,18%) and the case operate on 2025 (6,82%). This research aim to get picture mount satisfaction and see how relation between satisfaction through patient measurement of expectation and perception use design management data research of primary with admission questionnaire filling by incoming patient in the emergency room. Questionnaire A (hope) then continued questionnaire B (perception) after patient to be cared one day sum up sample as much 100 respondents. Independent variable which the analyst characteristic of patient that is gender, age and patient perception pursuant to 5 (five) of dimension service quality and also dependent variable patient satisfaction. Data collected to be processed quantitatively. Analysis of statistic is using Univariat analyzed, Bivariate (chi-square test) and also Cartesius analisys. Result of this research show that proportion of well-balanced satisfied patient with dissatisfying, that is 50 %. Characteristic of Patient which is more amount age < 25 year ( 76,2%). Test of Bivariate by chi-square marginally got characteristic of patient which deal with expectation old age patient, education and patient production, which deal with perception age and gender as for result chi-square among characteristic' of patient with storey level of patient satisfaction got relation having a meaning age of patient and production. Now, the result of the chi-square test between patient's characteristics with patient's satisfaction level found the meaningful connection on patient's age and salary. Cartesius analysis place as shares of especial priority factor of place parking area to emergency room, large waiting room and convenience, nurse of have natty appearance and the cleanness, nurse assist patient face problem swiftly listen carefully to sigh, appearance of doctor generate trust, friendly nurse and doctor smile and respectably, doctor comprehend and give a break consultancy according to patient requirement. To maintain the prestigious of patient's satisfaction are factor clean waiting room and good one, services on schedule and procedural not many handicap, doctors and nurses are always hospitable and delight. Base on the research it is suggested to all who might concern to give more attention to patient with high expectation but with low perception, where as it described the high level of patients unsatisfaction.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13135
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library