Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hastuti M. Airlangga
Abstrak :
Penilaian yang objektif dengan menggunakan metode penerapan dan instrumen penilaian yang baku sangat diutamakan demi tercapainya pelayanan yang bermutu. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan ini terdiri dari (1) Pedoman Studi Dokumentasi Asuhan Keperawatan yang disebut Instrumen A, (2) Angket yang ditujukan kepada pasien dan keluarga untuk memperoleh gambaran tentang persepsi pasien terhadap mutu asuhan keperawatan yang disebut Instrumen B, (3) Pedoman Observasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan selanjutnya disebut Instrumen C.

Ketiga instrumen ini satu sama lainnya saling terkait, dimana dua instrumen yang mullah dianalisis dan dinilai adalah instrumen A dan instrumen B. Kedua instrumen tersebut dapat dinilai melalui penelaahan. Untuk mengetahui perbedaan mutu asuhan keperawatan berdasarkan dokumentasi asuhan keperawatan dan persepsi pasien maka harus dilakukan penilaian mutu asuhan keperawatan di bagian rawat inap Siloam Hospital Lippo Karawaci.

Disain penelitian ini adalah survei dengan rancangan cross sectional. Data kuantitatif diperoleh melalui dokumentasi asuhan keperawatan dalam bentuk cek list dan angket persepsi pasien. Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari instrumen evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan di rumah sakit yang telah diterbitkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2005. Sampel sebanyak 98 dokumen asuhan keperawatan dan 98 pasien yang minimal telah dirawat selama 3 hari di Bagian Rawat Inap Siloam Hospital Lippo Karawaci.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu asuhan keperawatan berdasarkan telaah dokumentasi asuhan keperawatan dapat dinilai dengan memberikan angketlkuisioner kepada pasien. Dan hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa mutu asuhan keperawatan pada pendokumentasian asuhan keperawatan berdasarkan pengkajian, diagnosa, perencanaan, evaluasi dan catatan asuhan keperawatan dapat dinilai dengan memberikan angketlkuisioner kepada pasien. Namun metoda penilaian ini tidak dapat diterapkan pada aspek tindakan keperawatan.

Adapun mute asuhan keperawatan berdasarkan telaah dokumentasi asuhan keperawatan dan telaah persepsi pasien menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna dan masuk dalam kategori baik. Penilaian mutu asuhan keperawatan berdasarkan telaah persepsi pasien terbukti tidak ada perbedaan yang bermakna pada aspek pengkajian, diagnosa, perencanaan, evaluasi dan catatan asuhan keperawatan. Dan terbukti ada perbedaan yang bermakna pada aspek tindakan keperawatan. Persepsi pasien terhadap dokumentasi asuhan keperawatan masuk dalam kategori baik pada aspek pengkajian, diagnosa, perencanaan dan catatan asuhan keperawatan, sedangkan pada aspek tindakan dan evaluasi keperawatan masuk dalam kategori yang buruk.

Berdasarkan hasil penelitian ini maka pihak manajemen Siloam Hospital Lippo Karawaci khususnya bagian keperawatan disarankan untuk melakukan penilaian mutu asuhan keperawatan terhadap aspek tindakan keperawatan melalui observasi dengan menggunakan instrumen C, sedangkan pada aspek evaluasi keperawatan agar tercapai mutu asuhan keperawatan yang berhasil guna sebaiknya dilakukan supervisi terhadap proses pendokumentasian asuhan keperawatan
Objective assessment by using applicable method and valid instrument assessment are really needed to reach a qualified service. The evaluation instrument for applicable nursing lead support standard are (1) studies catalog for nursing lead support assessment alias Instrument A, (2) quitioners for the patient and family to get the description of patient perception for nursing lead support quality alias Instrument B, (3) observation studies of the applicable of nursing action alias Instrument C.

The instrument is connected to each other, the instrument A and Instrument B are the easy instrument to analyses and to make an assessment by seeing through. To know the different of nursing lead support quality based on nursing documentation lead support and patient perception, we should make an assessment for nursing lead support at inpatient department of Siloam Hospital Lippo Karawaci.

The used design was a survey with cross sectional. And utilized method are quantitative and the data came from documentation of nursing lead support and patient perception quitionare. The used documentation was the modification from the standard of nursing lead support process evaluation instrument in the hospital, was issues from Healthcare Departement Republic of Indonesia in 2005. The sample research was 98 documentation of nursing Iead support, and the patient that cared minimal 3 days.

The result indicated that the quality of nursing lead support based on see through documentation of nursing lead support are assess able by giving a quitionare to the patient. The bivariat analysis implied that the quality of nursing lead support was able to assess by nursing studies, nursing diagnose, nursing plan, nursing evaluation dan nursing lead support record based on documentation of nursing lead support by giving an quitionare to the patient. But the result indicated that the nursing act was dissable using this methode.

Otherwise, the quality of nursing lead support based on see through nursing documentation lead support and see through the patient perception are showing un different meaning in the good category. The quality assessment of nursing lead support based on see through the patient perception are showing the different meaning in nursing studies, nursing diagnose, nursing plan, nursing evaluation and nursing lead support note. For there more, that in the nursing act are showing a different meaning. The patient perception by nursing documentation Iead support are in the good category in the aspect nursing studies, nursing diagnose, nursing plan and nursing lead support note, otherwise, in the nursing act aspect are in the worst category.

Based on this research, are recommended to the Siloam Hospital Lippo Karawaci specially in nursing management, to reach the quality assessment in nursing lead support for nursing act aspect, to make an assessment better using the observation methode or using the instrument C, otherwise in the nursing evaluation aspect, to reach the applicable nursing quality lead support the nursing management should do the supervision in nursing documentation lead support process.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cattleya Ananda Vilda
Abstrak :
Pada era pandemi COVID-19 timbul sebuah anggapan dimana pasien menganggap pengobatan yang mereka jalani menjadi kurang aman diakibatkan tingginya penyebaran COVID-19. Berdasarkan data Rumah Sakit Kartika Husada Setu, ditemukan penurunan jumlah kunjungan pasien rawat jalan, apabila dibandingkan sebelum pandemi COVID-19 sebanyak 42%. Diperlukan sebuah analisis berdasarkan persepsi pasien mengenai pelaksanaan keselamatan  terhadap minat kunjung ulang pada unit rawat jalan pada  Rumah Sakit Kartika Husada Setu berdasarkan domain keselematan pasien yang tertuang dalam perangkat kuisioner PMOS. Penelitian ini adalah studi cross sectional dengan mengukur persepsi pasien tentang keselamatan pasien menggunakan kuisioner PMOS dengan responden sebanyak 318 responden. Didapatkan hubungan signifikan dan pengaruh positif antara persepsi pasien tentang rasa hormat, akses terhadap sumber daya, alur informasi dan pelatihan staf terhadap minat kunjung ulang pada rawat jalan RS Kartika Husada Setu. ......The concern regarding safety on hospital has emerged during COVID-19 pandemic has emerged in patients. According to Kartika Husada Setu Hospital’s data, there is 42% decrease in outpatient unit, compared before COVID-10 pandemic. It become required an analysis regarding patient perception about patient safety to revisit intention of outpatient unit in Kartika Husada Setu Hospital. This study is cross sectional study to measure patient perception regarding patient safety using PMOS quisionnaire with 318 respondents. There is significance and positive impact between patient perception and dignity, access to resource, information flow and staff training to revisit intention of Kartika Husada Setu Hospital.

 

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Rahmi
Abstrak :
Rumah Sakit merupakan pusat rujukan. Orang yang datang ke rumah sakit sangat beragam, tetapi ada kesamaan antara mereka, yaitu mereka menginginkan dirinya dilayani dengan pelayanan yang terbaik, dimana kepuasan pasien merupakan tujuan pelayanan. Rumah Sakit M. Ridwan Meuraksa merupakan Rumah Sakit Kesdam Jaya. Persentase Jumlah Kunjungan Pasien Dinas di Poliklinik RS. TK. II M. Ridwan Meuraksa pada tahun 2001 adalah 75% dan pada tahun 2002 sebanyak 72.17%. Mengingat pelayanan terhadap pasien dinas merupakan tugas utama dan jumlah pasien dinas sangat banyak, serta selama ini belum diketahuinya keterkaitan faktor-faktor karakteristik pasien dinas dengan kepuasannya melalui pengukuran perbedaan (kesesuaian) harapan dan persepsi pasien tersebut, maka untuk itu dirasakan perlu melakukan penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis keterkaitan faktor-faktor karakteristik pasien dinas di poliklinik rawat jalan RS. TK. H. M. Ridwan Meuraksa pada tahun 2003 dengan kepuasannya melalui pengukuran perbedaan (kesesuaian) harapan dan persepsi pasien tersebut. Penelitian menggunakan desain cross sectional. Data primer melalui pengisian kuesioner oleh pasien dinas yang berobat di poliklinik rawat jalan RS. M. Ridwan Meuraksa sepanjang jam kerja pada bulan Juni 2003 dengan kriteria pasien adalah pasien dinas. Jumlah sampel sebanyak 450 responden. Variabel independen yang dianalisis adalah karakteristik pasien yaitu umur pasien, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status kelompok pasien, dan penghasilan, sedangkan variabel perantara meliputi persepsi dan harapan pasien berdasarkan 5 (lima) dimensi service quality serta variabel dependennya adalah kepuasan pasien. Data yang dikumpulkan diolah secara kuantitatif. Analisa statistik yang digunakan adalah analisa univariat, bivariat (uji Chi-Square) hingga multivariat (korelasi regresi) serta analisa kartesius. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi pasien yang puas seimbang dengan yang tidak puas, yaitu 50%, karakteristik pasien yang lebih banyak adalah umur ≥ 33 tahun (51.1%), laki-laki (54,0%), ≥ SMA (54.9%), Non militer (72,0%) dan penghasilan ≥ 850.000 rupiah (55.1%). Uji Bivariat dengan Chi-Square secara garis besar didapat karakteristik pasien yang berhubungan dengan harapan adalah umur pasien, sedangkan yang berhubungan dengan persepsi adalah umur pasien, status pasien, dan penghasilan. Adapun hasil Uji Chi-Square antara karakteristik pasien dengan tingkat kepuasan pasien didapatkan hubungan yang bermakna pada umur pasien, dan penghasilan. Untuk analisa multivariat didapatkan variabel umur yang paling dominan berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien, Analisa kartesius menempatkan sebagai bagian prioritas utama adalah faktor ketepatan waktu & kesesuaian jadwal dan kepastian dokter & jadwal pelayanan, sebagai bagian pertahankan prestasi adalah faktor tanggapan petugas & kecepatan pelayanan, informatif dan ketersediaan waktu konsultasi, sebagai bagian prioritas rendah adalah faktor kebersihan & kenyamanan dan sebagai bagian yang diberikan secara berlebihan adalah faktor keramahan dan kemudahan prosedur. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada semua pihak yang terkait untuk memperhatikan pasien yang mempunyai harapan tinggi tetapi berpersepsi rendah, dimana hal tersebut menggambarkan tingginya tingkat ketidakpuasan dari pasien.
Hospital is the center of reference. People who come to the hospital are various, but there are similarities between them, they want to get the best services for themselves, where the patient's satisfactions are the main purpose of services. M. Ridwan Meuraksa Hospital is Kesdam Jaya Hospital. The percentage from total visitors of official patient in Polyclinic RS TK. II M. Ridwan Meuraksa in 2001 is 75% and in 2002 is 72.17%. Considering to the official patient's services is the main duty and the amount of the official patients are so many, so far the connection between official patient?s characteristic and their satisfaction through differential expectation measurement and patient's perception are unknown yet, therefore there is necessary to do this research. The main purpose of this research is to know the analysis of the connection between official patients?s characteristic in Polyclinic RS Tk. II M. Ridwan Meuraksa in 2003 with their satisfaction through the differential expectation measurement and patients' perception. This research using cross sectional design. Primary data are from questioner by the official medical patient in Polyclinic Rawat Jalan M. Ridwan Meuraksa on all their duty time on June 2003 with patient's criteria is official patient. The amount of the sample is 450 respondents. Independent variable analyzed are patient's characteristic there are patient's age, gender, education background, group of status, and salary, where the mediator variable includes perception and expectation of the patient classified as 5 dimensions service quality with dependent variable is patient's satisfaction. The data that already collected processed in quantity. The statistical analysis is using univariat analysis, bivariat (Chi-square test) to multivariate (regression correlation) and Cartesius analysis. The final research indicate that satisfied patient's proportion are equal with the unsatisfied, there are 50%, the most patient's characteristic are from age more than 33 years old (51.1%), men (54.0%), more than Senior High School (54.9%), Non-military (72.0%) and salary with more that Rp. 850.000 (55A%). Bivariat test with Chi-square are commonly found patients characteristic that connected with expectations are patient's age, while connected with perception is patient's age, patient's status, and salary. The result of the chi-square test between patients characteristic and patient's satisfaction level found the meaningful connection on patients' age and salary. For multivariate analysis found that the most dominant age variable connected with patients' satisfaction level. Cartesius analysis place as a part of the main priority is accuracy of time & matching of schedule factor and certainty of doctor & schedule of service factor, as a part of achievement maintenance is performance of labor & velocity of service factor, communicate factor and consultation time factor, as a part of low priority is hygiene factor and pleasant factor, and as a part of offered more is familiar factor and simplify factor. Based on the research, it is suggested to all who might concern to give more attention to patient with high expectation but with low perception, whereas it described the high level of patients' unsatisfaction.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T10919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriana Rachmawati
Abstrak :
Persepsi keluarga terhadap kualitas hidup pasien stroke menjadi penting karena cara keluarga merawat dan memperlakukan pasien stroke akan sangat bergantung pada persepsinya terhadap kemampuan pasien, Perilaku pasien tergantung pada persepsi tentang kualitas hidupnya sendiri dan bagaimana pasien berespons terhadap stimulus dari lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan persepsi pasien, pasangan dan analmya tentang kualitas hidup pasien pasca stroke yang dirawat dirumah dan bagaimana koping pasien bila menghadapi persepsi tersebut. Aspek yang digunakan untuk menilai kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan pasien pasca stroke adalah status dan fungsi fisik, status psikologis, fungsi sosial serta gejala yang berkaitan dengan penyakit dan terapi. Koping pasien diukur dengan menilai strategi koping yang digunakan pasien terhadap penilaian kualitas hidupnya; baik oleh diri sendiri, pasangan maupun anakya. Disain penelitian yang digunakan adalah multi metode (mixed methode); yang merupakan gabungan metode kuantitatif dan kualitatif. Responden penelitian kuantitatif adalah pasien pasca stroke, pasangan dan anaknya yang berjumlah 93 orang sedangkan informan/subyek penelitian kualitatif adalah 12 orang diantaranya Data kuantitatif dianalisis menggunakan metode univariate analysis dan data kualitatif menggunakan manifest content analysis. Hasil penelitian menunjukkan secara kualitatif pasien dan pasangannya mempersepsikan kualitas hidup pasien adalah tinggi yang berarti pasien mampu beradaptasi dengan dampak penyakitnya atau rnengarah pada kesembuhan sedangkan anak pasien menganggap kualitas hidup pasien pada level sedang; artinya pasien belum sepenuhnya mampu beradaplasi dengan penyakitnya atau belum rnengarah pada kesembuhan. Hasil penelitian secara kualitatif temyata tidak sesuai dengan hasil kuantitatif karena hasil wawancara menyatakan pasien masih mempunyai mengalami banyak keterbatasan fisik, masalah psikososial dan gejala penyakit yang jelas. Strategi koping yang digunakan pasien terhadap kondisi stroke maupun persepsi diri tentang kualitas hidupnya adalah emotion atau problem focused coping dan campuran dari emotion dan problem focused coping.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brenda Carolinsia
Abstrak :
Salah satu dampak dari pandemi COVID-19 adalah penurunan jumlah angka kunjungan pasien di rumah sakit. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penurunan pendapatan bagi sakit. Di sisi lain, mutu pelayanan yang diselenggarakan oleh rumah sakit dapat memengaruhi persepsi pasien akan pelayanan rumah sakit, dan pada akhirnya dapat mempengaruhi minat pasien untuk melakukan kunjungan ulang ke rumah sakit tersebut. Populasi pada penelitian ini adalah rata-rata jumlah kunjungan ulang pasien rawat jalan di Poliklinik RS Santo Antonio Baturaja periode Januari-Juni 2021 yaitu sebanyak 724 orang dan sampel sebanyak 270 responden. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan cross-sectional, uji statistik menggunakan uji Chi Square. Untuk analisis multivariat menggunakan analisis regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara dimensi tangible (P Value = 0,000, IK95% = 11,467-469,81), reliability (P Value = 0,006, IK95% = 4,561-231,59), responsiveness (P Value = 0,000, IK95% = 7,155-258,41), emphaty (P Value = 0,014, IK95%=2,869-117,45) dan assurance (P Value = 0,000, IK95%=8,320-322,49) dengan minat kunjungan ulang pasien rawat jalan di poliklinik RS Santo Antonio Baturaja pada masa pandemi COVID-19. Dimensi yang paling dominan adalah tangible (P Value = 0,001). Mayoritas persepsi responden sudah baik tentang mutu pelayanan kesehatan di Poliklinik Spesialis RS Santo Antonio pada masa Pandemi COVID-19. Namun, ada respons negatif pada dimensi Tangible terkait sterilitas, kelengkapan alat medis serta kebersihan kamar mandi pasien. Respons negatif pada dimensi Reliability berupa keluhan terhadap alur proses pendaftaran, ketepatan waktu mulai praktik dokter dan waktu tunggu pelayanan. Sehingga, rumah sakit perlu meningkatkan promosi pendaftaran rawat jalan secara Online, penambahan loket pendaftaran, menambah nurse station, dan mengupayakan peningkatan kepatuhan waktu mulai pelayanan spesialis oleh dokter spesialis melalui pemberian Reward and Punishment sebagai strategi jangka pendek untuk meningkatkan minat kunjungan ulang. Adapun strategi jangka panjang berupa program kerjasama rujukan dengan FKTP dan penambahan Poliklinik Geriatri. ......One of the impact of the COVID-19 pandemic is the decrease in hospital patient visit. This will in turn decrease the hospital’s income. On the other hand, the quality of the hospital services may affect the patient’s perception on the hospital’s quality of service, which will eventually affect the patient’s intent to revisit the hospital. This study aims to analyze the correlation between hospital service quality on outpatients’ intent to revisit the specialist polyclinic of Santo Antonio Hospital Baturaja. The population was the average number of outpatients revisiting the specialist polyclinic of Santo Antonio Hospital Baturaja for the January-June 2021 period, namely 724 patients. The number of samples were 270 respondents. This is a quantitative study using a cross-sectional design, with statistical tests using the Chi Square test. For multivariate is using multiple logistic regression analysis. The results showed that there was a relationship between tangible (P Value = 0.000, CI95% = 11.467-469.814), reliability (P Value = 0.006, CI95% = 4.561-231.590), responsiveness (P Value = 0.000, CI95% = 7.155- 258,411), empathy (P Value = 0.014, CI95%=2,869-117,453) and assurance (P Value = 0,000, CI95%=8,320-322,492) with the intent to revisit outpatient in Specialist Polyclinic of Santo Antonio Hospital during the COVID-19 Pandemic. The most dominant dimension is tangible (P Value = 0.001). The majority of respondents had a good perception of the quality of hospital services. However, there was negative responses on the Tangible dimension related to the sterility and completeness of medical devices in the examination room and the patient's bathroom. Negative responses on the Reliability dimension related to registration process, the timeliness of starting doctor practice and the waiting time for services. Hospitals need to make improvements to improve quality of hospital services. Thus, hospital need to increase the promotion of online registration, add registration counters, add nurse stations, and give specialist doctors rewards/punishment as a short-term strategy to increase outpatients’ intent to revisit. The long-term strategy is in the form of a referral collaboration program with general practitioners and the addition of a Geriatric Polyclinic.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Suryani
Abstrak :
Rumah sakit berupaya menciptakan mutu pelayanan yang terbaik sebagai salah satu faktor penentu citra di masyarakat. Perilaku caring perawat merupakan salah satu indikator mutu pelayanan yang diterima oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi persepsi pasien terhadap perilaku caring perawat di Rumah Sakit Ichsan Medical Centre Bintaro dengan desain potong lintang. Populasi adalah pasien rawat inap dengan pengambilan sampel random sampling sebesar 93. Data dianalisis dengan univariat sampai bivariat dengan analisis kai kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan persepsi pasien yang menjalani perawatan di rawat inap Rumah Sakit Ichsan Medical Centre Bintaro adalah kebutuhan caring (nilai p = 0,001) dan perilaku caring perawat (nilai p = 0,006). Terpenuhinya kebutuhan caring dan perbaikan perilaku caring perawat akan menjadikan persepsi pasien menjadi positif selama rawat inap.
The hospital strives to create the best quality of service as a determining factor for the image in society. Nurse caring behavior is one indicator of the quality of service received by the public. The purpose of this study was to determine the factors that influence patient perception to nurse caring behaviors in Ichsan Medical Centre Hospital Bintaro with cross sectional design. The population was inpatients with sampling random sampling of 93. Data were analyzed by univariate and bivariate by chi-square analysis. The results showed that associated factors with the perception of patients undergoing inpatient treatment at Ichsan Medical Centre Hospital Bintaro is caring needs (p value = 0.001) and the nurse caring behaviors (p value = 0.006). The fulfillment needs of caring and repair will make the nurse caring behaviors the perception become positive patients during hospitalization.
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Jakarta I, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Soedarmo
Abstrak :
Pelayanan kesehatan menjadi begitu penting di dalam kehidupan manusia, untuk memenuhi kebutuhan dasar ini berbagai upaya telah dilakukan. Kebutuhan masyarakat telah bergeser ke arah pelayanan kesehatan yang bermutu, oleh karena itu berbagai sarana pelayanan kesehatan telah dituntut bersifat proaktif. Karena mutu pelayanan kesehatan secara pasti dipengaruhi oleh sumber daya manusia (petugas kesehatan), peralatan dan sistem. Pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas adalah merupakan idaman setiap individu. Aktivitas pelayanan kesehatan menjadi sesuatu yang dinamis untuk dikupas karena keberadaannya sangat dipengaruhi oleh dominasi strata di dalam masyarakat. Kemampuan ekonomi, status, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya yang dimiliki individu sebagai anggota masyarakat, lebih memudahkan seseorang tersebut untuk mendapatkan pelayanan yang baik. PT Caltex Pacific Indonesia adalah perusahaan minyak yang beroperasi di Propinsi Riau, sejak awal berdirinya perusahaan tersebut sudah sangat menyadari bahwa kesehatan karyawan adalah hal yang sangat penting di dalam menunjang operasional perusahaan. Memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan karyawan, perusahaan melalui Bagian Kesehatan menyediakan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yaitu beberapa Rumah Sakit Perusahaan dan klinik-klinik kesehatan di daerah operasinya secara khusus diperuntukkan bagi kepentingan karyawan dan keluarga yang diakui oleh perusahaan. Sistim organisasi PT Caltex Pacific Indonesia, menetapkan status karyawan pada pembagian golongan kelas upah. Perbedaan golongan kelas upah tersebut berimplikasi pada kehidupan di dalam komunitas karyawan perusahaan. Strata karyawan yang terbentuk karena ketentuan organisasi ternyata juga mempengaruhi proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Perusahaan. Padahal peraturan perusahaan menetapkan bahwa setiap karyawan memperoleh hak pelayanan kesehatan yang sama dan tidak ada perbedaan dalam pelayanan kesehatan bagi karyawan. Studi ini dilakukan untuk lebih mengetahui mengenai aktivitas pelayanan kesehatan di rumah sakit perusahaan berkaitan dengan penggolongan kelas upah karyawan dan persepsi pasien terhadap pelayanan kesehatan serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola aktivitas pelayanan kesehatan tersebut. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan menggambarkan realitas sosial yang kompleks, dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan survey, wawancara mendalam terhadap responden yang adalah pasien karyawan PT CPI dan petugas kesehatan (dokter, paramedis,non paramedia) juga karyawan tetap PT CPI, serta melakukan pengamatan di rumah sakit perusahaan. Hasil temuan penelitian menunjukkan ada tiga (3) faktor yang mempengaruhi standar pelayanan kesehatan di rumah sakit yaitu : (1) Perbedaan Persepsi (pandangan); (2) Pengaruh Birokrasi Perusahaan; (3) Hubungan Informal. Rumah sakit perusahaan lebih mengacu pada lini perusahaan sehingga seluruh bentuk pelayanan kesehatan diorientasikan secara ketat pada peraturan-peraturan perusahaan. Kebijakan perusahaan yang tidak memberikan pelayanan berbeda, ternyata secara empiris telah memberi perbedaan dalam pelayanan kesehatan. Untuk mencapai pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kualitas, rumah sakit perusahaan termasuk petugas kesehatan harus mau mengubah paradigma pengelola rumah sakit perusahaan menuju ke arah rumah sakit perusahaan yang proaktif.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wimarti Yarsi
Abstrak :
Mutu jasa pelayanan kesehatan dan kepuasan pasien, khususnya pelayanan rumah sakit, akhir-akhir ini cukup menarik perhatian. Mutu pelayanan rumah sakit dalam persepsi pasien dapat dilihat dari penilaian pasien terhadap pelayanan yang mereka terima, dihubungkan dengan kepuasannya. Penulisan tesis ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang mutu pelayanan dalam persepsi pasien di RSUD Tangerang, khususnya pelayanan rawat jalan, dengan indikator kepuasan pasien dalam hubungannya dengan pelayanan tenaga; lingkungan, sarana /prasarana; dan peraturan yang berlaku di Instalasi rawat jalan. Selain itu juga ditinjau dari karakteristik pasien (umur, sex, pendidikan, penghasilan, penanggung biaya dan kecepatan mencapai rumah sakit). SeIama ini belum ada informasi tentang mutu pelayanan rawat jalan yang dapat digunakan sebagai umpan balik RSUD Tangeran Metoda yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif, dan bersifat cross sectional. Data pasien diperoleh dari survey yang dilakukan kepada 216 responden yang berasal dari pasien rawat jalan RSUD Tangerang selama 2 minggu pada bulan Juni 1996. Hasil penelitian menunjukkan, yang menyatakan puas terhadap pelayanan secara keseluruhan 68,4 %. Semua faktor pelayanan ( tenaga, lingkungan, dan peraturan yang berlaku) yang diukur, berperan dalam memberikan kepuasan pasien. Sedangkan untuk karakteristik pasien, hanya faktor pendidikan saja yang berperan dalam memberikan kepuasan pasien. Sebagai saran dikemukakan bahwa, yang dapat segera dilakukan adalah penyediaan rambu - rambu / petunjuk bagi pasien, ketepatan waktu pelayanan pemeriksaan dakter. Selain itu perlu ditingkatkan ketertiban antrian, keramahan para petugas dan pemakaian seragam tenaga bagian pendaftaran / pembayaran serta penerapan budaya senyum. Selanjutnya perlu diteliti lebih lanjut tentang produktifitas tenaga dan motivasi tenaga, serta sistem antrian di Instalasi Rawat jalan RSUD Tangerang.
The quality of care provided and the level of patient satisfaction are the core of many marketing strategies in health services, especially in hospital service as ever - more competitive markets. The patient perception in health care provided which related with their satisfaction, can be used as indicator of the hospital's service quality. The aim of this study is to obtain information regarding the health care provided quality, according to the patient perception in the Out Patient Unit of Tangerang District Hospital. Currently, there was no information from patient, which can be used as feedback for maintaining the hospital's service quality, especially in Out patient Unit. In obtaining the necessary information, this study conducted survey followed by 216 out patient, for 2 week on June 1996, and analyzed with quantitative approach. The results showed that 68,0 % of interviewer satisfied with care provided. All of the determinant of care provided (i.e. hospital's personnel, environment, regulation) contributed in influencing patient satisfaction. Characteristic patient just for education, that gift the same result. The suggestion is that, providing the information board for patient and punctuality of medical doctor. Besides, increasing queuing system, implementation of behavior standard {i.e. smile and friendliness ). Furthermore, this study can be continued with some studies of personnel productivity and motivation, queuing system in Out patient Unit of Tangerang District Hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harrina Erlianti Rahardjo
Abstrak :
ABSTRACT
Background: urinary tract infection (UTI) is often treated in daily practice as overactive bladder (OAB) by giving anticholinergic, the recommended treatment options of OAB. However, anticholinergic application for UTI symptoms relief has never been investigated. To our knowledge, this study was the first randomized trial which investigate anticholinergic use for UTI treatment. This study aimed to evaluate whether additional anticholinergic is beneficial alongside an empiric antibiotic therapy in reducing symptoms and tolerable for females with uncomplicated UTI. Methods: this was a randomized double-blind controlled trial that included female aged >18 y.o with uncomplicated lower UTI. Patients were randomly assigned to either solifenacin succinate 5 mg (group 1) or placebo (group 2) in addition to empiric levofloxacin 500 mg treatment for 3 days. Those with structural and/or functional abnormalities of the urinary tract and allergic reaction history were excluded. We observed changes in overactive bladder symptom score (OABSS), patient perception of bladder condition (PPBC) score, patient-reported symptoms and adverse events. Results: a total of 126 patients, 63 for each group, initiated the trial with median age of 44 (19-67) y.o. There were no differences of age, OABSS, and PPBC score between the 2 groups at baseline. We found significant (p<0.05) reduction of OABSS and PPBC score in both groups at the end of therapy; however the amount of reduction were not different between groups. In group 1 we found 22.2% of patients complained of dry mouth and 25.4%, 4.7%, 3.2% of patients complained of nausea, somnolence and constipation respectively. In group 2 we found 20.0%, 21.7% and 3.3% patients who complained of dry mouth, nausea, and somnolence respectively. One patient in group 2 experienced allergic reaction and was dropped out. Conclusion: we found no significant difference in OABSS and PPBC score reduction by adding anticholinergic to antibiotic therapy for females with uncomplicated UTI. There was no serious adverse event recorded.
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2018
610 UI-IJIM 50:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library