Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laretna T. Adishakti
Yogyakarta: Jogja Heritage Society, [date of publication not identified]
728 LAR d (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : World Bank Office Jakarta, , 2011
363.348 095 981 2 IND r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tutut Dwi Destyaning Tyas
Abstrak :
ABSTRAK Higashi Nihon Daishinsai yang melanda Jepang pada 11 Maret 2011 merupakan gabungan bencana alam gempa bumi dan tsunami serta bencana akibat kesalahan manusia, yaitu kecelakaan reaktor nuklir Pembangkit Tenaga Listrik Fukushima Daiichi. Di tengah kondisi pasca bencana yang minim fasilitas, masyarakat juga diresahkan oleh ancaman radiasi yang diakibatkan oleh kecelakaan nuklir. Keadaan pasca bencana tersebut menginspirasi penulis-penulis Jepang untuk memberikan dukungan moral melalui karya sastra. Karya sastra tersebut diantaranya puisi, teater film, kumpulan cerita pendek, novel dan lain sebagainya. Karya-karya yang mengangkat tema Bencana 3.11 kemudian dikenal dengan genre baru, yaitu Sastra Pasca Bencana (Shinsaigo Bungaku). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Sosiologi Sastra serta konsep Sastra Pasca Bencana untuk menganalisis masalah radiasi yang tercermin dalam novel Chikurin Shouja. Hasil penelitian menunjukkan adanya pembingkaian ulang terhadap gambaran keadaan pasca bencana dari media dan karya-karya yang muncul tepat setelah bencana. Pembingkaian ulang tersebut terlihat dari persepsi dan sikap tokoh yang berbeda dengan tokoh dalam karya Sastra Pasca Bencana terdahulu.
ABSTRACT Higashi Nihon Daishinsai which hit Japan on March 11, 2011 (3.11 Disaster) was a triplefold disaster of both natural disasters (earthquakes and tsunamis) and human eror disaster (Fukushima Daiichi Power Plant nuclear accident). Beside the material losses public was also troubled by the threat of radiation caused by the nuclear accident reactor at the Fukushima Daiichi nuclear power plant. The post-disaster situation inspired Japanese writers to provide moral support through literary work. These literary works include poetry, movie, theater, short stories, novels and etc. Those work know known as post-disaster literature (Shinsaigo Bungaku). This study uses qualitative methods with a sociological approach and post-disaster literary concepts to analyze how the radiation problems reflected in Chikurin Shouja. The results of this study indicate a re-framing description of post-disaster conditions from previous literary works. The re-framing can be seen from the radiation perceptions showed by characters in Chikurin Shouja and characters in the previous post-disaster literary works.
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2019
T52439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Misana
Abstrak :
Pada tanggal 11 Maret 2011, Jepang dilanda bencana alam gempa bumi dan tsunami, yang kemudian diikuti dengan insiden kebocoran pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima. Rentetan bencana itu selanjutnya memberikan pengaruh dalam tiap aspek kehidupan masyarakat Jepang, termasuk juga di dalamnya adalah aspek sastra. Penulis-penulis Jepang mengekspresikan tanggapan mereka atas peristiwa bencana tersebut dengan berbagai macam cara. Umumnya karya-karya mereka menitikberatkan pada trauma korban dan kondisi sosial pasca bencana, khususnya kondisi yang berhubungan dengan peristiwa kebocoran PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di Fukushima. Penulis tertarik untuk mengkaji tanggapan-tanggapan yang diberikan oleh para penulis Jepang terkait dengan bencana Higashi Nihon Daishinsai tersebut. Beberapa tanggapan tersebut dituangkan dalam bentuk cerita pendek yang secara tidak langsung merefleksikan isi hati para penulis sebagai bagian dari masyarakat Jepang. Kumpulan cerita pendek tersebut diterbitkan dalam satu buku yang berjudul 「それでも三月は、また」(Soredemo sangatsu wa, mata). Tiga belas dari lima belas cerita pendek yang ada di dalamnya, yaitu #12300;不死の島」(Fushi no Shima) karya Tawada Yoko,「おまじ ない」(Omajinai) karya Shigematsu Kiyoshi, 「夜泣き帽子」(Yonaki boushi) karya Ogawa Yoko, 「神様2011」(Kamisama 2011) karya Kawakami Hiromi, 「三月の 毛糸」(Sangatsu no Keito) karya Kawakami Mieko, 「ルル」(Lulu) karya Ishii Shinji, 「美しい祖母の聖書」(Utsukushii Sobo no Seisho) karya Ikezawa Natsuki, 「ピース」 (Piisu) karya Kakuta Mitsuyo,「十六年後に泊まる」(Jyuuroku Nen go ni Tomaru) karya Furukawa Hideo,「日和山」(Hiyoriyama) karya Saeki Kazumi , 「ユーカリの小 さな葉」(Yuukari no Chiisana Ha) karya Murakami Ryu, dan 「惨事のあと、惨事の まえ」(Sanji no Ato, Sanji no Mae) karya David Peace. Kesamaan yang terdapat dalam cerita-cerita pendek tersebut adalah adanya deskripsi mengenai kondisi sosial dan trauma pasca Higashi Nihon Daishinsai. Penulis berencana untuk menganalisis kondisi sosial dan trauma pasca bencana dalam cerita-cerita pendek tersebut, dan menghubungkannya dengan kondisi masyarakat yang sesungguhnya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologis yang berangkat dari keyakinan bahwa sastra adalah cerminan dari kondisi masyarakat;
On March 11 2011, Japan has experienced a strong earthquake and tsunami which was followed by a nuclear meltdown in Fukushima. Those disasters gave an impact to every aspect of Japanese life, including literature aspect. The Japanese writers expressed their thoughts about the disaster in certain ways. Their works are often emphasized on victim?s trauma and social condition after disaster, particularly the condition which is related to the meltdown of nuclear power plants in Fukushima. I am interested in reviewing the writer?s thought regarding Higashi Nihon Daishinsai?s disaster. Some of the thoughts were written in the form of short stories which reflected the writers thought as a member of Japanese society. Those short stories were published in a collection titled 「それでも三月は、また」(Soredemo sangatsuwa, mata). Thirteen of fifteen short stories inside are:「不死の島」(Fushi no Shima) written by Tawada Yoko,「おまじない」(Omajinai) written by Shigematsu Kiyoshi, 「夜泣き帽子」(Yonaki boushi) written by Ogawa Yoko, 「神様2011」(Kamisama 2011) written by Kawakami Hiromi, 「三月の毛糸」(Sangatsu no Keito) written by Kawakami Mieko, 「ルル」(Lulu) written by Ishii Shinji, 「美しい祖母の聖書」 (Utsukushii Sobo no Seisho) written by Ikezawa Natsuki, 「ピース」(Piisu) written by Kakuta Mitsuyo,「十六年後に泊まる」(Jyuuroku Nen go ni Tomaru) written by Furukawa Hideo,「日和山」(Hiyoriyama) written by Saeki Kazumi , 「ユーカリの小さ な葉」(Yuukari no Chiisana Ha) written by Murakami Ryu, and 「惨事のあと、惨事 のまえ」(Sanji no Ato, Sanji no Mae) written by David Peace. The resemblance between those short stories is a presence of a description about social condition and trauma after Higashi Nihon Daishinsai. I intended to analyze the social condition and trauma inside those short stories and relate it to the real condition inside Japanese society. This research is a qualitative research with a sociological approach with a belief that literature is a reflection of society?s condition.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masyuri Kurniawan
Abstrak :
Meningkatnya jumlah penduduk di kota menyebabkan menjamurnya permukiman informal, salah satunya berupa kampung kota yang dikenal dengan kepadatan bangunan dan penggunaan material semi permanen pada bangunannya. Kondisi tersebut membuatnya rentan terhadap bencana kebakaran akibat arus listrik. Sebagai bentuk bantuan, pemerintah membangun kembali rumah yang rusak. Namun, tidak ada parameter berkelanjutan yang dapat mengatur standar fisik bangunan untuk pembangunan kembali pasca kebakaran. Dalam studi ini, proses pembangunan kembali dua desa, Kampung Duri dan Kampung Kwitang, akan dibandingkan untuk menyimpulkan aspek-aspek apa yang dapat dijadikan ide dalam menyusun parameter. Penelitian ini menunjukkan bahwa jangka waktu bantuan, jenis bantuan, dan kerjasama masyarakat harus menjadi parameter bagaimana bantuan akan diberikan. ......The increasing number of residents in the city has led to the proliferation of informal settlements, one of which is in the form of Kampung Kota that are known for their density of buildings and the use of semi-permanent materials in their buildings. The condition makes it vulnerable to fire disasters caused by electric currents. As a form of assistance, the government rebuilds damaged houses. However, there are no sustainable parameters that can regulate a building's physical standard for the post-fire rebuild. In this study, the process of rebuilding two villages, Kampung Duri and Kampung Kwitang, will be compared to conclude what aspects can be used as ideas in compiling the parameter. This research shows that the period of assistance, types of assistance, and cooperation of the community should be the parameter on how the assistance would be given.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustikasari
Abstrak :
Disertasi ini membahas tentang Model Adaptasi Psikologis Keperawatan Jiwa bagi Perawat Survivor yang Mengalami Post Traumatic Stress Syndrome (PTSS) Pasca Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakanoperational research, yang terdiri dari 3 tahap: 1) tahap I: identifikasi masalah melalui wawancara mendalam; 2) tahap 2: pengembangan model merupakan hasil integrasi tahap I, studi literatur dan seminar pakar; dan 3) tahap 3: validasi model yaitu ujicoba model. Hasil penelitian didapatkan: 1)tahap I terdapat 5 tema; 2) tahap II dihasilkan model adaptasi psikologis keperawatan jiwa bagi perawat survivor, alat uji model yaitu modul penanganan PTSS dan instrumen pengukuran kemampuan perawat survivor; dan 3) tahap III terdapat peningkatan kemampuan perawat survivor yang meliputi analisis kesadaran diri, komunikasi, mekanisme koping, dan motivasi intrinsik setelah mendapatkan intervensi penanganan PTSS. Rekomendasi: 1) modul ini dapat digunakan bagi perawat survivor baik yang mengalami PTSS maupun tidak serta dapat digunakan untuk menolong diri sendiri dan orang lain; 2) model adaptasi psikologis Keperawatan Jiwa bagi perawat survivor bisa digunakan untuk dasar pengembangan teori Keperawatan aspek budaya dan spiritual; 3) model dan modul perlu dijadikan acuan bagi organisasi profesi perawat guna penyusunan standar dan position statement perlindungan perawat kepada pemerintah; 4) modul ini bisa digunakan lembaga swadaya masyarakat, asosiasi, institusi pelayanan kesehatan dan organisasi lainnya untuk melakukan pelatihan, workshop, seminar dan lainnya; dan 5) penelitian lanjut dengan metodologi kualitatif (aspek budaya dan spiritual) dan kuantitatif (quasi experimental pre-post test with control group). ......This dissertation was concerned about the Psychiatric Nursing Psychological Adaptation Model for Nurse Survivor Experiencing Post Traumatic Stress Syndrome After Earthquake in Tasikmalaya District. This study utilized the operational research consisted of 3 (three) phases: 1) first phase: identification of problems through in-depth interview; second phase:development of model based on integration of base line data generated from the first phase of this research, literature study and the expert seminar; and third phase: validation of model by trying out the model. The results ofthe first phase of this study revealed 5 themes; second phase was found the psychiatric nursing psychological adaptation model for nurse survivor, tried out instrument of model, module for the use of tried outmodel in handling PTSS and instrument used to measure the capacity of nurse survivor, and; third phase has shown the improvement of nurse survivor capability covering the self-awareness analysis, communication or interaction, coping mechanisms, and intrinsic motivation after receiving the PTSS treatment intervention. Recommendations: 1) This module could be used for either nursesurvivor having experience on PTSS or not having experience on PTSS, as well as for helping themselves and others, 2)the psychiatric nursing psychological adaptation model for nurse survivor could be utilized as the basis for nursing theory development focusing on cultural and spiritual aspect; 3) model and module need to be developed as a reference for nursing professional association to establish the standards; 4) this module can be used by non-governmental organizations, associations, health care institutions and other organizations for training, workshops, seminars and other and; 5) further qualitative research on cultural and spiritual aspects and quantitative methodologies (quasi experimental pre-post test with control group) were recommended.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
D1512
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Boitulus H. M. L.
Abstrak :
Indonesia is famous as a country prone to natural disasters, and its threat continues to increase over time. On the other hand, most of the regions in Indonesia are vulnerable to many kinds of natural disaster. Thus, the damage caused by the natural disasters become extensive, and making the recovery costs enormous. Most of the time, local governments that experience adversities are unable to bear the costs of natural disaster recovery.  Though most of the local government realized that they needed to expend more on natural disaster mitigation, most of them are not allocating their budget as recommended. The main reason is that there are other expenditures that are more important to be allocated rather than to something that might not happening. But if we put the region on a hypothetical condition of disaster certainty, then the damage that needed to be recovered will be enourmous. In order to see the recovery cost needed, we simulate hypothetical natural disasters on each year from 2019-2023. We estimate the value of the regions and the natural disaster risks of each regions, and estimated the recovery costs. We found that almost all local governments are incapable on handling recovery costs for major natural disaster such as earthquake and tsunami, and most of local governments are incapable on handling recovery costs for the least hazardous yet frequently occuring natural disasters such as flood and drough. Eventhough they allocating the budget for natural disaster mitigation as recommended, most of them still unable to handle the recovery. Therefore, most of the regions are very vulnerable of natural disaster in the future, and most local governments are incapable of handling the recovery by themselves.
Indonesia terkenal sebagai negara yang rawan bencana alam, dan ancamannya terus meningkat dari waktu ke waktu. Selain itu, sebagian besar wilayah di Indonesia rentan terhadap berbagai jenis bencana alam. Dengan demikian, kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam menjadi luas, dan membuat biaya pemulihan sangat besar. Pada umumnya, pemerintah daerah yang mengalami kesulitan tidak mampu menanggung biaya pemulihan bencana alam. Meskipun sebagian besar pemerintah daerah menyadari bahwa mereka perlu mengeluarkan lebih banyak untuk mitigasi bencana alam, kebanyakan dari mereka tidak mengalokasikan anggaran mereka seperti yang direkomendasikan. Alasan utamanya adalah bahwa ada pengeluaran lain yang lebih penting untuk dialokasikan daripada untuk sesuatu yang mungkin tidak terjadi. Tetapi jika kita menempatkan daerah tersebut pada kondisi kepastian bencana, maka kerusakan yang perlu dipulihkan akan sangat besar. Untuk melihat biaya pemulihan yang diperlukan, kami mensimulasikan bencana-bencana alam hipotetikal pada setiap tahun dari 2019 - 2023. Kami memperkirakan nilai daerah dan risiko bencana alam masing-masing daerah, dan memperkirakan biaya pemulihan. Kami menemukan bahwa hampir semua pemerintah daerah tidak mampu menangani biaya pemulihan untuk bencana alam besar seperti gempa bumi dan tsunami, dan sebagian besar pemerintah daerah tidak mampu menangani biaya pemulihan untuk bencana alam yang tidak terlalu parah namun sering terjadi seperti banjir dan kekeringan. Walaupun mereka mengalokasikan anggaran untuk mitigasi bencana alam seperti yang direkomendasikan, kebanyakan dari mereka masih tidak mampu menangani pemulihan. Oleh karena itu, sebagian besar daerah sangat rentan terhadap bencana alam di masa depan, dan sebagian besar pemerintah daerah tidak mampu menangani pemulihan sendiri.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library