Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aulia Anisyafira
Abstrak :
Penelitian ini membahas representasi pribumi yang dijadikan sebagai figur utama pada poster-poster Pasar Gambir 1926. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan representasi pribumi yang ditampilkan pada poster Pasar Gambir tahun 1926. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Poster-poster yang dianalisis adalah poster utama dan juga empat poster terbaik dari kompetisi poster Pasar Gambir 1926. Analisis dilakukan mulai dari makna denotasi, makna konotasi, hingga didapatkan mitos dari setiap poster. Hasil dari penelitian ini adalah pribumi direpresentasikan sebagai golongan yang ikut berperan dalam mengisi dan meramaikan acara Pasar Gambir. Pribumi juga direpresentasikan sebagai golongan yang ikut berperan dalam perkembangan perekonomian Hindia Belanda pada awal abad ke-20 melalui kerajinan lokal yang dihasilkan. ......This study discusses the representation of indigenous that were used as the main figure depicted in Pasar Gambir 1926 poster. The purpose of this study is to describe the indigenous representation in Pasar Gambir 1926 poster. This study uses theory of semiotics by Roland Barthes . The posters that are analyzed are the main poster and the four best posters from the Pasar Gambir 1926 poster competition. The analysis starts from the denotative meaning, connotative meaning, and the myths that exists from every poster. The result shows that the indigenous are represented as a group that played a role in Pasar Gambir. The indigenous are also represented as a group that played a role in the economic development of the Dutch East Indies in the early 20 centuries through local handicrafts.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zeffry Alkatiri
Jakarta: Masup Jakarta, 2010
959.822 ZEF p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Adella Nuralya
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai nilai-nilai budaya yang terlihat pada salah satu pekan raya di Jakarta, yaitu Pekan Raya Jakarta (PRJ), khususnya selama masa penyelenggaraannya di Lapangan Monas. Pasar malam dan pameran telah menjadi salah satu tempat hiburan yang diminati masyarakat di Jakarta. Pada masa kolonial tahun 1920-an, terdapat pasar malam di Batavia yang dikenal dengan nama Pasar Gambir. Seiring perkembangannya, jenis pasar malam yang serupa dengan Pasar Gambir dihidupkan kembali untuk masyarakat Jakarta. Acara tersebut adalah Pekan Raya Jakarta yang telah eksis sejak tahun 1968. PRJ mendapatkan antusiasme yang besar dari masyarakat sehingga dijadikan acara tahunan tetap. Walaupun dinamakan Pekan Raya Jakarta, PRJ tidak hanya menampilkan budaya Jakarta, akan tetapi kerap kali menampilkan keberagaman budaya Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apa saja keberagaman budaya Indonesia yang telah direpresentasikan oleh Pekan Raya Jakarta selama masa perayaannya di Lapangan Monas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, serta historiografi. Tahapan pertama yaitu heuristik didapatkan berbagai buku yang berkaitan dengan PRJ, surat kabar yang didapat dari Perpustakaan Nasional RI Salemba, dan berbagai artikel jurnal. Berdasarkan metode sejarah yang telah dilakukan, didapat hasil penelitian berupa adanya representasi keberagaman budaya Indonesia di PRJ yang dapat dilihat dari arsitektur kedaerahan pada paviliun, pertunjukkan tari daerah, lomba kedaerahan, serta makanan khas daerah yang dijual di PRJ. ......This article explains the diversity of Indonesian cultural values represented at one of the fairs in Jakarta, that is Pekan Raya Jakarta (PRJ), especially during its celebration at Monas Square. Night markets and fairs have become popular entertainment venues for the people of Jakarta. During the colonial era in the 1920s, there was a night market in Batavia known as Pasar Gambir. Over time, a similar type of night market to Pasar Gambir was held again in Jakarta. The event is PRJ, which has been held since 1968. PRJ received great enthusiasm from the public and became an annual event. Although named the Pekan Raya Jakarta, PRJ not only showcases Jakarta’s culture but frequently displays the diversity of Indonesian culture. The purpose of this research is to identify the diversity of Indonesian culture represented by the PRJ during its celebration at Monas Square. This research uses historical research methods consisting of four stages: heuristics, criticism, interpretation, and historiography. In heuristics, obtained various books related to PRJ, newspapers from the National Library of Indonesia in Salemba, and various journal articles. Based on the historical methods applied, this article finds that PRJ represents the diversity of Indonesian culture which can be seen from regional architecture in pavilions, traditional dance performance, regional competitions, and regional foods sold at PRJ.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library