Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aris Ananta
Jakarta: Lembaga Demografi FE-UI , 1991
331.1 ARI k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Direktorat Informasi dan Perancanaan Tenaga Kerja, 1994
APK
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiharso Safuan
Abstrak :
Makalah ini mengevaluasi perbedaan antara rata-rata pendidikan minimal yang dibutuhkan oleh suatu jenis pekerjaan dan pendidikan pekerja yang bekerja di jenis pekerjaan tersebut. Overeducation terjadi apabila pendidikan pekerja di jenis pekerjaan tertentu lebih tinggi dari yang dibutuhkan oleh jenis pekerjaan tersebut. Dengan menggunakan sample pekerja W1, sektor formal dari data Sakernas 1996, 1999, dan 2002, hasil studi menunjukkan bahwa persentase pekerja cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hasil estimasi juga menunjukkan dampak pendidikan meningkatkan penghasilan dan pekerja overeducated berpengaruh signifikan pada penghasilan pekerja meskipun telah dikontrol oleh usia, jenis kelamin, jam kerja serta karakteristik individu lainnya.
2005
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Suratman
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk mengindentifikasi faktor-faktor yang menentukan lamanya seorang tenaga kerja dalam mencari kerja di Kalimantan. Data yang digunakan dalam menganalisis bersumber pada Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) tahun 1992. Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis adalah search theory,, yang menghipotesakan bahwa semakin tinggi pendidikan tenaga kerja akan semakin tinggi reservation wage-nya, sehingga akan semakin kecil kemungkinannya untuk menemukan tawaran pekerjaan, akibatnya akan semakin lama ia mengalami masa mencari kerja. Tesis ini juga bertujuan untuk mempelajari bagaimana perilaku tenaga kerja di pasar kerja. Artinya pada karakteristik tenaga kerja tertentu akan dilihat berapa besar probabilitasnya untuk : Bekerja sambil mencari kerja, mencari kerja saja, bekerja saja dan bukan angkatan kerja. Kesimpulan dari tesis ini adalah : Hipotesis dalam search theory ditemukan ketika lama mencari kerja diduga dengan sampel hanya mereka yang sedang mencari kerja. Pada saat ini, umur, jenis kelamin, status dalam rumah tangga, variabel kontekstual pendapatan perkapita dan angka pengangguran di tiap kabupaten tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lama mencari kerja. Sebaliknya hipotesa dalam search theory tidak ditemukan ketika lama mencari kerja diduga dengan memperhatikan semua tenaga kerja, tidak pandang apakah ia sedang mencari kerja atau tidak. Pada saat ini, semua variabel yang diperhatikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lama mencari kerja. Seperti diduga tenaga kerja yang lebih terdidik mempunyai probabilitas mencari kerja yang lebih besar; tenaga kerja berusia muda mempunyai probabilitas mencari kerja yang lebih besar; tenaga kerja yang bukan kepala rumah tangga mempunyai probabilitas mencari kerja yang lebih besar; dan tenaga kerja yang tinggal di daerah dimana angka pengangguran di atas 3 % mempunyai Akhirnya dengan mengalikan lama mencari kerja dan probabilitas mencari kerja ditemukan bahwa tenaga kerja yang lebih terdidik mempunyai expected value lama mencari kerja yang lebih tinggi dibanding tenaga kerja yang kurang terdidik.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Mobilitas tenaga kerja internasional merupakan respon individu dan negara terhadap kelebihan atau kekurangan tenaga kerja di negara tertentu, karena adanya ketimpangan dalam pembangunan ekonomi dan perubahan demografi. Proses globalisasi dan perkembangan teknologi informasi di seluruh dunia memungkinkan terjadinya mobilitas penduduk antarnegara dalam kapasitas dan intensitas yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Sejarah mobilitas pekerja migran Indonesia (PMI) menunjukkan bahwa Indonesia dikenal sebagai pengirim tenaga kerja setengah terampil dan tidak terampil untuk bekerja di sektor pertanian (perkebunan), industri manufaktur, konstruksi/bangunan serta sektor jasa sebagai pembantu rumah tangga, pengasuh anak dan perawat orang tua (care givers). Agar PMI dapat memanfaatkan kesempatan kerja yang terbuka di pasar kerja global, diperlukan berbagai upaya baik dari calon PMI maupun pemerintah Indonesia untuk meningkatkan daya saing antara lain melalui peningkatan keahlian dan keterampilan PMI tersebut. Hasil kajian menunjukkan persaingan yang semakin terbuka untuk memperebutkan pasar kerja internasional yang menyebabkan peningkatan daya saing tenaga kerja mutlak harus dilakukan. Penelitian dilakukan di Kabupaten Cilacap pada tahun 2017. Cilacap dikenal sebagai salah satu kabupaten pengirim atau daerah asal utama pekerja migran Indonesia. Buku ini membahas tentang upaya peningkatan daya saing PMI di pasar kerja global dengan tiga variabel yaitu investasi sumber daya manusia, perluasan informasi pasar kerja, serta upaya dan penyiapan instrumen perlindungan, berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kabupaten Cilacap pada tahun 2017.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2019
331.544 MIG
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Raifa Kharisma Saputra
Abstrak :
Data mengenai sistem informasi pasar tenaga kerja merupakan sumber informasi krusial yang berkaitan dengan bidang pendidikan dan perencanaan keterampilan, perencanaan pembangunan, serta perencanaan tenaga kerja. Karir Hub, sebagai komponen integral dari platform SIAPKerja yang dikelola Kementerian Ketenagakerjaan, berperan penting dalam menyajikan informasi pasar kerja. Untuk meningkatkan layanan informasi pasar kerja, integrasi dengan sistem di daerah menjadi suatu kebutuhan mendesak agar sistem informasi pasar kerja Indonesia dapat bertransisi dari tingkat menengah menjadi tingkat lanjut yang lebih canggih. Namun, masih terdapat permasalahan terkait penggunaan legacy system dalam proses pelayanan informasi pasar kerja di daerah sehingga penelitian ini membahas interoperabilitas Karir Hub SIAPKerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dan metode pengambilan data melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi interoperabilitas Karir Hub SIAPKerja telah mencapai tingkat interoperabilitas hukum. Namun, pada tingkat interoperabilitas semantik, terdapat indikator yang belum terpenuhi secara optimal, yaitu kesamaan dalam pemaknaan dan interpretasi atas data/informasi yang dipertukarkan. Kendala tersebut disebabkan oleh perbedaan format dan kelalaian manusia dalam pengisian data yang menghambat kesamaan dalam interpretasi data. Selain itu, pada tingkat interoperabilitas hukum, terdapat ketidakcapaian pada indikator regulasi yang mengatur pertukaran data antar organisasi. Kendala utama disebabkan oleh ketiadaan regulasi yang secara khusus mengatur integrasi tersebut. Disisi lain, dari segi faktor yang mempengaruhi, masih terdapat hambatan kolaborasi antara Kemenaker dan Disnaker akibat ketidakmerataan bimbingan teknis, ketidakseimbangan pengetahuan teknologi, dan kesenjangan pada aspek kompatibilitas teknologi. ......Data regarding the labor market information system is a crucial source of information related to education and skills planning, development planning and workforce planning. Karir Hub, as an integral component of the SIAPKerja platform managed by the Ministry of Manpower, plays an important role in providing labor market information. To enhance labor market information services, integration with regional e-Government is crucial to advance Indonesia’s labor market information system from an intermediate to a more sophisticated level. However, there are still issues related to the use of legacy systems in the job market information service process in the regions, therefore this research discusses the interoperability of Karir Hub SIAPKerja and the factors that influence it. This research was conducted using a post-positivist approach and data collection methods through in- depth interviews and literature study. The results of the research show that the implementation of interoperability in Karir Hub SIAPKerja has reached the level of legal interoperability. However, at the level of semantic interoperability, there are indicators that have not been optimally fulfilled, specifically the similarities in the meaning of the data exchanged. These obstacles are caused by differences in formats, and human negligence in filling in data which hinders equality in data interpretation. In addition, at the level of legal interoperability, there is a failure to meet indicators for regulations governing data exchange between organizations. The main obstacle arises from the absence of regulations that specifically regulate the integration. In terms of influencing factors, there are still barriers to collaboration between the Ministry of Manpower and the Regional Manpower Office due to uneven technical guidance, technological knowledge imbalances, and gaps in technological compatibility aspects.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Naufal Rizki
Abstrak :
Sebagai calon angkatan kerja, mahasiswa harus mempersiapkan diri untuk berkompetisi di pasar kerja setelah lulus. Tetapi, di bawah neoliberalisme, mahasiswa harus menghadapi bayangan tentang pasar kerja yang fleksibel dan serba tidak pasti. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang diperoleh di kampus dianggap tidak cukup, sehingga mahasiswa kemudian mempersiapkan diri melalui magang. Tetapi, dalam kenyataannya, magang menjelma menjadi praktik kerja yang menimbulkan kondisi rentan bagi mahasiswa. Kendati demikian, mahasiswa tetap antusias untuk terlibat dan bertahan dalam kerja magang yang rentan. Dalam penelitian ini, saya berusaha melihat gambaran rinci mengenai bentuk-bentuk kerentanan yang dialami oleh mahasiswa saat magang dan penjelasan di balik keterlibatan sukarela mereka dalam kerentanan tersebut. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam kepada lima orang informan mahasiswa yang pernah dan sedang terlibat dalam magang yang rentan. Penelitian ini menemukan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam kerja magang yang rentan merupakan bentuk agency untuk mencapai tujuan-tujuan individual serta cara untuk mendapatkan rasa keberdayaan dan kendali atas hidup dalam iklim ketidakpastian yang dikondisikan oleh wacana dan kebijakan neoliberal. ......As the future workforce, students must prepare to compete in the labor market after graduation. However, under the shadow of neoliberalism, students have to face the imageof a flexible and uncertain labor market. The knowledge, experience, and skills gained on campus are considered insufficient, so they prepare themselves through internships. However, internships have turned into precarious work for students. Nevertheless, students remain enthusiastic about engaging and staying in precarious internships. In this study, I tried to see a detailed picture of the forms of precarious work experienced by students during internships and the explanation behind their involvement in this precariousness. This research was conducted using a qualitative approach by conducting interviews with five students involved in precarious internships. This study finds that the involvement of vulnerable students in internships is a form of agency to achieve individual goals and a way to gain a sense of empowerment and control over living in the uncertainty conditioned by neoliberal discourses and policies.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Slamet
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Karakteristik individu, dan Pasar Kerja terhadap Motivasi dalam memilih Kejuruan di Balai latihan Kerja. Selain itu juga untuk melihat hubungan antara sub-sub variabel dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua yang dilihat dari aspek pendidikan, pekerjaan dan Ekonomi orang tua, Karakteristik Individu; aspek pendidikan dan pengalamannya dan Pasar Kerja; adanya informasi kesempatan kerja, tersediannya lapangan kerja dan kesempatan kerja yang dapat diperoleh dengan Motivasi peserta pelatihan dalam memilih kejuruan di Balai Latihan Kerja. Untuk mengetahui beberapa hal tersebut di atas, sampel yang diambil untuk penelitian sebanyak 64 orang peserta pelatihan dan berbagai kejuruan, yaitu Tata Niaga, Listrik, Otomotif dan Teknologi Mekanik.

Pembahasan yang mengacu pada data hasil penelitian yang menggunakan Personal Computer program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 10.0, maka dapat disimpulkan bahwa dilihat dari frekuensi hasil jawaban menggambarkan, faktor Status sosial ekonomi orang tua merupakan faktor yang paling dominan. Sedangkan melalui analisis hubungan ditemukan bahwa hubungan antara Status sosial ekonomi orang tua dengan Motivasi dalam memilih kejuruan bersifat sedang. Sementara itu hubungan antara Karakteristik individu dan pasar kerja, menunjukkan hubungan yang sangat rendah.

Berdasarkan pada hasil penelitian tersebut, agar peserta pelatihan memiliki motivasi yang tinggi terhadap kejuruan-kejuruan yang ditawarkan oleh Balai Latihan Kerja, maka dalam menyelenggarakan pelatihan, Balai Latihan Kerja perlu memperhatikan hal-hal berikut ini; meningkatkan kerjasama dengan swasta, meningkatkan kualitas instruktur, fasilitas latihan kerja dan memperbaiki sistem rekrutmen peserta pelatihan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library