Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siahaan, Naema
Abstrak :
Sebagai sumber energi, batu bara dapat direkayasa dalam berbagai bentuk atau penggunaan. Ia dapat diubah menjadi cair melalui pencairan (liquefaction), gas melalui gasifikasi, atau sesuai dengan aslinya (padat). Pemanfaatan batubara ini dapat digunakan untuk menghasilkan gas sintesa yang digunakan sebagai chemical feedstock dalam pembuatan sintesa metanol maupun amonia. Produksi gas sintesis ini dilakukan dengan melibatkan reaksi oksidasi parsial metana dengan menggunakan proses Chemical Looping Reforming menggunakan oksida logam Fe2O3 sebagai oksigen pembawa untuk menggantikan oksigen murni yang sangat mahal. Sumber oksigen yang disediakan oleh Fe2O3 dalam char batubara yang dipreparasi dengan pertukaran antara ion-ion Fe3+ dan gugus fungsi karboksilat pada kondisi pH > 11 yang telah tersedia dalam batubara lignit dan pirolisis batubara. Reaksi oksidasi parsial antara Fe2O3 dengan metana yang dilakukan pada variasi suhu pirolisis suhu 700, 800 dan 900°C dan suhu reaksi oksidasi (700, 800 dan 900°C). ......As an energy source, coal can be fabricated in various shapes. It can be converted into a liquid through melting process (liquefaction), gas through gasification, or inwite (solid). Utilization of this coal can be used to produce synthesis gas which is used as a chemical feedstock to manufacturing methanol or ammonia synthesis. Production of synthesis gas was done by involve the partial oxidation methane using Chemical Looping reforming process with metal oxide Fe2O3 as an oxygen carrier to replace the pure oxygen which is very expensive. Oxygen source provided from Fe2O3 in coal char prepared by ion-exchange between Fe3+ and carboxylate functional groups on the condition of pH> 11 which are already available in lignite coal and the coal pyrolysis of partial oxidation reaction between Fe2O3 with methane was done at a variations temperature pyrolysis 700, 800 and 900°C and the reaction temperature oxidation (700, 800 and 900°C).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51904
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Metta Anggriana Swary
Abstrak :
Gas sintesis dapat dibuat menjadi bahan bakar cair seperti minyak bumi, minyak disel dan bahan-bahan bakar lainnya melalui reaksi Fischer-Tropsch. Produksi gas sintesis ini dilakukan dengan melibatkan reaksi oksidasi parsial metana dengan menggunakan proses Chemical Looping Reforming menggunakan oksida logam CaO sebagai oksigen pembawa untuk menggantikan oksigen murni yang sangat mahal. Sumber oksigen yang disediakan oleh CaO dalam char batubara yang dipreparasi dengan pertukaran antara ion-ion Ca2+ dan gugus fungsi karboksilat pada kondisi pH 8,3 yang telah tersedia dalam batubara lignit dan pirolisis batubara reaksi oksidasi parsial antara CaO dengan metana telah dilakukan pada variasi suhu pirolisis suhu 700, 800 dan 900°C dan suhu reaksi oksidasi (700, 800 dan 900°C). Kemungkinan reaksi yang terjadi pada arang CaO adalah reaksi perengkahan metana, water gas shift reaction dan parsial oksidasi metana. Adapun kondisi optimum yang diperoleh dalam produksi gas sintesis adalah pada suhu pirolisa 700°C dan suhu reaksi 700°C dengan rasio H2/CO yang dihasilkan pada kondisi tersebut berada pada rentang 0,642-2,387. ......Synthesis gas can be made into liquid fuels such as oil, diesel oil and fuel materials other via Fischer-Tropsch reaction. Synthesis gas production is done by involving the partial oxidation of methane by using chemical looping reforming process using metal oxide CaO as the oxygen carrier to replace the expensive pure oxygen. Oxygen source provided by CaO in the coal char is prepared by ion exchange between the ions Ca2+ and carboxylate functional groups on the condition of pH 8,3 is already available in the lignite and coal pyrolysis of coal. Partial oxidation reaction of CaO with methane has been done on variations in temperature pyrolysis temperature 700 , 800 and 900°C and the reaction temperature oxidation (700, 800 and 900°C). Possible reactions that occur in the reaction of CaO char is methane cracking, water gas shift reaction and partial oxidation methana. The optimum conditions obtained in the production of synthesis gas is at a temperature pyrolisis of 700°C and reaction temperature to 900_C H2/CO ratio produced in these conditions is in the range 0,642-2,387.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51825
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wita Fithrattunisa
Abstrak :
Gas sintesis adalah campuran antara gas karbon monoksida dan gas hidrogen. Metode alternatif untuk menghasilkan gas sintesis melalui proses oksidasi parsial metana dengan oksigen. Keuntungan utama proses ini dibandingkan dengan steam reforming dan reformasi CO2 adalah reaksi yang terjadi eksotermik, perbandingan antara H2/CO lebih rendah (2/1) dan lebih selektif. Kekurangan dari reaksi ini yaitu membutuhkan oksigen murni untuk digunakan sebagai reaktan. Oksigen murni yang digunakan merupakan oksigen murni dari pemisahan antara O2 dan N2 dari udara dan prosesnya membutuhkan biaya sangat besar. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan modifikasi proses menggunakan Chemical Looping Reforming. Penelitian ini dilakukan untuk membuat Fe2O3-arang batubara sebagai hasil pirolisa coal-FeSO4 dan menguji kinerja Fe2O3-arang batubara tersebut dalam reaksi oksidasi parsial metana dengan cara memvariasikan suhu pirolisis batubara dan suhu reaksi. Reaksi dari hasil pirolisa coal-FeSO4 untuk oksidasi parsial metana didapatkan pada suhu pirolisa 700°C, 800°C, dan 900°C komposisi H2 yang dihasilkan menurun dan komposisi CO cenderung semakin meningkat. Reaksi yang terjadi dari suhu pirolisis 700°C, 800°C, dan 900°C adalah reaksi methane cracking Rasio optimum mendekati 2 yang didapat pada suhu pirolisis 700°C. ......Synthesis gas is a mixture of carbon monoxide gas and hydrogen gas. Alternative method for producing synthesis gas through partial oxidation methane with oxygen. The main advantage of this process compared to steam reforming and the reforming of CO2 is exothermic reaction, the ratio between the lower H2/CO (2/1) and more selective. Lack of this reaction is needed to use pure oxygen as the reactants. Used pure oxygen is pure oxygen from the separation between O2 and N2 from the air and the process requires a very large cost. This can be overcome by making modifications using Chemical Looping reforming process. This research was conducted to make charcoal-Fe2O3 as a result of coal-FeSO4 and test the performance charcoal-Fe2O3 in partial oxidation methane reaction by varying the temperature of pyrolysis coal and reaction temperature. Reaction from pyrolysis coal- FeSO4 to the partial oxidation methane found in temperature pyrolysis 700°C, 800°C, and 900°C the concentration of generated H2 decreased and the concentration of CO tend to increase. The reaction of the pyrolysis temperature of 700°C, 800°C, and 900°C are methane cracking reaction approached the optimum ratio of 2 obtained at pyrolysis temperature of 700°C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51822
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dena Herlina
Abstrak :
Dalam rangka untuk menghasilkan minyak diesel sintetis dan bahan kimia lain melalui reaksi Fischer-Tropsch, maka perlu untuk dipersiapkan gas sintesis yang H2/CO rasio mol-mendekati 2 sebagai umpan. Produksi gas sintesis ini dilakukan dengan melibatkan reaksi oksidasi parsial metana menggunakan oksigen murni dibuat dari pemurnian udara sehingga membuat reaksi ini cukup mahal. Reaksi alternatif yang diusulkan untuk mengurangi biaya penyediaan oksigen murni adalah dengan mengganti sumber oksigen yang disediakan oleh mineral CaO dalam arang batubara yang dipreparasi dengan pertukaran antara ion-ion Ca2+ dengan gugus fungsi karboksilat yang telah tersedia dalam batubara lignit dilanjutkan pirolisis batubara. Reaksi oksidasi parsial antara CaO dengan metana telah dilakukan dengan variasi suhu pirolisis suhu 700, 800 dan 900°C dan suhu reaksi oksidasi 700, 800 dan 900°C. Produk ini mengandung gas yang didominasi H2 dan CO. Pada sebagian besar produk, komposisi H2 menurun dengan waktu reaksi sedangkan komposisi CO meningkat terhadap waktu reaksi hal ini disebabkan adanya reaksi perengkahan metana yang menyebabkan terjadinya deposisi karbon dan kemungkinan terjadinya reaksi water gas shift yang bergeser kearah pembentukkan CO. Adapun kondisi optimum yang diperoleh dalam produksi gas sintesis dalam penelitian ini adalah pada suhu pirolisis 700°C dan suhu reaksi 800°C dengan rasio H2/CO yang berada pada rentang 3,85 - 2,1. ......In order to produce synthetic diesel oil and most chemicals through Fischer-Tropsch reaction, it is required to prepare synthesis gas whose H2/CO mole-ratio close to 2 as a feed stock for the reaction. Conventionally, the production of this synthesis gas uses partial oxidation reaction involving methane and pure oxygen prepared from purification of air which makes this reaction quite expensive. An alternative reaction is proposed to reduce the cost in which oxygen instead is supplied by CaO mineral in the coal char prepared by ion-exchange between ions Ca2+ and carboxylic functional group already available in the lignite coal and pyrolysis of the coal. Partial oxidation reaction between CaO with methane has been has been done on variations of temperature pyrolysis 700, 800 and 900°C and the reaction temperature oxidation (700, 800 and 900°C). This product contains predominantly gas H2 and CO in most combinations H2/CO ratio decreased with reaction time. The optimum condition obtained in production of synthesis gas is at a temperature pyrolisis of 700 _C and reaction temperature of 800°C with H2/CO ratio produced in these condition is in range 3,85 to 2,1.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51823
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library