Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Wisnu Utomo
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam penelitian ini, penulis berusaha mengkaji hubungan antara ekspektasi orang tua dan keikutsertaan anak dalam pendidikan tinggi di Indonesia. Tak hanya ekspektasi orang tua, penulis juga ingin sedikit berkontribusi di topik tentang pendidikan tinggi dengan menguji hubungan antara modal sosial dan keputusan untuk melanjutkan kuliah karena penelitian yang mencoba menghubungkan ekspektasi oran tua, modal sosial dan partisipasi dalam pendidikan tinggi di Indonesia masih langka. Dengan menggunakan IFLS Indonesia Family Life Survey gelombang 4 tahun 2007/2008 dan gelombang 5 2014/2015 , penulis menemukan bahwa ekspektasi orang tua memiliki hubungan yang positif dengan partisipasi anak dalam pendidikan tinggi. Lebih lanjut, dua variable partisipasi masyarakat yang penulis gunakan untuk mengukur modal sosial juga menunjukan hubungan yang signifikan. Regresi Logistik juga menunjukan bahwa umur, status pernikahan, gender, etnis, agama, kapasitas akademik sang anak, pendidikan orang tua, kesejahteraan dan lokasi merupakan factor-faktor yang signifikan. Hasil penelitian yang menarik adalah, bahwa di Indonesia, perempuan memiliki peluang untuk melanjutkan pendidikan tinggi lebih besar daripada laki-laki dan pernikahan dini merupakan hambatan terbesar dalam pendidikan tinggi.
ABSTRACT
In this research paper, I attempt to investigate the correlation between parental expectation and postsecondary education enrolment in Indonesia. Not only parental expectation, I also aim to shed a light in higher educational attainment topic by examine the correlation between social capital and the enrolment decision because the studies that connecting parental expectation and social capital to postsecondary education enrolment were not many, especially in Indonesia. Using fourth and fifth wave of IFLS Indonesia Family Life Survey in 2007 2008 and 2014 2015, I find that parental expectation has a positive connection with the postsecondary education enrolment. In addition to that, two community participation variables from the dataset that I use to measure social capital also shows a significant relationship. Furthermore, the logistic regression also shows that age, marriage status, gender, ethnicity, religion, student rsquo s academic capacity, parent rsquo s education, wealth, and location are significant determinants. I also find interesting results that in Indonesia, girls are more likely to participate in postsecondary education compared to boys, and early marriage is the biggest obstacle to the higher education enrolment.
2015
T47517
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Wisnu Utomo
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam penelitian ini, penulis berusaha mengkaji hubungan antara ekspektasi orang tua dan keikutsertaan anak dalam pendidikan tinggi di Indonesia. Tak hanya ekspektasi orang tua, penulis juga ingin sedikit berkontribusi di topik tentang pendidikan tinggi dengan menguji hubungan antara modal sosial dan keputusan untuk melanjutkan kuliah karena penelitian yang mencoba menghubungkan ekspektasi oran tua, modal sosial dan partisipasi dalam pendidikan tinggi di Indonesia masih langka. Dengan menggunakan IFLS Indonesia Family Life Survey gelombang 4 tahun 2007/2008 dan gelombang 5 2014/2015 , penulis menemukan bahwa ekspektasi orang tua memiliki hubungan yang positif dengan partisipasi anak dalam pendidikan tinggi. Lebih lanjut, dua variable partisipasi masyarakat yang penulis gunakan untuk mengukur modal sosial juga menunjukan hubungan yang signifikan. Regresi Logistik juga menunjukan bahwa umur, status pernikahan, gender, etnis, agama, kapasitas akademik sang anak, pendidikan orang tua, kesejahteraan dan lokasi merupakan factor-faktor yang signifikan. Hasil penelitian yang menarik adalah, bahwa di Indonesia, perempuan memiliki peluang untuk melanjutkan pendidikan tinggi lebih besar daripada laki-laki dan pernikahan dini merupakan hambatan terbesar dalam pendidikan tinggi.
ABSTRACT
In this research paper, I attempt to investigate the correlation between parental expectation and postsecondary education enrolment in Indonesia. Not only parental expectation, I also aim to shed a light in higher educational attainment topic by examine the correlation between social capital and the enrolment decision because the studies that connecting parental expectation and social capital to postsecondary education enrolment were not many, especially in Indonesia. Using fourth and fifth wave of IFLS Indonesia Family Life Survey in 2007 2008 and 2014 2015, I find that parental expectation has a positive connection with the postsecondary education enrolment. In addition to that, two community participation variables from the dataset that I use to measure social capital also shows a significant relationship. Furthermore, the logistic regression also shows that age, marriage status, gender, ethnicity, religion, student rsquo s academic capacity, parent rsquo s education, wealth, and location are significant determinants. I also find interesting results that in Indonesia, girls are more likely to participate in postsecondary education compared to boys, and early marriage is the biggest obstacle to the higher education enrolment.
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Wahyuningsih
Abstrak :
Peran Ekspektasi Orang Tua dalam Memoderasi Hubungan antara Parenting Self-Efficacy dan Hasil Terapi Anak = The Role of Parental Expectation in Moderating the Relationship Between Parenting Self-Efficacy and Children’s Therapy Outcome
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Nurida
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kecerdasan emosi terhadap efikasi diri dalam keputusan karier yang dimoderasi oleh harapan orang tua. Menurut teori perkembangan karier, siswa SMA yang berusia 14-18 tahun berada pada tahap eksplorasi. Dalam tahapan ini, siswa dituntut untuk menilai kapasitas diri mereka dalam menghadapi tantangan di masa depan. Padahal, siswa SMA masih ditemukan belum dapat memutuskan masa depan mereka sepenuhnya secara mandiri. Adanya peran orang tua yang termanifestasikan melalui harapan orang tua pun membentuk persepsi bagi anak-anaknya. Penelitian ini dilakukan terhadap 785 siswa SMA di enam sekolah wilayah Jabodetabek dengan menggunakan metode convenience sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, career decisions self-efficacy scale  short form (CDSE-SF) untuk efikasi diri dalam keputusan karier, wong and law emotional intelligence scale (WLEIS)  untuk kecerdasan emosi, dan parental expectation scale  (PES) untuk harapan orang tua. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis moderasi melalui PROCESS oleh Hayes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kecerdasan emosi terhadap efikasi diri dalam keputusan karier yang dimoderasi oleh harapan orang tua, b= 0,006 p<0.05. Keterbatasan penelitian yang berkaitan dengan alat ukur membuat perlunya dilakukan perbaikan oada beberapa aitem alat ukur CDSE-SF, serta memberitahukan pada partisipan agar saat menjawab pertanyaan mengenai harapan orang tua perlu membayangkan salah satu orang tua mereka. Implikasi penelitian ini bagi pihak sekolah dan psikolog sekolah dapat merancang program bimbingan karier bagi siswa agar siswa lebih yakin dalam menjalani tugas-tugas yang berkaitan dengan keputusan karier. Selain itu, psikolog sekolah juga dapat memberikan pemahaman bagi orang tua mengenai peran harapan orang tua terhadap keputusan karier anak-anaknya. ......The present study examined the effect of emotional intelligence on career decision self-efficacy with parental expectation as a moderating variable. Career development theory states that students aged 14-18 years are in the exploration stage of life. Students are thus required to assess themselves, especially their capability to face future challenges. However, the role of parents remains relatively crucial during this stage because adolescents are still unable to fully make decisions about their future. In addition, parents expect the continuation of their childrens studies. This case is especially true in Asian culture, which illustrates the major role that parents play in their childrens lives. A total of 785 high-school students from Jabodetabek, Indonesia, were recruited using the convenience sampling method. Instruments used in this study were Career Decisions Self-Efficacy Short Form (CDSE-SF) for career decisions self-efficacy, Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS) for emotional intelligence, and Parental Expectation Scale (PES) for parental expectation. Moderation analysis was used as the data analysis technique through PROCESS. Results confirmed the moderating role of parental expectations on emotional intelligence and career decision self-efficacy b= 0,006 p<0.05. Limitations in this study that researchers also did not revise several items on the CDSE-SF. In addition, researcher could give instructions for participants to imagined one of their parents when they were filled out parental expectations scale. This limitations could be a concern for future study. Implications for school and school psychologist could create career guidance programs for students based on competence in career decisions. Implications for school and school psychologist could create career guidance programs for students based on competence in career decisions. School psychologist could also provided the understanding for parent about the role of parental expectations in their childrens career decisions.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Nurida
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kecerdasan emosi terhadap efikasi diri dalam keputusan karier yang dimoderasi oleh harapan orang tua. Menurut teori perkembangan karier, siswa SMA yang berusia 14-18 tahun berada pada tahap eksplorasi. Dalam tahapan ini, siswa dituntut untuk menilai kapasitas diri mereka dalam menghadapi tantangan di masa depan. Padahal, siswa SMA masih ditemukan belum dapat memutuskan masa depan mereka sepenuhnya secara mandiri. Adanya peran orang tua yang termanifestasikan melalui harapan orang tua pun membentuk persepsi bagi anak-anaknya. Penelitian ini dilakukan terhadap 785 siswa SMA di enam sekolah wilayah Jabodetabek dengan menggunakan metode convenience sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, career decisions self-efficacy scale short form (CDSE-SF) untuk efikasi diri dalam keputusan karier, wong and law emotional intelligence scale (WLEIS) untuk kecerdasan emosi, dan parental expectation scale (PES) untuk harapan orang tua. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis moderasi melalui PROCESS oleh Hayes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kecerdasan emosi terhadap efikasi diri dalam keputusan karier yang dimoderasi oleh harapan orang tua, b= 0,006 p<0.05. Keterbatasan penelitian yang berkaitan dengan alat ukur membuat perlunya dilakukan perbaikan oada beberapa aitem alat ukur CDSE-SF, serta memberitahukan pada partisipan agar saat menjawab pertanyaan mengenai harapan orang tua perlu membayangkan salah satu orang tua mereka. Implikasi penelitian ini bagi pihak sekolah dan psikolog sekolah dapat merancang program bimbingan karier bagi siswa agar siswa lebih yakin dalam menjalani tugas-tugas yang berkaitan dengan keputusan karier. Selain itu, psikolog sekolah juga dapat memberikan pemahaman bagi orang tua mengenai peran harapan orang tua terhadap keputusan karier anak-anaknya. ......The present study examined the effect of emotional intelligence on career decision self-efficacy with parental expectation as a moderating variable. Career development theory states that students aged 14–18 years are in the exploration stage of life. Students are thus required to assess themselves, especially their capability to face future challenges. However, the role of parents remains relatively crucial during this stage because adolescents are still unable to fully make decisions about their future. In addition, parents expect the continuation of their children’s studies. This case is especially true in Asian culture, which illustrates the major role that parents play in their children’s lives. A total of 785 high-school students from Jabodetabek, Indonesia, were recruited using the convenience sampling method. Instruments used in this study were Career Decisions Self-Efficacy Short Form (CDSE-SF) for career decisions self-efficacy, Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS) for emotional intelligence, and Parental Expectation Scale (PES) for parental expectation. Moderation analysis was used as the data analysis technique through PROCESS. Results confirmed the moderating role of parental expectations on emotional intelligence and career decision self-efficacy b= 0,006 p<0.05. Limitations in this study that researchers also did not revise several items on the CDSE-SF. In addition, researcher could give instructions for participants to imagined one of their parents when they were filled out parental expectations scale. This limitations could be a concern for future study. Implications for school and school psychologist could create career guidance programs for students based on competence in career decisions. Implications for school and school psychologist could create career guidance programs for students based on competence in career decisions. School psychologist could also provided the understanding for parent about the role of parental expectations in their children’s career decisions.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library