Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eric Prawiro
Abstrak :
Latar Belakang: Blok psoas merupakan salah satu teknik anestesia untuk operasi ekstremitas bawah. Teknik blok psoas membutuhkan alat stimulator saraf atau USG untuk memfasilitasi prosedur blok tersebut. Belum semua rumah sakit atau instansi kesehatan memiliki alat tersebut. Blok paravertebral lumbal dapat dijadikan alternatif dari blok psoas karena dapat dilakukan dengan teknik blind. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebaran zat pewarna metilen biru 1% pada injeksi 1 titik di ruang paravertebral lumbal 4. Metode: Penelitian ini dilakukan pada 16 kadaver di kamar mayat bagian forensik RSUPN-CM. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dan sampel adalah kadaver segar yang memenuhi kriteria penerimaan dan tidak terkena kriteria penolakan atau pengeluaran. Penelitian dilakukan dengan menginjeksikan 30 ml zat pewarna metilen biru 1% di ruang paravertebral lumbal 4 menggunakan jarum blok pada posisi miring ke kanan. Kadaver kemudian dikembalikan ke posisi terlentang dan penyebaran zat pewarna didokumentasikan setelah otot psoas diinsisi. Analisis hasil penelitian menggunakan statistik deskriptif. Hasil: Kadaver yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah kadaver segar, tidak diawetkan, tinggi badan ≥ 150 cm, IMT ≤ 30 kg/m2, dan tidak dikenal. Kriteria pengeluaran adalah kadaver dengan kelainan skoliosis torakolumbal, jejas di area punggung dan pinggang, kasus kriminal, dan intoksikasi. Tidak ada kadaver yang dikeluarkan dalam penelitian ini. Penyebaran tertinggi ke arah sefalad mencapai lumbal 1 (6,25%) dengan rata-rata terbanyak pada lumbal 3 (50%). Penyebaran terendah ke arah kaudad mencapai sakral 2 (12,5%) dengan rata-rata terbanyak pada lumbal 5. Penyebaran ke arah kontralateral sebanyak 18,75%. Penyebaran paling sedikit pada 2 segmen (6,25%), paling banyak pada 5 segmen (12,5%), dan rata-rata terbanyak pada 4 segmen (43,75%). Ruang paravertebral lumbal 4 merupakan tempat utama penyebaran (100%), diikuti dengan segmen lumbal 3 (87,5%) dan lumbal 5 (87,5%). Kesimpulan: Injeksi 1 titik 30 ml zat pewarna metilen biru 1% pada blok paravertebral lumbal 4 dapat mencapai area pleksus lumbalis yang diinervasi oleh persarafan lumbal 2-4. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui volume dan lokasi injeksi yang optimal dan aman untuk menghasilkan penyebaran yang lebih baik pada persarafan pleksus lumbalis. ......Background: Psoas block is one of the anesthesia techniques for lower limb surgery. Psoas block technique requires nerve stimulator or ultrasound to facilitate the procedure. Not all hospitals or health agencies have the tools. Lumbar paravertebral block can be used as an alternative to the psoas block because it can be done with a blind technique. This study was conducted to determine the spread of methylene blue dye injection 1% at one point in the fourth lumbar paravertebral space. Method: The study was conducted on 16 cadavers in the morgue forensic section RSUPN-CM. This study was an experimental study and the sample is fresh cadavers that meets acceptance criteria and not exposed to rejection or removal criteria. The study was conducted by injecting 30 ml of methylene blue dye 1% in the fourth lumbar paravertebral blocks using needle tilting to the right position. Cadaver then returned to the supine position and the spread of dye documented after psoas muscle incision. Analysis of the results of research using descriptive statistics. Results: Cadaver were included in this study were fresh cadaver, uncured, ≥ 150 cm height, BMI ≤ 30 kg/m2, and unknown cadaver. Exclusion criteria is cadaver with thoracolumbar scoliosis disorder, injury in the back and waist area, criminal cases, and intoxication. No cadaver that was removed in this study. The highest cephalad spread achieving 1st lumbar (6.25%) with the highest average in the 3rd lumbar (50%). The lowest caudad spread achieving 2nd sacral (12.5%) with the highest average in the 5th lumbar. Spread to the contralateral as much as 18.75%. The least spread is 2 segments (6.25%), the most spread is 5 segments (12.5%), and the highest average is 4 segments (43.75%). 4th lumbar paravertebral space is a prime spot spread (100%), followed by 3rd lumbar segment (87.5%) and the 5th lumbar(87.5%). Conclusion: Injection of 1 point 30 ml of methylene blue dye 1% at the 4th lumbar paravertebral block can reach the lumbar plexus area innervated by 2nd-4th lumbar innervation. Further research is needed to determine the volume and location of the optimal and safe injection to produce a better spread of the lumbar plexus innervation.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Partogi, Alexander Samuel
Abstrak :
Latar belakang: Blok paravertebral torakal merupakan salah satu modalitas dalam tatalaksana nyeri operasi daerah torakal. Terdapat beberapa pilihan teknik salah satunya teknik loss of resitance dan metode jumlah tempat penyuntikan. Penyebaran zat anestetik lokal pada blok paravertebral torakal masih merupakan kontroversi. Metode: 14 kadaver segar yang menjalani pemeriksaan dalam di kamar jenazah, akan dipisahkan menjadi 2 kelompok penyuntikan. 7 kadaver dalam kelompok pertama akan mendapatkan penyuntikan zat pewarna metilen biru 1% 20mL blok paravertebral teknik loss of resistance 1 titik pada segmen T4. 7 kadaver dalam kelompok kedua akan mendapatkan penyuntikan zat pewarna metilen biru 1% masing-masing 10 mL blok paravertebral teknik loss of resistance pada 2 titik segmen T2 dan T5. Dinilai penyebaran zat pewarna pada segmen paravertebral ke arah kranial dan kaudal, interkostal, dan pada ruang pleura. Hasil : Dijumpai zat pewarna metilen biru terpapar di ruang paravertebral pada semua kadaver. Pada kelompok 1 titik penyuntikan didapatkan median total segmen paravertebral yang terpapar zat pewarna metilen biru 1 % adalah 3 segmen (2-5 segmen) berbeda secara statistik bila dibandingkan kelompok 2 titik penyuntikan yaitu 5 segmen (4-5 segmen) (p=0,004). Didapatkan bahwa pada kelompok penyuntikan 1 titik median jumlah segmen interkostal yang terpapar zat pewarna metilen biru adalah 2 segmen (1-2 segmen) yang tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok penyuntikan 2 titik yaitu 2 segmen (1-2 segmen) (p=0,591). Pada pemeriksaan dalam tidak didapatkan zat pewarna metilen biru (0%) di rongga pleura pada semua subjek kadaver. Kesimpulan: Blok paravertebral teknik loss of resistance 2 titik penyuntikan dan 1 titik penyuntikan memberikan angka keberhasilan yang baik (100%). Blok paravertebral torakal teknik loss of resistance pada kadaver dengan dua titik penyuntikan memberikan pemaparan zat pewarna metilen biru pada segmen paravertebral yang lebih luas dibandingkan dengan satu titik penyuntikan dan tidak berbeda dengan penyebaran interkostal. ......Background: Thoracic paravertebral block is one of modality in pain management for thoracic surgery area. There are several techniques such as the loss of resistance techniques and the total injection site. The spread of the local anesthetic agent on thoracic paravertebral block is still a controversy. Methods: 14 fresh cadavers underwent examination at the mortuary, had been separated into two groups. 7 cadavers in the first group had received single injection of paravertebral block with loss of resistance technique using 20 ml methylene blue dye 1% at T4. 7 cadavers in the second group will get a dual injection paravertebral block with loss of resistance technique using methylene blue 1% 10 mL for each injection at T2 and T5. The spread of dye then were evaluated during dissection of cadaver at the cranial and caudal from injection site in paravertebral space , at intercostal and pleural space. Results: Methylene blue dye was present in paravertebral space at all cadavers. Methylene blue dye was found spreading across median total 5 paravertebral segments (range, 4–5) in dual injection group, statistically different with single injection group (median 3 segments , range, 2-5 segments ,p= 0.004). Methylene blue dye was also found spreading in median 2 intercostal segments (range 1-2 segments) in dual injection group, not significantly different from single injection group (median 2 segments, range 1-2 segments, p = 0.591). In both group, there were no spreading of methylene blue dye found in pleural space. Conclusion: Dual injection sites and single injection site of paravertebral block with loss of resistance technique on cadaver had shown good successful rate. Dual injection site thoracic paravertebral block with loss of resistance technique showed a statistically significant better spread of methylene blue dye at the paravertebral segments than the single point injection site thoracic paravertebral block in cadaver with no difference in intercostal spreading.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christella Natali
Abstrak :
Latar Belakang: Anestesia blok saraf perifer merupakan teknik anestesia untuk memfasilitasi operasi daerah ekstremitas atas atau bawah khusunya pada pasien dengan masalah medis berat. Anestesia blok saraf perifer bawah minimal memerlukan dua injeksi, yaitu pada pleksus lumbalis dan sakralis. Pada penelitian yang dilakukan sebelumnya, didapatkan bahwa penyuntikkan 30 ml metilen biru pada ruang paravertebra lumbal 4 ternyata dapat menyebar ke ruang paravertebra L1 sampai S2. Berdasarkan penelitian tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui volume metilen biru yang dapat mencapai segmen L2 sampai S3 dengan teknik sekali injeksi. Metode : Penelitian ini menggunakan metode up and down. Jumlah sampel maksimal ditentukan 20 kadaver. Volume awal yang ditentukan adalah 40 ml. Interval antar volume ditentukan 10 ml. Bila penyebaran metilen biru pada volume 40 ml mencapai ruang paravertebra L2 sampai S3, maka kadaver selanjutnya menggunakan volume metilen biru 30 ml, namun bila tidak didapatkan penyebaran ruang paravertebra L2 sampai S3, maka kadaver selanjutnya menggunakan volume 50 ml. Penelitian akan dihentikan bila memenuhi satu dari tiga ketentuan yaitu hasil konstan tercapai, tidak didapatkan penyebaran ruang paravertebra L2 sampai S3 pada volume maksimal 80 ml dan jumlah maksimal 20 kadaver tercapai. Hasil : Dari kelima volume metilen biru yang diteliti, tidak didapatkan penyebaran ruang paravertebra L2 sampai S3. Segmen penyebaran tertinggi metilen biru pada ruang paravertebra L1 dengan volume 60 ml. Penyebaran terendah metilen biru didapatkan pada S1 dengan volume 60 ml dan 70 ml. Penyebaran kontralateral didapatkan pada volume 40 ml dan 70 ml. Simpulan: Dari kelima volume zat pewarna metilen biru 1% belum ada volume yang menghasilkan penyebaran ruang paravertebra L2 sampai S3, dengan demikian tidak didapatkan volume minimum.
Background: Peripheral nerve blockade is a technique to facilitate lower or upper extremities surgery, specifically in patients with severe comorbidities. Peripheral nerve blockade for lower extremity needs at least two injections, each for lumbal plexus and sacral plexus blockade. Referring to the previous Prawiro?s study in 2013, a single injection of 30 ml of methylene blue in paravertebral space of L4 resulted in an ipsilateral spread from paravertebral space of L1 up to S2. This study aimed to determine the minimum volume of methylene blue to spread from paravertebral space of L2 up to S3. Objective: To determine the minimum volume in a single injection of 1% methylene blue to spread from paravertebral space of L2 up to S3 at paravertebral space of L4. Methods: This study used ?up and down? method with maximum sample of 20 cadavers. The initial injection volume was 40 ml with an interval of 10 ml. If the initial injection in the first cadaver spread from paravertebral space of L2 up to S3, then the next volume for the second cadaver would be 30 ml. If the initial injection did not spread from paravertebral space of L2 up to S3, then the next volume for the second cadaver would be 50ml. The study stopped when one of the 3 conditions had been achieved, i.e. constant result after injection, a maximum volume of 80 ml did not spread from paravertebral space of L2 up to S2, and all 20 cadavers had been used. Results: None of the volume spread from the paravertebral space of L2 up to S2. The highest spread was at level L1 using 60 ml with the lowest was at level S1 using 60 ml and 70 ml. We found contralateral spread after using 40ml and 70ml. There seemed to be no correlation between the injected volume and the range of spread in lumbar paravertebral space. Conclusion: None of the volume in a single injection of methylene blue spread from paravertebral space of L2 up to S3.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library