Ditemukan 47 dokumen yang sesuai dengan query
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5354
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4409
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tania Siti Zahrani
"Kantai Collection adalah gim personifikasi kapal Perang Dunia II. Di Indonesia pertumbuhan pemain dinilai cukup pesat, dengan berkontribusi melalui berbagai karya yang terinspirasi dari gim ini. Adanya hubungan parasosial antara pemain dan karakter Kantai Collection, menjadi kemungkinan bahwa gim ini memiliki pengaruh dalam menentukan pasangan ideal.
Penelitian ini berupaya mengungkapkan hubungan antara ketertarikan pemain terhadap karakter Kantai Collection berpengaruh terhadap kriteria pasangan mereka melalui Focus Group Discussion.
Kantai Collection is a World War II ship personification game. In Indonesia, the growth of players is considered quite rapid, by contributing through various works inspired by this game.
The existence of a parasocial relationship between the player and the character of Kantai Collection becomes a possibility that this game has an influence in determining the ideal match. This study seeks to reveal the relationship between players interest in Kantai Collection characters influende on the criteria of their partners through Focus Group Discussion."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Gita Dwi Praramadhanti
"
Keterlibatan figur publik dalam skandal dapat membuat hubungan antara penggemar dan publik figur melemah. Beberapa cara dapat dilakukan figur publik untuk tetap mempertahankan hubungan tersebut dengan penggemarnya, salah satunya adalah permintaan maaf. Studi eksperimental ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh efek moderasi permintaan maaf dan hubungan parasosial terhadap parasocial breakup dan pemaafan parasosial setelah terjadinya skandal seorang idol K-Pop. Partisipan merupakan individu yang mengidentifikasikan diri sebagai penggemar K-Pop dan dibagi ke dalam kelompok eksperimen (n = 97) dan kelompok kontrol (n = 96). Analisis regresi berganda menunjukkan bahwa hubungan parasosial tidak memoderasi pengaruh permintaan maaf terhadap parasocial breakup dan pemaafan parasosial.
Scandals involvement of public figures may weaken the relationship between the public figures and their fans. Various ways can be done by public figures to maintain those relationships, one of which is an apology. This experimental study was conducted to determine the moderation effects of apology and parasocial relationships on parasocial breakup and forgiveness after the scandal of a K-Pop idol. Participants are individuals who identify themselves as a K-Pop fan and were divided into experimental (n = 97) and control groups (n = 96). Multiple regression analysis shows that parasocial relationship do not moderate the effects of apology on parasocial breakup and parasocial forgiveness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sandini Rizki Nurbaiti
"Remaja berada pada fase pencarian jati dirinya, sebagaimana tahap perkembangan psikososial remaja yaitu identity versus role confusion. Pencarian identitas diri remaja seringkali dikaitkan dengan tokoh idola yang rentan menimbulkan perilaku parasosial. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara parasocial relationship dengan status identitas diri remaja penggemar K-Pop di DKI Jakarta. Penelitian dengan metode kuantitatif jenis analisis-korelasi dengan pendekatan cross-sectional ini melibatkan 108 remaja penggemar K-Pop di DKI Jakarta yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Instrumen Ego Identity Process Questionnaire digunakan untuk mengukur status identitas diri dan Celebrity Attitude Scale untuk mengukur hubungan parasosial. Hasil analisis univariat yaitu sebanyak 35,2% remaja berada pada fase identitas diri achievement dan 50% remaja memiliki hubungan parasosial dengan tokoh idolanya pada tingkat intense personal feeling. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Spearman rho menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara hubungan parasosial dengan status identitas diri remaja penggemar K-Pop di DKI Jakarta (p value: 0.005 r: -0.271). Kesimpulan penelitian ini adalah aktivitas pengidolaan membentuk hubungan parasosial dengan tokoh idola yang turut memengaruhi status identitas diri yang dicapai oleh remaja pada tahap perkembangannya. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengaitkan variabel lain yang berkaitan dengan hubungan parasosial terhadap status identitas diri remaja.
Adolescents are in an identity-searching period, as is the stage of adolescent psychosocial development, specifically identity vs role confusion. The search for self-identity in adolescents is frequently related with idol figures who are prone to triggering parasocial conduct. The purpose of this study is to investigate the relationship between parasocial relationships and self-identity construction among K-Pop enthusiasts in DKI Jakarta. This study recruited 108 teenage K-Pop enthusiasts in DKI Jakarta who were chosen using a simple random samplingsimple strategy and a quantitative method of correlation-analysis. The Ego Identity Process Questionnaire was used to assess identity status, and the Celebrity Attitude Scale to measure parasocial relationships. The results of the univariate analysis showed that 35,2% of adolescents were in the achievement self-identity phase and 50% of adolescents had a parasocial relationship with their idol at the level of intense personal feeling. The results of bivariate analysis using the Spearman rho test showed that there was a significant relationship between parasocial relations and the self-identity status of young K-Pop fans in DKI Jakarta (p value: 0.005 r: -0.271). The conclusion of this study is that idolizing activities form parasocial relationships with idol figures which also influence the identity status achieved by adolescents at their developmental stage. Future research is expected to be able to relate other variables related to parasocial relationships to adolescent self-identity status."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rian Kurnia Defri
"Prasangka terhadap etnis Tionghoa sudah sering terjadi di Indonesia. Menariknya salah satu penyanyi tersukses di Indonesia adalah Chrisye, yang berasal dari etnis Tionghoa. Riset sebelumnya menunjukkan bahwa interaksi parasosial dengan persona media dan emosi positif terhadap kelompok berhubungan dengan prasangka. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran mediasi emosi positif terhadap kelompok etnis Tionghoa terhadap hubungan interaksi parasosial dengan Chrisye dan prasangka terhadap etnis Tionghoa. Penelitian ini dilakukan kepada 171 partisipan secara daring dengan karakteristik partisipan berusia 17-60 tahun, pernah mendengarkan lagu Chrisye, dan bukan berasal dari Etnis Tionghoa. Pengukuran pada penelitian ini menggunakan Skala Prasangka terhadap Etnis Tionghoa (Kiranti, 2017; α = .856), Celebrity-Persona Parasocial Interaction Scale (Bocarnea & Brown, 2007; dalam Saraswati, 2014; α = .844), dan Skala Emosi terhadap Kelompok (Miller, Smith, & Mackie, 2004; α = 848). Penelitian ini menemukan bahwa hubungan interaksi parasosial dan prasangka dimediasi secara penuh oleh emosi terhadap kelompok (γ = -.096, CI[-.182,-.031]. Temuan penelitian ini dapat diaplikasikan sebagai sarana penurunan prasangka.
Prejudice against Chinese-Indonesians has often occurred in Indonesia. Interestingly, one of the most successful singers in Indonesia, Chrisye, was a Chinese-Indonesian. Previous research has shown that parasocial interaction with media personas and positive emotions toward group are associated with prejudice. This study aims to examine the mediating role of positive emotions towards Chinese-Indonesians ethnic groups on the relationship between parasocial interaction with Chrisye and prejudice against Chinese-Indonesians. This research was conducted online on 171 participants with the characteristics of participants aged 17-60 years, had heard the Chrisye‘s song, and was not a Chinese-Indonesian. Measurements in this study used Skala Prasangka terhadap Etnis Tionghoa (Kiranti, 2017; α = .856), Celebrity-Persona Parasocial Interaction Scale (CPPI; Bocarnea & Brown, 2007; in Saraswati, 2014; α = .844), and Skala Emosi terhadap Kelompok (Miller, Smith, & Mackie, 2004; α = 848). This study found that the relationship between parasocial interaction and prejudice is fully mediated by emotions towards the group (γ = -.096, CI[-.182,-.031]. The findings of this study can be applied as a prejudice reduction media."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Samuel Iskandar
"Seiring dengan berkembangannya teknologi maka semakin banyak kegiatan yang seseorang dapat lakukan. Virtual Youtuber merupakan suatu pekerjaan yang baru muncul berkat kemajuan teknologi. Pekerjaan sebagai Vtuber memerlukan komunikasi dengan penonton sehingga mereka dapat merasa akrab dan mengeluarkan uang untuk perhatian Vtuber tersebut. Penelitian ini membahas bagaimana Vtuber dapat menumbuhkan rasa akrab dengan penonton dengan kemampuan berkomunikasi mereka. Penulis menggunakan metode deskriptif analisis, dan konsep interaksi parasosial milik Horton dan Howl. Konsep tersebut digunakan untuk menjelaskan rasa kedekatan yang dirasakan penonton kepada Vtuber. Kemudian penulis mengambil beberapa cuplikan dan menganalisa bahasa yang digunakan. Lewat analisa tersebut penulis menemukan bahwa Vtuber gemar menggnakan bahasa informal ketimbang bahasa formal meskipun hal tersebut berlawanan dengan setting karakter mereka. Selain itu pronominal dan aisatsu yang digunakan Vtuber juga unik dan mempermudah penonton untuk merasa akrab dengan mereka.
With the advance of technology, so does the increase in activity one could do. Vtuber is one of the recent jobs that emerged due to it. Vtuber is a job that requires someone to communicate with the audience through their limited means and make them feel a sense of closeness, or perhaps, camaraderie in which they would feel willing to spend their money for their attention. The author used descriptive-analytical methods, and Horton and Howl’s parasocial interaction concept to explain the sense of closeness that appeared among the audience. Then the author took a few video samples and analyzed what type of language was used by Vtubers generally. By doing so, it was discovered that Vtubers tend to use informal language even if it means breaking the character’s setting. Pronominal and aisatsu they use are also unique and speculated to play a part in creating a sense of in-group, which also makes the audience relate to them."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Iffa Arsy Cahyanishrina
"Popularitas game gacha mulai meningkat secara pesat dalam beberapa tahun terakhir, ditandai dengan lonjakan jumlah pemain secara signifikan. Dengan mengandalkan sistem monetisasi berbasis transaksi mikro, game ini menekankan keterlibatan emosional yang mendorong terbentuknya hubungan parasosial antara pemain dan karakter virtual. Di sisi lain, muncul kekhawatiran mengenai dampak negatif dari permainan ini berupa risiko adiksi game. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara adiksi game dan hubungan parasosial pada pemain game gacha. Sebanyak 760 partisipan yang bermain game gacha minimal dua hari dalam seminggu dilibatkan dalam studi ini. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Game Addiction Scale (GAS-21) dan Multiple Parasocial Relationships Scale (MPRS). Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara adiksi game dan hubungan parasosial (r = 0.269, p < 0.001). Temuan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat adiksi game, semakin kuat pula hubungan parasosial yang terjalin antara pemain dan karakter favorit dalam game.
The popularity of gacha games has grown substantially in recent years, marked by a significant increase in the number of players. Relying on a microtransaction-based monetization system, these games emphasize emotional engagement, which may foster parasocial relationships between players and virtual characters. Meanwhile, concerns regarding the potential negative impact of such games, particularly the risk of game addiction, have emerged. This study aims to examine the relationship between game addiction and parasocial relationships among gacha game players. A total of 760 participants who played gacha games at least two days per week were involved in this study. Data were collected using the Game Addiction Scale (GAS-21) and the Multiple Parasocial Relationships Scale (MPRS). Correlation analysis revealed a significant positive relationship between game addiction and parasocial relationships (r = 0.269, p < 0.001). These findings suggest that higher levels of game addiction are associated with stronger parasocial bonds between players and their favorite in-game characters. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Iffa Arsy Cahyanishrina
"Popularitas game gacha mulai meningkat secara pesat dalam beberapa tahun terakhir, ditandai dengan lonjakan jumlah pemain secara signifikan. Dengan mengandalkan sistem monetisasi berbasis transaksi mikro, game ini menekankan keterlibatan emosional yang mendorong terbentuknya hubungan parasosial antara pemain dan karakter virtual. Di sisi lain, muncul kekhawatiran mengenai dampak negatif dari permainan ini berupa risiko adiksi game. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara adiksi game dan hubungan parasosial pada pemain game gacha. Sebanyak 760 partisipan yang bermain game gacha minimal dua hari dalam seminggu dilibatkan dalam studi ini. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Game Addiction Scale (GAS-21) dan Multiple Parasocial Relationships Scale (MPRS). Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara adiksi game dan hubungan parasosial (r = 0.269, p < 0.001). Temuan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat adiksi game, semakin kuat pula hubungan parasosial yang terjalin antara pemain dan karakter favorit dalam game.
The popularity of gacha games has grown substantially in recent years, marked by a significant increase in the number of players. Relying on a microtransaction-based monetization system, these games emphasize emotional engagement, which may foster parasocial relationships between players and virtual characters. Meanwhile, concerns regarding the potential negative impact of such games, particularly the risk of game addiction, have emerged. This study aims to examine the relationship between game addiction and parasocial relationships among gacha game players. A total of 760 participants who played gacha games at least two days per week were involved in this study. Data were collected using the Game Addiction Scale (GAS-21) and the Multiple Parasocial Relationships Scale (MPRS). Correlation analysis revealed a significant positive relationship between game addiction and parasocial relationships (r = 0.269, p < 0.001). These findings suggest that higher levels of game addiction are associated with stronger parasocial bonds between players and their favorite in-game characters. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Marsaa Salsabila Syawal
"Penelitian ini mengeksplorasi hubungan parasosial antara K-pop Idol NCT dan penggemar NCTzen melalui aplikasi Lysn Bubble. Penelitian ini menggunakan teori hubungan parasosial milik Horton dan Wohl untuk melihat bagaimana ikatan sosial dan ikatan emosional yang dibentuk oleh NCTzen. Paradigma yang digunakan adalah paradigma post-positivistik dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam. Dengan pendekatan interaksi simbolik, penelitian ini mengungkap bahwa hubungan parasosial antara NCT dan NCTzen melalui Lysn Bubble telah berkembang menjadi interaksi dua arah yang lebih interaktif dan responsif. Penggunaan simbol dan pesan personal di aplikasi ini memperkuat keaslian hubungan, sementara pandemi mendorong keterlibatan online yang lebih dalam. Motivasi penggemar yang beragam menciptakan dimensi baru dalam hubungan parasosial, memenuhi kebutuhan psikologis dan membentuk realitas sosial baru. Penelitian ini menyoroti bagaimana teknologi dan komunikasi memfasilitasi hubungan parasosial yang dinamis dan interaktif di era digital.
This research explores the parasocial relationship between K-pop Idol NCT and fans NCTzen through the Lysn Bubble app. This research uses Horton and Wohl's parasocial relationship theory to see how social bonds and emotional bonds are formed by NCTzen. The paradigm used is the post-positivistic paradigm with data collection techniques in the form of in-depth interviews. Using a symbolic interaction approach, this study reveals that the parasocial relationship between NCT and NCTzen through Lysn Bubble has developed into a more interactive and responsive two-way interaction. The use of symbols and personalized messages on the app reinforces the authenticity of the relationship, while the pandemic encourages deeper online engagement. Fans' diverse motivations create new dimensions in parasocial relationships, fulfilling psychological needs and shaping new social realities. This research highlights how technology and communication facilitate dynamic and interactive parasocial relationships in the digital age."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library