Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Agus Nugroho
"ABSTRAK
Priitana (2,6,10,14-tetrametil pentadekana) telah secara luas diasumsikan sebagai produk diagenesis dan rantai samping fitil pada klorofil Asumsi ini didukung oleh
adanya porfirin pada sedimen dan minyak bumi Pembentukan pristana dari fitil tetap
merupakan asumsi, oleh karena itu dibutuhkan suatu studi laboratorium yang mampu meramalkan mekanisme pembentukan pristana tersebut.
Pristana juga nierupakan salah satu jenis biomarker isoprenoid yang dipergunakan untuk mengetahui kondisi lingkungan pengendapan sedimen muda dan minyak mentah. Bersama-sama fitana (C20), pristana membentuk snatu parameter Pr/Ph yang mampu memberikan informasi tentang kondisi lingkungan pengendapan sedimen. Studi implementasi akan menunjukkan aplikasi parameter ini bersama parameter geokimia lainnya dalam menganalisis jenis dan kondisi lingknngan pengendapan.
Studi laboratorium dilakukan dengan mengisolasi fitol (benttik bebas dan fitil) dan tumbuhan tingkat tinggi Kemudian dalam studi ini dilakukan serangkaian reaksi kirnia sederhana berupa oksidasi, reduksi, hidrasi, dehidrasi dan dekarboksilasi sehingga produk akhir rangkaian reaksi ini adalah pristana. Jalur yang ditempuh fitol untuk sampai ke pristana dalam urutan kiri ke kanan: fitol asam fitenat, asam pristenat, pnistena, pristana. Pnistana yang dihasilkan, kemudian dianalisis dengan GC-MS, sehingga dapat diperoleh pola fragmentasinya agar struktur senyawa tersebut dapat direkonstruksi Dan studi laboratorium tersebut juga disimpulkan bahwa pada pengubahan material organik di alam, reaksi yang teradi bukan hanya satu jenis reaksi saja, akan tetapi reaksi oksidasi dan reduksi berlangsung secara silih berganti sehingga pada sedimen dan minyak bumi dapat ditemukan kandungan pristana maupun fitana, yang konsentrasinya bergantung pada proses yang mendominasi proses pengubahan material organik tersebut.
Studi implementasi mengungkapkan kegunaan praktis pristana sebagai salah satu parameter penentu kondisi lingkungan pengendapan. Dalam penentuan kondisi lingkungan pengendapan sedimen ini, parameter-parameter geokimia lain juga saling mendukung dan melengkapi.
"
1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pavankumar, Sandhya
Saarbrucken, Germany: Lap Lambert, 2013
617.601 PAV p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Mutiara
"Mengingat disaat kebutuhan air melonjak, diperlukan alternatif untuk memperoleh air bersih. Salah satunya dengan cara memanfaatkan keberadaan airtanah dangkal. Akan tetapi tidak semua airtanah dangkal memiliki kualitas yang baik untuk dikonsumsi. Dengan itu, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pola spasial kualitas air tanah dangkal serta mendeskripsikan kaitan antara pola spasial kualitas air tanah dengan litologi, penggunaan lahan dan keadalaman muka air tanah di DAS Cijurey, Kabupaten Majalengka. Terdapat dua jenis parameter yang digunakan, yaitu fisik dan kimia. Pengukuran kualitas air tanah dangkal dilakukan pada bulan November tahun 2019.
Hasil penelitian menunjukkan persebaran wilayah kualitas air tanah dan hubungan antara air tanah dengan ketiga faktor pengaruh di DAS Cijurey. Dengan jumlah sampel yang digunakan adalah 41 titik, pengambilan sampel kualitas air tanah dengan metode purposive random sampling. Sebagaimana, parameter yang diukur akan dibandingkan dengan 3 baku mutu yaitu, Peraturan Menteri No.492/MENKES/PER/IV/2010, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 th.2001, dan Peraturan Menteri kesehatan RI No.01/Birhukmas/1975. Setelah itu didapatkan hasil kualitas air yang layak (6 sampel) dan tidak layak (35 sampel) untuk dikonsumsi. Serta, faktor yang mendominasi dari penggunaan lahan yaitu permukiman, untuk litologi yang mendominasi ialah batuan vulkanik tak terurai, dan kedalaman muka air tanahnya yang kedalamannya 0-5 m.

Considering when the water needs to surge, an alternative is needed to obtain clean water. One of them by utilizing the presence of shallow groundwater. However, not all shallow groundwater has good quality to consume. Thus, the study aims to describe the shallow quality spatial pattern of the groundwater and describe the link between the spatial pattern of groundwater quality with litology, land use and groundwater IN DAS Cijurey, Majalengka regency. There are two types of parameters used, namely physical and chemical. The shallow groundwater Quality measurement was carried out in November 2019.
The results showed the territorial distribution of groundwater quality and the connection between groundwater and the three influence factors at DAS Cijurey. With the number of samples used is 41 point, groundwater quality sampling with  purposive random sampling method. As, the parameters measured will be compared to 3 quality standards namely,  Ministerial Regulation No. 492/Menkes/PER/IV/2010, Government regulation of the Republic of Indonesia No. 82nd. 2001, and  Regulation of the Minister of Health RI  No. 01/birhukmas/1975. After that, a decent water quality result (6 samples) is not feasible (35 samples) for consumption. As well, the dominating factors of land use i.e. settlement, for the dominating litology is the unraveling volcanic rock, and the depth of the water in its depths of 0-5 meters.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"this research yields a computer program to compute the measurement of a thiwire antena parameters which are current distribution, antenna impedence, and radiation pattern. The computation is based on the solution of pockklington equation, solved by moment method...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil pemeriksaan hematologi rutin dan morfologi darah tepi eritrosit pada sampel darah dengan berbagai konsentrasi antikoagulan Na2-EDTA yang berbeda."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Ratnaningsih
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil pemeriksaan hematologi rutin dan morfologi darah tepi eritrosit pada sampel darah dengan berbagai konsentrasi antikoagulan Na2EDTA yang berbeda. Penditian ini merupakan penelitian potong lintang. Bahan penelitian berupa 33 sampel darah vena mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta. Dua ml darah dibagi ke datum 4 tabling Na2EDTA yang masing-masing berisi antikoagulan dengan konsentrasi yang berbeda. Tabung pertama berisi Na2EDTA konsentrasi standar, 2 mg/dl, tabung yang lain secara berurutan berisi Na2EDTA dengan konsentrasi 4 mg/dl, 6 mg/dl, and 8 mg/dl. Sebelumnya dibuat sediaan hapus langsung dari setetes darah tanpa antikoagulan (sebagai kontrol) untuk pemeriksaan morfologi darah tepi (MDT). Darah dalam keempat tabung tersebut segera dilakukan pembuatan sediaan hapus dan diperiksa profit hematologi eritrositnya menggunakan SYSMEX SE-9500 automatic analyzer. Terdapat penurunan yang bermakna dari hitung eritrosit, hemoglobin, hematokrit, dan MCHC serta peningkatan yang bermakna dari nilai MCV dan RDW antara konsentrasi Na2EDTA yang berlebihan, sedangkan nilai MCH tidak ada perbedaan. Pemeriksaan MDT menunjukkan perubahan yang bermakna pada bentuk echinocytes serta ditemukan gambaran ghost cells pada sampel darah dengan Na2EDTA yang berlebihan. Disimpulkan bahwa antikoagulan Na2EDTA yang berlebihan akan berpengaruh terhadap morfologi dan beberapa parameter hematologi eritrosit. (Med J Indones 2006; 15:157-64)

The purpose of this study is to know whether there are differences between hematology profile and morphology of erythrocyles of blood specimens which are prepared with excessive Na2EDTA anticoagulant in different concentration. This study was conducted in Faculty of Medicine Gadjah Mada University. The criteria of subject were male, age from 18 until 22 years old and healthy, ascertained from history taking and vital sign examination. Blood samples from 33 subjects were taken using vein puncture. Two millimeters blood was divided into 4 Na2EDTA-containing tube's. Before that, one drop of blood without Na2EDTA anticoagulant was used for making control blood film right after vein puncture. Each tubes contained different concentration of anticoagulant. The first tube contained Na2EDTA in standard concentration 2 mg/dl; the remaining tubes contained consecutively, 4 mg/dl, 6 mg/dl, and 8 mg/dl. Those samples were immediately examined using SYSMEX SE-9500 automatic analyzer for measuring erythrocytes hematological profile and were stained with Wright staining far morphological examination. These procedures were done before 20 minutes of vein puncture. There were significant decrease ofRBC count, HGB, HCT, and MCHC and also significant increase of MCV and RDW between different concentrations of excessive Na2EDTA anticoagulant. MCH did not have significant result. Morphological examination showed significant morphological changes in the form of echinocytes and appearance of ghost cells in the sample treated with excessive Na2EDTA anticoagulant concentration. In conclusion, there are differences in hematological profile and morphology of erythrocytes among blood specimen which are prepared with excessive Na2EDTA anticoagulant in different concentration, except for MCH. Excessive Na2EDTA anticoagulant concentration will affect the blood specimen for peripheral blood examination of erythrocytes by interfering morphology and some of hematological parameters. (Med J Indones 2006; J 5:157-64)"
[place of publication not identified]: Medical Journal of Indonesia, 2006
MJIN-15-3-JulySept2006-157
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Thermophiles are challenging to be studied for ethanol production using agricultural waste containing lignocellulosic materials rich in hexose and pentose. These bacteria have many advantages such as utilizing a wide range of substrates, including pentose (C5) and hexose (c6)...."
630 IJAS 10:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>