Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Sahid Ridho
Abstrak :
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi menjadi tantangan untuk menyediakan layanan tersebut di Indonesia. VSAT Ku-Band salah satu teknologi yang dapat digunakan di negara kepulauan seperti Indonesia. VSAT Ku-Band memiliki ukuran yang lebih kecil dan harga yang terjangkau dibandingkan VSAT C-Band dengan power penerima yang lebih kecil namun kapasitas kecepatan internetnya yang lebih besar. VSAT Ku-Band memiliki kelemahan dimana amat rentan terhadap gangguan cuaca khususnya hujan dan melemahnya sinyal satelit pada daerah batasan kerja satelit. Antena VSAT Ku-Band salah satu perangkat yang menentukan ketahanan dan kualitas sinyal yang didapatkan. Pada penelitian ini dilakukan perancangan antena horn sebagai pencatu parabola pada kanal Ku-Band untuk mendapatkan gain yang tinggi pada aplikasi VSAT Ku-Band. Pencatu horn dirancang menggunakan wire medium berbentuk persegi yang diletakkan di dalam antena dan penambahan bagian pada awal aperture horn untuk meningkatkan parameter gain antena. Pada penelitian ini dilakukan studi literatur untuk mempelajari teori pendukung, simulasi pada CST Microwave Studio, fabrikasi dan pengukuran untuk memvalidasi kinerja dari antena tersebut. Dari penelitian ini telah didapatkan desain antena VSAT Ku-Band untuk frekuensi kerja 10,7-14,5 GHz dengan polarisasi linear, VSWR pada frekuensi kerja penerima 1,5 dan VSWR pada frekuensi kerja pengirim max 1,3 kemudian gain pada frekuensi kerja penerima 38 dBi dan gain pada frekuensi kerja pengirim 42 dBi. ......The development of information and communication technology is a challenge to provide these services in Indonesia. VSAT Ku-Band is a technology that can be used in an archipelago such as Indonesia. VSAT Ku-Band has a smaller size and an affordable price compared to VSAT C-Band with smaller receiver power but greater internet speed capacity. VSAT Ku-Band has a weakness where it is very vulnerable to weather disturbances, especially rain and weakening of satellite signals in satellite boundaries. Ku-Band VSAT antenna is a device that determines the resistance and quality of the signal obtained. In this study the design of horn antennas as a satellite dish on the Ku-Band channel to get high gain in the Ku-Band VSAT application. Horn feeders are designed using a rectangular wire medium placed inside the antenna and the addition of parts at the beginning of the aperture horn to increase the antenna gain parameters. In this research, a literature study was conducted to study supporting theories, simulations on CST Microwave Studio, fabrication and measurements to validate the performance of the antenna. From this research, a Ku-Band VSAT antenna design has been obtained for a working frequency of 10.7-14.5 GHz with linear polarization, VSWR at the working frequency of the receiver is 1.5 and VSWR at the maximum working frequency of the sender is 1.3 then the gain is at the working frequency of the receiver 38 dBi and the gain at the sender's working frequency is 42 dBi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Zeolit dan γ-alumina yang telah mengadsorpsi surfaktan kationik secara bilayer dapat dimanfaatkan sebagai penukar anion dan adsorpsi senyawa organik non polar. Mekanisme pembentukan bilayer surfaktan pada adsorben sangat bergantung kepada kerapatan muatan permukaan adsorben. Untuk permukaan dengan kerapatan muatan permukaan tinggi, adsorpsi surfaktan diawali dengan adsorpsi surfaktan berupa agregat yang menyerupai misel. Untuk adsorben dengan kerapatan muatan permukaan rendah diawali dengan adsorpsi surfaktan berupa monomer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pembentukan bilayer pada adsorpsi Hexadecyltrimethylammonium–Br (HDTMA-Br) pada zeolit alam Clinoptilolite dan pada γ-alumina. Juga untuk mengetahui laju adsorpsi dan desorpsi dengan cara model kinetika difusi parabola. Mekanisme pembentukan bilayer dapat ditentukan dari pengukuran konsentrasi kesetimbangan terhadap variasi waktu adsorpsi. Laju adsorpsi dapat ditentukan dari harga konstanta laju adsorpsi dan desorpsi dari HDTMA+ dan Br-. Konsentrasi awal HDTMA-Br divariasikan mulai dari ECEC sampai lebih besar dari CMC adsorpsi. Pada penelitian ini untuk zeolit diperoleh nilai ECEC pada konsentrasi 75 μmol/L adalah sebesar 95,65 meq/Kg, nilai CAC = 125 μmol/L dan nilai CMC adsorpsi = 175 μmol/L. Untuk γ-alumina diperoleh nilai PZC (Point of Zero Charge) dengan metode titrasi adalah sebesar 7,5. Nilai ECEC berada pada konsentrasi 75 μmol/L. Nilai CAC berada pada konsentrasi 125 μmol/L. Nilai CMC adsorpsiberada pada konsentrasi 175 μmol/L. Penyerapan HDTMA pada zeolit Clinoptilolite sebelum waktu transisi menghasilkan penurunan konsentrasi kesetimbangan HDTMA, maupun konsentrasi Br-. Hal tersebut menunjukkan bahwa adsorpsi HDTMA pada permukaan zeolit diawali dengan adsorpsi dalam bentuk agregat misel dan proses adsorpsi berlangsung cepat. Pada γ-alumina, sebelum waktu transisi menghasilkan penurunan konsentrasi HDTMA tetapi tidak disertai dengan penurunan konsentrasi Br-. Hal ini berarti pada adsorpsi HDTMA pada permukaan HDTMA diawali dengan adsorpsi dengan bentuk monomer. Dari harga konstanta laju adsorpsi dan desorpsi yang dihitung dengan menggunakan model kinetika difusi parabola, diperoleh bahwa proses adsorpsi awal berlangsung dengan cepat, sedangkan proses selanjutnya berlangsung dengan lebih lambat.
Universitas Indonesia, 2006
S30629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Widyastuti
Abstrak :
Zeolit dan y-alumina yang telah iliengadsorpsi surfaktan kationik secara bilayer dapat dimanfaatkan sebagai penukar anion dan adsorpsi senyawa organik non polaL Mekanisme pembentukan bilayer surfaktan·pada adsorben sangat bergantung kepada kerapatan muatan permukaan . adsorb en .. Untuk permukaan dengan kerapatan muatan permukaan tinggi, . adsorpsi surfaktan .diawali dengan adsorpsi surfaktan · berupa ·agregat yang menyerupai misel. Untuk, adsorben dengan kerapatan muatan permukaan · rendah diawali dengan adsorpsi surfaktan berupa monomer. Penelitian ini bertujuan t:Jntuk mengetahui mekanisme pembentuk
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecep Sulaeman
Abstrak :
ABSTRAK
Pada Tugas Akhir ini dirancang suatu konsentrator solar cell yang memanfaatkan dish parabola yang dilapisi dengan alumunium foil sebagai penerima cahaya matahari. Cahaya matahari yang diterima dish parabola dipantulkan ke cermin datar dan oleh vermin datar cahaya matahari tersebut dipantulkan lagi ke permukaan solar cell.

Berdasarkan prinsip kerja solar cell, bahwa daya listrik yang dihasilkan solar cell pada sistem bergantung pada intensitas cahaya matahari yang diserap oleh solar cell. Oleh karena itu pada Tugas Akhir ini dicoba memanfaatkan konsentrator untuk memfokuskan cahaya matahari agar inensitasnya lebih besar dan days listdknya yang dihasilkan solar cell juga akan meningkat.

Pada Tugas Akhir ini dilakukan pengukuran dan hasilnya dianalisa pengaruh suhu terhadap daya keluaran solar cell. Hasil analisa menunjukkan bahwa apabila suhu permukaan solar cell naik, akan menurunkan daya keluaran solar cell. Jadi untuk menaikkan daya keluaran solar cell tersebut dilakukan penurunan suhu permukaan solar cell (dengan menyalurkan air ke pennukaan solar celo, dan dihasilkan kenaikan daya 1,125W/°C, kenaikan tegangan 0,455V/°C dan kenaikan arcs 0,020A/°C.
1995
S38843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Pratiknyo Adi Mahatmanto
Abstrak :
ABSTRAK
Sistem mitigasi bencana alam sangat diperlukan dalam rangka meminimalisir dampak bencana alam di bumi. Saat ini salah satu cara mengumpulkan data spasial dengan cepat adalah dengan satelit penginderaan jauh. Dengan menggunakan satelit maka fungsi pemantauan bumi semakin mudah karena dari atas bumi satelit dapat dengan mudah menangkap citra bumi. Satelit Himawari-8 menjadi salah satu satelit cuaca yang menyediakan citra resolusi rendah dengan resolusi temporal yang lebih banyak. Adapun data citra yang ditangkap oleh satelit Himawari-8 dapat digunakan untuk banyak aplikasi mencakup rainfall rate, sea surface temperature, cloud top temperature, prediksi cuaca, prediksi arah sebaran abu vulkanik, dan prediksi titik panas atau hotspot.

Keberhasilan pengembangan software pengolahan data Himawari-8 di LAPAN membuat pengembangan peralatan hardware sistem penerima Himawari-8 semakin ditingkatkan. Pengembangan yang sedang dilakukan di peralatan stasiun bumi yaitu ada di sisi antena penerima. Adapun salah satu jenis antena yang sering digunakan sebagai penerima data satelit pada sisi stasiun bumi adalah antena dengan reflektor parabola dengan tipe pencatunya adalah antena horn. Penelitian dan pengembangan jenis antena feed yang dilakukan sebagai salah satu alternatif antena penerima yang dapat digunakan oleh Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Pekayon. Desain antena feed yang diharapkan dapat menerima data Himawari-8 dengan karakterisitik antena yang lebih compact, low profile, dan low cost sehingga dapat meningkatkan kehandalan sistem akuisisi dan mendukung kemandirian teknologi.

Sistem penerima data satelit C-Band telah banyak dikembangkan khususnya pada bagian pencatu (feed) antena. Adapun beberapa alternatif antena yang dapat digunakan sebagai penerima data satelit khususnya pada rentang frekuensi C-band antara lain yaitu antena mikrostrip. Adapun beberapa antena feed yang dapat digunakan sebagai antenna penerima data satelit yaitu antena mikrostrip dengan slot, antena mikrostrip dengan teknik Electromagnetic Band Gap, antena mikrostrip dengan teknik inset feed, dan antena mikrostrip dengan teknik E-shaped.

Pada penelitian Tesis ini dilakukan rancang bangun antena pencatu mikrostrip susun dengan bentuk patch segiempat yang nantinya akan digunakan sebagai antena feed pada sistem antena parabola di stasiun bumi. Antena dirancang untuk dapat bekerja pada rentang frekuensi 3,8-4,2 GHz. Guna mengetahui kinerja antena maka perancangan disimulasikan menggunakan perangkat lunak CST Microwave Studio 2020. Antena pencatu mikrostrip susun dirancang dengan menggunakan dua jenis bahan substrat yaitu FR-4 yang memiliki konstanta dielektrik 4,3 dengan ketebalan 1,6 mm dan bahan substrate RT/Duroid-5880 dengan nilai konstanta dielektrik 2,2 yang mempunyai ketebalan 1,575 mm. Jenis metode pencatuan yang digunakan pada desain antena mikrostrip tunggal adalah proximity coupled feed atau electromagnetically-coupled feed dan teknik pencatuan coaxial probe digunakan pada desain antena mikrostrip susun.

Dari hasil simulasi antena pencatu mikrostrip susun 4x4 dengan bahan FR-4 didapatkan gain 12,9 dB pada frekuensi 4,148 GHz, bandwidth 700 MHz dari rentang frekuensi 3,784-4,484 GHz, Half Power Beamwidth (HPBW) untuk arah horizontal 26,3º dan HPBW untuk arah vertikal 27,8º, dan pola radiasi yang dihasilkan adalah direksional. Dari hasil pengukuran antena mikrostrip susun 4x4 dengan bahan FR-4 didapatkan gain 12,484 dBi pada frekuensi 4,148 GHz, bandwidth 760 MHz dari rentang frekuensi 3,752-4,512 GHz, dan pola radiasi yang dihasilkan adalah direksional. Ketika antena mikrostrip susun 4x4 dengan bahan FR-4 dijadikan sebagai antenna feed dan digabungkan dengan reflektor parabola berdiameter 2,4 meter maka menghasilkan gain sebesar 31,72 dB pada frekuensi 4,148 GHz dengan HPBW untuk arah horizontal 2,5º dan HPBW untuk arah vertikal 2,6º.

Dari hasil simulasi antena pencatu mikrostrip susun 2x2 dengan bahan RT/Duroid-5880 didapatkan gain 12,8 dB pada frekuensi 4,148 GHz, bandwidth 702 MHz dari rentang frekuensi 3,76-4,462 GHz, HPBW untuk arah horizontal 30,7º dan HPBW untuk arah vertikal 52,3º, dan pola radiasi yang dihasilkan adalah direksional. Dari hasil pengukuran antena mikrostrip susun 2x2 dengan bahan RT/Duroid-5880 didapatkan gain 12,074 dBi pada frekuensi 4,148 GHz, bandwidth 656 MHz dari rentang frekuensi 3,796-4,452 GHz, dan pola radiasi yang dihasilkan adalah direksional. Ketika antena mikrostrip susun 2x2 dengan bahan RT/Duroid-5880 dijadikan sebagai antena feed dan digabungkan dengan reflektor parabola berdiameter 2,4 meter maka menghasilkan gain sebesar 33,09 dB pada frekuensi 4,148 GHz dengan HPBW untuk arah horizontal 2,7º dan HPBW untuk arah vertikal 1,9º.

Penggunaan jenis antena pencatu mikrostrip susun sebagai antena pencatu yang digabungkan dengan reflektor parabola terbukti mampu menghasilkan gain sesuai spesifikasi sebagai antena penerima data satelit di sisi stasiun bumi.
ABSTRACT
Natural disaster mitigation systems are needed in order to minimize the impact of natural disasters on earth. The way to collect spatial data quickly is by remote sensing satellites. By using satellites, the earth monitoring function is easier because from above the satellite can easily capture the earth's image. The Himawari-8 satellite is one of the weather satellites that provides low-resolution imagery with more temporal resolution. The image data captured by the Himawari-8 satellite can be used for many applications including rainfall rate, sea surface temperature, cloud top temperature, weather prediction, prediction of the direction of volcanic ash distribution, and hot spot prediction.

The successful development of the Himawari-8 data processing software in LAPAN has made the development of the Himawari-8 receiver system hardware equipment increasingly enhanced. Development is being carried out on earth station equipment which is on the receiving antenna side. One type of antenna that is often used as a satellite data receiver on the side of the earth station is an antenna with a parabolic reflector, with the feed antenna being a horn antenna. Research and development of new antenna types are carried out as an alternative receiving antenna that can be used by the Pekayon Remote Sensing Ground Station. The new antenna design is expected to be able to receive Himawari-8 data with more compact, low profile, and low-cost antenna characteristics so that it can improve the reliability of the acquisition system and support technological independence.

C-Band satellite data receiver systems have been developed, especially in the antenna feed section. Some alternative antennas that can be used as satellite data receivers, especially in the C-band frequency range, include microstrip antennas. Some antennas that can be used as satellite data receiver antennas are microstrip antenna with slot, microstrip antenna with Electromagnetic Band Gap technique, microstrip antenna with inset feed technique, and microstrip antenna with E-shaped technique.

In this thesis research, a microstrip array antenna design with a rectangular patch shape will be used as a receiving antenna at the ground station. The antenna is designed to work in the frequency range 3.8-4.2 GHz. To determine the antenna's performance, the design was simulated using CST Microwave Studio 2020 software. Microstrip array antenna was designed using two types of substrate material, FR-4 which has a dielectric constant of 4.3 with a thickness of 1.6 mm and a substrate material RT/Duroid-5880 with a dielectric constant of 2.2 which has a thickness of 1.575 mm. The type of feeding method used in the design of a single microstrip antenna is proximity coupled feed or electromagnetically-coupled feed and the coaxial probe feeding technique used in the microstrip array antenna design.

From the simulation results of a 4x4 microstrip array antenna with FR-4 material, antenna gain is 12.9 dB at a frequency of 4.148 GHz, bandwidth of 700 MHz from the frequency range of 3.784-4.484 GHz, Half Power Beam Width (HPBW) for the horizontal direction of 26.3º and HPBW for vertical direction 27.8º, and the resulting radiation pattern is directional. From the measurement results of the 4x4 microstrip array antenna with FR-4 material, the antenna gain is 12.448 dB at a frequency of 4.148 GHz, the bandwidth of 760 MHz from the frequency range of 3.752-4.512 GHz, and the resulting radiation pattern is directional. When a 4x4 microstrip array antenna with FR-4 material is used as a feed antenna and combined with a 2.4 m diameter parabolic reflector, the antenna gain is 31.72 dB at a frequency of 4.148 GHz with HPBW for the horizontal direction of 2.5º and HPBW for the vertical direction 2.6º.

From the simulation results of a 2x2 array microstrip antenna with RT/Duroid-5880, an antenna gain of 12.8 dB at a frequency of 4.148 GHz, a bandwidth of 702 MHz of the 3.76-4.462 GHz frequency range, HPBW for the horizontal direction of 30.7º and HPBW for the vertical direction 52.3º, and the resulting radiation pattern is directional. From the measurement of 2x2 microstrip array antennas with RT/Duroid-5880 material, the antenna gain is 12.074 dB at a frequency of 4.148 GHz, the bandwidth of 656 MHz from the frequency range of 3.796-4.452 GHz, and the resulting radiation pattern is directional. When a 2x2 array microstrip antenna with RT/Duroid-5880 material is used as a feed antenna and combined with a parabolic reflector of 2.4 m in diameter, the antenna gain is 33.09 dB at a frequency of 4.148 GHz with HPBW for the horizontal direction of 2.7º and HPBW for vertical direction of 1.9º.

The use of a microstrip array antenna as a feed antenna combined with a parabolic reflector is proven to be able to produce a gain according to specifications as a satellite data receiver antenna on the side of the ground station.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainil Syafitri
Abstrak :
Penggunaan motor induksi linier untuk kereta magnet memiliki tantangan dalam menjaga kestabilan dan keamanannya karena gaya yang timbul akibat adanya interaksi fluks magnetik antara magnet permanen dan inti besi, yang menyebabkan timbulnya getaran dan kebisingan yang disebut dengan gaya deten. Salah satu sumber timbulnya gaya deten adalah efek ujung akhir yang timbul karena terputusnya lintasan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan perancangan dan perhitungan bentuk gigi diujung akhir menjadi bentuk melengkung cekung dimana berdasarkan penelitian sebelumnya dengan bentuk melengkung cembung di gigi akhir pada motor sinkron linier berhasil menurunkan sebagian dari efek karena ujung akhir. Pada penelitian ini perancangan dan perhitungan bentuk melengkung dari gigi diujung lintasan dilakukan dengan membuat model menggunakan pendekatan persamaan parabola, hiperbola dan eksponensial dengan dimensi bidang X, Y, Z sebesar 660mm x 360mmx 360 mm. Pengambilan data untuk kerapatan magnet dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Ansis dengan meshing 10 mm sedangkan perhitungan besarnya gaya deten berdasarkan persamaan matematis dilakukan menggunakan perangkat lunak MatLab. Perhitungan besarnya gaya deten dengan menggunakan MatLab menghasilkan nilai tertinggi untuk pendekatan parabola sebesar 0,07882 N dan nilai terendah 0.00579 N, dengan pendekatan hiperbola menghasilkan nilai tertinggi 0,303 N untuk nilai k besar dan 0,00645 N untuk nilai k kecil dan pada pendekatan eksponensial nilai tertinggi 0,00045N dan nilai terendahnya 0,00034N. ......The use of linear induction motors for magnetic trains deals with challenges in maintaining stability and safety because of the forces that arise due to the interaction of magnetic fluxs between the permanent magnets and the iron core, which causes vibrations and noise called detent forces. One of the detent force sources is the end effect that occurs due to limitations in the track. To solve this problem, designing and calculating the tooth shape at the end into a concave curved shape based on previous research with a convex curved shape for in the last tooth on a linear synchronous motor succeeded in reducing some of the effects due to the end teeth. In this study, the design and calculation of the tooth's curved shape at the end of the track was conducted by making a model using the parabolic, hyperbole, and exponential equation approach. The dimensions X Y Z planes of 660mm x 360mmx 360 mm. Data collection for magnetic density was carried out with the help of Ansis software with a meshing of 10 mm. In contrast, the amount of detent force based on mathematical equations was carried out using MatLab software. The detent force calculation using MatLab produces the highest value for the parabolic approach of 0.07882 N. The lowest value is 0.00579 N. With the hyperbolic approach, it reaches the highest value, 0.303 N for large k values and 0.00645 N for small k values . In the exponential value approach, the highest value is 0.00045N, and the lowest value is 0.00034N%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Riza Darmawan
Abstrak :
Penelitian ini mengusulkan rancang bangun antena mikrostrip array linear dengan bentuk patch segiempat sebagai antena pencatu pada sistem antena parabola di stasiun bumi penerima data satelit Himawari-8. Antena dirancang bekerja pada rentang frekuensi 3,8-4,2 GHz. Simulasi menggunakan perangkat lunak CST Microwave Studio 2019. Antena mikrostrip array linear dirancang dengan menggunakan bahan substrat Rogers RT/Duroid-5880 dengan nilai konstanta dielektrik 2,2 yang mempunyai ketebalan 1,575 mm. Teknik dan metode yang digunakan yaitu teknik proximity coupled feed, teknik corporate feed, metode Dolph-Chebyshev, metode Wilkinson Unequal Power Divider, substrat double layer, dan juga Reflektor Parabola. Simulasi antena microstrip array 1x8 dengan bahan Rogers RT/Duroid-5880 menghasilkan bandwidth selebar 721,9 MHz pada frekuensi 3,7069 – 4,4288 GHz, gain sebesar 16,17 dB pada frekuensi 4,148 GHz, direktivitas sebesar 16,56 dB pada frekuensi 4,148 GHz, efisiensi sebesar 97,65%, Half Power Beamwidth (HPBW) untuk arah horizontal sebesar 6,5° dan HPBW untuk arah vertikal sebesar 46,5°, dan pola radiasi yang dihasilkan adalah direksional. Ketika antena antena mikrostrip array 1x8 bahan rogers RT/Duroid-5880 sebagai antena pencatu dengan Reflektor Parabola 2,4 meter menghasilkan bandwidth selebar 721,9 MHz pada frekuensi 3,7069 – 4,4288 GHz, gain sebesar 30,69 dB pada frekuensi 4,148 GHz, direktivitas sebesar 31,08 dB pada frekuensi 4,148 GHz, efisiensi sebesar 98,75%, Half Power Beamwidth (HPBW) untuk arah horizontal sebesar 7,7° dan HPBW untuk arah vertikal sebesar 1,4°, dan pola radiasi yang dihasilkan adalah direksional. Hasil pengukuran untuk antena mikrostrip 1x8 dengan bahan Rogers RT/Duroid-5880 memiliki bandwidth 44 MHz dari frekuensi 3,761-3,805 GHz dan memiliki bandwidth 92 MHz dari frekuensi 4,804-4,896 GHz, gain sebesar 10,42 dB pada frekuensi 3,8 GHz, dan pola radiasi yang dihasilkan adalah direksional. ......This study proposes the design of a linear array microstrip antenna with a rectangular patch shape as a feed antenna for a parabolic antenna system at the Himawari-8 satellite data receiving earth station. The antenna is designed to work in the 3.8-4.2 GHz frequency range. Simulation using CST Microwave Studio 2019 software. Linear array microstrip antenna is designed using Rogers RT/Duroid-5880 as a substrate with a dielectric constant value of 2.2 which has a thickness of 1.575 mm. The techniques and methods used are proximity coupled feed technique, corporate feed technique, DolphChebyshev method, Wilkinson Unequal Power Divider method, double layer substrate, and also Parabolic Reflector. Simulation of a 1x8 microstrip array antenna with Rogers RT/Duroid-5880 material produces a bandwidth of 721.9 MHz at a frequency of 3.7069-4.4288 GHz, a gain of 16.17 dB at a frequency of 4.148 GHz, a directivity of 16.56 dB at a frequency of 4.148 GHz, efficiency of 97.65%, Half Power Beamwidth (HPBW) for the horizontal direction of 6.5° and HPBW for the vertical direction of 46.5°, and the resulting radiation pattern is directional. When the 1x8 rogers RT/Duroid-5880 microstrip array antenna as a feed antenna with a 2.4 meter Parabolic Reflector produces a bandwidth of 721.9 MHz at a frequency of 3.7069-4.4288 GHz, the gain is 30.69 dB at a frequency of 4.148 GHz, directivity of 31.08 dB at a frequency of 4.148 GHz, efficiency of 98.75%, Half Power Beamwidth (HPBW) for the horizontal direction of 7.7° and HPBW for the vertical direction of 1.4°, and the resulting radiation pattern is directional. The measurement results for a 1x8 microstrip array antenna with Rogers RT/Duroid-5880 material have a bandwidth of 44 MHz from a frequency of 3.761-3.805 GHz and a bandwidth of 92 MHz from a frequency of 4.804-4.896 GHz, a gain of 10.42 dB at a frequency of 3.8 GHz, and a pattern of he radiation produced is directional.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library