Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karisma Prameswari
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang Papiloma inverted (PI) merupakan papiloma yang berasal dari traktus sinonasal yang dilapisi oleh epitel Schneiderian, yang secara ektodermal berasal dari mukosa respiratorius. Tumor jinak ini memiliki karakter yang bersifat agresif secara lokal, memiliki angka rekurensi tinggi dan kemampuan untuk bertransformasi ke arah keganasan. Karakteristik biomolekuler dari tumor PI belum banyak diteliti. Perkembangan PI diduga berasal dari ketidakseimbangan antara peningkatan proliferasi sel epitel yang berlebihan dan peningkatan apoptosis yang tidak bermakna. Tujuan Mengetahui gambaran karakteristik biomolekuler tumor PI berdasarkan ekspresi HSP 70, HSF-1, NF-kappa-B dan Bcl-2. Metode Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi potong lintang untuk mencari gambaran ekspresi HSP 70, HSF-1, NF-kappa-B dan Bcl-2 pada epitel dan stroma jaringan tumor PI melalui pemeriksaan imunohistokimia. Hasil Terdapat korelasi yang bermakna antara HSF-1 epitel dan Bcl-2 epitel dengan p = 0,022 (p<0,05) dan r = 0,709. Hasil korelasi yang bermakna juga didapatkan antara HSF-1 stroma dan HSP 70 stroma dengan p = 0,024 (p<0,05) dan r = 0,699. Terdapat hubungan yang bermakna antara nilai ekspresi NF-kappa-B pada epitel dan stroma dengan adanya transformasi keganasan (p<0,05). Kesimpulan Terdapat peran dari HSP 70, HSF-1 dan Bcl-2 dalam perkembangan tumor PI secara umum. Proses transformasi keganasan berkaitan erat dengan ekspresi NFkappa- B. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan titik potong nilai ekspresi NF-kappa-B sebagai prediktor transformasi keganasan pada tumor PI.
ABSTRACT
Background Inverted papilloma (IP) is a papiloma that is lined by the Schneiderian epithelials, derived ectodermally from the respiratory mucosa. This benign neoplasm has a characteristic of local aggresiveness, high recurrence rate and possibility of malignant transformation. Biomolecular characteristics have not been studied extensively. Development of IP is thought to arise due to the imbalance between excessive cell proliferation and insignificant apoptosis. Objective To describe the expressions of HSP 70, HSF-1, NF-kappa-B and Bcl-2 in IP. Methods This research is a cross-sectional study to describe the expressions of HSP 70, HSF-1, NF-kappa-B and Bcl-2 in epithelial and stromal IP using immunohistochemistry. Results There is a strong positive correlation between epithelial HSF-1 with epithelial Bcl-2 with p=0,022 (p<0,05) and r=0,709. There is also a strong positive correlation between stromal HSF-1 and stromal HSP 70 with p=0,024 (p<0,05) and r=0,699. There is a relationship between epithelial and stromal NF-kappa-B expression with signs of malignancy transformation (p<0,05). Conclusion There is a role of HSP 70, HSF-1 and Bcl- 2 in the development of IP. There is a close relationship between malignant transformation and the expression of NF-kappa-B. Further research is needed to determine the cut-off point for NF-kappa-B expression to predict malignant transformation in IP.;;
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ashadi Budi
Abstrak :
ABSTRAK Latar belakang: Penilaian pre-operatif penting dilakukan sebelum reseksi papiloma inverted untuk menjamin reseksi tumor yang bersih dan mencegah kekambuhan, namun belum ada tata cara penilaian pre-operatif papiloma inverted di Indonesia. Tujuan: Penelitian ini membandingkan penilaian pre-operatif CTscan dan MRI dengan penemuan saat operasi sehingga diketahui modalitas terbaik yang dapat menjadi dasar dalam penatalaksanaan papiloma inverted. Metode: Dilakukan prediksi lokasi asal tumor, keterlibatan sinus paranasal dan penentuan stadium tumor pada 10 pasien papiloma inverted dengan CT-scan dan MRI kemudian dibandingkan dengan penemuan saat operasi dengan panduan sistem navigasi pencitraan. Navigation panel unit menjadi alat yang penting dalam memandu operasi dan memastikan kesesuaian pencitraan dengan penemuan saat operasi. Hasil: Prediksi lokasi asal tumor dengan CT-scan dilakukan dengan menilai hiperostosis (9/10 subjek), sedangkan pada MRI dicari gambaran serpentine cerebriform filamentous structure (5/10 subjek). CT-scan lebih baik dalam prediksi lokasi asal tumor dibandingkan MRI (p=0,046). Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna dalam prediksi keterlibatan sinus paranasal (p=0,083) dan stadium tumor (p=0,317) dengan menggunakan kedua modalitas tersebut. Kesimpulan: CT-scan merupakan pemeriksaan pencitraan yang paling baik dalam penilaian pre-operatif pada papiloma inverted sinonasal.
ABSTRACT Background: Preoperative assessment is essential before inverted papilloma surgery to ensure complete resection and prevent recurrence. There are no standard preoperative assessment for inverted papilloma in Indonesia. Purpose: This study was aim to compare CT-scan and MRI in preoperative assessment with the intra operative findings to determine which is the best preoperative imaging for inverted papilloma. Methods: Preoperative assessment predicted the site of origin, involvement of the paranasal sinus and tumor staging of inverted papilloma in 10 patients with CT-scan and MRI, then subsequently compared with the operation findings by surgical navigation imaging guidance. Navigation panel units was an important tool in guiding operations and ensure the intraoperative findings consistent with the imaging. Result: Site of origin was predicted by finding focal hyperostosis on CT-scan (9/10 subjects), whereas the serpentine cerebriform filamentous structure evaluated on MRI (5/10 subjects). The results of this study showed that CT-scan predicted site of origin better than MRI (p=0.046). There were no significant differences in prediction of paranasal sinus involvement (p = 0.083) and tumor staging (p = 0.317) using both modalities. Conclusion: Therefore, concluded that CT-scan is the best imaging preoperative assessment for sinonasal inverted papilloma.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Sitinjak
Abstrak :
Papiloma sinonasal merupakan tumor jinak yang berasal dari epitel mukosa sinonasal. Papiloma sinonasal memiliki kecenderungan untuk mengalami transformasi keganasan. Salah satu petanda biomolekuler yang baru-baru ini diduga berperan dalam transformasi keganasan papiloma inverted menjadi karsinoma sel skuamosa sinonasal adalah FoxM1. FoxM1 merupakan faktor transkripsi yang peran utamanya adalah mengatur proliferasi seluler dan progresi siklus sel dalam karsinogenesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspresi FoxM1 pada sediaan papiloma inverted sinonasal (PIS) dalam kaitannya dengan perubahan epitel menuju keganasan. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain potong lintang. Sampel terdiri atas 36 kasus dengan diagnosis histopatologik papiloma inverted sinonasal yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 21 kasus PIS dan 15 kasus PIS yang mengalami perubahan epitel menuju keganasan (displasia) di Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM tahun 2014-2019. Dilakukan pulasan imunohistokimia FoxM1 dan perhitungan persentase jumlah sel terpulas positif. Analisis stastistik berupa uji komparatif numerik persentase sel terpulas FoxM1 di antara dua kelompok tersebut. Ekspresi FoxM1 ditemukan pada semua sediaan sampel PIS. Rerata persentase sel terpulas FoxM1 pada PIS sebesar 7,4% (SD±1,67) dan PIS yang mengalami perubahan epitel menuju keganasan sebesar 33,5% (SD±14,77). Terdapat perbedaan persentase sel terpulas FoxM1 yang signifikan di antara kedua kelompok (p<0,001). Terdapat ekspresi FoxM1 yang lebih tinggi pada papiloma inverted sinonasal yang mengalami perubahan epitel menuju keganasan. Pulasan imunohistokimia FoxM1 berpotensi untuk menjadi penanda displasia pada papiloma inverted sinonasal. ......Sinonasal papilloma is an uncommon benign neoplasm arising from sinonasal surface epithelia. Sinonasal papilloma has propensity to undergo malignant transformation. A new biomarker recently reported to be involved in malignant transformation in sinonasal papilloma to be sinonasal squamous cell carcinoma. FoxM1 is a transcription factor which main role in carcinogenesis is in cellular proliferation and cell cycle regulation. This study aims to describe the expression FoxM1 in sinonasal inverted papilloma and its association with dysplastic changes. A cross-sectional, analytical study was conducted comprising 36 samples of histologically-confirmed diagnosis of inverted papilloma between 2014 to 2019. The samples were further grouped into 2 groups: 21 samples without associated dysplastic changes and 15 samples with associated dysplastic changes. FoxM1 immunostaining was performed in all samples and. The percentage of positively-stained cells was compared among two groups using appropriate comparative statistics. The mean percentage of positively-stained cells in inverted papilloma without associated dysplastic changes is 7,4% (SD±1,67), and with associated dysplastic changes is 33,5% (SD±14,77). There was statistically-significant difference of FoxM1 expression among two groups (p<0,001). Expression of FoxM1 was found to be higher in the inverted papilloma with associated dysplastic changes. FoxM1 immunostaining is potential to be a biomarker of malignant transformation in sinonasal inverted papilloma.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library