Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andreas Anugerah Pitoyo
Abstrak :
Energi terbarukan dari panel surya merupakan energi bersih dan jumlahnya melimpah. Energi terbarukan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi daya kendaraan listrik saat pagi hari sampai sore hari, sehingga panel surya dapat digolongkan sebagai sumber energi listrik sekunder. Panel surya dapat dipasang pada atap Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum untuk mengumpulkan energi ketika matahari bersinar. Energi yang dikumpulkan panel surya merupakan energi listrik yang nantinya digunakan untuk melakukan pengisian baterai kendaraan listrik umum. Tentunya, semakin banyak panel surya yang dipasang maka energi listrik yang dikumpulkan semakin banyak, oleh karena itu dapat dipertimbangkan pemasangan panel surya pada sisi atap SPKLU. Melalui abstrak ini, akan dipertimbangkan aspek desain dan ekonomi, seperti NPV, IRR, DPP, dan LCOE dari SPKLU yang didesain. Seiring dengan tren menurunnya harga panel surya dan baterai tiap tahunnya, maka pemanfaatan panel surya di atas atap SPKLU akan semakin mudah terealisasi. Selain energinya bersih, biaya per satuan energi kWh dari panel surya akan semakin murah tiap tahunnya. ......Renewable energy from solar panels is one of many renewable energy that is clean and abundant. Energy from solar panel can be used to charge electric vehicles from morning to evening, hence solar panels can be classified as a secondary source of electrical energy. Solar panels can be installed on the roof of Public Electric Vehicle Charging Stations to collect energy when the sun is shining. The energy collected by solar panels is electrical energy which will later be used to charge public electric vehicle batteries. The more solar panels that are installed, the more electrical energy will be harvested, therefore it is good choice to consider installing solar panels on the roof side of the SPKLU. Through this abstract, aspects of design and economics such as NPV, IRR, DPP, and LCOE will be discussed. In line with the trend of decreasing prices for solar panels and battery each year, the use of solar panels on SPKLU roofs will become easier to realize. Apart from being clean energy, the cost per unit of kWh energy from solar panels will get cheaper every year.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebastian Muhammad Thoriq
Abstrak :
Telah dibangun sistem PLTS yang terdiri dari panel surya 800 Wp, 2 buah baterai LiFePO4 24 V 30 Ah, SCC MPPT, inverter pure sine wave 1000W 24V, power supply, dan mikrokontroler. Sistem PLTS yang dibangun adalah PLTS Offgrid Hybrid yang menggabungkan 2 sumber yaitu PLTS dengan PLN sebagai back up. PLTS yang dibangun terdiri dari 2 mode utama, yaitu Mode Malam dan Mode Siang. Pada Mode Malam, listrik disuplai langsung oleh PLN. Pada Mode Siang terdapat 2 mode, yaitu Mode UPS dan Mode Non UPS. Pada Mode UPS, back up listrik PLN disuplai melalui power supply dan inverter, sedangkan pada Mode Non UPS, back up listrik PLN disuplai secara langsung ke beban. Aktifasi mode PLTS diatur oleh mikrokontroler dengan menggunakan relay dan kontaktor. SCC MPPT yang digunakan memiliki efisiensi sebesar 95.42%. Inverter yang digunakan memiliki efisiensi sebesar 92.64%. Power supply yang digunakan memiliki efisiensi sebesar 81.93%. Sistem PLTS Mode UPS yang dibangun memiliki efisiensi sebesar 75.67% dengan kehilangan daya terbesar pada power supply. Panel surya 800 Wp pada penelitian ini mendapatkan daya puncak pada rentang jam 10:30 hingga jam 11:30 dan akumulasi total energi yang didapat selama 10 jam mulai dari jam 07:00 hingga jam 17:00 adalah 1835.59 Wh. ......A solar power system has been built consisting of an 800 Wp solar panel, two LiFePO4 batteries of 24 V 30 Ah, SCC MPPT, a pure sine wave inverter of 1000W 24V, a power supply, and a microcontroller. The solar power system built is an Offgrid Hybrid solar power system that combines two sources, namely solar power with PLN as a backup. The solar power system built consists of two main modes, namely Night Mode and Day Mode. In Night Mode, electricity is supplied directly by PLN. There are two modes in Day Mode, namely UPS Mode and Non-UPS Mode. In UPS Mode, PLN backup electricity is supplied through the power supply and inverter, while in Non-UPS Mode, PLN backup electricity is supplied directly to the load. The activation of the solar power system mode is regulated by the microcontroller using relays and contactors. The MPPT SCC used has an efficiency of 95.42%. The inverter used has an efficiency of 92.64%. The power supply used has an efficiency of 81.93%. The UPS Mode solar power system built has an efficiency of 75.67% with the greatest power loss on the power supply. The 800 Wp solar panel in this study obtained peak power in the range of 10:30 to 11:30 and the total accumulated energy obtained for 10 hours starting from 07:00 to 17:00 was 1835.59 Wh.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan
Abstrak :
Saat ini untuk mengetahui kinerja panel surya didasarkan pada daya keluaran maksimum dan fill factor pada kondisi Standard Test Condition (STC). STC merupakan kondisi standar panel surya bekerja secara ideal. Metode tersebut tidak dapat digunakan pada setiap kondisi karena faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja panel surya seperti radiasi dan suhu modul tidak tetap. Pada skripsi ini membahas perbandingan kinerja dua buah panel surya monocrystalline dengan pendekatan Gaussian (distribusi normal). Perbandingan kinerja panel surya ini dilakukan dengan cara membandingkan probabilitas dari distribusi kumulatif Gaussian pada fill factor dengan rentang radiasi dan suhu tertentu terhadap kondisi STC. Eksperimen dilakukan pada dua buah panel surya monocrystalline 180 Wp yang berbeda manufaktur dan diukur dengan menggunakan solar characteristic analyzer. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa panel surya PV A-180 memiliki kinerja lebih baik dibandingkan PV B-180 dengan perbandingan probabilitas 27,12% dan 16,09% pada eksperimen pertama serta 52,16% dan 35,74% pada eksperimen kedua. ...... Currently to determine the performance of the solar panel is based on maximum power output and fill factor on the Standard Test Condition (STC). STC is an ideal standard condition when solar panel works. The method couldn’t be used in any conditions because the factors that affect the performance of the solar panel are not fixed, such as radiation and temperature. This paper discusses the performance comparison of two monocrystalline solar panel with Gaussian Approach (normal distribution). Comparison of the performance of the solar panel is based on comparison of the cumulative probabilities of the Gaussian distribution on fill factor with a variety of radiation and temperature with STC. These experiments are used two different solar panels 180 Wp monocrystalline using solar characteristic analyzer. The results of these experiments indicated that the solar panel PV A-180 has a better performance than PV B-180 with probability ratio 27,12% and 16,09% in the first experiment and 52,16% with 35,74% in the second experiment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Mardi Marta Dinata
Abstrak :
ABSTRAK
Luasnya wilayah, keadaan geografis dan tidak meratanya infrastruktur di menjadi penyebab tingginya biaya operasional menara telekomunikasi, terutama untuk energi. Teknologi hybrid energy system (HES) panel surya merupakan salah satu alternatif sumber energi yang bisa digunakan oleh operator untuk menurunkan biaya listrik pada site-site mereka yang berada pada area rural. Tesis ini bertujuan untuk membangun model perhitungan untuk HES dengan panel surya sebagai sumber energi utama pada site-site telekomunikasi di rural area agar mencapai cost effective operation, meningkatkan reliability dan efisiensi, yang pada akhirnya dapat menurunkan harga listrik/kWh (COE). Melihat kondisi industri saat ini, efisiensi menjadi hal yang sangat penting bagi bagi operator telekomunikasi di Indonesia. Pada penelitian tesis ini, terbukti bahwa HES dapat memberikan efisiensi pengeluaran operasional sehingga berpengaruh pada penurunan harga listrik/kWh sampai 67%.
ABSTRACT
The vast area, various geographical conditions and the uneven infrastructure development in Indonesia are several reasons why the operational cost of telecommunications sites are very high, especially the cost of electricity. Solar cell hybrid energy system (HES) technology is one of the alternative energy resources that can be used by operators to reduce their cost of electricity (COE) for sites in rural areas. This thesis aims to establish the most effective HES calculation model for rural sites to achieve operational costs efficiency, improve reliability and efficiency and reduce COE. In telecommunication industry nowadays, efficiency has become important factor for operators. The result show that HES can improve the efficiency of operation expenditure in which COE can be reduced up to 67%.
2016
T45667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Iqbal Ramli
Abstrak :
Sebagai pasar yang berkembang pesat, PV memiliki potensi untuk memberikan nilai tambah dalam rantai pasokan jika dimanfaatkan sepenuhnya. Penelitian ini membahas tentang smiling curves untuk mengukur dan menunjukkan potensi untuk menghasilkan nilai tambah bervariasi secara signifikan di seluruh rantai nilai Solar PV. Menggunakan analisis Tabel Input-Output dari OECD, ditunjukkan bahwa ketika investasi dalam PLTS sebesar 4,68 GWp sesuai rencana bisnis PLN dalam RUPTL 2021-2030, pada skenario Business as Usual sektor hulu memberikan nilai tambah yang sangat kecil. Hal ini menunjukkan ketergantungan sektor manufaktur Modul PV pada input impor. Penelitian ini juga melihat kondisi nilai tambah yang dihasilkan apabila keseluruhan fasilitas produksi PV Modul dibuat di Indonesia, didapatkan selisih sebesar 231.29 Juta USD. Untuk masing-masing skenario, didapatkan nilai tambah pada tahap pra-produksi dalam hal ini riset dan pengembangan, hampir sama sekali tidak memberikan nilai tambah yang signifikan. Terakhir penelitian ini juga menghitung berapa banyak jumlah tenaga kerja yang diserap dari kedua skenario tersebut, berapa banyak energi yang di produksi dan emisi CO2 yang direduksi, serta rekomendasi dan strategi dalam rangka meningkatkan nilai tambah di sepanjang rantai pasok Industri Panel Surya. ......As a rapidly growing market, PV has the potential to add value to the supply chain if fully utilized. This study examines smiling curves to measure and demonstrate the potential for generating value-added significantly across the Solar PV value chain. Using the Input-Output Table analysis from the OECD, it is shown that when the investment in PLTS is 4.68 GWp according to the PLN business plan in the RUPTL 2021-2030, in the Business as Usual scenario the upstream sector provides very little value-added. This shows the dependence of the PV Module manufacturing sector on imported inputs. We also see the value-added results if the entire PV Module production facility is made in Indonesia, which gets a difference of 231.29 million USD. For each scenario, an increase in value-added at the pre-production stage, in this case research and development, was found to provide almost no significant value-added. Finally, this study also calculates how much labour is absorbed from the two scenarios, how much energy is produced and CO2e emissions reduced, as well as recommendations and strategies in order to increase value-added along the supply chain of the Solar Panel Industry.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Shabila Dinniyah
Abstrak :
Saat ini, banyak aplikasi teknologi berbasis sumber energi alam dan ramah lingkungan. Bagaimanapun, kekurangan yang sering ditemukan pada sumber energi alam adalah intensitasnya yang tidak menentu. Hal ini juga berlaku pada tenaga matahari pada panel surya, dimana intensitas cahaya yang masuk tidak selalu sama di setiap waktu. Intensitas cahaya dapat dipengaruhi berbagai faktor seperti cuaca yang mendung. Perubahan intensitas cahaya ini berujung pada perubahan besar tegangan yang dihasilkan panel surya. Dengan buck-boost converter, nilai tegangan keluaran dapat diatur menjadi lebih besar atau lebih kecil, menjadi nilai tegangan yang diinginkan. Nilai tegangan yang dihasilkan diatur oleh pemrograman mikrokontroler, yang mengatur lebar pulsa pada PWM. Laporan skripsi ini membahas perancangan buck-boost converter untuk panel surya, dengan mengambil studi kasus di Gedung Pusat Inovasi LIPI di Cibinong, Bogor. Regulasi tegangan keluaran yang dihasilkan merupakan faktor utama dari analisa keberhasilan perancangan buck-boost converter, dengan persentase efisiensi berkisar dari 90 hingga 99%. ...... Currently, there are plenty of technological applications that utilizes a natural, environmental-friendly source of energy. However, a disadvantage often found in natural energy sources is that the intensity produced is uncertain. This occurance is also found in solar panels, wherein the light intensity that enters is not always equal. Light intensity may be affected by various factors such as ones on gloomy or sunny weathers. This irregularity on light intensity leads to deviation of voltage output produced by the solar panel. With the use of buck-boost converters, the amount of output voltage may be set to higher or lower than the input voltage, enabling us to maintain the desired output voltage. The amount of output voltage produced is controlled by a microcontroller program which regulates pulse widths produced by PWM signals. This final project report discusses about the designing of a buck-boost converter for solar panels, with a case study in Gedung Pusat Inovasi LIPI, Cibinong, Bogor. The regulation of output voltage is the main aim in analizing the success of the design created, with an efficiency of 90 to 99%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63924
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Hernanda
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia sebagai negara yang terletak di garis khatulistiwa, memiliki potensi energi matahari sebesar 4,8 kWh/m2/hari, sudah saatnya energi terbarukan berbasis panel surya terus dikembangakan. Pengembangan potensi panel surya di Jawa Bali di rencanakan PLN sebesar 800 MW bedasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik RUPTL tahun 2018-2027. PLTS-PV Rooftop 2 kWp yang dirancang pada sektor rumah tangga Jawa Bali dibuat berdasarkan pendapatan perkapita, jumlah pelanggan, jumlah penjualan tenaga listrik, dan jumlah penduduk. Energi yang dihasilkan PLTS dapat menghemat pemakain bahan bakar batu bara pada tahun 2019 sebesar 1,07 triliyun rupiah dan hingga tahun 2027 dapat menghemat sekitar 11,08 triliyun rupiah. Skema Net Metering dengan adanya insentif 30 dapat diterapkan untuk pembangunan PLTS-PV Rooftop 2 kWp. Dengan pemasagan pada sektor rumah tangga di Jawa Bali dapat menghemat pembayaran listrik rumah tangga sebesar 37,9-41 .
ABSTRACT
Indonesia as a country located on the equator, has 4.8 kWh m2 day the potential of solar energy, it is time for expanded renewable energy based solar panels. The potential development of solar panels in Java Bali is planned to 800 MW based on Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik RUPTL year 2018 2027. PLTS PV rooftop 2 kWp designed on the Java Bali household sector is based on per capita income, number of customers, total electricity power sales, and number of population. The energy produced by PLTS can save the use of coal fuel in 2019 of 1.07 trillion rupiah and until 2027 can save about 11.08 trillion rupiah. The Net Metering scheme with a 30 incentive can be applied to PLTS PV Rooftop 2 kWp development. With installation in the household sector in Java Bali can save household electricity payment by 37.9 41 .
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhel Pramono Gartam
Abstrak :

Tarif listrik dinamis adalah sistem tarif listrik yang berubah-ubah sesuai dengan kondisi beban pada waktu tersebut. Pada umumnya, tarif listrik akan menjadi lebih mahal pada saat waktu beban puncak dan lebih murah saat beban minimal. Sebagai konsumen, penerapan tarif listrik dinamis mengakibatkan kenaikan besar tagihan yang harus dibayarkan. Sistem dengan pembangkit sumber energi terbarukan merupakan salah satu metode untuk menjawab permasalahan ini. Dengan menggunakan komponen pembangkit seperti panel surya, konsumen dapat menggunakan energi yang dihasilkan pada saat siang hari atau bahkan disimpan untuk selanjutnya digunakan saat selang waktu beban puncak.  Pada penelitian ini akan diuji bagaimana pengaruh dari penggunaan panel surya terhadap perubahan level tarif dinamis. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan menggunakan komponen panel surya dan baterai, untuk penurunan harga impor sebesar IDR 100/kWh menghasilkan peningkatan keuntungan sampai IDR 5.000.000 dalam 25 tahun (project lifetime). Kenaikan harga ekspor sebesar IDR 100/kWh menghasilkan peningkatan keuntungan sebesar IDR 30.000.000 dalam 25 tahun.

 

 


Dynamic pricing of electricity is an electricity tariff system that changed according to load demand on that particular time. In general, price of electricity will be more expensive at night when the load demand at its highest and cheaper when the demand is at its minimum. From a consumer standpoint, dynamic pricing results in a large increase to their electricity bills. A system with renewable electricity generator is one of the method to answer this problem. By using generation component such as a solar panel, the consumer can use the generated energy during the daytime or storing it in a storage component like a battery to use it in peak-time when the tariff is much higher. Even more so, the excess energy from solar panel can be sold to the grid to reduce the spending on electricity bills. This experiment will discuss how big is the effect of the aforementioned system in the dynamic pricing scheme by using HOMER simulation. By using photovoltaic panels and batteries in the system, every IDR 100/kWh of export price reduction resulting in increasing of profit by IDR 5.000.000/kWh for a project lifetime of 25 years. In other case, every IDR 100/kWh of import price addition increase the profit by IDR 30.000.000/kWh for a project lifetime.

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taqi Hammam Ariza
Abstrak :
Seiring dengan bertambahnya umur bumi, kondisi iklim semakin memburuk yang disebabkan oleh kondisi alamiah dan tindakan manusia. Untuk menghadapi permasalahan ini, Universitas Indonesia sebagai salah satu perguruan tinggi tertua di Indonesia memilih untuk mengambil peran aktif dengan menciptakan solusi konkret berupa pengembangan bus listrik. Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi menggunakan Simulink untuk memodelkan bus listrik serta bus listrik yang dilengkapi dengan panel surya untuk dapat melihat bagaimana peranan pemasangan panel surya pada bus listrik. Dengan menerapkan panel surya sebanyak 5 buah dengan daya maksimum 580 Wp dan dihubungkan dengan baterai HV membuat pengaruh konsumsi energi lebih boros hingga sebesar 0,99%, atau setara dengan 3,15 KWH dibandingkan dengan bus listrik yang tidak dipasang panel surya. Sedangkan ketika panel surya dihubungkan dengan baterai LV maka dapat membantu pengisian baterai hingga 28,78% dari kapasitas baterai atau setara dengan 1,94 kWh. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga dalam mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan pada kendaraan umum, khususnya bus listrik, untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan efisiensi energi. ......As the Earth ages, climate conditions worsen due to natural phenomena and human actions. To address this issue, Universitas Indonesia, one of the oldest universities in Indonesia, has taken an active role in developing concrete solutions, such as the development of electric buses. This research focuses on analyzing the use of photovoltaic modules to enhance the driving range of Universitas Indonesia's electric buses. Simulations were conducted using Simulink to model the electric buses, both with and without the integration of photovoltaic modules. By implementing five solar panels with a maximum power of 580 Wp, the electric bus's energy consumption was found to be 0.99% higher, equivalent to 3.15 KWH, compared to the bus without solar panels. When a solar panel is connected to an LV battery, it can help charge the battery up to 28.78% of its capacity or approximately 1.94 kWh. This study aims to provide valuable insights into optimizing the use of renewable energy in public transportation, specifically electric buses, to mitigate negative environmental impacts and enhance energy efficiency.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Rudi Cahyono
Abstrak :
Salah satu Sumber energi alternatif yang dapat dimanfaatkan di Indonesia adalah energi surya, energi ini didapat dari intensitas radiasi matahari yang masuk sampai ke bumi kemudian diubah menjadi energi listrik dengan teknologi panel surya. Performa panel surya sangat dipengaruhi oleh temperatur permukaan panel surya karena material semikondukter yang terdapat didalam panel sensitif terhadap perubahan temperatur. Dengan melihat pentingnya proses pendinginan pada panel surya, penelitian ini mengkombinasikan penggunaan kotak dan sirip pendingin dengan mempertimbangkan sirip dengan luasan sangat terbatas. Percobaan yang dilakukan untuk mengamati konveksi alami dan paksa dengan atau tanpa sirip dalam kotak pendingin. Hasil yang didapatkan bahwa pada kasus pendinginan konveksi alami panel surya menggunakan kotak dan sirip pendingin dapat menurunkan temperatur panel surya sebesar 3,52%, sedangkan pada kasus konveksi paksa menggunakan kotak pendingin dan sirip dapat menurunkan temperatur panel surya sebesar 3,78%. Efektivitas sirip pada kasus pendinginan konveksi alami panel surya sebesar 24,63%, Sedangkan pada kasus pendinginan konveksi paksa panel surya sebesar 16,63%. Penambahan sirip pada panel surya berpendingin konveksi alami menyebabkan luasan area perpindahan panas bertmabah sehingga meningkatkan laju perpindahan panas antara panel surya dengan udara.
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2021
620 JIA XIII:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>