Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dadan Nugraha
Abstrak :
Indonesia memiliki potensi CPO yang sangat besar. Salah satu solusi menghadapi krisis BBM serta permasalahan kualitas udara akibat emisi adalah pemanfaatan CPO sebagai bahan baku biodiesel. Telah dilakukan analisis life cycle biodiesel berbahan baku CPO di Indonesia tahun 2010 dengan model di kota Medan, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Analisis life cycle dibatasi pada proses transportasi CPO, produksi biodiesel, transportasi biodiesel, dan transportasi campuran biodiesel (B- 5); sehingga diperoleh data efisiensi energi life cycle dan rasio energi fosil (REF). Untuk menghitung nilai REF dibuat tiga model: (1) transportasi CPO, produksi biodiesel, transportasi biodisel dan transportasi B-5 menggunakan bahan bakar 100% solar (B-0); (2) transportasi CPO, produksi biodiesel, transportasi biodisel dan transportasi B-5 menggunakan bahan bakar campuran 95% solar dan 5% biodiesel (B-5); dan (3) transportasi CPO, transportasi biodisel dan transportasi B-5 menggunakan bahan bakar B-5, sedangkan produksi biodiesel menggunakan 100% biodiesel (B-100). Hasil simulasi menunjukkan bahwa efisiensi energi life cycle paling tinggi diperoleh di Bandung (33%), diikuti oleh Jakarta (32%), Medan (26%), dan Surabaya (21%). Secara keseluruhan (nasional) energi efisiensi life cycle adalah 27%. Dari ketiga model yang digunakan pada umumnya nilai REF < 1. Hal ini menunjukkan bahwa biodiesel adalah bahan bakar non renewable . Nilai REF>1 yang berarti biodiesel renewable ditunjukkan pada model 3 di wilayah Jakarta dan Bandung, masing masing 1,19 dan 1,89.
Indonesia has very big potential of Palm Oil (CPO). Use the palm oil biodiesel as fuel is a solution for fosil fuel crisis and air pollution because of emission problem.Life cycle analysis (LCA) of palm oil biodiesel in Indonesia at 2010 was studiedn with models of Medan, Jakarta, Bandung, and Surabaya s case. Scope of LCA studies are CPO transportation, biodiesel production, biodiesel transportation, and biodiesel mix (B-5); to get the energy efficiency life cycle models and fosil energy ratio (FER). There are three models to count FER value: (1) CPO transportation, biodiesel production, biodiesel transportation and B-5 transportation process used 100% fosil fuel (B-0); (2) CPO transportation, biodiesel production, biodiesel transportation and B-5 transportation process used mixed fuel of 95% fosil diesel oil and 5% biodiesel (B-5); and (3) CPO transportation biodiesel transportation and B- 5 transportation process used B-5, biodiesel production process used 100% biodiesel fuel (B-100). Result of simulation showed the highest energy efficiency life cycle was in Bandung (33%), followed by Jakarta (32%), Medan (26%), and Surabaya (21%). From the three models, usually FER value <1 or palm oil biodiesel is non renewable fuel. FER value >1 mean palm oil biodiesel is renewable fuel showed by third model for Jakarta and Bandung, each 1,19 and 1,89.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T23270
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sulystari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S29693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiry Heniarita
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Badan Pusat Statistik,
310 SKSI
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Tree coconut is all purpose start from bar,root,leaf,flower up to the fruit of can be exploited [by] for the sake of human life. West Sumatera specially Sub Province and Town Pariah is one of [the] coconut crop sentra [in] Sumatra...
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Halim
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menginvestigasi hubungan kausalitas Granger antara harga minyak kelapa sawit, harga saham perusahaan minyak kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia, dan pasar saham Indonesia dan Malaysia pada periode Desember 2011 hingga Desember 2015. Penelitian ini menggunakan analisis Granger Causality yang menguji apakah nilai masa lalu dari suatu variabel dapat ikut menjelaskan nilai masa kini dari variabel lain. Hasil dari pengujian ini adalah adanya hubungan kausal dari harga minyak kelapa sawit terhadap harga saham perusahaan minyak kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia, namun tidak sebaliknya. Kemudian, tidak ada hubungan kausal antara harga minyak kelapa sawit dan pasar saham Indonesia dan Malaysia.
ABSTRACT
This research investigates Granger causality relationships between crude palm oil price, stock prices of Indonesian and Malaysian palm oil companies, and Indonesian and Malaysian stock markets between December 2011 to December 2015. This research uses Granger Causality analysis which tests whether past values of a variable could help explain the current values of another variable. The result is there is a causal relationship from crude palm oil price to stock prices of Indonesian and Malaysian crude palm oil companies, but there are no causal relationships in the other direction. Furthermore, there are no causal relationships between crude palm oil price and stock markets indices in Indonesia and Malaysia.
2017
S66276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisti Pridananti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari harga CPO terhadap alih fungsi pada hutan produksi konversi (HPK) menjadi perkebunan sawit di Indonesia, dengan adanya proses pelepasan kawasan hutan untuk perkebunan sawit. Dengan menggunakan data pelepasan kawasan hutan untuk perkebunan sawit di tingkat provinsi tahun 1995 sampai tahun 2017, pelepasan kawasan hutan diestimasi menggunakan model tobit dengan left-censored (0), serta variabel ekonomi yang mempengaruhi permintaan lahan untuk sawit yaitu harga CPO, tingkat suku bunga, nilai tukar, serta besarnya share industri pengolahan dalam Produk Domestik Bruto (PDB), dan GDP dunia. Hasil empiris menujukkan bahwa tingkat harga pada lag tertentu secara signifikan mempengaruhi peningkatan pelepasan kawasan hutan untuk perkebunan sawit sebesar 23,55% dan 23,48%. Penelitian ini menemukan bahwa harga CPO berperan besar dalam pelepasan kawasan hutan untuk perkebunan sawit di Indonesia di masing-masing wilayah.
This study aims to look at the effect of CPO prices on the conversion in conversion production forests (HPK) to oil palm plantations in Indonesia, with the process of releasing forest areas for oil palm plantations. Using data on the release of forest areas for oil palm plantations at the provincial level from 1995 to 2017, the release of forest areas was estimated using the Tobit model with left-censored (0), as well as economic variables that affect land demand for oil palm, namely CPO prices, interest rates, values exchange rates, as well as the size of the share of the manufacturing industry in the Gross Domestic Product (GDP), and world GDP. Empirical results show that the price level at a certain lag significantly influences the increase in the release of forest areas for oil palm plantations by 23.55% and 23.48%.This study found that the price of CPO played a major role in the release of forest areas for oil palm plantations in Indonesia in each region.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T52795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor mendorong meningkatnya kehutuhan masyarakat dan dunia terhadap bahan bakar khususnya bensin (gasoline). Gasofine dihasilkan dari minyak bumi, sehingga peningkatan kebutuhan gasoline akan mengakibatkan pula peningkatan kebutuhan minyak bumi yang cadangannya semakin menipis. Karena itu, dibutuhkan sumber altematif untuk menghasilkan gasoline. Salah satu sumber altematif itu adalah minyak kelapa sawit yang merupakan senyawa hidrokarbon dan Indonesia mempakan negara kedua penghasil minyak kelapa sawit terbesardi dunia.

Pada penelitian ini biogasoline disintesis dengan cam perengkahan (cracking) metil ester hasil transesterifikasi minyak kelapa sawit. Perengkahan dilakukan dengan menggunakan insiator metil etil keton peroksida (MEKP) dan katalis asam sulfat (H2SO4)_ Kondisi operasi berada pada tekanan atmosfer serta dilakukan variasi suhu dan variasi komposisi katalis dengan metil ester.

Untuk mengetahui terjadinya perenglcahan dilakukan analisis berat molekul sebagai fungsi densitas dan titik didih, viskositas yang dianalisis menggunakan viskometer Ostwald, bilangan olctana dengan metode ASTM D-976 termodifikasi dan analisa perubahan struktur molelcul dengan menggunakau metode FTIR.

Kondisi operasi terbaik untuk perengkahan metil ester pada penelilian ini berada pada komposisi katalis-metil ester 1:50 dan suhu reaksi 150°C_ Reaksi perengkahan tersebut dapat menwunkan berat molekul metil ester dari 284.3 gr/mol menjadi 219.69 gr/mol. Hasil perengkahan ini juga memiliki bilangan oktana tertinggi, yaitu sebesar 89.28. Sedangkan analisis PTIR menunjukkan adanya perubahan struktur metil ester menjadi senyawa dengan rantai molekul yang lebih pendek serta cabang yang lebih banyak. lnisiator MEKP menyebabkan semua ikatan rankap terputus karena inisiator bereaksi dengan metil ester membentuk radikal bebas yang lebih mudah bereaksi dengan katalis sehingga reaksi perengkahan berlangsung lebih hebat.

Dari segi berat molekul dan bilangan oktana, biogasoline ini sudah mendekati bensin premium, namun dari segi viskositas dan densitas, senyawa ini masih lebih besar daripada bensin.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shilvia Agita Putri
Abstrak :
Mikroemulsi adalah suatu sistem yang terdiri dari campuran minyak, air, surfaktan, dan / atau kosurfkatkan. Sistem ini bersifat jernih dan stabil secara termodinamik. Mikroemulsi menjadi salah satu pilihan sebagai alternatif dalam memformulasikan obat yang kelarutannya buruk. Minyak nabati seperti minyak kelapa sawit dan virgin coconut oil (VCO) dapat digunakan sebagai pembawa pada mikroemulsi, karena minyak tersebut memiliki keunggulan diantaranya adalah dapat didaur ulang, tidak mudah terbakar, ramah lingkungan, bersifat tidak toksik, serta mudah didapatkan. Berdasarkan literatur yang sudah ada, komposisi surfaktan, cara pembuatan, dan jenis minyak mempengaruhi sifat fisikokimia dari mikroemulsi. VCO menghasilkan ukuran partikel mikroemulsi yang lebih kecil dibandingan dengan minyak kelapa sawit. Namun, pada stabilitas kimia dari mikroemulsi, minyak kelapa sawit lebih unggul dibandingkan dengan VCO. Hasil yang optimum mungkin didapatkan dengan menambahkan konsentrasi surfaktan pada mikroemulsi minyak kelapa sawit dan antioksidan pada mikroemulsi VCO.
......Microemulsion is a system that consisting of a mixture of oil, water, surfactants, and / or cosurfactants. This system is clear and thermodinamically stable. A microemulsion is an option as an alternative for the formulation of drugs with poor solubility. Vegetable oils such as palm oil and virgin coconut oil (VCO) can be used as carriers for microemulsions, because these oils have advantages such as being recyclable, non-flammable, environmentally friendly, non-toxic, and easy to get. Based on the existing literature, the composition of the surfactant, the process of making the microemulsion, and the type of oil gave some differences in the physicochemical properties of the microemulsion. VCO produced smaller microemulsion particle sizes compared to palm oil. However, in the chemical stability of microemulsions, palm oil gave better result compared to VCO. The optimum result might be reached by increasing surfactant concentration on palm oil microemulsion and antioxidant on VCO microemulsion.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>